Kandidat Cagub NTB Sudah Merapat ke Nahdlatul Ulama (NU)
Nama-nama yang populer dalam bursa Pilgub 2018 mulai merapat ke NU
Sejen NU, Helmi Faizal Zaini (foto: Gilang)
LOTENG.lombokjournal.com – Rupanya Nahdlatul Ulama (NU) menjadi daya tarik para kandidat Cagub NTB di Pemilukada 2018. Buktinya, empat nama kandidat calon Gubernur NTB yang namanya sudah populer mendekat ke Sekjen PBNU, KH. Helmi Faizal Zaini.
Salah satunya adalah H. M. Suhaili FT, SH yang saat ini Bupati Lombok Tengah. “Sudah, pak Suhaili sudah merapat ke saya,” kata Helmi Faizal Zainal kepada awak media di Lombok Tengah, kemarin.
Menurut Helmi, memang NU tidak berpolitik namun para kandidat itu menyampaikan aspirasinya. “Nama-Nama lainnya yang akan maju sebagai calon juga sudah merapat ke saya,” katanya.
Nama lainnya yang dimaksudkan selain Bupati Loteng, Suhaili adalah Wali Kota Mataram, TGH. Ahyar Abduh, dan Bupati Lotim, Ali BD Bupati, berikutnya mantan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) KH Zul.
Helmi mengatakan, dari mana pun para kandidat itu juga berhak minta dukungan NU. Namun ia juga menyampaikan pesan dari para nahdliyin.
“Harapan teman-teman kalau memang bisa ya dari NU,” katanya.
Namun diakuinya, berlangsungnya pemilukada itu selalu dinamis. Jadi pihak PBNU menherahkan ke daerah masing-masing.
“Kalau ada aspirasi PKB, diharapkan bisa berkonspirasi dengan PBNU”
Gilang
Umat Islam Sebagai Mayoritas, Diajak Menjadi Penguat Bangsa
Sebagai mayoritas di Indonesia, umat Islam harus jadi penguat bangsa dengan cara mengamalkan nilai- nilai kebaikan
lombokjournal.com –
Gubernur NTB, Dr.TGH. M.Zainul Majdi yang dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) menegaskan, umat islam sebagai mayoritas di indonesia bukan suatu kebetulan.
“Tapi salah satu cara Allah untuk memastikan rahmat dan kasih sayang-Nya tetap terjaga,” kata TGB dalam muzakarah “Meningkatkan Ukhuwah Menuju Indonesia Modern” di Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu Malam (22/7)
TGB menghadiri silaturahim dan menyampaikan tausiyah dalam acara itu. Dalam lawatannya selama dua hari di Provinsi Jatim, Ponpes ini merupakan lokasi keempat yang dikunjunginya.
Dijelaskannya, tentang hadist yang mengilustrasikan dua kelompok umat manusia, dalam kapal yang berlayar mengarungi lautan. Kelompok pertama digambarkan berada di bawah kapal dan ingin melubangi kapal supaya mudah mendapatkan air tanpa memikirkan kelompok lain di atas kapal.
Bila kapal bocor dan tenggelam, yang jadi korban adalah semua penumpang kapal. Bukan hanya pelaku atau kelompok yang melubangi kapal tersebut,.
Jika kapal yang berlayar itu diumpamakan NKRI, semua kelompok, semua etnis dan semua anak bangsa ini, harus saling mengingatkan menjaga NKRI supaya tidak tenggelam.
“Semua kelompok hendaknya menghadirkan kebaikan dalam kehidupan NKRI,” tegasnya. Umat islam yang mayoritas haruslah bersama umat lain bekerja sama dalam bingkai NKRI.
TGB memberikan panduan menyikapi isu perpecahan umat dan bangsa saat ini, yaitu dengan cara menjauhi saling berburuk sangka dan saling menyalahkan. Kemudian Ikatan sesama umat dan anak bangsa hendaknya didasari atas 5 pondasi, yakni : ad-din (agama), persaudaraan, hubungan kekerabatan, mahabbah atau saling mencintai.
