Sampah di Tiga Gili Dibahas di Dinas Lingkungan Hidup KLU

Penanganan sampah, termasuk di Tiga Gili, dibahas termasuk melibatkan perwakilan dari Tiga Gili

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Utara, gelar  “Ekspose Pengolahan Sampah” di Dinas KLH, KLU, Selasa (24/05/22)  mulai pagi Jam 09.00 s/d 11.00 Wita.

Dalam acara itu diundang enam perwakilan Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) yang ada di tiga Gili, termasuk Kadus dan utusan Desa Gili Indah.

Acara tersebut juga dihadiri Wakil Bupati, Dany Karter Febrianto Ridawan. Plt.Sekda Anding Dwi Cahyadi, S.STP, Asisten 2, H Rusdi,ST, dan Kabid Perhubungan darat Laut, Iramalip,SH serta dua orang dari DLH. 

Kepala Dinas DLH Kabupaten Lombok Utara, Drs Rusdianto,MSI, memaparkan materinya melalui powerpoint yang dijadikan bahan diskusi, yang membahas persoalan penanganan sampah, khususnya di tiga Gili (Gili Air, Meno dan Terawangan).

Membahas penanganan sampah
Peserta diskusi

“Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negeri ini,” kata Rusdianto. Masalah bukan hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju juga menghadapi masalah sampah. 

BACA JUGA: Tim Riset ITI akan Meneliti Ciguatera di Gili Matra

Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Membuang sampah sembarangan merupakan hal yang sering kita lakukan, meski tidak jauh dari tempat itu ada tempat sampah.

Persoalan sampah, lanjut Rusdianto, yang kita hadapi saat ini bukan saja di tiga Gili, melainkan juga di pinggir jalan yang lebih banyak daripada sampah di tong sampah. Akibatnya, membuang sampah sembarangan tentu saja mengakibatkan kerugian yang tidak bisa dianggap sepele. 

“Persoalan sampah sangat kompleks dengan magnitude yang semakin besar dan membesar, sementara penanganannya belum maksimal akibat kekurangan armada, operasional, kondisi alam, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Sampah di Gili

Secara khusus ia menyoroti penanganan sampah di tiga Gili. Bagaimana sampah dari Gili  di angkut ke daratan, dan berakhir di Tempat Pembuangan Sampah (TPA).

Beberapa titik lemah penanganan sampah di area wisata ini, terutama pada pembiayaan untuk sarana prasarana. Sebab di tiga Gili itu sampah harus diangkut melalui laut.

“Dan Gili merupakan daerah pariwisata dunia serta kawasan konservasi, dan bagaimana mengaman aman laut dan karang biru yang punya keindahan nomor dua dunia, dari pencemasran sampah,” kata Rusdianto.

Dan diungkapkan, tidak jarang permasalahan sampah di tiga Gili inienjadi perbincangan baik langsung maupun tidak langsung, terekspose di medsos dan lain sebagainya. 

Sementara itu, perwakilan Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL), Basok, Sukdinag, H. Malik, Masrun dan lainnya, menawarkan pengelolaan sampah di Gili melibatkan pihak ketiga. 

“Kami siap menangani secara proposional, asal ada regulasi yang membenarkan pengelolaannya dengan pihak ketiga,” kata Basok.

BACA JUGA: Pangan Lokal Berbahan Sorgum, Pengganti Karbohidrat

Wakil Bupati Lombok Utara, Dany Karter Febrianto Ridawan didampingi Plt.Sekda Anding Dwi Cahyadi, S.STP, Asisten 2, H Rusdi,ST mengatakan, tempat pembuangan sementara diangkut dengan armada laut. kemudian diangkut ke darat di Umbak Belek.

“Biar nanti diangkut petugas pengangkut sampah, yang nantinya dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sampah yang ada di TPA nantinya diolah, atau dihancurkan, dibentuk kembali menjadi bahan yang berguna,” kata Wabup Danny.

Diskusi yang cukup panjang itu menyimpulkan, agar apa yang menjadi hambatan dan solusi terbaik pada penanganan sampah di tiga Gili di kaji secara seksama.

Kemudian dirumuskan program yang menjadi sekala prioritas oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Lombok Utara ***