Pesan Bupati Lombok Utara Saat Buka Musrenbang PAPPMLD
Musrenbang perempuan, anak, pemuda, pelajar, mahasiswa, dan penyandang disabilitas merupakan salah satu langkah strategis dan penting, pihaknya tidak ingin musrenbang hanya menjadi agenda formalitas semata
PEMENANG.lombokjournal.com – Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Perempuan, Anak, Pelajar, Pemuda, Mahasiswa, Lansia dan Pemyandang Disabilitas (Musrenbang PAPPMLD), Kamis (12/03/2020).
Kegiatan Musrenbang yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) itu mengusung tema “Tidak Seorangpun Ditinggalkan Dalam Pembangunan” .
Bupati Najmul dalam sambutannya mengapresiasi seluruh OPD yang bahu membahu dalam satu ritme pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Lombok Utara.
Khususnya bersama simpul-simpul seperti PKK, GOW, Dharma Wanita Persatuan serta seluruh NGO yang telah berpartisipasi mendukung dinamika dan biduk pembangunan di daerah Tioq Tata Tunaq.
Menurut bupati, peristiwa-peristiwa yang terjadi di Lombok Utara seluruhnya menjadi bahan evaluasi bagi semua pemangku daerah. Sebagai ruang melihat kembali Lombok Utara secara holistik dengan daya dukung data statistik dan data-data internal.
Semua data itu menunjukkan ikhtiar pemerintah dan seluruh stakeholder yang seirama dalam membangun Lombok Utara dengan prinsip “read on the break”, sesuai dengan pagu dana yang dianggarkan.
Menurut bupati, Lombok Utara adalah daerah yang unik lantaran angka kemiskinannya tinggi tetapi angka penganggurannya rendah.
Dari sisi keamanan misalnya, logikanya jika angka kemiskinan tinggi tentu angka kriminalnya tinggi.
Kondisi justru bertolak belakang, karena masyarakat masih menjaga harkat dan martabat dengan baik. Masyarakat Lombok Utara tetap teguh menjaga harga dirinya.
“Mereka juga sangat akomodatif diajak guyub bersama melakukan proses akselarasi pembangunan daerah,” kata Bupati Najmul.
Menurut bupati penerima penghargaan inovasi terbaik dalam mitigasi bencana ini, musrenbang perempuan, anak, pemuda, pelajar, mahasiswa, dan penyandang disabilitas merupakan salah satu langkah strategis dan penting, pihaknya tidak ingin musrenbang hanya menjadi agenda formalitas semata.
Namun yang paling penting tentu harus ada prioritas program atau kegiatan pembangunan daerah yang diutamakan untuk direalisasikan pada setiap tahun anggaran.
“Bagaimana kita melibatkan seluruh unsur dalam proses menginisiasi pembangunan ini. Semua bisa berperan dan bisa berpartisipasi, sehingga dalam kontek Musrenbang ini jika kita mengajak lebih banyak orang untuk berpikir maka hasilnya pun akan lebih baik,” tegas bupati.
Menurutnya, perempuan merupakan simpul yang wajib kita ajak komunikasi. Karena aspek-aspek yang berdampak dari proses pembangunan lebih banyak dipikirkan oeh perempuan.
“Itulah alasan logisnya perempuan juga harus diperhatikan dalam konteks pembangunan,” ketanya.
Percepatan IPM
Ketua Pelaksana Musrenbang PAPPMLD, Yuni Kurniati, S.Pt dalam laporannya menyampaikan, di tengah perjalanan usia KLU yang baru 11 tahun masih dihadapkan pada masalah yang cukup krusial, walaupun masalah itu berbasis data BPS.
Misalnya percepatan IPM dan kemiskinan KLU paling bagus di NTB. Selama kurun waktu 2010 sampai 2018, IPM meningkat paling cepat dan kemiskinan pun menurun paling cepat.
Menurut Sekban Bappeda ini, dari isu-isu itu masalah yang paling penting terkait dengan indeks pembangunan gender (IPG) berhasil ditingkatkan serta dikurangi tingkat kesenjangannya.
Rerata IPG NTB berada pada angka 90. KLU juga harus lebih keras berjuang memberi pelayanan kepada publik, paling tidak perempuan setara dengan laki-laki dalam konteks IPG dan IPM.
Menurutnya, perempuan Lombok Utara masih tertinggal dalam pendidikan dan ekonomi, tetapi pada bidang kesehatan umur perempuan lebih panjang daripada laki-laki. Sementara itu, usia harapan hidup perempuan sebesar 68 tahun serta laki-laki 64 tahun.
“Beberapa tahun terakhir kami membuat program khusus untuk perempuan melaui pendidikan kesetaraan dan juga program-program pemberdayaan ekonomi perempuan spesial program,” urainya.
Yuni kemuduan mencontohkan budidaya udang vaname yang dikelola oleh 400 perempuan istri nelayan miskin di wilayah pesisir, budidaya trigona dalam kelompok WUB dan kegiatan bernilai ekonomis lainnya.
“Kita berhasil menurunkan stunting secara signifikan dari 44,22 persen menjadi 33 persen di tahun 2018,” kata Yuni mengakhiri laporannya..
Musrenbang dihelat di hotel Amarsvati itu dihadiri oleh unsur-unsur Forkopimda, Kepala OPD, Ketua TP PKK, Ketua GOW, Ketua DWP, NGO, serta undangan lainnya.
api/humaspro