Penanganan Bencana, Gubernur NTB Apresiasi Pemkab/Kota

Pemerintah Kabupaten/Kota dinilai sigap dalam penanganan bencana dengan membantu warga yang terdampak 

MATARAM.lombokjournal.com ~ Kesigapan Pemerintah Kabupaten dan Kota dalam menangani bencana dalam beberapa hari terakhir, diapresiasi Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah,Selasa (03/05/22).

Baru-baru ini beberapa musibah melanda kabupaten/kota di NTB, di antaranya Angin puting beliung di Lombok Tengah, serta kebakaran yang terjadi di Bima, Lombok Timur, Sumbawa, dan Sumbawa Barat. 

Pemerintah Daerah sigap melakukan koordinasi dengan para stakeholders guna menangani dan membantu warga yang terdampak bencana.

bantuan segera diturunkan dalam penanganan bencana di kabupaten / kota

“Terima kasih kepada para petugas Pemadam Kebakaran yang tetap sigap melaksanakan tugas walaupun sedang berlebaran,” kata Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB. 

Sebelumnya, kanal aduan NTB Care telah menerima sebanyak 4 aduan bencana, yang terdiri dari 3 musibah kebakaran dan 1 bencana angin puting beliung. 

BACA JUGA: Ramadhan Dimaknai Sebagai Pembentuk Jati Diri Gemilang

Kemudian Perangkat Daerah Provinsi berkoordinasi bersama Pemerintah Daerah, agar segera ditangani.

“Mari terus kita jaga kewaspadaan dan hati-hati,” pesan Bang Zul. . 

Kini, musibah – musibah tersebut telah selesai ditangani oleh Pemerintah Daerah bersama dengan BPBD dan Dinas Sosial Provinsi NTB, bantuan dan logistik juga sudah tersalurkan dengan baik-baik. 

Norris Satria Putra, salah satu warga yang melaporkan kejadian tersebut pun mengucapkan terima kasih atas kesigapan pemerintah dalam memberikan bantuan.

“Terima kasih pak Gubernur beserta jajaran pemerintah Provinsi NTB. Bantuan dari Provinsi NTB melalui BPBD Provinsi NTB telah diterima oleh Panitia Kebakaran Desa Renda, Kec Belo, Kab Bima kemarin,” ungkapnya.

Adanya kanal aduan seperti NTB Care tentunya memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dengan pemerintah tanpa harus melewati proses birokrasi. 

NTB Care sendiri merupakan sebuah inisiasi dari Pemerintah Provinsi NTB di bawah kepemimpinan Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah sebagai kanal aspirasi dan layanan komunikasi dua arah antara Pemimpin dengan seluruh warga NTB. 

BACA JUGA: Malam Takbiran dan Makna yang Tersirat dalam Takbir

Berbagai pengaduan dan informasi terkait layanan pemerintahan, pembangunan sosial kemasyarakatan dan sebagainya diterima melalui aplikasi berbasis web dan Facebook. Official NTB Care mengkoordinasikan, mulai dari level Provinsi hingga Kabupaten /kota sesuai kewenangannya. ***

 

 




BPBD Terus Update Laporan Bencana Banjir Bima dan Dompu

Pemerinta Provinsi (Pemprov) NTB serius segera melakukan pemulihan pasca bencana banjir di Bima dan Dompu, dengan langkah cepat semua instansi terkait di lingkup Pemprov

MATARAM.lombokjournal.com ~ Update laporan pendataan bencana alam di sejumlah wilayah NTB, termasuk banjir di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, terus dilakukan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dibantu TNI/Polri bersama instansi lainnya berupaya melakukan pemulihan pasca bencana banjir bandang tersebut.

BACA JUGA: Pembangunan KEK Mandalika, Bikin NTB Dilirik Dunia

Jembatan putus akibat bencana baanjir

Langkah cepat yang dilakukan semua instansi terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi NTB merupakan keseriusan pemerintah untuk segera melakukan pemulihan pasca bencana banjir.

