Membekali Siswa Jadi Konsumen Cerdas

Para siswa agar bisa jadi konsumen yang cerdas dan teliti sebelum membeli barang atau produk, apalagi produk-produk yang berasal dari luar negeri.

MATARAM.lombokjournal.com – Sosialisasi perlindungan konsumen terhadap bahan berbahaya bagi Siswa SLTP dan SLTA diselenggarakan Dinas perdagangan Provinsi NTB di Hotel Lombok Raya, Senin (24/7).

“Mereka diberikan pelatihan bagaimana teliti sebelum membeli. Karena ini efek dari arus globalosasi dan MEA. Jadi semua jasa, semua tenaga kerja semuanya bebas masuk ke indonesia,” kata Kepala Dinas Perdagangan Provins NTB Hj. Putu Selly Andayani. Berlakunya MEA (masyarakat ekonomi Asean) saat ini, Semua bisa masuk ke indonesia serba bebas.

Sosialisasi pemahaman tentang hak dan kewajiban konsumen khususnya generasi muda itu, diikuti sebanyak 105.  Terdiri siswa perwakilan sebanyak 20 orang, dan masing masing satu guru pembimbing dari SLTP atau SMP yakni SMP 1 dan SMP 7 mataram, dan SLTA ( SMK ) yakni di SMK 4 dan SMK 3.

Sebagai narasumber yakni Haerani, Ketua Harian BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa konsumen), memberikan informasi bagaimanaa menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara konsumen dengan penyedia jasa.

Selain menyampaikan materi tentang hak dan kewajiban konsumen, perlindungan konsumen, narasumber juga memberikan tips-tips sebagai dasar mereka menjadi konsumen yang kritis. Terutama saat melakukan transaksi jual beli.

Materi lainnya yang diberikan adalah bagaimana menumbuhkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri.  “Karena bagaimanapun juga kita harus membantu para pelaku usaha. Siapa lagi yang akan membantu mereka kalau bukan kita sendiri,” tegas Putu Selly.

Dalam kesempatan itu juga diberikan sosialisasi  tentang pembelian barang yang harus sesuai dengan standar SNI sehingga terjamin kualitasnya.

“Selain itu konsumen juga terlindungi dari Keselamatan, Kesehatan, Kenyamanan dan Lingkungan Hidup (K3L),” jelas Puutu Selly.

AYA

 

 




Rencana Kereta Gantung Ke Rinjani Hanya Untuk Ramaikan Medsos

Rencana pembangunan fasilitas kereta gantung menuju Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah hanya meramaikan media sosial (medsos)

Mustafa Imam Lubis

MATARAM.lombokjournal.com – memang menarik rencana pembangunan fasilitas kereta gantung menuju Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).  Kabarnya  Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah bekerja sama dengan investor Tiongkok untuk mewujudkan mimpi itu.

Tapi sebenarnya, rencana itu hanya untuk meramaikan cerita atau perbincangan hangat masyarakat NTB di jejaring Media Sosial (medsos). Buktinya, sampai sekarang tidak ada langkah apa pun yang ditempuh Pemkab Lombok Tengah terkait rencana itu.

Saat dikonfirmasi, Kasubag TU TNGR, Mustafa Imam Lubis, belum menerima surat permohonan apa pun terkait rencana pembangunan kereta gantung tersebut.

“Kan hebohnya di medsos ya,” katanya saat ditemui di Dinas Pariwisata NTB, Senin (24/7).

Kalau memang serius, tentu ada pendekatan atau pembicaraan yang mengarah ke rencana itu. Tapi sampai saat ini pihak TNGR belum menerima permohonan atau surat apa pun terkait rencana itu.

Namun seandainya ada permohonan, belum tentu disetujui pihak TNGR. “Tidak langsung disetujui,” kata Imam Lubis. Masih perlu dilakukan beberapa kajian.

“Itu harus berproses dan kajiannya itu sampai ke Jakarta tidak di kita lagi. Nanti apakah akan di setujui atau tidak tergantung hasil kajian disana,” jelasnya.

Memang, memberi ijin kereta gantung tidak semudah memberi ijin angkot jurusan Ampenan-Bertais.

Tentang ijin kereta gantung itu, Imam Lubis mengatakan, selain harus dikaji dari berbagai aspek dampak baik dan buruknya, juga prosesnya membutuhkan waktu panjang.

