Penanganan Covid-19 Jadi Tema Besar Hari Bhayangkara ke-75
Percepatan penanganan Covid-19 se-Indonesia menjadi tema besar dalam Hari Bhayangkara Kepolisian RI ke-75. Untuk membantu percepatan tersebut, Presiden Joko Widodo mempercayakannya kepada Polri.
MATARAM.lombokjournal.com ~ “Saya tahu betul selain menjalankan tugas utamanya, Polri telah bersinergi dengan baik dengan seluruh stakeholder. Saya meminta Polri terus aktif membantu pemerintah dalam penanganan pandemi”, ucap Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, saat memberi sambutan pada Perayaan Hari Bhayangkara ke-75 yang gelar secara virtual, Kamis (01/07).
Meski demikian, Presiden Jokowi mengingatkan agar Polri tidak lengah menjalankan tugas kamtibmas, perlindungan dan pelayanan. Polri juga diminta berpacu meningkatkan kemampuan agar dapat mengantisipasi ancaman kejahatan di era teknologi.
“Peningkatan SDM Polri harus serius agar kewenangan sesuai undang-undang dapat tegas tapi juga mengayomi dan melindungi”, ujar Presiden Jokowi.
Di Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB), Perayaan Hari Bhayangkara ke-75 secara virtual diikuti oleh Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, tokoh agama dan masyarakat.
Sebagai rangkaian perayaan Hari Bhayangkara ke-75 yang bertema “Transformasi Polri yang Presisi Mendukung Percepatan Penanganan Covid-19 untuk Masyarakat Sehat dan Pemulihan Ekonomi Nasional”, ini, Polda NTB menggelar vaksinasi di 299 titik dengan target sasaran 20.770 orang, yang digelar di 173 Puskesmas dan 43 rumah sakit.
Data Covid 19 Harus Sinkron dan Satu Pintu Untuk Publikasi
Bidang humas dan pemberitaan perlu duduk bersama untuk menyamakan alur data Covid 19, sebelum dipublikasikan kepada publik.
MATARAM.lombokjournal.com ~ Data ini berperan penting untuk memberikan pencerahan dan membangun kepercayaan masyarakat kepada daerah, sehingga kabar baik dari data dapat memberikan imun dan semangat membangun NTB Gemilang.
Najamuddin Amy
Hal inilah yang disampaikan Kepala Dinas Kominfotik Nusa Tenggara Barat (NTB), Najamuddin Amy, saat memimpin rapat koordinasi (rakor) untuk menyatukan persepsi tentang publikasi data Covid-19, di ruang rapat kantor Diskominfotik, Jum’at (25/6).
“Hal ini penting, agar masyarakat mendapatkan informasi sederhana, update dan bagus,” tegas Najamuddin Amy.
Senada dengan hal itu, Kepala Bidang Humas Polda NTB, Artanto mengatakan bahwa sinkronisasi data menjadi satu pintu sangat penting sebagai media publikasi, apalagi NTB merupakan daerah wisata dan akan menjadi tuan rumah event bergengsi dunia pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022.
“Jangan sampai image daerah jadi jelek akibat data covid yang terus bertambah dan kita termasuk zona merah,” ungkapnya.
Padahal sesuai data, angka kesembuhan juga cukup tinggi, sehingga dengan data ini dapat membuat NTB berada di zona orange atau hijau.
Sementara itu, Kepala Seksi Survellan Bidang Pengendalian dan Penyegahan Penyakit Dinas Kesehatan NTB, I Made Utama, mengakui bahwa data Covid yang dilaporkan pihaknya selama ini berbasis data Kabupaten/Kota.
“Kami terus berbenah, untuk memperbaiki dan mensikronkan data Covid agar mudah dipahami publik,” tuturnya.
EI
Shalat Idul Adha dan Pelaksanaan Qurban, Ini Edaran Menag
Di tengah pandemi Covid-19, perlu penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan Shalat Idul Adha dan pelaksanaan qurban 1442 H
JAKARTA.lombokjournal.com ~ Dalam penyelenggaraan Salat Idul Adha 1442 H/2021 M dan pelaksanaan qurban di masa pandemi Covid-19, Kementerian Agama menerbitkan Surat Edaran (SE), Rabu (23/06/21).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, SE. 15 Tahun 2021 tentang penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan Shalat Idul Adha 1442 H/2021 M dan pelaksanaan qurban di masa pandemi Covid-19, untuk memberi rasa aman umat Islam.