Pemerintah Provinsi NTB menyalurkan berbagai bantuan serta memberikan berbagai solusi menyelesaikan masalah dengan cepat, demikian rilis yang dikeluarkan BPBD NTB, Selasa (14/12/21).

 

Berikut update laporan yang dikeluarkan BPBD Provinsi NTB terkait kejadian bencana banjir di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu hingga Selasa 14 Desember 2021.

  1. Kota Bima (Banjir). Kecamatan terdampak sebanyak 4 (Raba, Mpunda, Rasane Barat, Rasane Timur). KK terdampak 1930 KK dan mengakibatkan berbagai kerusakan fasilitas, seperti Jembatan Putus, Aspal Jalan Terkelupas, Tanggul dan talud Jebol, serta 2 unit tiang listrik roboh.
  2. Kabupaten Bima (Banjir). Kecamatan terdampak sebanyak 1 (Sanggar) yang mengakibatkan akses jalan tergenang.
  3. Kabupaten Dompu (Banjir). Kecamatan terdampak 1 (Woja) yang menyebabkan akses jalan tergenang. KK terdampak sebanyak 161 KK
  4. Kabupaten Sumbawa Barat (Banjir dan Tanah Longsor). Kecamatan terdampak yaitu Maluk dan Sekongkang. Total KK terdampak yaitu 155 KK. 1 jembatan peghubung putus dan Longsor yang terjadi di 4 titik juga menyebabkan terputusnya akses jalan.

Upaya yang sudah dilakukan antara lain, melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota, melakukan Koordinasi dengan BMKG terkait perkembangan cuaca, melakukan penyebaran informasi melalui Media Sosial, dan BPBD juga telah melakukan kaji cepat terkait bencana yang terjadi.

BACA JUGA: Desa Tangguh Bencana, Dorong Masyarakat Gotong Royong Antisipasi Bencana

Bencana banjir belum surut di beberapa kampng di Bima dan Dompu

Kondisi mutakhir saat ini di Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa dapat dikatakan kondusif berdasarkan press release yang dikeluarkan oleh BPBD.

Kepala Pelaksana BPBD NTB, H. Sahdan, S.T, M.T, mengimbau masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrem.

“Masyarakat dihimbau agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem (Fenomena La Nina) berupa angin kencang dan hujan lebat yang berpotensi menyebabkan terjadinya bencana Banjir, Tanah Longsor dan Angin Puting Beliung serta Gelombang Pasang,” nyatanya tertulis dalam rilis.

Nn

 




Laut Flores Diguncang Gempabumi, Masyarakat Diminta Waspada

Gempabumi yang mengguncang laut Flores dengan magnitudo M=7,4, berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada  di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata

lombokjournal.com ~ Wilayah laut Flores diguncang gempa tektonik pada hari Selasa (14/12/21) pukul 10.20.23 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=7,4. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,59 LS dan 122,24 BT.

Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 km.

Peta gempabumi di laut Flores

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno Masyarakat mengimbau tetap tenang.

“Tetap waspada dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” imbau Bambang seperti dilangsir dari rilis resmi BMKG di Jakarta, Selasa (14/12/21).

Bambang juga mengimbau, masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah.

“Bagi masyarakat di wilayah utara pantai di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata direkomendasikan tidak melakukan aktivitas di pesisir pantai dan tepian sungai,” pintanya.

BACA JUGA: Pembangunan KEK Mandalika, Bikin NTB Dilirik Dunia

Dijelaskannya, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal, akibat adanya aktifitas sesar aktif di Laut Flores.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser.

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata III – IV MMI.

Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Tambolaka, Waikabubak, Waingapu III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seperti truk melintas.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

“Hasil pemodelan menunjukkan, gempabumi ini  BERPOTENSI TSUNAMI, dengan tingkat ancaman WASPADA  di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.  Hasil monitoring Tide Gauge menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur,” jelasnya.

