Operasi PAsar Bahan Pokok Dan Bahan Bangunan Di KLU, Hari Kamis

Warga  yang rumahnya rusak ringan bisa membeli bahan bangunan, agar bisa segera memperbaiki rumahnya

Hj. Putu Selly Andayani

MATARAM.lombokjournal.com — Dinas Perdagangan NTB akan melaksanakan Operasi Pasar Bahan Pokok dan Bahan Bangunan di Lombok Utara pada, Kamis (06/09).

“Ini beraitan dengan masyarakat KLU yang terkena gempa, diputuskan tanggl 6 akan dilakukan Operasi Pasar bapok dan bahan bangunan” ujar Hj. Putu Selly Andayani, hari Rabu (05/09).

Selly  menyatakan, kegiatan Operasi pasar ini merupakan tindak lanjut dari adanya berita hoax terkait adanya Harga Bapok (bahan pokok) dan bahan bngunan yng melonjak tinggi pasca gempa.

Pemerintah harus hadir, yakni Satgas bahan Bapok dan bangunan ikut turun dalam Operasi pasar (OP), lokasi  OP ini di depan pasar Tanjung.

“Pemerintah KLU menyiapkan tempat 200 meter untuk lokasi OP ini,” ujarnya.

Selly menambahkan, untuk bahan bangunan permintaan bahan bangunan akan diacatat terlebih dahulu baru di bawa ke lokasi OP.

“Dicatat  dulu, setelah dicatat baru besok diantarakan. Jadi apa yang diminta harus habis karena disna tidak ada tempat penyimpanan bahannya,” katanya.

Harga yang diberikan adalah harga pabrik dan akan mendapatkan diskon 5 persen untuk bahan bangunan.

Permakluman sudah disampaikan ke Pemerintah KLU, akan ada OP Bahan Bangunan. Jadi warga  yang rumahnya rusak ringan bisa membeli bahan bangunan, agar bisa segera memperbaiki rumahnya.

Rencana Operasi asar ini akan dilaksanakn  selama satu hingga dua bulan sesuai permintaan.

“Intinya bahah yang diperlukan harus dicatat,  lalu dihadirkan di tempat,” pungkasnya.

AYA




Begini Tips Perbaikan Rumah ala Kades Meninting

Pasca gempa bumi yang mengguncang Lombok sejak 29 Juli lalu, sejumlah wilayah di NTB terdampak. Lima ratusan lebih korban jiwa tewas. Sementara ribuan bangunan roboh dan rusak berat akibat kerasnya magnitudo gempa

Tembok retak menganga

Iskandar

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com — Warga Desa Meninting, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), NTB tak mau larut bersedih, meski rumahnya banyak yang retak menganga akibat diguncag gempa besar termasuk gempa susulan ribuan kali.

Selain tak ingin banyak bergantung dari bantuan pemerintah pusat, mereka pun punya cara tersendiri untuk memperbaiki dinding rumah yang retak.

Kepala Desa Meninting, Iskandar berhasil memeperbaiki rumah yang retak dengan caranya sendiri, dan swadaya. Setelah berhasil mencoba, Kades Meninting berinisiatif menularkan ara yang ditemukannya itu mengajak warganya ‘menjahit’ sendiri dinding tembok rumahnya.

Tentu, menjahit dinding bukan pakai jarum benang, tapi menggunakan besi beton seukuran 3 jengkal. Cara ini lumayan efektif untuk memperbaiki rumah rusak ringan. Kriteria dinding tembok yang bisa dijahit adalah yang sekedar menganga dan tidak sampai bergoyang.

“Kita perbaiki sendiri saja dulu dengan apa yang ada. Insya Allah cara ini kuat kalau sekadar tembok menganga yang masuk kategori rusak ringan dan sedang,” katanya, Rabu (05/08).

Kepada Journal Lombok dikatakannya, untuk perbaikan semacam itu tidak membutuhkan biaya banyak. Dia mencontohkan untuk kerusakan di rumahnya saja yang menganga lebih dari 2 meter, hanya butuh besi beton ukuran 6 sebanyak kurang dari setengah lonjor ditambah beberapa kilogram semen.

“Semennya ndak banyak, sekitar setengah sak. Jadi dah,” ujarnya.