“Untuk memberi rasaa aman kepada umat Islam di tengah pandemi Covid-19 yang belum terkendali dan munculnya varian baru, perlu dilakukan penerapan protokol kesehatan secara ketat dalam penyelenggaraan Salat Idul Adha dan pelaksanaan qurban 1442 H,” terang Menag Yaqut Cholil Qoumas seperti dikutip dalam laman Kemenag.go.id, Rabu (23/6).
Menurut Menag, edaran ini dimaksudkan sebagai panduan dalam upaya pencegahan, pengendalian, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 pada semua zona risiko penyebaran Covid- 19.
Edaran ini ditujukan kepada jajaran Ditjen Bimas Islam, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kankemenag Kab/Kota, Kepala KUA Kecamatan, pimpinan Ormas Islam, pengurus masjid dan musala, panitia peringatan hari besar Islam, serta masyarakat muslim di seluruh Indonesia.
Dikatakan Menag, pejabat Kementerian Agama di tingkat pusat melakukan pemantauan pelaksanaan Surat Edaran ini secara hierarkis melalui instansi vertikal yang ada di bawahnya.
Berikut ketentuan edaran SE. 15 tahun 2021 tentang Penerapan Protokol Kesehatan dalam Penyelenggaraan Shalat Hari Raya Idul Adha dan Pelaksanaan Qurban Tahun 1442 H/2021 M:
1. Malam Takbiran menyambut Hari Raya Iduladha pada prinsipnya dapat dilaksanakan di semua masjid/mushala, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Dilaksanakan secara terbatas, paling banyak 10% dari kapasitas masjid/musala, dengan memperhatikan standar protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Kegiatan Takbir Keliling dilarang untuk mengantisipasi keramaian atau kerumunan.
Kegiatan Takbiran dapat disiarkan secara virtual dari masjid/ musala sesuai ketersediaan perangkat telekomunikasi di masjid/musala.
2. Salat Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1442 H/2021 M di lapangan terbuka atau di masjid/musala pada daerah Zona Merah dan Oranye ditiadakan;
3. Salat Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1442 H/2021 M dapat diadakan di lapangan terbuka atau di masjid/musala hanya di daerah yang dinyatakan aman dari Covid-19 atau di luar zona merah dan oranye, berdasarkan penetapan pemerintah daerah dan
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat;
4. Dalam hal Salat Hari Raya Idul Adha dilaksanakan di lapangan terbuka atau di masjid, sebagaimana dimaksud pada angka 3, wajib menerapkan standar protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, dengan ketentuan sebagai berikut:
Salat Hari Raya Idul Adha dilaksanakan sesuai dengan rukun
salat dan penyampaian Khutbah Idul Adha secara singkat, paling lama 15 menit.
Jemaah Salat Hari Raya Idul Adha yang hadir paling banyak 50% dari kapasitas tempat agar memungkinkan untuk menjaga jarak antarshaf dan antarjemaah;
Panitia Salat Hari Raya Idul Adha diwajibkan menggunakan alat
pengecek suhu tubuh dalam rangka memastikan kondisi sehat jemaah yang hadir;
Bagi lanjut usia atau orang dalam kondisi kurang sehat, baru
sembuh dari sakit atau dari perjalanan, dilarang mengikuti Salat Hari Raya Idul Adha di lapangan terbuka atau masjid/musala;
Seluruh jemaah agar tetap memakai masker dan menjaga jarak selama pelaksanaan Salat Hari Raya IduI Adha sampai selesai;
Setiap jemaah membawa perlengkapan salat masing-masing, seperti sajadah, mukena, dan lain-lain.
Khatib diharuskan menggunakan masker dan faceshield pada saat menyampaikan khutbah Salat Hari Raya Idul Adha;
Seusai pelaksanaan Salat Hari Raya Idul Adha, jemaah kembali ke rumah masing-masing dengan tertib dan menghindari berjabat tangan dengan bersentuhan secara fisik.
5. Pelaksanaan qurban agar memerhatikan ketentuan sebagai berikut:
Penyembelihan hewan qurban berlangsung dalam waktu tiga hari,
tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah untuk menghindari kerumunan warga di lokasi pelaksanaan qurban.