Sementara hasil monitoring BMKG  menunjukkan adanya 15 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan maksimum M=5,6.

BACA JUGA: Desa Tangguh Bencana, Dorong Masyarakat Gotong Royong Anisipasi Bencana

Masyarakat diminta memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi , yakni:

Instagram/Twitter (@infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android)

Nn

(sumber BMKG)

 




Pelajaran Setelah Banjir, Masyarakat Harus Sadar Potensi Bencana

Masyarakat perlu tahu potensi bencana, dan risiko-risiko bencana di sekitarnya, dan perlu tahu apa yang harus dilakukan bila melihat adanya potensi bencana.

MATARAM.lombokjournalcom ~ Saat menyampaikan santuan pada korban jiwa di Batu Layar, Lombok Barat, hari Selasa tanggal 7Desember 2021 lalu, Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah mengingatkan masyarakat agar  makin sadar potensi bencana.

“NTB adalah wilayah bencana. Dan mulai berperilaku ramah lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya,” katanya saat itu.

Diingatkan, Pemerintah juga tegas melarang pembalakan liar. Meski saat ini, penebangan kayu hutan beLum bisa dihentikan.

Baik membuang sampah maupu pembalakan liar punya potensi bencana banjir. Tak perlu lagi dijeaskan tetang ini, masyarakat sebenarnya sudah memahami itu.

Penting menerapkan perilaku masyarakat sadar bencana sangat mendukung upaya mitigasi.

BACA JUGA: Gerak Cepat Gubernur Zul, Tindaklanjuti Banjir di Dompu

“Perilaku masyarakat sadar bencana harus diterapkan dan dibiasakan menjadi pola hidup sehari-hari,” kata salah seorag pakar lingungan. Di saat musim hujan dengan curah yang tinggi masyarakat perlu mewaspadai potensi bencana di sekitarnya.

Misalnya, di daerah berpotensi longsor seperti rumah di area lereng bukit atau area yang di atasnya ada bukit, perumahan dekat sungai, jalur-jalur banjir bandang, perlu meningkatkan kewaspadaan.

Menyadari potensi bencana, dan dibarengi menerapkan perilaku masyarakat sadar bencana, akan mendorong kesiapsiagaan masyarakat menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.

Ini yang akan mendukung upaya mitigasi bencana berbasis masyarakat. Masyarakat perlu tahu potensi bencana, dan risiko-risiko bencana di sekitarnya. Masyarakat juga perlu tahu apa yang harus dilakukan bila melihat adanya potensi bencana.

Peran aktif masyarakat diperlukan untuk menyukseskan pengurangan risiko bencana. Berbagai persiapan sangat perlu untuk dilakukan dalam rangka menghadapi puncak musim hujan dan mengantisipasi bencana hidrometeorologi.

Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air yang ada di dalamnya termasuk curah hujan.

BACA JUGA: Nonton Acara Tradisi Empas Menanga Mual di Akar-Akar, Bayan

Memang diperukan upaya Pemerintah Daerah terus menerus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengurangan risiko bencana.

Minimalkan Risiko Bencana

Datangnya bencana sering tak bisa dihindari, tapi risiko bencana  harus diminimalkan. Masyarakat memag harus tanggap potensi bencana  di sekitarnya, baik bencana alam maupun bencana karena ulah manusia sendiri dari mulai bencana banjir, rob, tanah longsor, kebakaran, dan bencana lainya.

Bencana selalu menimbulkan kerugian harta benda, juga menelan korban jiwa. Tapi semua kerugian itu, termasuk korban jiwa, bisa diperkecil jika masyarakat memiliki budaya sadar akan potensi bencana sejak dini.

Karena itu penting membangun budaya kesadaran masyarakat, terutama yang tinggal di daerah wilayah rawan bencana. Kewaspadaan dini dan perilaku masyarakat yang mencerminkan budaya sadar untuk meminimalisir risiko bencana.