Dia kemudian menjelaskan cara menjahit tembok rumah tersebut. Pertama, bagian kiri kanan yang menganga ini dibor dulu. Ukurannya sekitar sejengkal di kiri, sejengkal di kanan. Jumlah yang dibor menyesuaikan dengan ukuran tembok yang menganga. Makin banyak makin bagus.

Kedua, lanjutnya, antara lubang kiri dan kanan dikaitkan dengan besi beton yang sudah dibengkokkan berbentuk letter U. Agar besi beton tidak nampak, maka ada baiknya dicocor temboknya yang akan dilalui oleh besi beton tersebut. Besi beton ini nantinya berada di dalam tembok dan setelah itu ditutup oleh plesteran agar tidak nampak.

Cara menjahit yang diapatkannya dari youtube itu ditularkan kepada warga Desa Meninting yang rumahnya mengalami kerusakan serupa. Sebab menurutnya, kalau menunggu dana dari pemerintah, tentu akan lama.

“Bagi yang ingin cepat, ayo pakai cara ini. Kami dari pihak desa akan siapkan materialnya,” ujarnya.

Dengan cara itu, lanjut Iskandar, warga pengungsi yang rumahnya rusak ringan, akhirnya berani pulang dan menempati rumahnya lagi.

“Kalau sebagian sudah berani pulang, maka tugas pihak desa bisa lebih ringan. Kita tinggal menjaga pengungsi yang memang tidak bisa pulang karena rumahnya rusak berat,” ujarnya.

Laporan sementara, Iskandar mencatat, sebanyak 650 unit dengan model kerusakan bervariasi. Karena itu dalam waktu dekat ini ia akan segera menyasar rumah-rumah warga di Desa Meninting yang dinding temboknya mengalami kerusakan ringan.

Rumah warga yang masih agak baik akan ditangani terlebih dahulu dengan talangan dana desa dan akan memberdayakan tukang-tukang di desa setempat.

Hari

 

 

Foto dinding bangunan retak




Wakil Ketua DPRD Lobar Anggap Pemerintah Lamban Tangani Korban Gempa Lombok

BNPB selaku wakil Pemerintah Pusat dan pemangku kebijakan diminta lebih adil dan lebih cepat merespons  kebutuhan pengungsi

MATARAM.lombokjournal.com — Wakil Ketua DPRD Lombok Barat, Sulhan Mukhlis Ibrahim, menilai Pemerintah Pusat masih lamban menangani korban gempa Lombok.

“Sudah satu bulan lebih bencana gempa bumi melanda, masih banyak masyarakat yang belum mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat,” ungkap Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Lombok Barat itu, Selasa (04/09).

Sulhan menyoal data yang disampaikan pihak Pemkab Lombok Barat yang tidak segera direspons Pemerintah Pusat.

Seperti dimaklumi, kedatangan Jokowi ke Lombok untuk ke-3 kalinya kemarin adalah untuk melaunching bantuan rumah.  Sayangnya, dengan data rumah rusak yang lebih dari 57 ribu, Lombok Barat hanya kebagian 359 rumah.

“Tindak lanjut sisanya, kapan?” tanya Sulhan.

Bahkan menurutnya, skema dan besaran bantuan itu sendiri belum jelas sama sekali. Bagaimana proses verifikasinya, input datanya, dan skema penggunaan uangnya.

Sulhan mengaku pernah mengikuti Rapat Koordinasi tanggal 31 Agustus lalu, antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi NTB.

“Dalam rapat tersebut, pemerintah pusat belum memahami skema dan jumlah bantuan ke korban atau ke pemerintah kabupaten,” tuturnya.

Bagi dia, BNPB selaku wakil Pemerintah Pusat dan pemangku kebijakan juga harus lebih adil dan lebih cepat merespons  kebutuhan pengungsi.

Ia memberi contoh, kasus wabah malaria yang melanda pengungsi. Saat ini jumlah pengungsi yang terjangkit malaria sudah lebih dari 40 orang di satu wilayah kerja Puskesmas Penimbung Gunungsari.

“Apalagi kondisi sekarang mendekati musim hujan tentu kebutuhan masyarakat akan hunian sementara, tenda yang layak huni, maka BNPB harus segera meresponsnya untuk mengantisipasi dengan memberikan kelambu, selimut, penyediaan MCK, dan air bersih,” ujarnya.

Sulhan yakin tidak sendiri dalam pandangan semacam itu. Masih banyak lagi masyarakat Lombok Barat yang berharap agar para korban dapat ditangani dengan segera dan cepat.