Dikaji dulu mulai dari lingkungannya, ekosistemnya dan sosial masyarakatnya. Kajiannya banyak menyeluruh. Imam malah memberi saran, sebaiknya rencana tersebut dikaji ulang.

“Jika rencana tersebut terealisas,i dikhawatirkan berdampak buruk pada ekosistem dan lingkungan sekitar TNGR,” pungkas Imam.

AYA




Program Siswa Mengenal Nusantara, Perkuat Keutuhan Bangsa

Pertukaran pelajar antar provinsi se-Indonesia strategis tumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan menjaga keutuhan NKRI

MATARAM.lombokjournal.com — Wakil Gubernur NTB,  H. Muh. Amin, SH. M.Si menegaskan itu saat acara penerimaan dan pelepasan 49 orang  Siswa/siswi peserta SMN dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk NTB, dan siswa/siswi dari NTB untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB di Mataram, Senin, (24/7).

“Selain saling mengenal kebudayaan dan keperibadian satu sama lain, akan lahir  generasi bangsa yang  berwawasan luas,  berkarakter  dan mencintai tanah air dan bangsanya,” kata wagub.

Program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) merupakan sinergi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia bersinergi dengan PT Jasa Raharja, PT. Indofarma Tbk dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI), sejak tahun 2015.

Program SMN merupakan kegiatan mengajak ribuan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia untuk saling berkunjung ke berbagai provinsi di tanah air.

Wagub mengapresiasi terlaksananya program ini yang berkelanjutan. “Ini modal bagi kita untuk membangun, menggali informasi, dan mengambil pelajaran dari setiap perjalanan kita,” ujarnya.

Perwakilan NTB untuk Aceh  tahun ini sebanyak dua puluh tiga (20) orang, ditambah pendamping tiga orang. Semua berasal dari siswa siswi SMA, SMK dan SLB. Sedangkan, dari NAD untuk NTB  juga sebanyak  23 orang termasuk pendamping 3 orang.

Perwakilan Kementerian BUMN, Ony Suprihartono memaparkan, Siswa Mengenal Nusantara sudah dimulai sejak 2015 dan merupakan program berkelanjutan. Pihaknya juga meluncurkan program-program bantuan seperti bantuan laboratorium bagi Sekolah Menengah Kejuruan, Bedah Rumah Veteran, Pembinaan Eks. Narapidana, Pembinaan Mantan Atlet, dan Pembinaan Desa Tertinggal.

Program SMN untuk menanamkan sejak dini kepada para siswa-siswi cinta tanah air, menghargai perbedaan dari berbagai macam dan bentuk suku, budaya, ras dan agama. “SMN hadir untuk menjaga kebhinekaan nilai luhur bangsa”, ungkap Ony.

Nantinya program-program yang ingin dicapai dengan adanya SMN adalah, memperoleh wawasan sosial budaya, wawasan pendidikan, wawasan enterpreneurship, dan wawasan pengenalan terhadap BUMN. Program ini hanya berlangsung seminggu saja.

“Ambil nilai positif dari tiap daerah yang dituju, publikasikan dan tulis pengalaman yang dirasakan,” tutur Ony.

Pelepasan dan penerimaan peserta SMN ditandai dengan pengalungan tanda peserta secara simbolis kepada perwakilan peserta dari NTB atas nama Arya Nusa Wahyu Nurada, dan dari NAD atas nama Fakhira.

AYA

 




Perusahaan Cat JOTUN, Beri Latihan Mengecat Sekaligus Ngecat Bangunan Sekolah

Memperingati Hari Anak Indonesia 2017, program Corporate Social Responsibility (CSR), melatih cara mengecat yang baik sekaligus ngecat sekolah

LOBAR.lombokjournal.com — Kali ini, PT Jotun Indonesia hadir di Yayasan Peduli Anak di Desa Langko Lombok Barat NTB, mengecat empat bangunan. Terdiri dua bangunan sekolah dasar, satu asrama anak perempuan dan juga satu asrama anak laki-laki. Selain itu, juga melakukan proses pengecatan di seluruh pagar yayasan.