Bagaimana perilaku masyarakat akan budaya sadar bencana, khususnya masyarakat Lombok?

Ternyata umumnya masyarakat Lombok, seperti sempat diungkapkan pihak BPBD NTB, masih tergolong rendah.

Memang, di beberapa wilayah cukup baik pemahaman masyarakatnya akan kebencanaan. Tapi di sebagian besar wilayah lainnya masih tergolong rendah.

Budaya sadar bencana di tengah masyarakat bisa didorong dengan koordinasi pihak BPBD kelompok masyarakat, media, organisasi masyarakat (ormas) untuk terus bersama-sama mengkampanyekan budaya sadar bencana.  tersebut sebagai upaya edukasi dan literasi kebencanaan terhadap masyarakat.

Perilaku Masyarakat

Setelah peristiwa gempa Lombok yang menelan korban jiwa tidak sedikit, serta kerugian material yang sangat besar, pengetahuan masyarakat seputar bencana memang cenderung meningkat.

Meski demikian, seperti diungkapkann Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho (saat itu), pengetahuan bencana belum menjadi perilaku masyarakat.

Contoh perilaku yang tidak sejajar dengan engetahuan itu, misalnya masih banyaknya masih ada masyarakat yang bertahan di dataran tinggi (bukit) meski jelas-jelas ada ancaman longsor.

Atau tetap bertahan tinggal di bataran sungai meski ancaman banjir jelas terbukti bahkan telah menelan korban jiwa. Di Lombok Utara, webagain masyaarakat menolak di relokasi, meski di wiayahya itu sangat rawan bencana gempa bumi.

Pengetahuan masyarakat yang cenderung meningkat sejak kejadian gempa, namun pengetahuan itu belum menjadi sikap dan perilaku. Perilaku sehari hari belum  mengkaitkan dengan ancaman bencana yang ada.

Sebenarnya, mitigasi bencana sudah dijalankan, artinya sosialisasi, gladi evakuasi, dan pelatihan mengenai bencana, setidaknya berhasil menekan angka korban jiwa.

Pemerintah melalui BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyiapkan jalur evakusi dengan memasang banyak rambu. Selain itu, latihan dan gladi resik juga sering dilakukan.

Bahkan pendidikan kebencanaan dan mitigasi juga sempat menyasar para pelajar.

Tapi kalau kesadaran masyarakat akan potensi bencana masih rendah, apalagi perilakunya yang justru retan menjadi korban, itu memang perkara yang tak mudah dijelaskan

Mas

(dar berbagai sumber)




Gerak Cepat Gubernur Zul Tindaklanjuti Banjir di Dompu

Saat meninjau lokasi banjir di Dompu, mengingatkan masyarakat agar berhati-hati karena curah hujan yang masih tinggi

DOMPU.lombokjournal.com ~ Lokasi terdampak banjir di Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu dikunjungi Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah

Kunjungan itu dilakukan Bang Zul bertujuan agar dapat menindaklanjuti dan menyelesaikan masalah yang ada di lokasi.

Bersama Bupati Dompu kunjungi loasi banjir

Bersama masyarakat yang terdampak banjir

“Langsung ke lapangan bukan hanya kita akan melihat secara langsung, tapi bisa sekaligus memutuskan dan menyelesaikan masalah saat itu juga,” pungkas Bang Zul.

Hal itu dikatakannya saat meninjau masyarakat yang terdampak banjir di Kecamatan Kilo, Kab. Dompu, Rabu (08/12/21).

BACA JUGA: Korban Jiwa Bencana Banjir di Batu Layar Terima Santunan

Bang Zul menghimbau masyarakat lebih hati-hati dengan curah hujan yang masih tinggi.

“Banjir merata menyapa banyak daerah di seluruh Indonesia. Kita di NTB hrs terus waspada karena hari-hari ke depan curah hujan masih tetap tinggi,” ungkapnya.