Harapan tentang kedatangan Presiden Jokowi, mestinya kembali mendorong pihak berwenang untuk melakukan terobosan dan percepatan penanganan buat para korban.

 

Sebelumnya Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid menyuarakan harapannya, agar kedatangan Presiden Jokowi bisa mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa.

“Alhamdulillah beliau menyempatkan diri hadir di pos pengungsian di wilayah Lobar. Semoga dengan kehadiran beliau, seluruh program rehabilitasi dan rekonstruksi bisa dipercepat. Tentu tidak hanya rumah-rumah yang rusak, tapi juga fasilitas umum, sosial, terutama destinasi wisata kita yang terkena imbas,” ujar Fauzan sesaat menyambut kedatangan Jokowi di Pos Pengungsian Desa Kekait,Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat..

Hari




Peringati HUT Pasar Modal, OJK Lakukan Donor Darah

Palang Merah Indonesia (PMI) NTB sering  kekurangan pendonor untuk memenuhi kebutuhan darah bagi yang membutuhkan

Farid Faletehan

MATARAM.lombokjournal.com — Memperingati Hari Ulang Tahun Pasar Modal yang ke 41, Selasa (04/09), Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  NTB menggelar kegiatan donor darah.

Kegiatan tersebut dilakukan bermaksud berbagi kepada sesama yang membutuhkan, terlebih untuk korban gempa Lombok .

“Kami menggelar kegiatan donor darah dalam rangka memperingati HUT Pasar Modal,” ujar Kepala OJK Farid Faletehan

Farid menargetkan 150 kantong dalam kegiatan kemanusiaan tersebut. Pihaknya mengundang seluruh karyawan industri keuangan Serta pihak seperti Bank dan Asuransi untuk berpartisipasi.

“Kita mengundang 200 orang lebih dari pihak jas keuangan untuk melakukan  donor, karena kami menargetkan 150 kantong,” ujarnya

Farid menambahkan, saat ini Palang Merah Indonesia (PMI) NTB sering  kekurangan pendonor untuk memenuhi kebutuhan darah bagi yang membutuhkan. Terlebih dengan adanya bencana gempa bumi beberapa waktu lalu, sudah pasti banyak korba gempa membutuhkan darah.

“Untuk itu kami menggelar donor ini untuk membantu stok darah di NTB ,Serta agar bisa darah- darah ini disalurkan ke orang yang mrmbutuhkannya,” pungkasnya.

AYA




Konversi Dari Minyak Tanah Ke Elpiji di Pulau Sumbawa Bulan Oktober

Konversi elpiji di Pulau Sumbawa sudah ditunggu sejak 2011. Padahal konversi elpiji di NTB sudah dimulai tahun 2011 lalu, tapi hanya khusus dilakukandi  Pulau Lombok

MATARAM.lombokjournal.com — Program konversi dari minyak tanah (Mitan) ke penggunaan gas elpiji 3 kilo di pulau Sumbawa segera diterapkan. Diperkirakan program tersebut dapat dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 mendatang,

Sales Executive Elpiji Pertamina IX Wilayah Lombok, Firdaus Sustanto mengatakan, konversi gas elpiji 3 kg subsidi estimasi Oktober 2018 sudah dapat mulai dilakukan. jumlah penerima gas elpiji di Sumbawa sebanyak 254 ribu.

“Sekitar 254 ribu paket perdana dan itu untuk seluruh Kabupaten Kota di Pulau Sumbawa,” tutur Firdaus, Senin (03/09) malam. .

Ia menyatakan,  penyaluran untuk gas elpiji 3 kg tersebut, ada beberapa tahapan. Direncanakan bisa diselesaikan secepatnya, agar seluruh warga Sumbawa bisa berhemat dengan menggunakan gas dibandingkan dengan minyak tanah yang harganya lebih mahal..

“Nanti ada tahapannya, rencana diselesaikan dalam waktu 1 bulan,” terangnya.

Sementara itu  ,Sekretaris Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Nusa Tenggara Barat  (NTB) Zainal Abidin menuturkan,  program ini akan terealisasi setelah tender yang dilakukan  selesai dan  proses verifikasi ulang data penerima tabung gas elpiji.

