“Lombok Sumbawa Friendly”, Slogan Kemudahan Investasi di NTB

Slogan wisata ramah, Lombok Sumbawa Friendly, bukan semata slogan yang mampu menarik minat wisatawan datang ke Nusa Tenggara Barat (NTB), tapi juga menunjukan komitmen Pemerintah NTB dalam hal memberikan kemudahan bagi iklim investasi di daerah itu.

BIMA.lombokjournal.com — Wakil Gubernur NTB,H Muhammad Amin mengatakan, keramahtamahan atau “friendly” menjadi kunci penting dalam menciptakan daya tarik wisata.

“Keramahtamahan itu menyangkut seluruh aspek, mulai dari sektor birokrasi dengan menciptakan layanan  yang baik dan mempermudah investasi,”kata Wagub Amin, saat menghadiri Festival Lawata, Minggu (9/4) di pantai Lawata, Bima, NTB.

Dengan slogan Lombok Sumbawa Friendly, Wagub Amin menambahkan, NTB juga berupaya mewujudkan keramahan destinasi, yakni seluruh obyek dan potensi wisata dikelola, ditata dengan indah, rapi, bersih,  menarik dan  mempesona.

Serta, yang lebih penting lagi keramah tamahan masyarakat untuk menjaga keamanan, kenyamanan, kebersihan, melestarikan destinasi, adat budaya, tradisi, agama dan nilai nilai peradaban lainnya sebagai aset wisata yang sangat berharga.

Seperti diketahui, saat ini “Lombok – Sumbawa Friendly” dijadikan branding pembangunan Pariwisata NTB.

Wagub Amin mengajak semua pihak, terutama para kepala daerah, Bupati dan Walikota di NTB untuk memperkuat komitmen terhadap pembangunan sektor Pariwisata.

“Sebab sektor ini  telah terbukti sebagai penyumbang devisa terbesar dari sektor non migas,” katanya.

Karena itu, pemerintah daerah terus berbenah untuk meningkatkan  pembangunan pariwisata. Termasuk  menyusun regulasi yang memudahkan para investor untuk mengembangkan investasinya di wilayah ini.

“Semua potensi dan peluang yang kita miliki terus dilakukan pembenahan-pembenahan dengan membangun berbagai infrastruktur, memperkuat destinasi, promosi baik di dalam maupun di luar negeri,” tegas Wagub Amin.

AYA

 

 




Wagub Muhammad Amin Buka Festival Lawata, Promosikan Potensi Bima

Festival Lawata dibuka Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin, hari Minggu (9/4) di pantai Lawata, Bima, NTB.

BIMA.lombokjornal.com —  Festival Lawata yang sudah menjadi event budaya tahunan di Bima, merupakan  rangkaian kegiatan memperingati ulang tahun Kota Bima pada tanggal 10 April setiap tahun, sekaligus upaya mempromosikan potensi wisata di Kota Bima.

Wagub Amin menegaskan, pentingnya memperbanyak event seperti Festival Lawata ini sebagai media promosi.

“Dengan memperbanyak kegiatan seperti ini, apakah festival, pentas budaya dan lain sebagainya, akan menarik minat para tamu untuk datang, sehingga destinasi ini akan semakin dikenal,” kata Wagub.

Menurut Amin, periwisata  memiliki makna universal, yaitu mempercantik, memperindah, menyenangkan serta menyatukan, karena menembus sekat sekat suku, bangsa, ras, agama dan golongan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Festival Lawata tahun ini juga melibatkan masyarakat nelayan tradisional Bima dengan menampilkan lomba layar perahu  yang dihias berbagai ornamen warna warni, sehingga sangat menarik.

Festival itu diikuti oleh ratusan perahu nelayan, berlomba dayung  yang mencerminkan budaya dan semangat bahari yang dimiliki Suku Mbojo.

