Kader JKN Hadir Untuk Sukseskan Program JKN-KIS

“Saya ingatkan pada peserta JKN-KIS yang menunggak agar tidak menunda pembayaran, semakin tertunda maka tunggakan iuran JKN-KIS terus berjalan dan makin membengkak”

MATARAM.lombokjournal.com —  BPJS Kesehatan terus melakukan upaya penagihan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang menunggak.

Upaya penagihan ini salah satunya dilakukan oleh Kader JKN yang ditunjuk resmi oleh BPJS Kesehatan.

Menjadi seorang Kader JKN bukanlah pekerjaan yang mudah, banyak suka duka yang dialami di lapangan seperti yang dituturkan Siti Hindun Hijaiyah (33), seorang Kader JKN yang bertugas di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Mataram.

Siti Hindun menuturkan, ia banyak mendengar keluhan masyarakat di sekitarnya tentang program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Dari sanalah rasa ingin tahunya muncul untuk lebih dalam mengetahui tentang masalah yang dihadapi oleh BPJS Kesehatan.

“Ternyata salah satu masalahnya adalah tunggakan iuran peserta JKN-KIS. Saat itu BPJS Kesehatan Cabang Mataram membutuhkan kader untuk membantu melakukan penagihan kepada peserta JKN-KIS yang menunggak, saat itu pula saya langsung memutuskan untuk ikut bergabung sebagai Kader JKN di BPJS Kesehatan Cabang Mataram,” ujar Hindun saat ditemui tim Jamkesnews di rumahnya, Rabu (04/12).

Diakuinya, menjadi Kader JKN itu tidak mudah, banyak masyarakat yang ditemuinya adalah masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya membayar iuran.

Di sanalah Hindun melakukan edukasi dan sosialisasi akan pentingnya jaminan kesehatan ini, agar mereka sadar bahwa sakit itu bisa datang kapan saja tidak mengenal waktu.

“Untuk itu saya mengingatkan kepada peserta JKN-KIS yang menunggak agar tidak menunda-nunda pembayaran. Karena semakin tertunda maka tunggakan iuran JKN-KIS tersebut terus berjalan dan makin membengkak,” tambah Hindun.

Menjadi seorang Kader JKN merupakan kebanggaan tersendiri bagi Siti Hindun Hijaiyah karena dapat membantu program pemerintah yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya dirinya sendiri.

“Saya dan keluarga merasakan sendiri manfaat dari program JKN-KIS ini, untuk itu saya hadir membantu BPJS Kesehatan dan bersama-sama menyosialisasikan program mulia ini demi menolong dan membantu sesama yang membutuhkan serta menyadarkan masyarakat yang selama ini mengabaikan pembayaran iuran JKN-KIS khususnya di Kota  Mataram,” ungkap Hindun.

ay/yn/Jamkesnews

Narasumber : Siti Hindun Hijaiyah




Peserta JKN-KIS, Tak Khawatir Biaya Melahirkan Dengan Operasi Caesar

Saya berterima kasih pada BPJS Kesehatan yang menolong kami,  keluarga kami tidak membayar apa pun meski kelahiran anak pertama kami melalui operasi caesar”

MATARAM.lombokjounal.com —   Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) akan memperoleh manfaat besar.

Karen itu saat ini makin tumbuh kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi peserta program JKN-KIS. Masyarakat makin menyadari program ini memberi manfaat besar saat kita membutuhkan layanan kesehatan.

Dengan semangat gotong royong, program JKN-KIS memberikan bantuan bagi peserta saat membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Manfaat itu dirasakan ibu muda, Ari Yuniarti (26), warga Karang Jangkok di Mataram, saat menghadapi masa-masa kritis menjelang melahirkan anak pertamanya, Khabib Yusuf.

Pengalaman pertama melahirkan, Ari harus menjalani operasi caesar.

Saat dokter mengatakan Ari harus melahirkan melalui operasi caesar, maka yang terlintas dalam pikirannya adalah biaya besar yang harus dibayar.

Hal itu juga diungkapkan suaminya, Muhammad Aditya Taufik, yang terus terang mengaku tidak siap untuk menyediakan biaya jika operasi caesar, yang diperkirakan jumlahnya cukup besar.