Marketing Manager PT Jotun Indonesia, Leonard Bimbuain mengatakan, kegiatan ini menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap anak anak dalam Hari Anak Nasional. Merupakan tanggungjawab bersama memberikan kuakitas hidup yang baik bagi mereka, agar kelak dapat membawa perubahan bagi negara

“PT Jotun Indonesia ingin terus menunjukkan kontribusinya melalui program CSR bertajuk “Jotun Warnai Dunia” yang telah dimulai sejak tahun 2011 lalu,” ucapnya, Minggu (23/7) pagi

“Jotun Warnai Dunia” 2017 merupakan program CSR yang tahun ini difokuskan pada anak-anak. “Betapa senang kita bisa berbuat saat peringatan hari anak,”ungkap Leonard.

Dalam eksekusinya, proses pengecatan dilaksanakan dalam tiga tahap, mulai dari pengampelasan, pengecatan lapisan dasar lalu pengecatan lapisan luar. Kegiatan tersebut dilakukan simultan bersama komunitas masyarakat sekitar dan para penghuni yayasan.

Sebelumnya, PT Jotun Indonesia juga memberi pelatihan softskill cara mengecat dengan baik melalui program Jotun Paint School ke pihak Yayasan yang telah dilakukan pada 15-16 Juni 2017.  Kegiatan ini terdiri dari workshop, kemudian praktek pengecatan dimulai dari pengampelasan, pengecatan lapisan dasar dan pengecatan lapisan luar.

“Dengan program ini kami harapkan bisa menjadi bekal di kemudian hari bagi anak-anak di Yayasan Peduli Anak,” kata Leonard.

Pendiri  Yayasan Peduli Anak, Chaem Petter, mengapresiasi dipilihnya yayasan yang didirikannya  sejak 2005 itu menjadi sasaran program CSR PT Jotun Indonesia.

Warga Belanda ini berharap, lebih banyak lagi  perusahaan mempunyai program seperti dilakukan Jotun dengan berkontribusi lewat program CSR membantu anak anak di seluruh indonesia.

AYA

 




Karang Taruna Loteng Diminta Jadi Penggerak Masyarakat

Peran Karang Taruna di Lombok Tengah (Loteng) jangan cuma melibatkan diri kegiatan seremonial, tapi harus jadi peggerak masyarakat, menjadi pelaku dan memberi contoh

Kepala Dinas Sosial Baiq Sri Hastuti Handayani, SH (foto: Gilang)

LOTENG.lombokjournal.com — Kepala Dinas Sosial Baiq Sri Hastuti Handayani, SH, mengatakan itu karena kehidupan Karang Taruna di Loteng dinilainya dinamis, meki di seluruh Indonesia Karang Taruna terkesan Hidup segan mati tak mau.

Salah satu contoh, Karang Taruna  “Urip Rahayu” Desa Montonggamang, Kecamatan Kopang, yang berhasil meraih juara satu tingkat Provinsi. Karang Taruna ‘Urip Rahayu” berkontribusi bagi kemajuan masyarakat wilayahnya.

“Mestinya bukan Karang Taruna Urip Rahayu saja jadi penggerak masyarakatnya, tapi seluruh karang Taruna se Kabupaten Loteng bisa berkontribusi lebih untuk masyarakatnya,” kata Sri hastuti, Senin (24/7), sambil berharap “Urip Rahayu” bisa lebih maju dan bisa jadi juara ditingkat nasional.

Sri mengaku bangga semua karang taruna, namun diingatkannya Karang taruna jangan sekedar jadi panitia acara seremonial, seperti acara PHBI, PHBN, atau Peringatan Maulid. Tapi diharapkan berperan aktif sebagai penggerak masyarakat.

Bergeraknya Karang taruna di Loteng tak lepas dari dukungan Kepala Desa yang saat ini menganggarkan untuk kegiatan organisasi pemuda di tingkat desa itu.

“Kalau mampu mengelola keuangan, pasti bisa berkembang,” katanya.

Saat ini Karang Taruna sudah mulai banyak melakukan kegiatan ekonomi, seperti budi daya jamur dan kegiatan ekonomi produktif lainnya. “Kreatifitas melalui kegiatan ekonomi ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat desa,” kata Sri

Gilang.