Walikota Bima, HM Qurais Abidin mengatakan,  selain digelar dalam semangat ulang tahun dan menghidupkan wisata bahari, Festival Lawata kali ini juga untuk membangkitkan optimisme masyarakat kota Bima pasca musibah banjir yang meluluhlantahkan pemukiman dan fasilitas umum di wilayah itu.

“Pemkot Bima kini berupaya membangun sarana dan prasarana yang terdampak banjir. Selain itu, membangun optimisme masyarakat juga tidak luput dari perhatian pemerintah kota,” tukasnya.

Untuk optimisme itu, Qurais mengingatkan delapan prinsip hidup orang bima atau yang dikenal ‘nggusu waru’. Delapan prinsip hidup itu diantaranya selalu sabar, berilmu, kaya hati, taat pada Tuhan serta mementingkan kepentingan orang banyak.

“Kami juga memiliki prinsip selalu merealisasikan apa yang diucapkan dan berperilaku baik,” jelasnya.

AYA




Dirjen PKH Gelar Rapat Antisipasi Stok Daging Jelang Puasa

Jelang bulan Puasa dan Perayaan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2017,  Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementan RI, menggelar rapat koordinasi mengantisipasi ketersediaan stok daging Sapi.

JAKARTA. lombokjournal.com — Rapat bersama para pelaku usaha terdiri dari feedloter, Bulog, para Importir Sapi dan daging Sapi, yang digelar di Kantor Ditjen PKH di Jakarta itu merupakan tindaklanjut dari hasil Rapat Koordinasi (Rakor) yang dipimpin oleh Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan pada tanggal 27 Maret 2017 di Kantor Kementerian Pertanian.

“Pertemuan ini sebagai persiapan awal membahas ketersediaan stock sapi dan daging sapi menjelang bulan puasa dan lebaran tahun 2017,” kata Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, dalam rilis pers yang diterima Lombok Journal, Sabtu (8/4).

Menurutnya, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan berupaya memastikan persediaan daging nasional  cukup menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) tersebut, yaitu pada bulan April, Mei dan Juni.

Ketut menambahkan, persiapan penyediaan pasokan daging sapi ini tentunya penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai upaya menstabilkan pasokan, sehingga akan menjaga stabilisasi harga daging pada bulan-bulan tersebut.

“Dan kita harapkan masyarakat dapat menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari Raya Lebaran dengan tenang,”ungkapnya.

GRA




Banjir Landa Desa Beleka Dan Desa Ganti, Lombok Tengah

Akibat intensitas hujan tinggi, Sabtu malam (9/4), banjir melanda Desa Beleka dan Desa Ganti di Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, NTB.

MATARAM.lombokjournal.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat, banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas lebat turun sejak pukul 14.00 Wita sampai malam hari.

“Hujan deras mengakibatkan sungai Tibu Nangke Desa Beleka meluap sehingga menggenangi beberapa dusun di Desa Beleka dan aliran sungai menuju Desa Ganti,” kata Kepala BPBD NTB, H Muhammad Rum.

Dikatakan, jumlah dusun yang terdampak genangan adalah 14 dusun di Desa Beleka dengan perkiraan 500 KK terdampak. Selain itu ada 14 rumah yang terisolir dengan tinggi genangan 50 s/d 100 cm, di dusun Dasan Paok.

“BPBD dan tim reaksi cepat sudah melakukan evakuasi bagi warga yg terisolir. Korban jiwa tidak ada,” katanya.

Sementara itu luapan sungai Tibu Nangke karena intensitas hujan tinggi juga menyebabkan banjir di Desa Ganti berdampak pada 300 KK, Desa Pengonak 100 KK, Desa Jeruk Puri 200 KK dan Desa Semoyang 50 KK.

Hingga kini BPBD NTB dan BPBD Lombok Tengah terus menyalurkan bantuan darurat untuk korban banjir di sejumlah lokasi terdampak.