Beruntung Ari Yuniarti dan suaminya adalah peserta JKN-KIS dari segmen peserta mandiri, yang selama ini tidak pernah menunggak membayar iuran bulanan.

“Alhamdulilah, kami sekeluarga sudah menjadi peserta JKN-KIS dan kami pun rutin membayarkan iuran JKN-KIS setiap bulan melalui supermarket yang terdekat dari rumah kami. Kekhawatiran harus menanggung biaya besar itu tidak mengganggu kami,” tutur Ari.

Ari Yuniarti melahirkan Khabib Yusuf Al Aziz di salah satu rumah sakit di Kota Mataram.

“Saya berterima kasih dengan adanya BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program JKN-KIS, yang sangat menolong kami, sebab keluarga kami tidak membayar apapun meski kelahiran anak pertama kami melalui operasi caesar,” tutur Ari.

Ari Yuniarti memang merasa sangat tertolong dengan kartu JKN-KIS, persalinannya melalui operasi caesar berjalan baik walaupun anaknya lahir dengan kondisi tidak sempurna.

“Saya bersyukur anak saya tumbuh sehat, meski tidak menyangka kalau anak saya lahir dengan bibir sumbing,” kata Ari.

Bersama suaminya, Ari Yuiarti merawat anaknya dan terus melakukan pengobatan bibir sumbing, sembari berharap dan berdoa kondisi anaknya kembali normal.

ay/yn/Jamkesnews

Narasumber : Ari Yuniarti




Memupuk Visi NTB Gemilang Sampai ke Desa-Desa

Seluruh element masyarakat dapat bekerjasama mewujudkan visi besar NTB Gemilang

MATARAM.lombokjournal.com – ‘Ikhtiar Mewujudkan NTB Gemilang’ merupakan judul buku teranyar yang merangkum satu tahun kepemimpinan Gubernur, Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur, Sitti Rohmi Djalilah.

Ahmad Efendi, M.Si

Buku yang ditulis oleh Ahmad Efendi, M.Si, pemuda asal Rensing Lombok Timur ini bertujuan untuk mensosialisasikan visi besar NTB Gemilang kepada masyarakat NTB.

Agar pemprov NTB dan masyarakatnya memiliki pemahaman visi yang sama, buku ini direncakan akan didiskusikan sampai ke Kabupaten, Kota, dan di Desa-Desa di NTB.

Mengawali langkah tersebut, Pemprov NTB bekerjasama dengan Bank NTB Syariah dan Sinergi NTB mengadakan seminar dan bedah buku Ikhtiar Mewujudkan NTB Gemilang bertempat di Hotel Madani Mataram pada Kamis, (26/12/2019).

Seminar dan Bedah buku tersebut dibuka oleh staf ahli gubernur, Dr. H. Lalu Syafii, diisi langsung oleh penulisnya, Ahmad Efendi, M.Si didampingi oleh Dr. Ufran, SH. MH akademisi Hukum Unram, dan di moderatori oleh Zaky Mubarok, S.IP selaku Ketua Perhumas NTB.

“Dengan membangun Budaya diskusi di kalangan masyarakat mengenai visi dan misi NTB Gemilang, terutama mengenai program unggulannya, akan memantik masyarakat untuk memberikan andilnya dalam mewujudkan mimpi besar daerah kita menjadi NTB yang Gemilang,” tutur Lalu Syafii.

Sementara itu, dalam Buku Ikhtiar Mewujudkan NTB Gemilang tersebut, Ahmad Efendi selaku penulis menuturkan ada tiga garis besar yang dirangkumnya mengenai visi dan misi NTB Gemilang.

Ketiga garis besar tersebut adalah silaturahmi Zul-Rohmi yang tiada putusnya kepada masyarakat NTB, pendidikan, serta industrialisasi.

“Saya menangkap setidaknya ada tiga point besar mengenai visi dan misi NTB Gemilang. Semuanya saya jabarkan dalam buku ini,” ungkap lulusan S2 Ilmu Politik Universitas Gajah Mada Jogjakarta tersebut.

Lebih jauh Efendi menuturkan mengenai ketiga point tersebut, pertama mengenai silaturahmi yang tiada putus.

Zul-Rohmi sedari kampanye hingga satu tahun pemerintahnya tidak pernah putus mengunjungi masyarakat sampai ke Desa-Desa. Gubernur dan Wakil Gubernur membuka diri untuk menerima semua pihak untuk bekerjasama membangun NTB.