 




Kandidat Cagub NTB Sudah Merapat ke Nahdlatul Ulama (NU)

Nama-nama yang populer dalam bursa Pilgub 2018 mulai merapat ke NU

Sejen NU, Helmi Faizal Zaini (foto: Gilang)

LOTENG.lombokjournal.com – Rupanya Nahdlatul Ulama (NU) menjadi daya tarik para kandidat Cagub NTB di Pemilukada 2018. Buktinya, empat nama kandidat calon Gubernur NTB yang namanya sudah populer mendekat ke Sekjen PBNU, KH. Helmi Faizal Zaini.

Salah satunya adalah H. M. Suhaili FT, SH yang saat ini Bupati Lombok Tengah. “Sudah, pak Suhaili sudah merapat ke saya,” kata Helmi Faizal Zainal kepada awak media di Lombok Tengah, kemarin.

Menurut Helmi, memang NU tidak berpolitik namun para kandidat itu menyampaikan aspirasinya. “Nama-Nama lainnya yang akan maju sebagai calon juga sudah merapat ke saya,” katanya.

Nama lainnya yang dimaksudkan selain Bupati Loteng, Suhaili adalah Wali Kota Mataram, TGH. Ahyar Abduh, dan Bupati Lotim, Ali BD Bupati, berikutnya mantan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat  (KSB) KH Zul.

Helmi mengatakan, dari mana pun para kandidat itu juga berhak minta dukungan NU. Namun ia juga menyampaikan pesan dari para nahdliyin.

“Harapan teman-teman kalau memang bisa ya dari NU,” katanya.

Namun diakuinya, berlangsungnya pemilukada itu selalu dinamis. Jadi pihak PBNU menherahkan ke daerah masing-masing.

“Kalau ada aspirasi PKB, diharapkan bisa berkonspirasi dengan PBNU”

Gilang




Umat Islam Sebagai Mayoritas, Diajak Menjadi Penguat Bangsa

Sebagai mayoritas di Indonesia,  umat Islam harus jadi penguat bangsa dengan cara mengamalkan nilai- nilai kebaikan

lombokjournal.com –

Gubernur NTB, Dr.TGH. M.Zainul Majdi yang  dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) menegaskan, umat islam sebagai mayoritas di indonesia bukan suatu kebetulan.

“Tapi salah satu cara Allah untuk memastikan rahmat dan kasih sayang-Nya tetap terjaga,” kata TGB dalam muzakarah “Meningkatkan Ukhuwah Menuju Indonesia Modern” di Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu Malam (22/7)

TGB menghadiri silaturahim dan menyampaikan tausiyah dalam acara itu. Dalam lawatannya selama dua hari di Provinsi Jatim, Ponpes  ini merupakan lokasi keempat yang dikunjunginya.

Dijelaskannya, tentang hadist yang mengilustrasikan dua kelompok umat manusia, dalam kapal yang berlayar mengarungi lautan. Kelompok pertama digambarkan berada di bawah kapal dan ingin melubangi kapal supaya mudah mendapatkan air tanpa memikirkan kelompok lain di atas kapal.

Bila kapal bocor dan tenggelam, yang jadi korban adalah semua penumpang kapal. Bukan hanya pelaku atau kelompok yang melubangi kapal tersebut,.

Jika kapal yang berlayar itu diumpamakan NKRI, semua kelompok, semua etnis dan semua anak bangsa ini, harus saling mengingatkan menjaga NKRI supaya tidak tenggelam.

“Semua kelompok hendaknya menghadirkan kebaikan dalam kehidupan NKRI,” tegasnya. Umat islam yang mayoritas haruslah bersama umat lain bekerja sama dalam bingkai NKRI.

TGB memberikan panduan menyikapi  isu perpecahan umat dan bangsa saat ini, yaitu dengan cara menjauhi saling berburuk sangka dan saling menyalahkan. Kemudian Ikatan sesama umat dan anak bangsa hendaknya didasari atas 5 pondasi, yakni : ad-din (agama), persaudaraan, hubungan kekerabatan, mahabbah atau saling mencintai.

Muzakarah

Kedatangan TGB disambut kebahagiaan oleh Pimpinan Ponpes, bersama pengurus dan ratusan jemaah Pondok Pesantren Hidayatullah. TGB mengaku, jauh sebelum  menimba ilmu di Al Azhar Kairo Mesir, sudah mendengar kiprah dan keberadaan Hidayatullah.

