Pariwisata Ramah Lingkungan di Pantai Impos
Inovasi dari Pokdarwis Pantai Impos yang menginginkan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pengelolaan Pariwisata Pantai Impos
TANJUNG.lombokjournal.com ~ Akhir tahun 90 an adalah suatu kenyataan, perkembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Utara mencuat sebagai primadona andalan pemasok PAD.
Mengikuti pola pariwisata konvensional yang sifatnya massal (mass tourism), sektor pariwisata ditargetkan untuk menjadi pemasok PAD.
Produk mass tourism yang semata-mata hanya mementingkan kegiatan pendapatan dan perputaran nilai ekonominya, ternyata banyak menimbulkan dampak negatif.
Seperti meminggirkan masyarakat lokal, timbul konflik, degradasi moral, proses kerusakan lingkungan, dan lain-lain adalah sebagian kecil dari daftar panjang dampak negatif praktik pariwisata massal yang (semata-mata) komersial.
Belum tuntas persoalan di atas, kini muncul persoalan baru, pandemi Covid 19 telah meluluh lantakan sektor pariwisata KLU. Karena memang mass tourism ini tidak bisa lagi berharap banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke KLU.
Inovasi muncul dari sekelompok masyarakat Dusun Karang Anyar Desa Medana, Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
Menyaksikan setiap hari pantai bekas pembangunan galangan kapal HIVOS yang mangkrak, kotor, semak belukar dan tidak lagi terkelola, pada hari Jumat tanggal Sembilan bulan Februari tahun 2017 lalu, mereka berembug, bermusyawarah dan mendirikan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Pokdarwis untuk mengelola pantai tersebut yang kemudian lebih dikenal dengan Wisata Pantai Impos.
Cita-cita mulia para pendiri kelompok ini yang menginginkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pengelolaan Wisata Pantai Impos, dituangkan dalam AD/ART kelompok.
Visinya adalah mengembangkan pariwisata rakyat yang ramah lingkungan, berbasis masyarakat lokal dan berkelanjutan.
Sedang misinya adalah :
(1) Menjaga kebersamaan dalam kebersihan dan kelestarian lingkungan pantai dan laut; (2) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kelestarian lingkungan pantai dan laut; (3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pariwisata rakyat; (4) Melakukan usaha-usaha kreatif guna peningkatan kesejahteraan masyarakat dibidang pariwisata rakyat dan (5) Tidak bersaing, saling membantu serta wajib memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama anggota kelompok.
Setelah 4 tahun, Pokdarwis Pantai Impos ini selain tetap exis di tengah pandemi Covid 19, kelompok yang memiliki 50 anggota ini juga telah mengembangkan usaha-usaha ekonomi lainnya, seperti kuliner dan wisata bahari.
Pokdarwis yang digerakkan dan diketuai Udin, figur mud yang berpengalaman dala organisasiini, akhirnya mampu menaikkan Pantai Impos.
Dan jangan heran, kalau Pokdarwis Pantai Impos ini telah mengukir prestasi sebagai juara 2 lomba Pokdarwis se NTB yang diselenggarakan Polda NTB.
@ng