Point kedua yaitu pendidikan, sejak baru dilantik pemerintahan Zul-Rohmi sudah gencar menggaungkan program 1000 Cendikia. Mengirimkan Putra-putri terbaiknya untuk bersekolah ke berbagai belahan dunia. Hal tersebut demi membangun Sumber Daya Manusia di NTB.

Dan point terakhir yaitu, industrialisasi. Pemerintahan Zul-Rohmi ingin mengembangkan perekonomian NTB menjadi masyarakat yang mandiri.

Tak hanya menjadi daerah penghasil berbagai bahan baku tetapi juga sebagai daerah pengolah bahan baku tersebut. Sehingga masyarakat NTB tak hanya menjadi konsumen, tetapi juga menjadi produsen.

“Kita bersyukur memiliki gubernur yang komunikasinya terbuka. Sebelumnya Saya tidak pernah merencanakan untuk menuliskan buku ini. Tapi melihat bagaimana  komunikasinya yang begitu terbuka baik di sosial media maupun secara langsung, Saya pun berinisiatif menuliskannya,” jelas Ahmad Efendi.

Pemuda yang pernah besar di Panti Asuhan NW Rensing tersebut berharap, buku yang ditulisnya ini dapat membuat masyarakat NTB semakin mengenal sosok Gubernur dan Wakil Gubernur beserta seluruh programnya dengan lebih baik.

Dengan begitu seluruh element masyarakat dapat bekerjasama mewujudkan visi besar NTB Gemilang.

AYA/HmsNTB




Pemenang Lomba Vlog Hari Kesehatan Nasional, “Sampah Itu Ga Jahat”

“Kami berharap keterlibatan, milenial dan masyarakat terhadap manfaat posyandu dan semua aktivitas layanan kesehatan di posyandu dapat meningkat”

MATARAM.lombokjournal.com – ‘Sampah Itu Ga Jahat’, adalah judul video pendek atau vlog karya Herkiandi berhasil meraih juara terbaik dalam ajang  lomba Vlog dan Phonegraphy.

Lomba tersebut dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi NTB  bekerja sama dengan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Pemerintah Provinsi NTB serangkaian Peringatan Hari Kesehatan Nasional dan HUT ke- 61 Provinsi NTB Tahun 2019.

Lomba yang mengusung tema Kesehatan Lingkungan dan Posyandu Keluarga tersebut, merupakan salah satu upaya Promosi kesehatan dan program unggulan NTB Gemilang melalui media sosial.   Sekaligus mengukur kepedulian milenial tentang kesehatan dengan cara pandang mereka sendiri.

Herkiandi usai menerima hadiah uang tunai dari Kepala Dinas Kesehatan, Dr. Nurhandini Eka Dewi di Same Hotel, Mataram (23/12-2019) mengaku sangat bersyukur hasil karyanya dapat meraih juara.

Dalam video vlog itu, Ia menceritakan perjalanan sampah dan cara memilah sampah agar tidak menjadi musuh kesehatan dalam durasi sepuluh menit dengan gaya bahasa kaum milenial.

Pemenang phonegraphy masing masing I Nyoman Budiana, Rusmansyah Abdul Salam dan Yulia Martawati yang mengabadikan proses daur ulang sampah dan aktifitas Posyandu dalam artistik fotografi smartphone.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB yang akrab disapa dr. Eka dalam sambutannya, menegaskan  saat ini di NTB sudah terbangun 7.027 Posyandu yang tersebar sebanyak  di desa dan dusun.

Meski Posyandu keluarga masih terbilang baru dilaunching pada tahun 2017 lalu, namun ia berharap keberadaan posyandu keluarga itu menjadi institusi terdepan dalam memberikan pelayanan lebih paripurna kepada seluruh anggota keluarga tidak hanya ibu, bayi dan balita.

Tetapi juga tempat mengatasi beragam persoalan sosial dan ekonomi.

“Kami berharap keterlibatan, milenial dan masyarakat terhadap manfaat posyandu dan semua aktivitas layanan kesehatan di posyandu dapat meningkat,” ungkapnya.

Mengenai kesehatan lingkungan, kata dokter Eka, sebenarnya kesehatan lingkungan menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak.