AYA

 




Kemenpar Dorong Pengembangan Homestay di Kawasan Penyangga KEK Mandalika

Pengembangan sarana akomodasi berbasis masyarakat seperti homestay di kawasan desa-desa penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Lombok Tengah, NTB, mendapat perhatian Kementerian Pariwisata RI

UKUS KUSWARA

DENPASAR.lombokjournal.com — Sekretaris Menpar, Ukus Kuswara mengatakan,  pengembangan homestay dapat didorong dengan konsep desa wisata, dimana rumah penduduk di desa bisa dimanfaatkan sebagai sarana akomodasi bagi wisatawan yang berkunjung.

“Kita sudah usulkan ini dan diharapkan semua stake holder terkait harus terlibat di dalam pengembangan homestay di daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Lombok,” kata Ukus, Sabtu (8/4) di Kuta, Bali.

Menurut Ukus Kuswara, pengembangan homestay di sekitar KEK Mandalika membutuhkan intervensi baik pemerintah daerah, Kementerian Pariwisata maupun Kementerian Perumahan Rakyat.

Ukus menjelaskan, pola desa wisata dan juga pengembangan homestay di dalamnya, merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat di sektor pariwisata, serta memberikan manfaat ekonomi.

“Home stay ini juga merupakan salah satu solusi untuk memperbanyak kamar bagi wisatawan,” katanya.

Ia menambahkan, Kemenpar memiliki konsep bahwa manajemen homestay di desa wisata nantinya bisa dikelola dalam sebuah koperasi di desa wisata tersebut. Atau bisa juga dibentuk komunitas untuk mengakomodir seluruh homestay, baik itu terkait dengan upaya mendatangkan wisatawan dan juga pengelolaanya.

AYA




Ekspor Obat Hewan Indonesia Meningkat Rp10 triliun Lebih

Nilai ekspor produk obat hewan di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dan menembus pasar ke sedikitnya 57 negara yang tersebar di empat benua.

MATARAM.lombokjournal.com —  Hal ini menunjukan produksi obat hewan Indonesia mampu bersaing secara internasional, sekaligus menjadi salah satu produk penyumbang devisa bagi negara.

Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) merilis, dalam dua tahun terakhir 2015-2016, ekspor obat hewan Indonesia mencapai Rp26,357 Triliun.

Dirjen PKH Drh. I Ketut Diarmita, MP mengatakan, pada 2015 ekspor obat hewan Indonesia mencapai Rp7,843 triliun, dan tahun 2016 meningkat mencapai Rp18,514 triliun.

“Artinya terjadi peningkatan nilai ekspor obat hewan sebesar Rp10,671 triliun atau terjadi peningkatan sebesar 136 %, di tahun 2016 dibanding dengan tahun 2015,” kata Ketut Diarmita, melalui rilis Direktorat Jenderal PKH yang diterima Lombok Journal, Jumat (7/4) di Mataram.

Ketut menjelaskan, dari segi kuantitas, jumlah ekspor obat hewan Indonesia juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 tercatat volume total ekspor obat hewan Indonesia sebesar 211.631 Ton, dan meningkat pada 2016 menjadi sebesar 459.902 Ton.

Obat hewan produksi Indonesia itu, papar Ketut, diekspor ke sejumlah 57 negara  antara lain, Belgia, Bulgaria, Croatia, Perancis, Jerman, Hungaria, Italia, Lithuania, Belanda, Norwegia, Polandia, Serbia, Slovenia, Rumania, Yunani, Albania, Georgia, Yordania, Kroasia, Ukrania dan Rusia (di Benua Eropa), kemudian Amerika, Brazil, Guatemala dan Argentina (diBenua Amerika), Mesir, Montenegro, Maroko, Tunisia, Nigeria, Tanzania, Ethiophia, Bhutan, Uganda, Zimbabwe, Zambia dan Kenya (di Benua Afrika), dan Jepang, China, India, kamboja, libanon, Malaysia, Nyanmar, Nepal, Pakistan, Bangladest, Fhilipina, Thailand, Timor Leste dan Vietnam, Arab Saudi, Iran, Irak, Lybia, Taiwan, Yaman dan Yordania (di Benua Asia).