Kujungan Gubernur Zul itu didampingi Bupati Dompu, Kader Jaelani meninjau ke beberapa titik daerah yang terdampak banjir.

Bang Zul memberikan bantuan dan membuka jalan yang menghalangi air mengalir yang terlah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya.

Selain itu, Bang Zul juga memberikan salah satu solusi alternatif untuk penghijauan hutan-hutan yang telah gundul di  Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu, dengan menanami sayur kelor.

“Bibit kelor cepat menghasilkan dan harga jualnya pun sangat bagus, Pembelinya juga sudah ada, dan kelor yang di tanam tetap memungkinkan utnuk jagung juga bersamaan di tanam,” tutur Bang Zul.

BACA JUGA: Peningkatan Curah Hujan, Ada Faktor Lain Selain La Nina

Pada kesempatan yang sama, Bang Zul mengatakan bahwa Pemerintah melakukan penanaman kembali dan reboisasi. Banyak bibit buah yang telah ditanam, namun hasilnya tidak efektif karena membutuhkan waktu yang lama.

“Masyarakat tak bisa lagi di ajar berlama-lama dengan bermacam teori, tapi tak menyediakan solusi alternatif yang segera,” katanya.

Solusi yang instan mereka bisa rasakan dan nikmati, tegas guberur.

Mas

 




Korban Jiwa Bencana Banjir di Batu Layar Terima Santunan

Agar bisa engantisipasi bencana banjir warga, agar masyarakat makin sadar potensi bencana karena NTB adalah wilayah bencana

LOBAR.lombokjournal.com ~  Santunan diberikan kepada empat keluarga korban meninggal dunia di Dusun Batu Layar Utara, Desa Batu Layar, Lombok Barat.

Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah menyerahkan uang tunai kepada korban meninggal, juga menyerahkan bantuan berupa sarung, masker, sabun, popok bayi, karpet plastik dan makanan cepat saji kepada warga terdampak banjir, Selasa (07/12/21).

“Semoga diberikan ketabahan menghadapi Bantuan masyarakat yang terdampak bencana banjirmusibah dan yang sekarang sedang di pengungsian agar tidak trauma berkepanjangan”, ujar Wagub di Desa Batulayar.

Pada Kesempatan tersebut Ummi Rohmi juga mengimbau warga, agar  makin sadar potensi bencana karena NTB adalah wilayah bencana. Dan mulai berprilaku ramah lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.

BACA JUGA: Wagub Tinjau Korban Bencana Banjir dan Longsor di Lobar

“Pemerintah juga tegas melarang pembalakan liar,” tambah Ummi Rohmi.

Salah seorang warga terdampak, Sabariatun (35 tahun) berharap pemerintah secepatnya memberikan bantuan perumahan.

“Rumah saya hancur dan motor hanyut terbawa banjir,” katanya.

Perempuan yang sedang hamil tujuh bulan ini mengaku tak ada yang tersisa dari rumahnya. Suaminya  karyawan hotel, baru bekerja dua bulan dan harus berhenti karena pengurangan pegawai.

“Anak saya dua orang dan ini mengandung anak ketiga. Semoga banyak bantuan juga yang datang setelah keadaan normal,” tuturnya.

BACA JUGA: Curah Hujan Tinggi, Ada Faktor Lain Selain La Nina

Korban terdampak

Pasca kejadian bencana banjir, Senin (06/12), Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB merilis situasi mutakhir 07 Desember, per 12.00 Wita, korban terdampak sejumlah 5.399 orang di empat kecamatan, yakni Gunung Sari (2.849 KK), Batulayar (1.250 KK), Lingsar (81 KK) dan Sekotong (1.222 KK). Korban jiwa empat orang, luka luka empat orang dan satu orang dinyatakan masih hilang.