Terutama mengenai sanitasi dan sampah. Akses sanitasi yang bukan kepemilikinya masih di angka 79 persen. Artinya masih ada 21 persen masyarakat yang tidak sadar akan sanitasi.

Begitu juga dengan program zero waste yang mulai dari proses pemilahan dan pengelohan yang baik masih belum terlalu jalan.

“Mereka tidak sadar bahwa program sanitasi dan pengolahan sampah sangat erat kaitanya dengan kesehatan. Kita memiliki penyakit yang berbasis lingkungan. Artinya penyakit muncul dari lingkungan yang tidak sehat. Misalnya, diare yang sangat erat dengan lingkungan dan masih banyak contoh lainnya”, tambah dokter Eka.

Untuk pengembangan, Posyandu Keluarga diharapkan dapat dilakukan dalam satu waktu dan satu tempat serta memiliki data kesehatan masyarakat yang lengkap agar pelayanan menjadi maksimal.

Begitupula dengan kampanye kesehatan masyarakat melalui vlog dan foto oleh masyarakat akan terus dilakukan.

AYA




Gubernur Harap Peternak Lobster Sejahtera

Menteri KKP, Edhy Prabowo memberikan lampu hijau kepada masyarakat untuk membudidayakan lobster dengan catatan-catatan yang telah ada dalam aturan

LOTIM.lombokjournal.com — Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah berharap, peternak lobster di Lombok ini dapat merasakan kesejahteraan di bawah pimpinan Menteri Edhy Prabowo dengan terobosan-terobosannya yang baru.

Hal itu dikatakan Gubernur Zul, saat menemani Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Edhy Prabowo meninjau budidaya Lobster di Teluk Ekas, Lombok Timur, Kamis (26/12/2019).

“Mudah-mudahan ada perubahan peraturan menteri agar kesejahteraan dapat dicicipi oleh masyarakat yang selama lima tahun ini puasa,” kata Gubernur.

Orang nomor satu di NTB ini mengungkapkan bahwa sebelumnya provinsi dengan pusat  tidak sejalan, namun sekarang semangat antara keduanya telah bersatu dalam hal budidaya lobster ini.

“Kalau kemarin kan kita seakan-akan bertentangan dengan pusat, tapi setelah pak menteri lihat langsung petani kita bisa melakukan budidaya. Artinya, itu bukan hanya cerita, tapi suatu hal yang nyata petani kita melakukan budidaya,” terangnya.

Bang Zul, sapaan Gubernur NTB berharap kedepannya budidaya lobster ini dapat menarik lebih banyak investor yang punya kemampu teknologi dan pengalaman di bidangnya, sehingga dapat membawa NTB menjadi daerah penghasil lobster terbaik.

Menteri KKP, Edhy Prabowo memberikan lampu hijau kepada masyarakat untuk membudidayakan lobster dengan catatan-catatan yang telah ada dalam aturan.

“Masyarakat yang telah melakukan pembudidayaan, silakan dilanjutkan, namun dengan catatan melakukan restocking 5% dari jumlah yang telah dibudidayakan, jadi ini peluang yang besar yang saya harapkan,” kata Edhy.

Ia meminta kepada pihak aparat hukum yang ada di NTB, agar membiarkan masyarakat untuk melakukan budidaya, tapi untuk ke luar negeri ia menegaskan tetap belum diizinkan karena belum ada aturan lain.

AYA/HmsNTB




13,29 Kilogram Ganja Dimusnahkan BNN Provinsi NTB

MATARAM.lombokjournal.com — Ganja hasil tangkapan seberat 13,29 kilogram, hasil tangkapan di Terminal Mandalika, Kota Mataram dimusnahkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi NTB, Kamis (26/12/2019).

Kepala BNNP NTB, Kombes Pol Gde Sugianyar Dwi Putra mengatakan ganja tersebut merupakan hasil tangkapan dari tiga pelaku. Salah seorang pelaku menjalankan bisnis narkoba tersebut dari sel tahanan di Mataram.

“Tim Brantas BNNP NTB menerima informasi akan masuk narkoba jenis ganja menggunakan bus dari Jakarta dan tiba di terminal Mandalika,” katanya.