Menurutnya, keberhasilan menembus pasar dunia itu juga didukung dengan upaya pemenuhan syarat negara pengimpor terkait  jaminan mutu dan  keamanan obat hewan.

Saat ini tercatat sebanyak 90 perusahaan produksi obat hewan di Indonesia. 79 perusahaan diantaranya merupakan Perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan 11 perusahaan lainnya merupakan Perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing).

Untuk terus memastikan kualitas obat hewan Indonesia, papar Ketut, Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH berperan penting dalam memberikan jaminan mutu obat hewan yang akan diekspor ke luar negeri.

“Untuk itu, Ditjen PKH selaku regulator terus berupaya untuk meningkatkan standar penerapan Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB) kepada para produsen, sehingga kualitas mutu obat hewan yang dihasilkan sesuai dengan standar Good Manufacturing Practicess (GMP) Internasional, dan mampu berdaya saing dalam perdagangan internasional,” kata Ketut.

CPOHB merupakan salah satu rambu pengaman dan sebagai salah satu bentuk sistem pengawasan kualitas secara dini sejak produksi.

Dengan menerapkan CPOHB akan diperoleh jaminan mutu obat hewan sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing obat hewan produk dalam negeri.

Hasil yang telah dicapai dari penerapan CPOHB pada dua tahun terakhit (2015 – 2016) yaitu adanya perkembangan nilai ekspor di Kementerian Pertanian yang cukup signifikan, khususnya di Ditjen PKH yang berasal dari obat hewan.

Hal ini menunjukkan bahwa produk obat hewan Indonesia memiliki kemampuan daya saing yang tinggi sehingga produk tersebut dapat diterima atau diekspor ke luar negeri.

Selanjutnya dijelaskan oleh I ketut Diarmita, untuk menjamin mutu obat hewan yang beredar dalam masyarakat dan memudahkan dalam pengawasannya, maka obat hewan yang akan diproduksi dan diedarkan harus didaftar dan diuji mutunya.

“Semua obat hewan yang akan diedarkan di dalam wilayah Republik Indonesia harus mendapatkan nomor pendaftaran (Registration Number) yang salah satu komponen penting dalam pemberian jaminan mutu dan keamanan terhadap ekspor obat hewan” kata I ketut Diarmita.

GRA




Kebijakan KKP Berantas Illegas Fishing Ditiru Tiongkok dan Thailand

Keberhasilan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Indonesia memberantas penangkapan ikan secara illegal (illegal fishing), ditiru negara lain.

Menteri Susi Pujiastuti

JAKARTA.lombokjournal.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, beberapa negara seperti Tiongkok dan Thailand saat ini tengah meniru kebijakan Indonesia untuk menyelesaikan masalah perikanan di negaranya. Antara lain dengan membentuk Satuan Tugas, seperti Satgas 115 (Satgas Pemberantasan Illegal Fishing).

Menurut Susi, selain memberantas pencurian ikan secara ilegal, kebijakan ini telah mengawali negara-negara lain untuk memulihkan  jumlah ikan di negaranya dan kelestarian laut negaranya.

Beberapa negara melakukan policy moratorium penangkapan ikan secara keras. Seperti Laos, Myanmar juga ikut buat Satgas. Kamboja juga sama. “Thailand, China (Tiongkok) dan Vietnam juga ikutan moratorium kapal ikan,” kata Menteri Susi dalam sharing session dengan wartawan di Komplek Widya Candra, Kamis (6/4).

Menteri Susi menuturkan, Tiongkok bahkan sudah sejak tahun lalu memberlakukan moratorium penangkapan ikan di perairannya. Hal itu membuat kapal-kapal ikan dari Negeri Tirai Bambu tersebut berlayar ke perairan jauh. Begitu pun dengan Thailand.

“Saya lihat China dan Thailand ketatkan penangkapan ikan luar biasa, China sudah moratorium. Terus apa kemudian boleh tangkap ikan di laut kita? Ya enggak boleh, kita tangkap. Enak saja mereka yang panen ikan kita,” ucapnya.

