Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Lewat Jalur Lama
Kegiatan pendakian hanya sampai Pelawangan Aik Berik dan tidak diizinkan untuk turun ke Danau Segara Anak. Paket pendakian yang direkomendasikan minimal 2 hari 1 malam

MATARAM.lombokjournal.com — Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) hingga akhir tahun ini mempertimbangkan akan membuka trek jalur pendakian alternatif ke Gunung Rinjani.
Kepala BTNGR, Sudiyono, melalui rilis tanggal 24 Oktober 2018, menyebutkan hasil kajian dan survei yang melibatkan beberapa pihak terkait hasil pantauan langsung di lapangan, ditemukan kondisi satu jalur pendakian lama melalalui Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.
Jalur itu bisa dijadikan jalur alternatif pendakian.
Jalur pendakian Aik Berik sampai Pelawangan dimungkinkan untuk dibuka sebagai jalur alternatif pendakian Gunung Rinjani. Kegiatan pendakian bisa dimulai pada 7 November hingga 31 Desember 2018.
Kegiatan pendakian hanya sampai Pelawangan Aik Berik dan tidak diizinkan untuk turun ke Danau Segara Anak. Paket pendakian yang direkomendasikan minimal 2 hari 1 malam.
Lokasi camping area yang bisa digunakan adalah Pos IV, Pondok Amaq Kros. Pembelian tiket booking pendakian dilakukan dengan sistem online, dengan kuota pendakian 150 orang/hari.
“Kegiatan penataan jalur termasuk, perbaikan, pembersihan, pemasangan papan petunjuk arah, papan larangan, dan papan peringatan, direncanakan akan dilakukan pada 30 Oktober sampai 4 November 2018 mendatang, dengan melibatkan berbagai pihak,” kata Sudiyono dalam keterangannya, Kamis (25/10).
Kegiatan survei yang dilakukan BTNGR pascagempa bumi telah dilakukan sebanyak 2 kali. Periode I dilakukan pada 3-5 Oktober lalu di tiga jalur pendakian, yaitu di jalur Senaru, Sembalun, dan jalur budaya Torean.
Sementara survei tahap II dilakukan pada 15-17 Oktober lalu di tiga jalur lama, yakni di Aik Berik, jalur Timbanuh, dan jalur Sembalun.
Kegiatan survei yang telah dilakukan BTNGR melibatkan beberapa pihak, yaitu Basarnas, TNI, Polri, Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Dispar dan BPBD Lombok Utara , Dispar dan BPBD Lombok Timur, perwakilan Trek Organizer, guide dan porter serta Edelweis Medical Help Center.
Harry