Pelaku ditangkap di terminal Mandalika pada 1 November 2019 lalu. Tiga pelaku diamankan saat masuk ke dalam sebuah mobil membawa ganja. Mereka berinisial MI (29 tahun) asal Jakarta, Z (33) tahun asal Kota Mataram dan I (46 tahun) asal Lombok Barat.

Barang bukti ganja tersebut kemudian dimusnahkan menggunakan mobil khusus milik BPOM NTB. BNNP NTB bersama instansi terkait melakukan pemusnahan.

AYA




Menteri Kelautan Minta Nelayan Giatkan Budidaya Lobster

“Kalau hasil budidaya sebesar ibu jari, maka sebagiannya akan dilepas ke alam. Ini untuk menghindari kepunahan bibit lobster di laut”

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo, meninjau KJA lobster dan bawal Bintang di Teluk Elong, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (26/12/2019).

Selain meninjau budidaya lobster, Gubernur dan Menteri Edhy menggelar dialog dengan para nelayan lobster. Dalam dialog tersebut, sebagian besar nelayan lobster menginginkan agar benih lobster tidak diekspor.

Sebab, aktivitas ekspor tersebut akan merugikan para petani lobster yang ingin membudidayakannya.

Selain itu, nelayan juga meminta Menteri untuk melakukan revisi Permen KP 56 tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Lobster.

Mereka mengaku, Permen tersebut membatasi aktivitas pembudidayaan lobster yang menyebabkan hilangnya mata pencaharian mereka.

Harapan para petani tersebut disambut positif oleh Menteri. Ia meminta nelayan lobster untuk kembali menggiatkan pembudidayaan.

Karena itu, ia melarang masyarakat untuk mengekspor bibit lobster dan berjanji akan melakukan revisi Permen tersebut setelah melakukan tinjauan lapangan.

“Niat saya begitu jadi menteri, Permen 56 ini niatannya akan dievaluasi,” jelasnya disambut tepuk tangan masyarakat.

Selama ini, ia sering mendengar bahwa memang ada yang melakukan ekspor benih lobster. Alasannya, karena ada anggapan bahwa masyarakat tidak bisa membudidaya.

Namun, setelah melihat langsung budidaya tersebut, ia menegaskan untuk tidak melakukan ekspor.

“Kalau bisa dibudidayakan, untuk apa kita ekspor. Kalau bapak ibu mau membudidayakan, kita kasih jalan,” tegasnya

Menteri mengatakan, ia diminta Presiden untuk membangun komunikasi seluas-luasnya dengan para nelayan. Sehingga, tidak ada lagi pera nelayan yang mengeluh bahkan menderita.

Hanya saja kata lanjut Edhy, pembudidayaan itu perlu diatur dan dikontrol untuk menghindari munculnya berbagai penyakit dan kepunahan lobster.

“Tadi Pak Abdullah berkomitmen, kalau hasil budidaya sebesar ibu jari, maka sebagiannya akan dilepas ke alam. Ini untuk menghindari kepunahan bibit lobster di laut,” ungkapnya.

Karena itu, untuk kelangsungan dan kebersihan laut, ia mengajak masyarakat untuk menjaga laut dari berbagai sampah, terutama sampah plastik.

Hal yang sama juga disampaikan Menteri Edhy Prabowo saat berdialog dengan para nelayan di Pelabuhan Ikan, Desa Awang, Kabupaten Lombok Tengah. Apa yang dialami oleh para nelayan terkait budidaya dan ekspor lobster sudah didengar sejak ia menjadi pimpinan komisi VI DPRI lalu.

“Beri saya waktu untuk menyelesaikan masalah bapak ibu semua,” katanya.

Sesuai data yang dikeluarkan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, potensi lobster di NTB cukup besar. Bahkan, sebelum dikeluarkannya Permen KP 56 tahun 2016, benih lobster yang bisa ditangkap oleh masyarakat mencapai 5,5 juta ekor pertahun.

Selain lobster, NTB juga memiliki potensi udang yang cukup besar. Potensi lahan tambak yang dimiliki saat ini mencapai 50,330 Ha. Sehingga dibutuhkan pengembangan industri cold storage udang. Begitu juga dengan rumput laut, yang memiliki potensi lahan budidayanya sekitar 25,206 Ha.