Meski menjadi percontohan beberapa negara, Menteri Susi menilai Indonesia harus terus melakukan evaluasi dari kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan.

Profesi nelayan, yang merupakan stakeholder langsung kebijakannya, perlu diperhatikan. Oleh karenanya, KKP membuat program asuransi nelayan.

“Di laut, nelayan jarang tahu apa itu asuransi nelayan. Setiap saya ke daerah, pokoknya saya minta info pemda setempat, daerah mana saja yang nelayannya belum didaftarkan asuransi. Kalau ABK kapal gak masuk asuransi, karena dia anak buah kapal dari perusahaannya,” ujar Menteri Susi.

GRA




Ratusan TKI Disekap, Pemprov Tunggu Langkah Kemlu

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih menunggu perkembangan upaya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) terkait 300 WNI yang dikabarkan disekap di Riyadh, Arab Saudi.

MATARAM.lombokjournal.com —  Kepala Dinas Tenaga Kerja NTB, H Wildan menjelaskan, terkait kabar ratusan TKI yang disekap di Arab Saudi, bahwa kasus ini masih ditangani Kemlu melalui Ditjen PWNI (Perlinduangan WNI). Kami masih menunggu hasilnya,” katanya, Jumat (7/4) di Mataram.

Wildan mengatakan, pihak Ditjen PWNI saat ini masih melakukan upaya penyelesaian kasus ini. Informasi yang diserap Dinas Tenaga Kerja NTB menyebutkan, ratusan WNI yang dikabarkan disekap itu, tidak seluruhnya berasal dari NTB.

Diduga memang ini berangkat sebagai TKI non prosedural, karena peniriman TKI ke Arab Saudi dan Timur Tengah masih moratorium. “Tapi karena ini menyangkut warga NTB juga, maka kami tetap akan terus memantau,” katanya.

Sejauh ini, papar Wildan, pihaknya juga belum menerima adanya laporan dari pihak keluarga para korban penyekapan itu.

Sementara itu, Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Mataram, H Mucharom Ashadi menjelaskan, untuk kasus 300 WNI yang disekap di Arab Saudi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan KBRI Riyadh.

“Kami sudah komunikasi dengan KBRI Riyadh. KBRI disana sudah menurunkan tim Satgas untuk mengecek kebenaran informasi itu dan melakukan penyelidikan.Jadi sekarang kami masih menunggu hasil dari tim itu,” kata Mucharom, Jumat (7/4) di Mataram

Menurutnya, BP3TKI Mataram sama sekali tidak memiliki data-data para WNI yang disekap, khususnya yang berasal dari NTB. Sebab, keberangkatan mereka sebagai TKI ke Arab Saudi diduga kuat melalui jalur illegal.

“Ini juga sudah sering kami sosialisasikan, dan kami imbau agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan bujuk rayu para perekrut TKI illegal yang menjanjikan bisa memberangkatkan TKI ke Timur Tengah,” katanya.

Sebelumnya Kabar tentang 300 WNI disekap di Arab Saudi, sebelumnya disampaikan oleh Direktur Perlindungan WNI, Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, pekan lalu.

“Kami dapat laporan dua minggu lalu, itu ada sekitar 300 orang WNI yang hendak jadi TKI disekap di Arab Saudi. KBRI di sana sudah koordinasi dengan kepolisian Arab Saudi untuk melakukan penyelidikan,” kata Direktur  Perlindungan WNI Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal,  Jumat sore (31/3) di Mataram, NTB.

300 WNI yang disekap itu sebagian besar dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sebagian lainnya dari sejumlah provinsi lain.

Berdasarkan laporan yang diterima Kemlu,  ratusan WNI itu direkrut menjadi TKI di Arab Saudi oleh sebuah perusahaan mega rekrutmen. Namun bukannya disalurkan, mereka justru disekap di penampungan TKI milik perusahaan mega rekrutment itu.