Muzakarah
Kedatangan TGB disambut kebahagiaan oleh Pimpinan Ponpes, bersama pengurus dan ratusan jemaah Pondok Pesantren Hidayatullah. TGB mengaku, jauh sebelum menimba ilmu di Al Azhar Kairo Mesir, sudah mendengar kiprah dan keberadaan Hidayatullah.
“Bersyukur dapat hadir di tengah para santri dan santriwati untuk bermuzakarah atau berdiskusi tentang keilmuan, berdialog menuju jalan kebaikan,” kata TGB.
Menurutnya, agama adalah penguat suatu bangsa, bukan melemahkan bangsa. islam sudah sangat jelas mengajarkan nilai- nilai kebaikan. “Didalam Al Qu’ran disebut baldatun toyyibatun warabbun gafur,” kata Al Hafiz itu.
TGB mengatakan, lebih senang menggunakan kata muzakarah dibanding Tabligh Akbar. Alasannya, kata majelis Muzakarrah bermakna sebagai majelis yang memberikan ruang diskusi keilmuan.
“Jika ada dua orang berilmu berdiskusi maka akan lahir ilmu yang ketiga,” katanya.
Sedangkan tablig akbar, menurutnya, lebih bermakna pada harapan besar yang tentunya tetap dalam kebaikan.
AYA/Hms
Kata TGB, Besar Pahalanya Mendidik Generasi Muda Sebagai Tahfidz Al Quran
Salah satu Investasi yang besar ganjaran atau pahalanya yaitu mendidik generasi muda sebagai Tahfidz Al Quran atau Hafidz Quran atau penghafal Al Quran
lombokjoournal.com –
Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi didaulat dalam acara ‘Ngaji Bareng TGB’ di Ponpes Masyithoh, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (22/07).
Pimpinan Ponpes Masyithoh Mojokerto, KH. Abdul Wahid Rozak, menganggap kesyukuran dan kehormatan luar biasa bagi Ponpes yang di pimpinnya, bisa menyelenggarakan acara ngaji bareng dengan tema “Hidup bahagia barokah Al Quran” itu.
Para siswa/siswi atau santrinya akan mendapatkan motivasi langsung dari TGB tentang teknik dan cara mempejari dan memahami Al Qur’an.
“TGB adalah Tokoh pemimpin yang Hebat, beliau seorang Gubernur yang juga Hafiz AlQur’an, patut dijadijan contoh dan diteladani,” kata Kyai Abdul wahid Rozak yang berharap TGB memotivasi para siswa/siswi agar bersemangat mendalami kandungan ayat ayat suci Al Qur’an
Kedatangan TGB di Mojokerto, disambut antusias pimpinan Ponpes bersama para pengajar/ustadz dan ratusan siswa siswi di Ponpes Masyitoh.
Dalam tausyiahnya, TGB mengagumi kiprah Ponpes yang dipimpin KH Abdul Wahid Rozak. Nama Masyithoh, merupakan nama seorang wanita yang hidup pada Zaman Fir’aun, terkenal dengan keteguhannya menjaga iman.
Demikian pula semangat Ponpes Masyithoh, salah satu lembaga pendidikan Tahfidz Qur’an yang mencetak generasi yang akan menjadi kekuatan untuk menjaga Al Qur’an.
“Kalau mau berinvestasi maka carilah Investasi yg paling panjang bahkan tidak terputus selama lamanya,” pesan TGB.
TGB menegaskan, siapa yang menjaga dan menghafal Al quran akan dijauhkan dari tempat tempat yang dilarang. Karena Al Quran sebagai penjaga dan benteng diri dari segala keburukan dan maksiat.
“Jika 144 surah atau 30 juz dalam Al Quran di hafal maka makin kokoh benteng dalam diri kita,” tegasnya.
TGB juga mengingatkan para jamaah, generasi yang kita butuhkan ke depan tidak hanya yang pandai berhitung, tapi generasi yang menegakkan amar makruf nahi munkar.
“Setiap huruf dalam Al Quran mendapat ganjaran 10 kali kebaikan. Tidak hanya untuk anaknya yang hafal Quran, tapi juga orang tuanya meraih keberuntungan,” kata TGB.