Di Kota Bima, 5.457 orang terdampak banjir di kecamatan Asakota, Rasanae Barat,  Raba dan Mpunda di keluarahan Kendo (83 KK), Ntobo (100 KK), Penanae (225 KK, Penaraga (115 KK), Penatoi (239 KK), Lewirato (400 KK), Jatiwangi (402 KK), Santi (178 KK), Nae ( 1.094 KK), Sarae (475 KK), Melayu (1.167 KK), Ule (450 KK), Mande (35 KK), Matakando (26 KK), Pane (116 KK), Tanjung (319 KK), Dodu ( 3 KK), Sadia (30 KK).

Sarana dan fasilitas umum yang rusak akibat banjir masih dalam proses pendataan.

Saat ini sesuai rilis BPBD, dua jembatan putus di Meninting dan Lembah Sari. Sedang unit rumah rusak di Lombok sebanyak 448 unit dan satu fasilitas puskesmas pembantu di kota Bima.

Nn

 




Wagub Tinjau Lokasi Bencana Banjir dan Longsor di Lobar

Dengan kesiapan menerapkan Desa Tangguh Bencana (DESTANA), berarti masyarakat di tiap desa menyadari potensi bencana yang ada di sekitarnya.

LOBAR.lombokjournal.com ~ Semua desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) harus siap menerapkan program unggulan NTB Gemilang, yaitu Desa Tangguh Bencana (DESTANA).

 Hal itu dikatakan Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah usai mengunjungi lokasi terdampak banjir dan longsor di tiga desa, Selasa (07/12/21).

Wagub enyampaikan bantuan masyarakat yang terdampak bencana Wagub saat meninjau bencana banjir dan tanah longsor di Lobar

Lokasi yang ditijau yaitu di Desa Batu layar Utara Kec. Batulayar, Desa Kekait Daye dan BTN Bayangkara Desa Ranjok, Gunung sari, Kabupaten Lombok barat.

Akibat hujan deras sejak Senin (06/12) dini hari hingga pagi,  menyebabkan banyaknya korban dan rusaknya berbagai infrastruktur.

BACA JUGA: Hujan Deras Hingga Pagi, Waspada Luapan Air dan Longsor

Wagub mengatakan, maksud dari Desa Tangguh Bencana, yaitu menyadari potensi bencana yang ada di sekitarnya.

“Sehingga siap-siap dan paham apa yang harus dilakukan. Dan itu harus skala desa dan ini yang sedang kita perjuangkan sekarang,” tutur Ummi Rohmi.

DESTANA adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi, dan menghadapi ancaman bencana serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.

Perlunya kesadaran masyarakat agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggal, tidak boleh ilegal logging, dan soal sampah harus dikelola dengan baik.

“Contoh misalnya kita punya rumah di pesisir hutan, karakteristik bencana seperti banjir, longsor dan sebagainya, sehingga kita harus memastikan kondisi hutannya tidak boleh gundul, posisi rumah juga harus diperhatikan,” jelas Ummi Rohmi.

Ummi Rohmi juga meninjau langsung kondisi warga yang telah dievakuasi di pengungsian.

“Anak-anak kita alhamdulillah terlihat bahagia, karena mereka masih anak-anak belum tau apa-apa ya.. yang terpenting mereka tidak terpengaruh mentalnya dan tetap semangat,” tuturnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat merilis data sementara, Selasa (07/12) korban terdampak banjir di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 5.399 KK dan di Kota Bima sebanyak 5.457 KK.

BACA JUGA: Peningkatan Curah Hujan, Ada Faktor Lain Selain La Nina

Pemprov NTB juga telah mendistribusikan bantuan di 3 Kabupaten/Kota terdampak bencana banjir dan longsor.

Bantuan berupa bantuan makanan siap saji, matras tempat tidur, terpal atau tenda, selimut, paket sandang dan kebutuhan lainnya di lokasi yang terdampak.