Pemotongan hewan qurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan Ruminasia (RPH-R). Dalam hal keterbatasan jumlah dan kapasitas RPH-R pemotongan
hewan qurban dapat dilakukan di luar RPH-R dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kegiatan penyembelihan, pengulitan, pencacahan daging, dan pendistribusian daging qurban kepada warga masyarakat yang berhak menerima, wajib memerhatikan penerapan protokol kesehatan secara ketat, seperti penggunaan alat tidak boleh secara bergantian.
Kegiatan pemotongan hewan qurban hanya boleh dilakukan oleh panitia pemotongan hewan qurban dan disaksikan oleh orang yang berkurban.
Pendistribusian daging qurban dilakukan langsung oleh panitia kepada warga di ternpat tinggal masing-masing dengan meminimalkan kontak fisik satu sama lain.
6. Panitia Hari Besar Islam/Panitia Salat Hari Raya Idul Adha sebelum menggelar Salat Hari Raya Iduladha di lapangan terbuka atau masjid/musala wajib berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan unsur keamanan setempat untuk mengetahui informasi status zonasi dan menyiapkan tenaga pengawas agar standar protokol kesehatan Covid-19 dijalankan dengan baik, aman, dan terkendali;
7. Dalam hal terjadi perkembangan ekstrim Covid-19, seperti terdapat peningkatan yang signifikan angka positif Covid-19, adanya mutasi varian baru Covid-19 di suatu daerah, pelaksanaan Surat Edaran ini disesuaikan dengan kondisi setempat. Rr/Kemenag.go.id
Polda NTB Antisipasi Transmisi Covid-19 dengan Metode TFG
MATARAM.lombokjournal.com~ Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Sitti Rohmi Djalilah, mengapresiasi langkah dan gagasan Polda NTB untuk melakukan penanganan penyebaran Covid-19 yang tersistem dengan Metode TFG (Tactical Floor Game).
Hj. Sitti Rohmi Djalilah
“Apalagi adanya informasi bermunculan pandemi Covid-19 yang bermutasi dengan varian yang baru, harus menjadi atensi bersama,” kata Wagub saat rapat kesiapan antisipasi Eskalasi Outbreak dan potensi transmisi Covid-19, kunjungan skala Nasional dan International di NTB, Kamis (10/6/2021) di Lapangan Bhara Daksa Polda NTB.
Untuk itu, langkah dan strategis yang dilakukan Polda NTB dengan TFG, harus dibangun dengan sebuah sistem yang terstruktur rapi. Agar bila terjadi melonjaknya Covid-19 secara tidak terkendali, dapat teratasi secara sistematis dan terstruktur.
“Kami kira ini langkah yang bagus, dalam upaya tindakan promotif dan preventif sangat dibutuhkan dalam pengendalian Covid,” ungkap Sitti Rohmi.
Sementara itu, Kepala Polda NTB, Irjen. Pol. M. Iqbal, mengatakan bahwa Polda menginisiasi dilaksanakannya TFG (Tactical Floor Game) merupakan langkah untuk melaksanakan kegiatan antisipasi Outbreak penularan Covid-19.
Upaya proaktif dan prefentif harus dilaksanakan untuk menghadapi jika terjadi lonjakan penderita Covid-19, dengan menghadirkan steakholder untuk duduk bersama, dengan tujuan memastikan kesiapan tugas masing-masing.
Sehingga jika terjadi hal terburuk, sistem sudah terbentuk dan semua stakeholder sudah tahu apa yang harus dilakukan.
“Sampai menejemen kuburan pun harus sudah siap,” ujar Kapolda.
Begitupun anggaran, tenaga kesehatan, fasilitas seperti tempat tidur, puskesmas dan bahkan hotel harus siap apabila dibutuhkan sebagai tempat isolasi.
Artinya, negara harus sedini mungkin mempersiapkan sistem untuk masyarakatnya.
diskominfotikntb
Mi6: Masker Medis Masih Mahal, Pemerintah Perlu Tetapkan HET
Mi6 menilai harga masker medis untuk mencegah penyebaran Covid 19 masih cukup mahal. Rata-rata harga ecerannya 2 ribu per biji. Padahal Masker Medis tsb sangat dibutuhkan guna mencegah penularan covid 19.
