Ratusan Mahasiswa Gedor Kantor Dikpora NTB

Mahasiswa menyoal komersialisasi pendidikan mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi

MATARAM.lombokjournal.com  —  Kantor Dinas Pendidikan Provinsi NTB pada Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari  Rabu (02/05), jadi sasaran aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Untuk Pendidikan (ARP).

Mahasiswa yanng berunjuk rasa dari berbagai organisasi seperti PMII Cabang Mataram dan belasan organisasi Mahasiswa lainnya.

Dalam orasinya, dipertanyakan nasib guru honorer dan guru swasta yang tidak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah. Mereka menilai selama ini pemerintah masih menganak tirikan guru honor baik dari segi gaji maupun perekrutan.

Selain itu, mereka meminta pemerintah lebih memperhatikan nasib para guru honorer tersebut.

Selain itu massa aksi juga menyoal komersialisasi pendidikan mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Mahasiswa menilai pendidikan saat ini sudah menjadi ajang bisnis. Mereka mencontohkan biaya pendidikan di TK yang melambung tinggi, bahkan komersialisasi hingga perguruan tinggi yang membutuhkan biaya tinggi.

Mahasiswa menuntut, agar pemerintah khsusnya Dikpora NTB mencabut regulasi pendidikan yang memperdagangkan pendidikan. Mereka juga menuntut penghapusan pungutan liar. Sementara dari PC PMII Kota Mataram menuntut agar pemprov NTB mengakomodir semua guru honorer baik negeri maupun swasta.

Massa PMII juga meminta pihak sekolah untuk tidak memberikan doktrin radikalisasi, serta meminta agar sekolah terbebas dari politisasi pendidikan dan menuntut pemerintah peningkatan sarana dan prasarana di sekolah swasta.

Sementara dari pihak Dikpora NTB di wakili oleh Sekretaris Dinas, Sukron yang menerima perwakilan massa menyatakan semua aspirasi yang disampaikan mahasiswa akan diteruskan ke Kepala Dinas. Pasalnya Kadisdikpora NTB tidak berada di tempat.

Usai menggelar orasi ratusan mahasiswa ini membubarkan diri dengan tertib.  Namun mereka mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar bila tuntutan mereka tidak dilaksanakan.