“Bersyukur  dapat hadir di tengah para santri dan santriwati untuk bermuzakarah atau berdiskusi tentang keilmuan, berdialog menuju jalan kebaikan,” kata TGB.

Menurutnya, agama adalah penguat suatu bangsa, bukan melemahkan bangsa.  islam sudah sangat jelas mengajarkan nilai- nilai kebaikan. “Didalam Al Qu’ran disebut baldatun toyyibatun warabbun gafur,” kata Al Hafiz itu.

TGB mengatakan, lebih senang menggunakan kata muzakarah dibanding Tabligh Akbar. Alasannya, kata majelis Muzakarrah bermakna sebagai majelis yang memberikan ruang diskusi keilmuan.

“Jika ada dua orang berilmu berdiskusi maka akan lahir ilmu yang ketiga,” katanya.

Sedangkan tablig akbar, menurutnya, lebih bermakna pada harapan besar yang tentunya tetap dalam kebaikan.

AYA/Hms

 




Kata TGB, Besar Pahalanya Mendidik Generasi Muda Sebagai Tahfidz Al Quran

Salah satu Investasi yang besar ganjaran atau pahalanya yaitu mendidik generasi muda sebagai Tahfidz Al Quran atau Hafidz Quran atau penghafal Al Quran

lombokjoournal.com –

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi didaulat dalam acara ‘Ngaji Bareng TGB’ di Ponpes Masyithoh, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto,  Jawa Timur, Sabtu (22/07).

Pimpinan  Ponpes Masyithoh Mojokerto, KH. Abdul Wahid Rozak, menganggap kesyukuran dan kehormatan luar biasa bagi Ponpes yang di pimpinnya, bisa menyelenggarakan acara ngaji bareng dengan tema “Hidup bahagia barokah Al Quran” itu.

Para siswa/siswi atau santrinya akan mendapatkan motivasi langsung dari TGB tentang teknik dan cara mempejari dan memahami Al Qur’an.

“TGB adalah Tokoh pemimpin yang Hebat, beliau seorang Gubernur yang juga Hafiz AlQur’an, patut dijadijan contoh dan diteladani,” kata Kyai Abdul wahid Rozak yang berharap TGB memotivasi para siswa/siswi agar bersemangat mendalami kandungan ayat ayat suci Al Qur’an

Kedatangan TGB di Mojokerto, disambut antusias pimpinan Ponpes bersama para pengajar/ustadz dan ratusan  siswa siswi di Ponpes Masyitoh.

Dalam tausyiahnya, TGB mengagumi kiprah Ponpes yang dipimpin KH Abdul Wahid Rozak. Nama Masyithoh, merupakan nama  seorang wanita yang hidup pada Zaman Fir’aun, terkenal dengan keteguhannya menjaga iman.

Demikian pula semangat Ponpes Masyithoh, salah satu lembaga pendidikan Tahfidz Qur’an yang mencetak generasi yang akan menjadi kekuatan untuk menjaga Al Qur’an.

“Kalau mau berinvestasi maka carilah Investasi yg paling panjang bahkan tidak terputus selama lamanya,” pesan TGB.

TGB menegaskan, siapa yang menjaga dan menghafal Al quran akan dijauhkan dari tempat tempat yang dilarang. Karena Al Quran sebagai penjaga dan benteng diri dari segala keburukan dan maksiat.

“Jika 144 surah atau 30 juz dalam Al Quran di hafal maka makin kokoh benteng dalam diri kita,” tegasnya.

TGB juga mengingatkan para jamaah, generasi yang kita butuhkan ke depan tidak hanya yang pandai berhitung, tapi generasi yang menegakkan amar makruf nahi munkar.

“Setiap huruf dalam Al Quran mendapat ganjaran 10 kali kebaikan. Tidak hanya untuk anaknya yang hafal Quran, tapi juga orang tuanya meraih keberuntungan,” kata TGB.

AYA




Kunjungi Dahlan Iskan, TGB Diminta Siap Jadi Milik Indonesia

Meski berlatar belakang ulama, TGB dipuji Dahlan Iskan karena juga kuat di manajerial pemerintahan

lombokjournal.com  – Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang terkenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) bertandang ke rumah mantan Mmenteri BUMN masa pemerintahan SBY, Dahlan Iskan, di komplek perumahan Sakura Regency Surabaya, Sabtu (22/07). Saat bertemu Dahlan, TGB mendapat sanjungan.