AYA
Kunjungi Dahlan Iskan, TGB Diminta Siap Jadi Milik Indonesia
Meski berlatar belakang ulama, TGB dipuji Dahlan Iskan karena juga kuat di manajerial pemerintahan
lombokjournal.com – Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang terkenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) bertandang ke rumah mantan Mmenteri BUMN masa pemerintahan SBY, Dahlan Iskan, di komplek perumahan Sakura Regency Surabaya, Sabtu (22/07). Saat bertemu Dahlan, TGB mendapat sanjungan.
Menurut Dahlan Iskan, biasanya pemimpin berlatar belakang Ulama cenderung lemah di manajerial. “Berbeda dengan TGB, justeru menjadi sosok yang komplit,” ujar Dahlan.
Menurutnya, TGB selain kuat di sisi keagamaan, juga kuat di sisi manajerial. Terbukti dengan usia muda mampu memimpin selama dua periode dan mampu membawa NTB menjadi lebih baik dengan menurunnya angka kemiskinan di Provinsi NTB dari 25 persen awal tahun 2007/2008, menjadi 16 persen di awal tahun 2017 ini.
“Tuan Guru Bajang harus bersiap untuk tidak hanya menjadi milik Lombok atau NTB saja tapi menjadi milik Indonesia,” pintanya.
Menanggapi harapan bos Jawa Post Group tersebut, TGB menyebut Dahlan Iskan sebagai tokoh nasional sangat mencintai NTB. Nyatanya sampai sekarang tetap memantau perkembangan pembangunan di provinsi Nusa Tenggara Barat. Pertemuan silaturrahmi tersebut diakhiri dengan sholat zuhur berjamaah yang di Imami langsung oleh Gubernur TGB.
Kunjungan TGB menemui tokoh Nasional dan Wartawan senior tersebut, merupakan pertemuan silaturahmi biasa, serangkaian kunjungannya memenuhi undangan sebagai narasumber dan silaturahim yang digelar para Tokoh Masyarakat dan sejumlah Organisasi kemasyarakatan di Wilayah Surabaya dan Jombang Provinsi Jatim (Sabtu-Minggu, 22-23 Juli).
Pertemuan singkat yang dihadiri beberapa sahabat Dahlan Iskan, menjadi ajang temu kangen kedua tokoh. Diselingi acara jamuan makan siang bersama, saat itu Dahlan Iskan memuji TGB sebagai tokoh muda yang langka, dan sosok pemimpin yang komplit, memiliki kemampuan yang lengkap.
AYA
Hari Bhakti Adhyaksa ke-57 di Praya, Kewajiban Menegakkan Hukum
Kejaksaan diminta mengarahkan pikiran untuk menegakkan hukum, salah satu kewajiban Adhyaksa saat ini dan masa akan datang.
Kepala Kejaksaan Negeri Praya, Ferri Mufahir (foto: Gilang)
LOTENG.lombokjournal.com — Penegasan itu merupakan amanat jaksa Agung Republik Indonesia pada peringatan Hari Bhakti Adhyaksa Ke-57 yang dibacakan Kepala Kejaksaan Negeri Praya, Ferri Mufahir, di Kantor Kejaksaan Negeri Praya, Sabtu (22/7)
Hari Bhakti Kejaksaan itu diperingati Kejaksaan Negeri Lombok Tengah dengan mengangkat tema “Satu Tujuan, Satu Sikap, Satu Hati Untuk Negeri”. Sebab amanat bagi Kejaksaan harus senantiasa menyatukan arah pikiran, sikap dan tindakan untuk berbuat terbaik melaksanakan tugas pengabdian bagi seluruh masyarakat, bangsa dan negara.
Selain itu, segenap insan Adhyaksa diingatkan betapa pentingnya keterpaduan antara pikiran, sikap dan tindakan saat mengemban amanah melaksanakan tugas kewenangan, tanggung jawab dan kewajiban saat berada ditengah masyarakat.
” Harapan kami semoga kedepannya kami semoga Kejaksaan makin dicintai dan dihargai masyarakat. Bisa lebih maksimal dan optimal dalam menegakkan hukum, dan lebih banyak berkontribusi kepada negara khususnya Lombok Tengah,” ujar Ferri menjawab wartawan usai apel penghormatan di Makam Pahlawan Lombok Tengah.