“Untuk itu Pemda NTB perlu membuat regulasi yang mengatur Harga Eceran Tertinggi (HET) masker medis agar tidak mahal dan terjangkau oleh masyarakat, khususnya warga miskin,” kata Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, Rabu (9/6/2021)
Pria yg akrab disapa Didu, ini, mengatakan berdasarkan pantauan Mi6 di beberapa apotik, mini market maupun toserba, harga satuan masker medis yg berisi 5 pcs rentang harganya antara 9,9 ribu s/d 12 ribu tergantung merk dan jenisnya.
“Padahal efektifitas pemakaian masker medis hanya bisa dipakai beberapa jam, setelah itu tidak efektif lagi sebagai filter pencegah covid 19,” ujar Didu.
Di tengah beratnya beban ekonomi masyarakat akibat pandemi covid 19 ini selayaknya Pemda segera bertindak mengatasi harga masker agar masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan dengan benar.
“Harga Masker yg murah dan terjangkau akan membuat masyarakat nyaman dan makin patuh mentaati protokol kesehatan ,” imbuhnya.
Selanjutnya Mi6 menghimbau di tengah upaya pemerintah mengatasi dampak pandemi covid 19, hendaknya pengusaha alat kesehatan memiliki sense of crisis dan empati terhadap permasalahan harga masker medis yang sangat dibutuhkan warga masyarakat untuk bodyprotector dari covid 19.
Perwakilan empat Organisasi Masyarakat (Ormas) menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Dusun Lenek, Baru Murmas dan Dusun Lonang di Dusun Lenek, Desa Bentek Kecamatan Gangga KLU, Jum’at (27/05/21).
Bantuan tersebut berupa beras 500 kg, baju 150 pcs, selimut biasa 30 pcs, selimut tebal 40 pcs, handuk 15, sepatu srkolah 70 pcs, sendal 150 pcs serta mie intan sebanyak 50 dos.
Bantuan ini berasal dari kolaborasi tiga organisasi yang konsen terhadap sosial dan lingkungan.
Organisasi yang dimaksud yaitu, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), S.Wijanarko, H Rudi Hidayat Dan Kawan kawan, Organisasi PO HUA KONG, Organisasi Pemerhati Alam dan Lingkungan (OPAL-KLU), dan UPT Syahbandar Pamenang KLU.
Penyerahan bantuan secara simbolis melalui YM.Bhante (Saccadhammo), selaku Ketua Vihara Buddhavangsa, yang akan didistribusikan oleh panitia setempat yang pada hari itu juga disalurkan kepada warga Dusun Lenek, Baru Murmas dan Dusun Lonang di Kalipuncak.
Ketua Organisasi Pemerhati Alam dan Lingkungan (OPAL), Jaharudin, menyampaikan bantuan kemanusiaan itu semata bentuk kepedulian kepada sesame.
“Dan tidak ada maksud yang lain,” kata Ang panggilan akrab Jaharudin.
Ia mengaku berkewajiban membantu sesama ummat, terlebih lagi di saat negara dalam pandemi Covid 19. Situasi pandemi mempengaruhi kondisi ekonomi bangsa, dan berimbas kepada kesulitan pendapatan masyarakat, kata Ang.
Nilai bantuan tidak seberapa, namun yang terpenting tercermin rasa kebersamaan dan sepenanggungan.
Diharapkan bantuan ini diutamakan penyalurannya kepada anak yang kurang mampu karena ditinggal orang tua, atau para lansia yang pasti terdampak dalam kesulitan ekonomi.
Ang juga mengajak semua pihak mengulurkan tangan, membantu para lansia semata-mata dengan niat beribadah.
“Sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau kita senang menolong orang lain, kita juga akan ditolong oleh Yang Kuasa,” kata Ang di tengah Pengurus YM.Bhante (Saccadhammo) Ketua Vihara Buddhavangsa beserta Ketua Karakasabha, Romo Arya dan Attadilani Dusun Lenek.
Ketua Vihara Budhawangsa, dalam penerimaan bantuan krmanusiaan menyampaikan ucapan terima kasih. Dalam kondisi masyarakat terhimpit ekonomi aKibat bencana Covid 19, masih ada kesempatan waktu serta memberikan bantuan untuk warga Lenek dan sekitarnya.
Paska Idul Fitri dan libur Lebaran, Wakil Gubernur DR Hj Sitti Rohmi Djalillah menegaskan, penanganan dan pengendalian pandemi Covid 19 di NTB berjalan dengan baik.
Sebelum Lebaran, angka pasien terpapar Covid 19 di 10 kabupaten/kota sebanyak 453 kasus dan setelah Lebaran naik menjadi 482 kasus, dalam kurun waktu 7 hari (14 – 21 Mei) .