“Setelah tender langsung dibagikan yang tahap pertama sekitar 70 ribuan,” katanya

Dijelaskannya, dilakukan verifikasi ulang data tersebut sebelum paket tabung gas elpiji dibagikan, karena mungkin datanya tidak tepat sasaran. Jika terdapat calon penerima yang sudah menggunakan tabung gas elipiji 12 kilo, maka secara otomatis mereka akan dihapus dari daftar penerima.

Konversi elpiji di Pulau Sumbawa sudah ditunggu sejak 2011. Padahal konversi elpiji di NTB sudah dimulai tahun 2011 lalu, tapi hanya khusus dilakukandi  Pulau Lombok.

Konversi elpiji di Pulau Sumbawa sering tertunda. Smula direncanakan tahun  2017 lalu. Namun baru sekarang  tahapannya telah selesai.  Dan harga jualnya pun berbeda dengan di Lombok.

“Pasti berbeda harganya di Lombok dengan  di Sumbawa, tetapi belum dipastikan harganya. Nanti Pertamina akan menetapkan,” jelasnya.

Dipastikan Zainal, untuk harganya tidak akan ada kenaikan karena ini merupakan produk dari pemerintah.

“Kalau yang produk pemerintah tidak ada yang naik,” pungkasnya.

AYA




Statistik Transportasi NTB, Bulan Juli 2018

Jumlah penumpang yang berangkat melalui penerbangan internasional naik sebesar 73,73 persen dari 12.317 orang menjadi 21.398 orang

MATARAM.lombokjournal.com — Badan Pusat Statistik (BPS) NTB merilis Jumlah penumpang yang datang melalui angkutan laut pada bulan Juli 2018 turun sebesar 27,70 persen dibandingkan bulan Juni 2018. Sedangkan jumlah penumpang berangkat naik 8,58 persen.

“Jumlah barang yang dibongkar melalui pelabuhan laut pada bulan Juli 2018 naik 12,25 persen dari bulan Juni 2018. Demikian halnya dengan barang yang dimuat juga naik yaitu sebesar 41,01  persen,” ungkap Kepala BPS NTB Suntono Senin (03/09).

Ia menyatakan, Jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan domestik pada bulan Juli 2018 sebanyak 200.079 orang, naik sebesar 6,10 persen dari bulan Juni 2018.

Jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan internasional naik sebesar 13,55 persen menjadi sebanyak 17.131 orang.

Jumlah penumpang yang berangkat pada bulan Juli 2018 melalui penerbangan domestik sebanyak 206.164 orang, naik sebesar 25,22 persen dibandingkan bulan Juni 2018.

Demikian halnya dengan jumlah penumpang yang berangkat melalui penerbangan internasional naik sebesar 73,73 persen dari 12.317 orang menjadi 21.398 orang.

Jumlah barang yang dibongkar pada bulan Juli 2018 melalui penerbangan domestik sebesar 790.103 Kg, naik sebesar 38,70 persen dari bulan Juni 2018. Barang yang dimuat di terminal dosmetik pada bulan Juli 2018 naik sebesar 19,77 persen dari bulan  sebelumnya.

“Sedangkan barang yang dimuat di terminal internasional pada bulan Juli 2018 turun 60,98 persen dibanding Juni  2018,” pungkasnya.

AYA




Deflasi  NTB Bulan Agustus 0,10 Persen, Lebih Besar Dari Angka Nasional

Laju inflasi Nusa Tenggara Barat tahun kalender Agustus 2018 sebesar 2,06 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Agustus 2017 sebesar 1,60 persen

MATARAM.lombokjournal.com — Bulan Agustus 2018, Nusa Tenggara Barat  (NTB) mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 132,69 pada bulan Juli 2018 menjadi 132,56 pada bulan Agustus 2018.

Badan Pusat Statistik ( BPS ) NTB merilis itu pada media hari Senin. “Angka ini lebih besar dibandingkan angka deflasi nasional yang tercatat sebesar 0,05 persen” Ujar Suntono selaku Kepala BPS NTB Senin (03/09).

Ia menyatakan Untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram mengalami deflasi sebesar 0,07 persen dan Kota Bima mengalami deflasi sebesar 0,21 persen.

Deflasi Nusa Tenggara Barat bulan Agustus 2018 sebesar 0,10 persen terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan dengan penurunan indeks pada Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 1,79 persen dan Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,04 persen. Sedangkan kenaikan indeks terjadi pada Kelompok Kesehatan sebesar 0,42 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,35 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,27 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar sebesar 0,22 persen dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,01 persen.