Acara peringatan itu dimulai Apel bendera, diselenggarakan di halaman depan Kantor Kejaksaan Negeri Praya. Kemudian dilanjutkan ziarah ke Makam pahlawan, sebagai wujud mengenang jasa-jasa mereka.
“Ini merupakan bentuk penghargaan terhadap pengabdian,” kata Ferri yang kemudian meanjutkan dengan acara ramah-tamah di Aula Kejaksaan Negeri Praya.
Gilang
Ancaman Kematian Dari Kanker Serviks
Kanker leher rahim atau serviks bisa dicegah dengan pemeriksaan dini. Lebih dini diketahui, lebih murah biayanya dan mudah mengobati. Kalau terlambat, fatal akibatnya
MATARAM.lombokjournal.com – Sosialisasi IVA (inspeksi visual asam asetat) diselenggarakan Perhimpunan Ahli Kebidanan dan Penyakit Kandungan bersama BPJS Kesehatan Cabang Mataram, di aula Kantor Camat Gunungsari, Lombok Barat, Sabtu (22/7).
Sosialisasi yang dimulai sejak pagi itu dibuka oleh Camat Gunungsari, H Rusni, S.Sos. Selain dihadiri Danramil danKapolsek Gunungsar, juga diikuti sekitar seratus kelompok wanita, ibu-ibu dan remaja dari Kecamatan Meninting dan Gunungsari, Lombok Barat.
Kedua wilayah kecamatan itu mendapat perhatian mengingat lokasinya termasuk dalam kawasan pariwisata
Selama penyuluhan tentang penyakit kanker serviks itu, kelompok wanita dan ibu-ibu itu tampak antusias.
Meski sudah beberapa kali BPJS Kesehatan Cabang Mataram melakukan sosialisasi deteksi dini kanker serviks, namun sosialisasi IVA langsung bersama para ahlinya.
Selain dr Ario Damanto, SpOG yang memberikan penyuluhan kanker serviks, hadir dr Doddy Ak, SpOG, ahli kandungan yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Kebidanan dan Penyakit Kandungan serta Koordinator Female Cancer Programme Lombok.
Satu-satunya ahli penyakit kanker di NTB, dr IMW Mahayasa, SpOG, juga hadir memberikan penyuluhan. Mahayasa juga menjawab pertanyaan dari ibu-ibu yang ingin mengetahui lebih banyak seputar kanker serviks. Selama ini ibu-ibu mendengar penyakit kanker serviks yang sering disebut di berita hiburan TV, karena merupakan penyebab kematian artis Julia Peres.
Ibu-ibu dapat langsung melakukan tes IVA, setelah penyuluhan dengan didampingi dokter ahil kanker. Tes IVA merupakan salah satu cara untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Leher rahim dipulas dengan asam asetat 3-5 persen dan ditunggu selama 1 menit.
Tidak sakit dan hasilnya saat itu juga dapat disimpulkan, pasien normal (negatif) atau positif (lesi calon kanker). “Tes IVA merupakan deteksi dini kanker serviks. Murah, mudah dan langsung terdeteksi,” jelas dr Dodik.
Ancaman Kematian
dr Doddy Ak, SpOG
Kanker serviks merupakan tumor ganas yang mengenai leher rahim, yang ditimbulkan oleh HPV (Human Papiloma Virus), mudah ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak sehat. Dari data rumah sakit sentral di Indonesia, terdapat 15 ribu pasien baru kanker leher rahim tidap tahun, 8 ribu di antaranya meninggal dunia.
“Tiap jam terdapat orang Indonesia meninggal dunia akibat kanker serviks,” kata dr Dodik.
Menurutnya, baru sepuluh tahun terakhir penyebab kanker serviks diketahui di Indonesia. Sejak itu dilakukan upaya deteksi dini sebelum virus berkembang menjadi kanker. “Penyuluhan yang kita lakukan juga untuk melatih bidan-bidan di rumah sakit seluruh NTB, untuk melakukan deteksi dini, antara lain melalui tes IVA,” katanya.