Laporan juga menyebutkan, selain disekap di tempat penampungan, ratusan WNI itu juga mendapat penyiksaan.

GRA




Sumbawa Barat Berupaya Membangun Bandara

Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sedang berupaya membangun bandara untuk meningkatkan aksesbilitas ke daerah itu, terutama di sektor pariwisata.

SUMBAWA BARAT.lombokjournal.com — Potensi wisata yang dimiliki Sumbawa Barat sangat banyak, ada banyak destinasi pantai, alam, dan juga budaya. Tapi aksesbilitas masih minim.

“Ini yang sedang kita upayakan, kita sedang berupaya membangun bandara,” kata Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin, Kamis (6/4) di Sumbawa Barat.

Musyafirin menjelaskan, Pemda Sumbawa Barat berupaya membangun bandara di lokasi bekas landasan pacu milik swasta yang kini menjadi aset Pemda, di Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat.

Saat ini landasan pacu tersedia sepanjang 800 meter. Pemda Sumbawa Barat akan menambah panjang landasan pacu menjadi 1200 meter, dan membangun infrastruktur pendukung lainnya.

“Saya sudah bertemu dengan pak Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi), pekan lalu untuk menyampaikan ini. Yang kami butuhkan hanya kebijakan dari pusat terkait izin-izinnya, bandaranya biar kami yang bangun,” kata Musyafirin.

Menurut dia, secara resmi Pemda Sumbawa Barat juga sudah bersurat ke Dirjen Perhubungan Udara, dan saat ini tengah menunggu kebijakan dari pemerintah pusat.

Musyafirin mengatakan, keberadaan bandara menjadi faktor penting dalam meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi di Sumbawa Barat.

Sumbawa Barat memiliki cukup banyak destinasi wisata andalan. Misalnya saja pantai Sekongkang dan pantai Maluk yang juga potensial untuk surfing. Sebuah spot paralayang berkelas internasional juga sudah mulai dibuka di Desa Mantar berketinggian 640 Mdpl di Kecamatan Poto Tano.

Hanya saja, untuk  mengakses destinasi itu para wisatawan dan pengunjung membutuhkan waktu perjalanan sekitar 6 jam dari Mataram, ibukota NTB di pulau Lombok, melalui perjalanan darat dan satu kali penyeberangan laut dari Labuhan Kayangan, Lombok Timur menuju Poto Tano, Sumbawa Barat.

Keberadaan bandara, menurut Musyafirin, bisa memangkas waktu perjalanan yang panjang itu. Jika bandara Sekongkang terealisasi maka hanya butuh waktu 1 jam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai di Bali, dan kurang dari 40 menit dari Lombok International Airport, untuk menuju bandara Sekongkang.

Ia menjelaskan, Pemda Sumbawa Barat memperkirakan membutuhkan sekitar Rp60 Miliar untuk perpanjangan landasan pacu eks bandara Sekongkang dan membangun infrastrukturnya.

“Banyak sekali potensi kita di Sumbawa Barat. Tapi tanpa aksesbilitas yang memadai, tetap akan sulit berkembang. Jadi ini yang sedang giat kita upayakan, dana sekitar Rp60 Miliar pun kita akan upayakan mampu,” katanya.

Selain untuk peningkatan kunjungan wisata, papar Musyafirin, keberadaan bandara juga akan meningkatkan minat investasi di wilayah Sumbawa Barat.

GRA




“Barapan Ayam”, Permainan Tradisional Yang Jadi Event Wisata di KSB

Jika di lain tempat pertandingan ayam jago dilakukan dengan cara mengadu atau menyabung dua ayam jantan untuk saling bertarung, tapi di daerah Sumbawa Barat, NTB, juga jadi atraksi pariwisata yang menghibur.

SUMBAWA BARAT,lombokjournal.com — Pertandingan ayam jago di sini, justru menyatukan dua ayam jago untuk bisa bekerjasama. Mereka harus bisa berlari cepat, beriringan, dan harus tepat menyasar tujuan, dalam “Barapan Ayam”.

