Penanganan Stunting, Wagub Apresiasi Lombok Barat

Wagub mengapresiasi penanganan stunting di Lombok Barat yang dinilai cukup baik, sehingga angka stunting menurun

LOBAR.lombokjournal.com ~ Ikhtiar menekan angka stunting harus terus dilakukan bersama dan anak-anak yang terdeteksi harus segera ditangani, orang tua juga harus diedukasi. 

Wakil Gubernur (Wagub) NTB Sitti Rohmi Djalilah mengatakan itu saat kunjungan kerjanya untuk meninjau Posyandu Keluarga Mawar, di Dusun Dasan Tapen Barat, Desa Dasan Tapen Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Rabu (16/O3/22)

Saat itu ia mengapresiasi penanganan stunting di Lombok Barat, karena angka stunting di Desa Dasan Tapen menurun.

“Alhamdulillah, angka stunting di Desa Dasan Tapen mengalami penurunan,” kata Wagub Ummi Rohmi sapaan Wagub.

Penanganan stunting dinilai baik
Wagub di Posyandu

Wagub mengajak mencegah stunting, demi generasi unggul di masa mendatang.

BACA JUGA: Wagub Jamin Ketersediaan Akomodasi Sambut MotoGP

Menurutnya, penanganan stunting di Lombok Barat di tahun 2021 cukup baik, berdasarkan laporan bulan Februari ke Desember 2021. 

Karena itu pentingnya mengisi aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) hingga 100 persen untuk memantau semua Balita di NTB.

“Mengisi e-PPGBM sangat penting, karena akan diperoleh data yang akurat sehingga kita dapat memetakan dan mempercepat mengatasi bila ada masalah balita,” jelas Wagub..

Karena di NTB, Lombok Barat termasuk Kabupaten yang masih ada angka Stunting. Harus diperhatikan dan di monitoring trus agar angka stunting turun. 

Wagub juga berpesan, agar kegiatan Posyandu keluarga seperti penimbangan dengan dacin digital agar akurat, pemberian vitamin, pemberian makanan bergizi untuk balita harus ada pelaporannya.

Hal lain disampaikan, yakni mengenai target 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) harus terpenuhi. 

Karena Kabupaten Lombok Barat sudah mendeklarasikan pilar 1 Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS) dan pilar 2 Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Maka tersisa 3 pilar yang harus dikejar.

Diantaranya, pilar 3 Pengelolaan Air Minum Makanan Rumah Tangga (PAMMRT). Sedangkan pilar ke 4 Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT) dan pilar ke 5 Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT) berhubungan dengan sampah.

BACA JUGA: Event Internasional akan Banyak Digelar di Sirkuit Mandalika

“Misalnya Posyandunya terintegrasi dengan bank sampah dan setelah itu bisa ditindaklanjuti dengan pilar 4 dan  5,” ujarnya Ummi di hadapan Asisten I sekaligus Plt Kadis Kesehatan Lobar dan Kades Desa Dasan Tapen.

Wagub juga menekankan, agar masyarakat harus didorong untuk mengelola sampah dengan memilah, kemudian di drop di bank sampah. Maka Bank Sampah harus terintegrasi dengan Posyandu

“Jadi ibu-ibu setiap datang ke Posyandu bawa sampahnya, timbang disini, 25 persennya jadi operasional dan 75 persen jadi tabungan. Walaupun tidak mahal bisa jadi uang dan bermanfaat sampah itu,” imbuhnya.

Penanganan stunting untuk generasi mwnsatang
Wagub ingatkan pentingnya penanganan stunting di Posyandu Keluarga

Wagub juga meminta agar keberadaan Posyandu Keluarga dapat dijadikan media publikasi untuk berbagai informasi. Baik kesehatan balita dan ibu hamil, remaja, lansia, pencegahan pernikahan dini dan buruh migran, bahaya narkoba dan pentingnya sekolah hingga tingkat SMA.

Kades Dasan Tapen H. Nasrullah mengapresiasi kunjungan dan perhatian Wagub terhadap keberadaan Posyandu Keluarga di desanya. 

“Kami akan terus fokus untuk menangani kesehatan masyarakat. Dan hal yang perlu kami sampaikan bahwa di wiayah kami taka da perkawinan anak di bawah umur dan buruh migran ilegal,” tandas Nasrullah.

Dalam kegiatan itu tampak Wakil Gubernur, Asisten 1 Setda, Kadis Kesehatan, Kadis PMD Dukcapil, Kadis LHK, Kadis Dikbud, Kadis Pariwisata, Kadis Perhubungan, Kadis Pemuda dan Olahraga, Biro Umum, Biro Adpim dan Biro Kesra Setda Provinsi NTB. ***