Menurut Dahlan Iskan, biasanya pemimpin berlatar belakang Ulama cenderung lemah di manajerial. “Berbeda dengan TGB, justeru menjadi sosok yang komplit,” ujar Dahlan.

Menurutnya, TGB selain kuat di sisi keagamaan, juga kuat di sisi manajerial. Terbukti dengan usia muda mampu memimpin selama dua periode dan mampu membawa NTB menjadi lebih baik dengan menurunnya angka kemiskinan di Provinsi NTB dari 25 persen awal tahun 2007/2008, menjadi 16 persen di awal tahun 2017 ini.

“Tuan Guru Bajang harus bersiap untuk tidak hanya menjadi milik Lombok atau NTB saja tapi menjadi milik Indonesia,” pintanya.

Menanggapi harapan bos Jawa Post Group tersebut,  TGB menyebut Dahlan Iskan sebagai tokoh nasional sangat mencintai NTB. Nyatanya sampai sekarang tetap memantau perkembangan pembangunan di provinsi Nusa Tenggara Barat. Pertemuan silaturrahmi tersebut diakhiri dengan sholat zuhur berjamaah yang di Imami langsung oleh Gubernur TGB.

Kunjungan TGB menemui tokoh Nasional dan Wartawan senior tersebut, merupakan pertemuan silaturahmi biasa,  serangkaian kunjungannya memenuhi undangan sebagai narasumber dan silaturahim yang digelar para Tokoh Masyarakat dan sejumlah Organisasi kemasyarakatan di Wilayah Surabaya dan Jombang Provinsi Jatim (Sabtu-Minggu, 22-23 Juli).

Pertemuan singkat yang dihadiri beberapa sahabat Dahlan Iskan, menjadi ajang temu kangen kedua tokoh. Diselingi acara jamuan makan siang bersama, saat itu Dahlan Iskan  memuji  TGB sebagai  tokoh muda yang langka, dan sosok pemimpin yang komplit, memiliki kemampuan yang lengkap.

AYA

 




Hari Bhakti Adhyaksa ke-57 di Praya, Kewajiban Menegakkan Hukum

Kejaksaan diminta mengarahkan pikiran untuk menegakkan hukum, salah satu kewajiban Adhyaksa saat ini dan masa akan datang.

Kepala Kejaksaan Negeri Praya, Ferri Mufahir (foto: Gilang)

LOTENG.lombokjournal.com  — Penegasan itu merupakan amanat jaksa Agung Republik Indonesia pada peringatan Hari Bhakti Adhyaksa Ke-57 yang dibacakan Kepala Kejaksaan Negeri Praya, Ferri  Mufahir, di Kantor Kejaksaan Negeri Praya, Sabtu  (22/7)

Hari Bhakti Kejaksaan itu diperingati  Kejaksaan Negeri Lombok Tengah dengan mengangkat tema “Satu Tujuan, Satu Sikap, Satu Hati Untuk Negeri”.  Sebab amanat bagi Kejaksaan harus senantiasa menyatukan arah pikiran, sikap dan tindakan untuk berbuat terbaik melaksanakan tugas pengabdian bagi seluruh masyarakat, bangsa dan negara.

Selain itu, segenap insan Adhyaksa diingatkan betapa pentingnya keterpaduan antara pikiran, sikap dan tindakan saat mengemban amanah melaksanakan tugas kewenangan, tanggung jawab dan kewajiban saat berada ditengah masyarakat.

” Harapan kami semoga kedepannya kami semoga Kejaksaan makin dicintai dan dihargai masyarakat.  Bisa lebih maksimal dan optimal dalam menegakkan hukum, dan lebih banyak berkontribusi kepada negara khususnya Lombok Tengah,” ujar Ferri menjawab wartawan usai apel penghormatan di Makam Pahlawan Lombok Tengah.

Acara peringatan itu dimulai Apel bendera, diselenggarakan di halaman depan Kantor Kejaksaan Negeri Praya. Kemudian dilanjutkan ziarah ke Makam pahlawan, sebagai wujud mengenang jasa-jasa mereka.

“Ini merupakan bentuk penghargaan terhadap pengabdian,” kata Ferri yang kemudian meanjutkan dengan acara ramah-tamah di Aula Kejaksaan Negeri Praya.

Gilang