Hanya melalui deteksi dini segera diketahui virusnya, dan langsung dilakukan pengobatan untuk penyembuhan total. Sebab kalau perjalanan kanker sudah sampai stadium lanjut, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan. “Hanya menunggu kematian,” ujar Dodik
dr IMW Mahayasa, SpOG
Lebih jauh, dr Mahayasa menjelaskan, menemukan lesi pra kanker masih bisa diatasi, kalau sudah kanker pengobatannya membutuhkan biaya mahal,dan akan menjadi beban negara.
Di NTB sudah banyak ditemukan pasien penderita serviks stadium lanjut. Dalam sebulan sudah ditemukan 25 pasien yang harus dilakukan kemo terapi. Sebaliknya, sangat sedikit pasien yang melakukan pemeriksaan deteksi dini.
“Kita lebih banyak menemukan pasien stadium lanjut. Artinya, masyarakat kita masih rendah kesadarannya untuk melakukan pemeriksaan dini,” dr Mahayasa, ahli kanker satu-satunya di NTB itu.
Mahayasa menjelaskan tentang daya tahan orang yang telah mengidap kanker serviks. Untuk penderita stadium 1 tanpa pengobatan intensif, orang hanya bisa bertahan maksimal 15 tahun. Stadium 2 dan 3 juga makin pendek kemampuan seseorang untuk bertahan.
“kalau sudah stadium empat yang sudah tidak bisa disembuhkan, seseorang hanya bisa bertahan hidup cuma empat bulan,” tegas Mahayasa.
Karena itru, melakukan pemeriksaan secara dini mutlak penting.
Rr
PERPPU Ormas Bukan Untuk Matikan Lawan Politik
Kalau Perppu Ormas digunakan pemerintah untuk matikan lawan politik, NU siap jadi terdepan untuk protes
KH Helmi Faezal Zaini
LOTENG.lombokjournal.com – Sekjen PBNU, KH. Helmi Faesal Zaini yang juga anggota Komisi X DPR RI mengatakan, kalau terbitnya PERPPU (Peraturan pemerintah pengganti Undang-undang) semata-mata digunakan untuk membubarkan Ormas yang dianggap pemerintah lawan politik, maka NU akan terdepan memprotesnya.
“NU siap jadi terdepan melakukan protes,” kata Helmi selesai menghadiri acara Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca yang diselenggarakan di Alun-Alun Tastura Lombok Tengah, Jum’at (21/07)
Dikatakannya, PBNU secara tegas mendukung diberlakukannya PERPPU Ormas. Dan PBNU juga sangat mengapresiasi pemerintah atas tindakan tegas mencabut ijin Ormas yang bersimpangan dengan Konstitusi.
“Sejatinya PERPPU ini akan dijadikan payung hukum untuk bisa melakukan langkah tegas terhadap Ormas-Ormas yang secara hukum dinyatakan melenceng dari ketentuan yang berlaku” tambahnya.
Helmi mengajak semua pihak memberi kesempatan pemerintah untuk memberlakukan PERPPU Ormas. Sejauh ini pemerintah masih menunjukkan kebijakan demokratisnya.
“Toh juga baru HTI yang dibubarkan,” katanya pada wartawan yang mencegatnya di halaman depan Bencingah Alun-Alun Tastura Lombok Tengah.
Penjaminan peserta kecelakaan lalu lintas butuh koordinasi dan kolaborasi multi pihak.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Mataram, dr MuhammadAki (kanan) dan Dirlantas Polda NTB, Kombes Pol, Budi Indra Darmawan (foto: Rr)
MATARAM.lombokjournal.com – BPJS Kesehatan NTB (Kantor Cabang Mataram, Selong dan Bima) menyelenggarakan ‘Pertemuan Koordinasi Penjaminan Peserta Kecelakaan Lalu Lintas di Era JKN’ di Hotel Aston di Mataram, Kamis (20/7).
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut koordinasi sebelumnya yang melibatkan BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Dirlantas Polda NTB, Jasa Raharja NTB, PT Taspen dan Asabri NTB. Koordinasi kali ini juga mengundang para Kasat Lantas seluruh kabupaten/kota se NTB, sebagai aparat yang memahami fakta di lapangan.