Sedang laju inflasi Nusa Tenggara Barat tahun kalender Agustus 2018 sebesar 2,06 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Agustus 2017 sebesar 1,60 persen.

“Sedangkan laju inflasi “tahun ke tahun” Agustus 2018 sebesar 3,42 persen, lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi “tahun ke tahun” di bulan Agustus 2017 sebesar 3,89 persen,” pungkasnya

AYA

 

 




Kaya Inovasi, Desa Saribaye Ingin Juara Provinsi

“Hal yang luar biasa adalah desa ini inovatif. Walau usianya baru 7 tahun, banyak terobosan yang diciptakannya.”

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com — Di ujung masa tugasnya, Kepala Desa Saribaye Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Sarawan Sukandani, ingin desa yang dipimpinnya menoreh prestasi.

“Kami ingin seperti orang tua kami (Desa Lingsar,  red) bisa menuju Istana,” ujar Sarawan yang hari ini Senin (03/09) terhitung menjadi akhir tugasnya selaku Kepala Desa untuk periode 2012-2018.

Desa Saribaye ini sedang mengikuti ajang Lomba Desa Terintegrasi Tingkat Provinsi NTB untuk Tahun 2018. Dengan menyisihkan 9 desa lain se- Lobar, Saribaye akan berkompetisi dengan 7  desa lain se Provinsi NTB.

Untuk diketahui, sebelumnya Desa Lingsar yang merupakan desa induk dari Desa Saribaye pernah meraih juara nasional di ajang yang sama tahun lalu. Karena juara, Kepala Desa Lingsar berkesempatan menghadiri undangan dan mengikuti upacara 17 Agustus 2017 di Istana Negara.

“Hal yang luar biasa adalah desa ini inovatif. Walau usianya baru 7 tahun, banyak terobosan yang diciptakannya,” ujar Bupati Lobar H. Fauzan Khalid sambil mendorong pihak penilai bisa objektif memberikan penilaian.

Walau masih muda, desa ini bisa disebut sebagai desa kreatif dan mandiri. Dalam paparannya, Sarawan banyak mengungkapkan potensi desa yang telah mereka manfaatkan guna menarik investor (pihak ketiga, red) menggalakkan ekonomi warga.

“Kami memberdakan potensi untuk menjadi desa wisata. Di sini banyak orang melakukan kegiatan outbound dan rafting,”  papar Sarawan sambil menuturkan akan bekerja sama dengan pihak lain dari Jogjakarta.

Desa ini pun sedang mengkonservasi Hutan Irup sebagai satu-satunya hutan yang ada di wilayah tersebut. Hutan yang ia maksud adalah lahan hutan seluas 36 are lebih, namun masih menyimpan keragaman hayati.

Menurut salah seorang warga, di Hutan Irup masih banyak pepohonan besar dengan diameter lebih dari 1,7 meter dan termasuk jenis pohon langka seperti pohon ara, dao, banyak rimbunan pepohonan bambu.

“Di sana pun masih banyak jenis pohon paku yang besar dan langa,” tutur warga tersebut.

Selain hutan irup, Sarawan pun menggalakkan lorong sayur di setiap gang pemukiman warganya dan saat ini sedang menggalakkan budi daya madu trigona.

Sarawan berangan-angan, madu trigona yang dikembangkan desanya mampu menghasilkan obat-obatan.

Selain sektor ekonomi, Desa Saribaye pun menggalakkan sektor pendidikan. Mereka menghimpun kelompok penyumbang dari warga desa untuk bisa membiayai pendidikan warganya yang kurang mampu. Program tersebut ia beri nama Bismilah yang merupakan akronim dari Bina Insan Saribaye Melalui Ilmu dan Amal Solah.

“Saat ini kami baru mampu memberi beasiswa kepada 6 orang ke perguruan tinggi,” paparnya.

Melihat inovasi yang dilakukan desa ini, Bupati Lobar memberi apresiasi.

“Program tetap harus berjalan. Kita tidak ingin dikatakan lumpuh karena gempa,” pungkas Fauzan sambil meminta desa lain mencontoh semangat yang disuarakan oleh Sarawan.

Di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi NTB, H.  Azhari menyambut baik terobosan yang dipaparkan Kepala Desa tersebut.