“Kondisi di NTB saat ini masih aman terkendali. Dari data angka kasus duabelas hari sebelum dan sesudah Lebaran, naiknya hanya 6,4 persen”, ujar Ummi Rohmi dalam acara Indonesia Bicara di TVRI, Kamis (27/05).
Penanganan yang terkendali didasarkan pada persentase kesembuhan dan bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur di rumah sakit dalam batas normal.
Bahkan angka kesembuhan NTB masih di atas rata rata nasional dan ketersediaan tempat tidur di bawah 50 persen dari indikator normal.
Selain itu, capaian vaksinasi saat ini sudah menyasar 219.819 orang untuk vaksin dosis pertama atau 195,8 persen dan vaksinasi dosis ke-dua sudah sebesar 136,1 persen.
Hampir dipastikan target vaksinasi bagi tenaga kesehatan (nakes), aparat pelayanan publik, guru dan lansia tidak mengalami hambatan berarti.
“Vaksinasi dosis pertama sudah jauh melampaui seratus persen. Hanya PR nya untuk dosis kedua bagi lansia baru 50,7 persen”, jelas Sitti Rohmi.
Pemerintah provinsi juga terus merevitalisasi peran Posyandu Keluarga dari fungsi semula yang hanya melayani kesehatan ibu dan anak, menjadi sarana vaksinasi serta persoalan sosial lainnya, seperti; remaja dan buruh migran, edukasi dan literasi di berbagai sektor.
Selanjutnya, sebagai strategi penanganan, penggunaan alat rapid tes antigen, Entram, produksi NTB, telah didistribusikan penggunannya di kabupaten/kota. Selain lebih murah, Entram juga memiliki sensitifitas yang cukup baik untuk mendeteksi penyebaran virus dari pemeriksaan setiap orang.
Sementara itu, pakar pandemi dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan bahwa surveillance dan contact tracing bagi orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala seharusnya makin ditingkatkan. Sebab sejak September 2020, pemeriksaan PCR yang terbatas dan contact tracing yang menurun secara nasional dikhawatirkan menyebabkan ledakan kasus yang tak terduga dalam masyarakat.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar contact tracing di kabupaten/kota makin digencarkan, selain menerapkan protokol kesehatan terus menerus dan disiplin pada semua orang.
“Ini agar kita tahu penyebarannya sebab perbandingan OTG dan yang bergejala saat ini satu banding satu setengah. Ini harus diperbaiki sehingga deteksi kasus lebih cepat. Vaksinasi dan pembatasan mobilitas juga harus dipercepat serta dibuatkan kebijakan yang tepat dalam mencegah penyebaran virus”, ujar Miko.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) penanganan Covid 19 yang digelar secara virtual (video conference) pasca Idul Fitri, menyebut NTB masuk dalam lima besar zona merah daerah yang tertinggi angka kasusnya.
jm
Lomba Kampaye Sehat Sukses Tekan Lonjakan Covid 19 di Pilkada 2020
“Lomba Kampanye Sehat” yang diinisiasi oleh Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2020 yang lalu mendapatkan penghargaan dari Pemerintah provinsi NTB.
Penghargaan, ini, diberikan atas dasar penilaian bahwa kegiatan tersebut berhasil menekan angka penyebaran Covid 19 dan munculnya klaster baru pada pilkada. Lomba Kampanye Sehat mematahkan prediksi meningkatnya kasus Covid 19 paska pilkada dari berbagai pakar di Indonesia.
Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, menjelaskan bahwa tindakan pencegahan itu, lebih baik dari pada tindakan kuratif. Artinya jangan menunggu kejadian baru dilakukan tindakan pencegahan atau pengobatan.
“Sama dengan penanganan terhadap Covid-19, tindakan promotif dan preventif yang menjadi indikator dalam Lomba Kampaye Sehat, seperti; penerapan prokes, tim satgas dan indikator lain, harus ditegakan”, ujar Wagub saat membuka kegiatan Kampanye Sehat Award, Kamis (05/27) di Tribun Lapangan Bhara Dhaksa Polda NTB.
Selanjutnya, Wagub yang akrab disapa Ummi Rohmi, mengatakan bahwa lomba kampanye sehat ini merupakan satu-satunya inovasi dalam menekan angka peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.