“Pertemuan koordinasi ini diharapkan menghasilkan out put, bagi kepastian penjaminan peserta kecelakaan lalu lintas (laka lantas),” kata Kepala BPPJS Kesehatan Cabang Mataram, dr Muhammad Ali.
Sebelum diskusi untuk mengambil kesimpulan tentang apa yang akan dilakukan setelah pertemuan koordinasi tersebut, enam orang menjadi menjadi nara sumber mewakili institusinya.
Masing-masing nara sumber tersebut adalah Dirlantas Polda NTB Kombes Pol. Budi Indra Darmawan, S.Ik, BPJS Kesehatan yang diwakili Kepala BPJS Kesehatan Cabang Selong, dr Gerry Adhikusuma, Kepala BPJS Ketenagakerjaan yang diwakili Kepala Bidang Pelayanan, Yulia Ika Wardani, Kepala PT Taspen NTB, Abdul Gofur, Kepala Jasa Raharja NTB, Dasrul, dan Bagian Pelayanan ASABRI NTB, Johan.
Kombes Pol Budi Indra Darmawan mengatakan, kecenderungan turunnya angka kecelakaan lalu lintas di NTB hingga 20 persen. Namun diakuinya, masih banyak ditemui perilaku masyarakat dalam berkendaraan yang tidak tertib, salah satu contohnya kendaraan dengan bak terbuka yang dipakai mengangkut penumpang.
“Ada kecelakaan yang tidak dicover Jasa Raharja. Sedang masyarakat tidak memahami penjaminan di era JKN,” kata Budi. Meski demikian, ia menegaskan pentingnya memberi rasa nyaman karena ada penjaminan.
Dr Gerry Adhikusuma saat bicara sebagai nara sumber menekankan, pertemuan koordinasi dilakukan karena masing-masing berniat melakukan sikronisasi, untuk memberi layanan yang cepat dan pasti. Gerry memberikan c ontoh pengalamannya berkolaborasi dengan Polda Sulteng terkait sinkronisasi itu.
“Penjaminan peserta kecelakaan lalu lintas butuh kolaborasi,” katanya.
Kepala Jasa Raharja NTB, Dasrul, dalam kesempatan bicara juga menegaskan perlunya kepastian penjaminan bagi peserta laka lantas. Dalam era sekarang, kepastian ini juga merupakan jaminan kehadiran negara bagi tiap warga bila mengalami kecelakaan.
“Tapi itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, para pihak harus bersinergi dan melakukan terobosan untuk melayani masyarakat,” ujar Dasrul.
Setelah mendengar penuturan para Kasat Lantas se NTB tentang situasi lapangan, dilanjutkan dengan diskusi yang berakhir hingga menjelang makan siang. Diskusi tersebut intinya untuk mencari masukan, secara tehnis apa yang bisa dilakukan setelah pertemuan kordinasi.
Rr
Jangan Acuh Pemilukada, Kata Wagub
Wagub mengingatkan jangan acuh Pemilukada (Pemilihan Umum kepala Daerah), kalau tidak ingin dipimpin orang yang tak memperjuangkan pembangunan daerah
MATARAM.lombokjournal.com – Wagub NTB, H Muhammad Amin, mengingatkan warga NTB jangan mengacuhkan Pemilukada 2018.
Saat Penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah Antara Pemerintah Provinsi NTB dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Prov. NTB dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Prov. NTB, di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Jum’at (21/7), Jika warga negara acuh pada momen Pilkada, maka akan mendapatkan pemimpin yang tidak memperjuangkan aspirasinya.
“Dan juga mustahil tidak memperjuangkan pembangunan untuk kemaslahatan masyarakat,” ungkap Wagub
Menurutnya, Pemilukada bukan sekedar ajang pesta demokrasi biasa. Tapi momentum politik yang menentukan nasib dan arah pembangunan daerah. “Masyarakat yang menjadi pelaku utama pemilihan kepala daerah,” tegasnya.