“Tidak. Disini ayam jago tidak diadu untuk bertarung, tapi diadu kecepatan lari. Namanya  Barapan Ayam atau Sampo Ayam,” kata Komaruddin (38), Ketua Panitia perlombaan Barapan Ayam, Kamis sore (6/4) di Desa Tambak Sari, Kecamatan Poto Tano, Sumbawa Barat, NTB.

Perlombaan Barapan Ayam di Desa Tambak Sari, digelar untuk mengisi rangkaian Festival Pesona Tambora 2017. Tapi di luar event Festival, tradisi Barapan Ayam bisa disaksikan setiap Minggu di Kota Taliwang, ibukota Sumbawa Barat.

Komaruddin menjelaskan, dalam Barapan Ayam, dua ekor ayam jantan akan disatukan dengan sebuah kayu yang secara lokal disebut Noga, yang kemudian ujungnya diikat pada masing-masing punggung ayam.

Dua ekor ayam yang sudah disatukan itu kemudian diarahkan oleh joki ayam menggunakan semacam pecut yang terbuat dari rotan yang ujungnya diberi bebunyian dari botol plastik bekas minuman yang disayat-sayat.

“Menggunakan pecut yang disini disebut Lutar, joki ayam harus mengarahkan ayamnya. Pasangan ayam harus berlari cepat dan harus bisa tepat menyentuh kayu Saka di garis finish,” katanya.

Suasana Barapan Ayam di Desa Tambak Sari nampak ramai dan riuh. Ratusan orang berkumpul di lapangan, dimana arena Barapan Ayam didirikan.

Sekitar 160 pasangan ayam akan berlomba di arena. Arena berukuran 20 kali 50 meter dikelilingi dengan kain jaring, agar ayam tidak lari keluar arena. Sementara penonton bisa menyaksikan dari luar arena.

Joki ayam yang dipanggil untuk masuk ke arena, akan membawa dua ayam yang sudah menyatu ke dalam arena.

Dengan kemampuan yang dimiliki, joki harus bisa mengarahkan ayam agar berlari cepat dengan jarak sekitar 50 meter menuju finish.

Sebatang kayu setinggi setengah meter atau disebut Saka, ditancapkan di garis finish. Pasangan ayam baru dinyatakan berhasil finish adalah yang berhasil menyentuh Saka.

“Tidak gampang mainnya, harus banyak latihan baik ayam maupun jokinya. Tapi ini seru, dan selalu bikin penasaran,” kata Muhamad Nursyamsi (28), warga Taliwang yang ikut lomba Barapan Ayam.

Syamsi mengatakan, percaya atau tidak,dalam Barapan Ayam juga diperlukan Sandro, atau dukun yang punya kemampuan khusus. Tugas mereka adalah mengelabui penglihatan ayam agar kayu Saka bisa terlihat mirip binatang buas, atau mahluk lain yang menakutkan.

“Kalau Sandronya hebat, pasti sangat jarang ayam yang bisa tepat menyentuh Saka, karena sudah takut duluan,” katanya.

Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin mengatakan, Barapan Ayam merupakan tradisi masyarakat Sumbawa Barat yang hingga kini masih lestari.

Seperti juga Barapan Kebo, Barapan Ayam di Sumbawa Barat juga menjadi tradisi yang saat ini tengah dikemas sebagai salah satu event atraksi budaya untuk mendukung pariwisata di Kabupaten itu.

“Ya Barapan Ayam ini sangat unik, dan kami yakin ini hanya bisa disaksikan di Sumbawa Barat.Jadi tradisi ini bisa menjadi daya tarik wisata,” kata Musyafirin.

GRA

07/04/17, 13.04 – Jakarta P Panca: IMG-20170407-WA0001.jpg (file terlampir)

BARAPAN AYAM. Permainan tradisi barapan ayam di Sumbawa Barat, yang kini menjadi event pariwisata.(GRA)