“Bahkan Lomba Kampanye Sehat ini terbukti di akui Kapolri hingga Ketua KPU RI”, puji Ummi Rohmi.
Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal, S.Ik, MH, dalam sambutannya mengatakan bahwa Lomba Kampaye Sehat Pilkada 2020 mustahil dapat terlaksana secara maksimal jika tanpa dukungan dan sinergi dari pemerintah provinsi NTB, Danrem serta jajarannya, KPU, Bawaslu, Toko Agama, masyarakat dan unsur Forkopimda serta perangkat pasangan calon (paslon).
Lomba Kampanye Sehat berhasil mendorong para paslon menjadi kreatif, dengan menerapkan prosedur kesehatan (prokes) dalam strategi kampayenya, sesuai peraturan KPU (PKPU) dan maklumat Kapolri.
“Lomba Kampaye Sehat merupakan kegiatan satu-satunya di Indonesia, hanya ada di NTB. Sehingga jajarannya bekerja keras untuk mensukseskan lombanya, dengan tujuan utama menjaga masyarakat dari pandemi, dan keamanan”, ujar Mohammad Iqbal.
Sementara itu, Ketua KPU NTB, Suhardi Soud, melaporkan bahwa penyelenggaraan Pilkada tahun 2020, pada seluruh proses atau tahapannya 96 persen menerapkan prokes. Bahkan tercatat tingkat partisipasi pemilihnya cukup tinggi.
Berdasarkan keputusan dewan juri Lomba Kampanye Sehat, yang didaulat sebagai pemenang pertama adalah paslon walikota Mataram Hj. Putu Selly Andayani dan TGH. Abdul Manan.
Kemudian juara 2 diraih paslon tunggal Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Musyafirin dan Fud Saifuddin. Sedangkan juara 3, diraih paslon Walikota Mataram Baihaqi-Baiq Diyah Ratu Ganefi.
Angka pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, seperti update harian yang disampaikan dalam siaran pers Satuan Tugas Penanganan Covid-19 NTB hari Kamis tanggal 20 Mei 2021, bisa disebut masih tinggi.
Pada hari Kamis, di NTB ada tambahan 56 (lima puluh enam) kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19. Meski disebutkan ada psien sembuh 267 (duaratus enam puluh tujuh) tambahan sembuh baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini Kamis (20/05) sebanyak 13.065 (tiga belas ribu enam puluh lima) orang, dengan perincian 12.044 (dua belas ribu empat puluh empat) orang sudah sembuh, 600 (enam ratus) meninggal dunia, serta 421 (empat ratus dua puluh satu) orang masih positif.
Tak mengherankan kalau pembelajaran tatap muka mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi (umumnya) di NTB belum diijinkan. Memang ada Kabupaten yang sudah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (offline), misalnya Kabupaten Lombok Utara, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Siswa yang belajar pun di bawah 50 persen dari kapasitas kelasnya.
Melihat kondisi angka pasien positif Covid-19 yang belum melegakan itu, ada pertanyaan terkait partisipasi pelajar untuk bisa menghambat laju Covid-19 yang sepenuhnya belum bisa dikedalikan itu.
Apakah para pelajar hanya bisa rebahan di tempat tidurnya, saat menghadapi pandemi Covid 19 ? Walaupun tengah melakukan Belajar di Rumah atau BDR, sebenarnya pelajar juga bisa berperan aktif dalam mengurangi atau (setidaknya) menghambat laju penyebaran virus corona ini.
Tentu yang mereka lakukan khas anak muda. Karena kegemaran mereka nongkrong bersama teman sejawatnya, yah hal ini tidak akan dilakukan lagi saat pandemi. Atau lewat media sosial yang dimiliki mereka menyebarkan hal-hal positif dan kegiatan positif mereka dalam upaya mengurangi penyebaran virus corona.
Dan banyak partisipasi yang bisa dilakukan pelajar lakukan dalam upaya mengurangi dampak buruk Covid-19. Seperti, tetap melaksanakan isolasi mandiri, dengan upaya ini kita bisa membantu mengurangi penyebaran virus covid-19. Menaati protokol kesehatan seperti menggunakan masker juga sudah dilakukan dan tidak boleh dilupakan.
Upaya selanjutnya yang bisa dilakukan adalah berdonasi yang nantinya dapat disalurkan kepada tenaga medis, sekarang banyak donasi via online yang terpercaya.