“Luar biasa terobosan yang dilakukan desa ini. Saya kira bisa menjadi nilai tambah dalam penilaian,” ujar Azhari.

Azhari pun menambahkan 3 hal pokok yang merupakan tugas desa yang akan dinilai, yaitu aspek pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan.

“Tim juri akan mengkonfrontir seluruh temuan dan administrasi dengan tiga aspek tugas itu,” pungkasnya.

Hari




Putri Cantik Lahir Di Tenda Pengungsian, Di Hari Kemerdekaan

Tiap ibu ingin proses persalinannya berjalan normal, dan dalam situasi aman, tenang, dan kondusif. Namun manusia hanya mampu mengangankannya. Di tengah gempa yang susul menyusul, ibu itu melahirkan putri cantiknya di tenda pengungsian

Balita di pengungsian

MATARAM.lombokjournal.com —  Ibu Fitriani (23) harus menjalani persalinan dengan dibayangi kekhawatiran guncangan bumi yang terus menerus terjadi.

Dengan dibantu oleh Bidan Sifa’iyyah, Fitriani melahirkan anak keduanya di tenda darurat milik Puskesmas Penimbung, di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat.

Fitriani didampingi suaminya, Ari Susanto (34), melahirkan tepat pada pukul 03.30 di hari Jum’at Tanggal 17 Agustus 2018 lalu. Bayi perempuan itu beratnya 3 kilo gram dan panjang 50 centi meter. Bayi itu adalah anak kedua dari pasangan Ari – Fitri, diberi nama Cantika. Bayi itu cantik secantik namanya.

Kini bayi itu harus hidup di bawah buaian sang ibu di pengungsian. Bersama ayah, abang, dan para tetangga lainnya, Cantika kecil harus mendiami tenda terpal ukuran 2,5 x 6 m.

Saat ditemui di Pos Pengungsian Desa Gelangsar, bayi itu sedang menangis kedinginan. Suara lengkingan kerasnya memaksa sang ibu untuk membaluti tubuh mungilnya dengan kain sarung seadanya.

Menurut Kepala Desa Gelangsar, Abdurrahman, setidaknya ada lima bayi yang lahir di tenda dan saat ini, terpaksa hidup seadanya di pengungsian.

“Rumah mereka sudah hancur. Awalnya cuma rusak ringan, tapi gempa yang terakhir (Ahad, 19 Agustus, red) membuat rumah mereka hancur,” tutur Abdurrahman.

Di Desa Gelangsar, paling sedikit 821 rumah rusak akibat gempa. Rumah-rumah tersebut sudah tidak mungkin mereka perbaiki seadanya lagi karena rusak berat. Sisanya kurang dari seribu rumah masih bisa diperbaiki karena hanya rusak ringan atau sedang.

Hal tersebut terkuak saat Bupati Lobar H. Fauzan Khalid mengunjungi pos pengungsian di bawah bukit itu. Ia hadir sambil membawa beberapa buah tangan yang dibutuhkan para pengungsi.

Cantika dengan 4 bayi lainnya di Desa Gelangsar tidak sendirian. Ada 6.119 bayi lainnya saat ini terpaksa mendiami tenda-tenda terpal yang dibangun orang tuanya dengan seadanya. Angka tersebut menjadi lebih besar lagi bila diakumulasi dengan jumlah balita yang sebanyak 25.290 balita.

Angka tersebut akan semakin bertambah karena saat ini menurut data Dinas Kesehatan Lobar, ada 3.510 ibu hamil yang sedang mengungsi.

Kondisi tersebut membuat Bupati Lobar sangat prihatin.

“Ini salah satu alasan kenapa kita butuh huntara (hunian sementara, red),” ujar Fauzan sambil mengeluhkan respons Pemerintah terhadap usulannya tentang huntara yang belum diterima.

“Bayi-bayi ini yang paling rentan terhadap cuaca,” pungkas Fauzan.

Hari




Selain Bantuan Rutin, NU Peduli Mulai Bantu Penyediaan Sarana Layanan Kesehatan Dan Pendidikan

Untuk penanganan korban gempa, tim NU Peduli Lombok membuat enam klaster, meliputi klaster pendidikan, kesehatan, logistik, litbang, pengungsian dan perlindungan, serta sarana dan prasarana

MATARAMlombokjornal.com — Tim Nahdlatul Ulama (NU) Peduli Lombok melalukan sejumlah upaya penanganan bencana di Lombok, NTB. Selain rutin menyalurkan bantuan, NU Peduli juga mulai membantu penanganan pasca bencana termasuk penyediaan sarana layanan kesehatan dan pendidikan.

