Produksi APD, IKM dan UKM Bisa Mengambil Peluang Di Tengah Wabah Virus Corona

“Ini merupakan peluang IKM dan UKM kita untuk memproduski. Tentunya dalam hal ini peran pemerintah juga memberikan pembinaan dan stimulus untuk mereka”

MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah Provinsi NTB mendorong para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) untuk memproduksi Alat Pelindung Diri (APD).

Banyaknya pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) yang saat ini usahanya menurun, memproduksi APD bisa menjadi alternatif.

Eprti diketahuo, setelah merebaknya covid-19 beberapa bulan terakhir Ini, kebutuhan alat pelindung diri (APD) melonjak tajam.

Baik masker, sarung tangan, hand sanitizer, hingga pelindung diri lainnya. Akibatnya, stok APD di pasaran menipis.

Jika ada, harga yang ditawarkan cukup tinggi, yang membuat masyarakat kesulitan membeli.

Memproduksi APD seperti masker, hand sanitaizer, sarung tangan dan lain-lainnya, akan melibatkan puluhan pelaku usaha.

Terutama pada pembuatan masker yang ditargetkan sebanyak 100 ribu, mengingat kebutuhan akan masker saat ini cukup tinggi.

“Momentum ini bisa di manfaatkan oleh para pelaku usaha, terutama di bidang konveksi. Sekarang ini IKM yang tercatat itu ada 21 IKM dan dari Diskop ada 22 UKM,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, H Wirajaya Kusuma, Rabu (01/04/20)

Wirajaya berharap, peran UKM dan IKM bisa membantu melengkapi kebutuhan masyarakat. Khususnya, kebuuhan APD guna pencegahan penyebaran Covid-19.

Menurutnya, peran UKM dan IKM di NTB akan dioptimalisasi  dalam memproduksi APD.

Dalam produksi APD ini akan melibatkan beberapa dinas, yakni Dinas Perdagangan (Disdag), Dinas Perindustrian (Disperin) NTB, dan Diskop NTB.

“Ini merupakan peluang IKM dan UKM kita untuk memproduski. Tentunya dalam hal ini peran pemerintah juga memberikan pembinaan dan stimulus untuk mereka,” ucapnya.

Para pelaku usaha akan di arahkan sesuai potensi masing-masing UKM dan IKM, seperti mereka (pelaku usaha) yang fokus di konveksi.

“Maka diarahkan untuk membuat masker.  Begitu juga dengan hand sanitizer.  Sejak merebaknya virus korona, tak sedikit pelaku usaha di bidang pariwisata oleh-oleh mengalami rugi besar. Pasalnya, kunjungan wisatawan mendadak anjlok,” ungkapnya.

Menurutnya, banyak yang terdampak, tapi kita harus bisa lebih kreatif dan menangkap peluang. Salah satunya dengan memproduksi APD,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam pembuatan APD, tiga dinas tersebut akan melibatkan banyak pelaku usaha. Bahkan ditargetkan sebanyak-banyak, agar dapat memenuhi permintaan 100 ribu masker yang ditargetkan.

“Kemungkinan besar, jumlahnya akan bertambah (pelaku usaha). Untuk saat ini kami targetkan pembuatan APD 100 ribu (buah). Sementara saat ini baru 2 ribu APD terpenuhi,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti, pihaknya sudah mendorong para IKM untuk memproduksi masker.

Seperti yang diarahkan oleh pemda, untuk memenuhi kebutuhan akan APD saat ini. Dalam hal ini, masker yang dibuat adalah masker kain,  bukanlah masker kesehatan. Lantaran belum adanya alat mumpuni untuk memproduksi di NTB

“Kita sedang jalankan sekarang, tentunya kita dorong dan bina mereka IKM dan UKM ini untuk memproduksi pembuatan APD,” katanya.

Disisi lain, pembuatan masker tersebut sesuai dengan standar yang ada. Yakni mampu mengurangi paparan cipratan droplet hingga debu. Selain itu, dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

AYA