Di waktu yang sama, wagub juga menandatangani Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Prov. NTB dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, dan Pemerintah Kota Bima Dalam Rangka Pilkada Serentak Tahun 2018
Menurutnya, sharing pembebanan anggaran merupakan cara terbaik untuk efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan Pemilukada serentak 2018, di tengah keterbatasan fiskal yang dimiliki Pemprov NTB maupun pemerintah kabupaten/kota.
Kesepakatan sharing anggaran tersebut, sekaligus menunjukkan bahwa Provinsi NTB telah siap dalam pembiayaan Pilkada serentak pada 27 Juni 2018.
Besaran sharing pendanaan tersebut, dari Pemerintah Prov. NTB sebesar Rp18.628.616.500 untuk KPU dan Rp3.209.632.500 untuk Bawaslu. Kemudian Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Rp11.431.500.000 untuk KPU dan Rp2.903.724.000 untuk Bawaslu.
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur Rp20.180.100.000 untuk KPU, dan Rp4.528.064.000 untuk Bawaslu. Sedangkan Pemerintah Kota Bima sebesar Rp3.872.950.000 untuk KPU dan Rp1.744.054.000 untuk Bawaslu.
“Nawaitu dan komitmen yang kuat melalui kesepakatan sharing anggaran hari ini, agar tidak terjadi kekurangan dana pada saat Pilkada serentak pada bulan Juni 2018 nanti,” kata wagub.
Kegiatan itu dihadiri Ketua KPU Prov. NTB, Lalu Aksar Anshori, Ketua Bawaslu Prov. NTB, Muhammad Khuwailid, S.Ag, MH, Wakil Ketua DPRD Prov. NTB, Mori Hanafi, Sekda Prov. NTB Ir. H. Rosyadi H. Sayuti, M.Sc, Ph.D Bupati Lombok Barat H.Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si, Wakil Walikota Bima H. A. Rahman H. Abidin, SE.
AYA
Tim Nawa Cita Melirik Industri Tebu NTB
Industri tebu di Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat peluang dikembangkan
MATARAM.lombokjournal.com – Penjajakan untuk mengembangkan pembangunan industri tebu di Wilayah Provinsi NTB, dilakukan Tim Nawa Cita Indonesia. Ketua Tim Nawa Cita Indonesia, Dr. RM. Suryo Atmanto mengungkapkan itu saat menemui Gubernur NTB, Dr. TGH. M.Zainul Majdi di Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Jum’at sore (21/7).
Rencana pengembangan industri tebu itu sejalan dengan program Nawacita yang diluncurkan Presiden RI Joko Widodo. Yang dikedepankan adalah kebhinekaan, serta membangun infrastruktur di seluruh negeri, termasuk di NTB, untuk meningkatkan soko ekonomi masyarakat.
Pertemuannya dengan Gubernur NTB yang akrab disapa TGB itu, menjelaskan program Nawa Cita yang dikembangkan di NTB, salah satunya pembangunan industri tebu.
“NTB memiliki potensi yang besar untuk industri tebu, karena tersedia lahan dan juga iklim yang cocok,” ujar Suryo Atmanto.
Atas kunjungan Tim Nawa Cita, TGB menegaskan komitmennya merawat kebhinekaan, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan
“Kami di NTB juga memiliki skala prioritas yang sama dengan cita-cita Presiden Jokowi dalam skala nasional. Tugas kita semua di daerah adalah mewujudkan cita-cita nasional tersebut”, ujar TGB.
Menurut TGB, tumbuhnya berbagai industri di NTB, bukan saja menjadi suntikan energi bagi peningkatan perekonomian masyarakat, tetapi juga mendorong terbangunnya kultur berkompetisi secara sehat.
TGB menyarankan Tim Nawa cita segera mengambil langkah awal menginventarisir lahan dan potensi yang tersedia. Menyangkut perizinan, ia menjamin Pemerintah Provinsi NTB memberikan kemudahan sesuai aturan yang berlaku.
Gubernur sempat menitipkan pesan, agar Pemerintah Pusat mempertimbangkan kebijakan penetapan PPN 10 persen terhadap gula tebu oleh Dirjen Pajak.
“Ini menjadi beban cukup berat bagi petani,” kata TGB.