Seorang pelajar di salah satu SMA di Mataram mengungkapkan, menghindari budaya berkerumun, baik itu di dalam maupun di luar ruangan (atau berkerumun di mall) bisa jadi merupakan bentk pearisipasi menghambat penyebaran Covid-19/
“Bentuk partisipasi pelajar dapat dilakukan dengan menghindari budaya nongkrong yang biasanya dilakukan oleh pelajar di tempat keramaian seperti mall. Dalam bidang teknologi, pelajar juga memiliki peran yang besar sehingga mereka dapat menyebarkan informasi mengenai tatacara pencegahan penyebaran Covid-19 melalui media sosial mereka seperti selalu memakai masker dan rajin mencuci tangan,” ujarnya.
Dengan kemampuan menguasai teknologi, para pelajar bisa mengutarakan kalau usaha pelajar ini bisa berupa bikin hastag effect.
Para Pelajar Indonesia sebenarnya memiliki peran besar dalam menurunkan angka pasien Covid-19. Cara sederhananya adalah membuat hastag di medsos, sebagai ajakan kepada pengguna medsos untuk mengikuti apa yang sedang digaungkan seperti #stayathome, #dirumahaja, dan #pakaimasker.
Hal tersebut merupakan hastag effect yang sangat efektif untuk mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap melakukan protokol kesehatan.
Di era yang digital ini sudah banyak anak muda yang menyebarkan informasi tentang bahaya virus Covid-19 dan hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga diri dari virus ini.
Ini terlihat di media sosial yang mereka miliki. Banyak anak muda yang sudah menghindari budaya nongkrong di tempat keramaian. Menjaga jarak, tidak melakukan kontak fisik ketika bertemu atau berkenalan. Menggunakan masker ketika keluar rumah. Rajin berolahraga, contohnya seperti bersepeda yang akhir-akhir ini sedang viral dan ramai dilakukan oleh banyak orang.
Partispasi pelajar dalam mengurangi penyebaran Covid-19, dengan menghentikan kegiatan di luar rumah yang tidak penting, apalagi bepergian ke tempat yang ramai.
Mengingat teknologi di Indonesia yang maju dan berkembang, kita dapat mensosialisasikan bagaimana cara pencegahan Covid -19, seperti memakai masker saat bepergian, mencuci tangan, menjaga jarak, berolahraga serta mengonsumsi makananan yang sehat dan bergizi, baik dari media sosial yang dimiliki ataupun akun youtube.
“Ini akan lebih efektif,” ujar tutur salah seorang pelajar yang aktif bermedia sosial
Pelajar juga bisa membantu satgas Covid 19 yang ada di sekitar lingkungan senditi untuk melakukan pengecekan suhu dan menghentikan orang yang tidak memakai masker.
Pelajar harus bisa menahan diri untuk tidak pergi keluar dan berkerumun di mana pun. Hal-hal sederhana dapat dilakukan dan dimulai dari diri sendiri, seperti stay at home, jaga jarak, selalu mencuci tangan menggunakan sabun atau handsanitizer, selalu memakai masker ketika keluar rumah, dan lain sebagainya.
Beberapa bulan yang lalu para pelajar di berbagai kota di Indonesia juga telah membagikan masker kepada para siswa dan para pengendara d ijalan sebagai bentuk partisipasi mereka mendukung pencegahan penyebaran Covid-19.
Menurut saya, pelajar adalah salah satu sarana yang efektif dalam membantu pemerintah untuk mengurangi dampak buruk dari Covid-19. Kegiatan pelajar yang tak lepas dari media sosial ini dapat dijadikan platform dalam memberikan informasi mengenai bentuk pencegahan terhadap virus COVID 19.
Bisa dalam bentuk postingan tentang video mencuci tangan yang benar, himbauan memakai masker, atau mengenai “ the life before after corona,”Dan sebagainya.
Namun, perlu diingat bahwa media sosial bisa juga menjadi penyebab tersebarnya berita hoax tentang virus COVID 19 ini. Jadi sebagai pengguna media sosial yang cerdas seharusnya bisa memfilter kebenaran sumber berita sebelum disebarluaskan..
Pelajar bukan sekedar mencari ilmu saja kerjaannya tetapi juga bisa membantu mencegah penyebaran virus Covid 19, tentunya mereka melakukannya dengan caranya sendiri. Memang, ini usaha kecil yang bisa dilakukan tapi sangat besar dampaknya.
