Poros By Pass Lembar – Kayangan Akan Terealisasi
Kuta – Deca Warnana
Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2016, yang berlangsung di kawasan Mandalika Resort, Selasa kemarin, memberi angin segar dalam peningkatan infrastruktur ekonomi NTB. Infrastruktur jalan yang memperlancar jalur perdagangan dari Pelabuhan lembar (Lombok Barat) ke Kayangan (Lombok Timur) itu dipastikan terealisasi. “Saya ikut memastikan itu,” kata Presaiden Joko Widodo menjelang mengakhiri sambutanya.
Oleh Pemerintah banyak menekan pers. Sekarang justru terbalik, kalanngan pers yang banyak menekan pemerintah.
Contoh menekan, kata presiden, seperti dilakukan Ketua PWI. Minta segera realisasi pembangunan by pass Lembar – Kayangan. “Karena yang minta Ketua PWI, saya memastikan by pass Lemmbar-Kayangan segera direalisasikan,” kata presaiden yang mendapat tepuk tangan meriah undangan.
Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
Di tempat sama, sebelumnya Gubernur NTB, TGH Zainul Majdi memaparkan, pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2015 mencapai 21 persen, tertinggi di antara provinsi di Indonensia.
“Bahkan melampasui ekonomi nasional,” kata gubernur.Lebih dari itu, angka kemiskinan dan ketimpangasn sosial mengalami penurunan signifikan.
Hal itu tak lepas dari perkembangan pariwisata yang memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi NTB. Karena itru, rencana dibangunnya 10 ribu kamar di kawasan Mandalika Resort oleh ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) akan menambah kemajuan pariwisata di daerah ini.
“NTB siap berkontribusi terhadap target kunjungan wisman yang ditargetkan Kemenpar. Berapa pun,” kata Zainul Majdi.
Menolak Impor Jagung
Gubernur Zainul Majdi dalam kesempatan sama menyampaikan protesnnya terhadaop kebijakan Bulog yang mengimpor jagung dengan harga Rp3000,- per kilo. “Seandainya dengan harga Rp300,- per kilo itu untuk membeli jagung petani di Sumbawa, wejahteralah petani kita,” kata gubernur.
Gubernur TGH Zainul Majdi minta kepada presiden untuk mengurunngkan rencana BULOG mengimpor beras. Sebagai lumbung beras, dengan produksi 1,7 juta ton tahun 2015, dengan jumlah konsumsi 700 ribu ton per tahun, sisanya bisa bisa diserap BULOG dan dijual antar provinsi. “Jadi tidak perlu diekspor,” katanya.
Selain itu, gubernur juga menagih janji presiden saat hadir perinngatan punncak Tambora Menyapa Dunia tahun 2015. Saat itu presiden mengatakan akan membeli jagung petani dnegan harga Rp2.500,- per kilo. Kenyataannya, harga jagung petani anjlog, harganya hanya berkisar Rp1.500,- per kilo. (Ka-eS)