Nn

 




1.205 Bencana Alam Terjadi Dari 1 Januari hingga 30 April 2021

lombokjurnal.com

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) mencatat 1.205 bencana alam terjadi di Indonesia pada periode 1 Januari hingga 30 April 2021.

Bencana hidrometeorologi dengan bencana banjir paling dominan terjadi di Indonesia sepanjang Januari hingga April 2021.

Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa hujan sebagai salah satu pemicu banjir dan longsor, masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah pada Mei 2021.

Bencana banjir menjadi kejadian yang paling sering terjadi dengan 501 kali, disusul angin puting beliung 339, dan tanah longsor 233.

Sebagai catatan, pada awal April 2021, curah hujan dengan intensitas sedang hingga deras terjadi di Kabupaten Bima, NTB. Hujan deras kemudian memicu terjadinya banjir di 29 desa di empat kecamatan yaitu kecamatan yaitu Madapangga (6 desa), Bolo (8 desa), Woha Desa Naru (8 desa), dan Monta (7 desa).

Akibat banjir ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima mencatat 2 korban meninggal dunia. Lalu, lebih dari 9.425 KK atau 27.808 jiwa terdampak.

Banjir serupa juga menerjang beberapa daerah di Kabupaten Dompu, demikian juga beberapa desa di Kabupaten Lomok Tengah terendam banjir.

Sebelumnya, bulan Januari, permukiman pengungsi Gempa di Lombok Utara terendam banjir akibat hujan deras disertai angin kencang. Puluhan kepala keluarga (KK) mengungsi akibat banjir merendam rumah warga.

Jembatan yang menghubungkan dua dusun terputus, yakni Dusun Gerenggeng dan Dusun Dasan Tengak Pekatan Desa Jenggala, yang merupakan akses satu-satunya jalan keluar Dusun Gerenggeng ke desa ataupun ke kota kecamatan.

Selain itu, di Dusun Kerakas Desa Genggelang, sebanyak 34 KK dan 117 jiwa rumahnya terendam air pasang. Pengungsian Di Montong Dewa Dusun Karang Bedil Desa Gondang ada 71 KK dan 227 jiwa lokasi pengungsian warga terdampak gempa diporak-porandakan angin kencang disertai hujan lebat.

BACA JUGA:

Dilihat dari periode waktu tersebut, total jumlah kejadian mengalami kenaikan 1 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan korban meninggal, total jumlah mengalami kenaikan 1,83 persen.

Berikut ini rincian kejadian bencana alam pada periode 1 Januari 2021 hingga 30 April 2021.

Banjir 501 kejadian, angin puting beliung 339, tanah longsor 233, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 97, gempa bumi 18, gelombang pasang dan abrasi 16, dan kekeringan 1.

Rr




Peringatan BMKG: Potensi Siklon Tropis Pada Bulan April-Mei

lombokjurnal.com

Adanya potensi siklon tropis dengan tingkat kejadian lebih tinggi yang biasa, terjadi pada bulan April, Mei, November dan Desember.

Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofika Miming Saepudin mengungkapkannya, saat Rapat Koordinasi Tim Intelijen Penanggulangan Bencana (TIPB) yang disiarkan secara daring, Kamis (29.04/21).

Menurutnya, kewaspadaan potensi siklon tropis di wilayah selatan Indonesia itu antara November-Mei.

Dijelaskan, sejak 2008 terdapat 11 siklon tropis yang sangat dekat dengan Indonesia, 10 siklon diantaranya telah dirilis oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG Jakarta.

BACA JUGA:

Secara umum, kejadian siklon di dekat Indonesia terjadi antara April-Mei dan Nopember-Desember.

Siklon tropis Seroja yang terjadi di Nusa Teggara Timur (NTT) pada awal April lalu, merupakan yang terkuat kedua setelah siklon tropis Kenanga yang terjadi pada 12 Desember 2018 di Samudera Hindia Barat Daya Bengkulu.

Rr