Lalu, usaha apa yang sudah kalian lakukan untuk bisa mengurangi laju penyebaran virus Covid 19? ***
Wabup KLU Inspeksi ke Obyek Wisata
Lombok Utara zona oranye, obyek wisata harus ditutup
Wakil Bupati (Wabup) Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, ST., M.Eng bersama jajaran menginspeksi ke sejumlah titik obyek wisata di kawasan Kecamatan Tanjung dan Pemenang, yang memang biasa ramai dikunjungi wisatawan.
Inspeksi itu untuk memastikan kondisi terkini di lapangan, Kamis (20/05/21) pagi. Obyek yang dikunjugi di antaranya pantai Impos, Lombok Wildlife Park dan pantai Nipah. S
Selain meninjau sejumlah tempat wisata, Wabup juga turut melihat proses penjagaan tim Satgas Penanggulangan Covid-19 di pintu masuk Kabupaten Lombok Utara yaitu Pusuk dan Klui.
Untuk menindaklanjuti hal itu, Pemerintah Daerah Lombok Utara mengeluarkan Surat Edaran Bupati Nomor : 188.64/110/BUP/2021 tentang penutupan objek wisata dalam masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 19 Mei kemarin.
Dalam Surat Edaran Bupati disebutkan, penutupan obyek wisata mulai tanggal 20 sampai dengan 23 Mei.
Tempat wisata berpotensi menjadi salah satu sumber penyebaran Covid-19, terlebih PADA libur lebaran tahun ini.
Atas dasar itu, Danny meminta masyarakat terutama para pelaku wisata di Lombok Utara, untuk memaklumi kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah.
“Langkah yang diambil ini, merupakan tanggung-jawab pemerintah kepada masyarakat bahwa kesehatan adalah paling utama didalam setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah itu sendiri,” jelasnya.
Kejelasan kapan dibuka kembali obyek wisata di Lombok Utara, Danny mengatakan semua tergantung intruksi Pemerintah Pusat.
Surat Edaran Bupati sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti kondisi penyebaran virus Corona di masing-masing wilayah, yang terpantau secara masif oleh Pemerintah Provinsi maupun Pusat.
“Hari ini kita di zona orange, dan tentu menurut arahan dan intruksi Menteri Dalam Negeri bahwa zona merah dan orange, tempat-tempat obyek wisata harus ditutup,” jelas Wabup.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara dr. H. Lalu Bahrudin menerangkan, tren Covid-19 di Lombok Utara kini mengalami peningkatan dengan kumulatif kasus sebanyak 267.
Sementara untuk saat ini, yang masih terkonfirmasi positif sebanyak 28 orang.
Melihat kondisi tersebut, dr. Bahrudin mengimbau kepada seluruh masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan Covid-19, sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk memerangi penyebaran virus Corona di Lombok Utara.
“Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah khsususnya di Kabupaten Lombok Utara untuk menyetop tempat-tempat wisata ini adalah tujuannya baik, artinya untuk mengurangi angka kasus Covid-19 yang ada di Lombok Utara. Oleh karena itu, kita berharap ini disambut dengan baik oleh masyarakat dan membantu pemerintah di dalam menurunkan angka Covid-19,” pungkasnya.
Sementara itu, usai menerima kunjungan Wakil Bupati di tempatnya, Presiden Direktur Lombok Wildlife Park Ketut Suadika mengutarakan sedikit keresahannya terhadap kondisi obyek wisata yang dikelolanya itu.
Meski kini tempatnya sepi akan pengunjung, namun Ketut tetap mendukung apa pun yang menjadi keputusan Pemerintah Daerah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Apapun jadi keputusan, kita ikut. Kita sebagai pengelola pariwisata yang penting untuk kedepan kita berharap bebas (Covid-19,red) dan lebih baik dari pada sekarang, itu harapan kita. Tentu kita sangat menunggu harapan itu bagaimana kita bisa bersinergi dengan pemerintah untuk bersama-sama maju bersama, agar semua merasa nyaman, aman dan sejahtera untuk pariwisata di Lombok Utara,” ujarnya.
Dari hasil monitoring yang dilakukan bersama, terlihat hampir semua titik obyek wisata sepi pengunjung.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat mengindahkan apa yang menjadi harapan Pemerintah Pusat maupun daerah dalam memerangi penyebaran Virus Corona di Kabupaten Lombok Utara.