Koordinator NU Peduli Lombok, Baiq Mulyana, mengatakan, tim NU telah terjun ke lokasi sehari pascagempa pada Ahad (29/09), di sejumlah titik terparah yang ada di Kecamatan Sambelia dan Sembalun di Lombok Timur, serta Kecamatan Bayan di Lombok Utara.

“Masifnya kerusakan dan kondisi gempa yang terus bersusulan membuat NU mendirikan posko NU Peduli Lombok atas arahan PBNU pada 10 Agustus 2018,” kata Baiq Mulyana, dalam jumpa pers, Senin (3/9) di Posko NU Peduli, jalan Pendidikan, Kota Mataram.

Turut hadir dalam jumpa pers, Wakil Ketua PWNU NTB, Jumarin Umar Maya, Rurid  Rudianto (LPBI Pusat), Yulis Setianto (LPBI Pusat), Korlap NU Peduli, Yeq Agif Al Qadri, Bendahara NU Peduli, Solikhin.

Baiq Mul menjelaskan, Universitas NU NTB dipilih menjadi posko bagi tim NU Peduli Lombok dalam pengorganisasian logistik hingga perencanaan bantuan kepada korban gempa.

Dikatakan, bantuan yang didistribusikan kepada korban terdampak gempa berasal dari donasi warga Nahdliyin di seluruh Indonesia dan juga cabang NU di luar negeri. Donasi yang diterima tim NU Peduli Lombok bersifat uang, barang, hingga sumber daya manusia (SDM).

“Bantuan ada yang berbentuk uang, dan banyak juga yang barang, mungkin kalau ditetapkan sekitar Rp 3 miliar, dan masih akan terus bergerak,” jelasnya.

Untuk penanganan korban gempa, tim NU Peduli Lombok membuat enam klaster, meliputi klaster pendidikan, kesehatan, logistik, litbang, pengungsian dan perlindungan, serta sarana dan prasarana.

Untuk klaster pengungsian dan perlindungan, NU Peduli telah mendistribusikan kebutuhan mendesak seperti terpal, selimut, hingga tikar yang sangat dibutuhkan pada masa tanggap darurat.

Di klaster logistik, NU Peduli telah mendistribusikan berbagai sembako ke 150 titik di seluruh Pulau Lombok, dan juga Sumbawa Barat.

Sedangkan untuk aspek kesehatan, NU Peduli melakukan pelayanan kesehatan kepada 2.800 korban gempa oleh 52 tim medis.

“Namun, antarklaster ini juga saling berkaitan, semisal klaster pendidikan juga berkaitan dengan klaster sarana dan prasarana seperti pada pembangunan sekolah darurat,” katanya.

NU Peduli telah membangun lebih dari 20 mushala darurat dan delapan sekolah darurat lengkap dengan tim untuk melalukan trauma healing.

Bangun Rumah Hunian

Tim Nahdlatul Ulama (NU) Peduli Lombok juga akan membangun sedikitnya seribu hunian sementara (huntara) bagi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana Indonesia (LPBI) NU, Rurid Rudianto mengatakan, keberadaan huntara menjadi prioritas dalam penanganan korban gempa, mengingat masih banyaknya warga yang tinggal di pos pengungsian.

Sedangkan, bantuan rehabilitasi rumah dari pemerintah masih memerlukan waktu.

“Proses transisi enam bulan ada persoalan dari pengungsian, mereka mau tinggal di mana sebelum dibangun, jadi ini pekerjaan rumah lembaga nonpemerintah karena pemerintah tidak menyediakan (huntara),” katanya.

Ia menjelaskan, NU Peduli Lombok menargetkan seribu huntara, 100 MCK, 500 sekolah darurat, dan 100 masjid darurat yang ditargetkan rampung pada satu sampai dua bulan ke depan.

Nantinya, proses pembangunan huntara maupun fasilitas umum darurat akan melibatkan masyarakat terdampak.

“Ada dialog, warga maunya seperti apa, kan kondisi Lombok ada yang dataran rendah dan tinggi. Kita dorong juga warga memanfaatkan potensi lokal dengan sisa-sisa bangunan,” katanya.

Me (*)