AYA/HmsNTB




Sholat Gerhana Matahari Cincin Di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center

“Untuk provinsi NTB sendiri terlintasi sebagian karena magnitudo yang dihasilkan sekitar 0,68 sampai 0,69, artinya gerhana matahari cincin dapat dilihat pada pukul 12.00 siang,  dan untuk puncaknya dapat dilihat pada pukul 14 wita”

MATARAM.lombokjournal.com —  Sebagian wilayah di indonesia, pada kamis 26 desember 2019 hari ini akan dilintasi gerhana matahari cincin.

Sejumlah masjid di wilayah  kota Mataram pun dijadwalkan menggelar sholat matahari sunah kusuf atau sholat Gerhana Matahar, yang dilaksanakan selepas melaksanakan ibadah sholat dzuhur di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB.

Sholat gerhana matahari cincin juga digelar di masjid Hubbul wathan islamic Center. Selain merupakan fenomena alam langka melaksanakan sholat gerhana matahari cincin juga sebagai wujud  manusia dalam mengagungkan kebesaran sang maha pencipta.

Sholat Gerhana Matahari cincin di IC diimami  oleh H. M. Zaidi Abdad dan khatib H. Subhan Abdullah Acim. Sholat Gerhana matahari ini pun dilaksanakan ribuan masyarakat dari berbagai wilayah di NTB .

“Selain memAng karena fenomen alam sholat gerhana ini sebagai wujud  manusia dalam mengagungkan kebesaran sang maha pencipta,”  ujar M.Zaidi saat membacakan khutbahnya.

Kepala Badan Meterologi klimatologi dan Geofisika ( BMKG) Stasiun  Mataram,  menyebut fenomena gerhana matahari cincin ini merupakan salah satu fenomena alam yang sangat langka. Fenomena alam ini terjadi antara matahari bulan dan bumi terjadi dalam satu gari sejajar .

“Gerhana matahari cincin yang terjadi 26 Desember 2019 termasuk dalam siklus saros, yaitu 18 tahun 11 hari dan 8 jam tahun sekali,” ujar Ardhi.

Ardhi menyebut, gerhana Matahari tahun ini lintasanya melewati hampir seluruh Provinsi di Indonesia seperti Sumatera dan sebagian Kalimantan.

“Untuk provinsi NTB sendiri terlintasi sebagian karena magnitudo yang dihasilkan sekitar 0,68 sampai 0,69, artinya gerhana matahari cincin dapat dilihat pada pukul 12.00 siang,  dan untuk puncaknya dapat dilihat pada pukul 14 wita,” katanya.

AYA

 

 




BNN NTB Gencarkan Upaya Kurangi Suplai dan Tekan Permintaan

“Bagaimana kita mengurangi suplai dan menekan permintaan”

MATARAM.lombokjournal.com — Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) NTB pemberantasan penyalahgunaan narkotika tidak hanya dengan cara penindakan namun juga pencegahan dan rehabilitasi.

Kepala BNNP NTB, Brigjen Pol Gede Sugianyar Dwi Putra mengatakan, pihak BNNP dan jajaran  selain melakukan penindakan hokum, namun Kegiatan pencegahan dan rehabilitasi untuk mengurangi suplai dan permintaan/pengguna.

“Bagaimana kita mengurangi suplai dan menekan permintaan,” ucapnya dalam penyampaian rilis akhir tahun, Kamis (26/12/2019) .

Hingga saat ini  data pengguna narkotika di NTB ada sekitar 63 ribu, maka langkah yang dilakukan dengan pencegahan permintaan dikurangi dengan melakukan sosialisasi, penguatan masyarakat dan rehabilitasi.

“Pengguna disembuhkan,”kata Gede Sugianyar.

Selain itu sebagai langkah pencegahan diluncurkan pula program ‘desa bersinar’ (bersih dari narkoba). Pada tahun 2019, berdasarkan Surat Keputusan  Gubernur telah ditetapkan 10 desa dan di wilayah KSB dan Lobar masing masing satu desa sebagai pilot projek dan penguatan.

“Sehingga tahun 2020 akan dietapkan 10 desa bersinar lagi,” ujarnya.

Untuk data pengungkapan kasus narkotika oleh BNNP NTB, pada tahun 2019 ini mengalami penurunan sebesar 36,36 persen  jika dibandingkan tahun 2018.

Hasil ungkap tahun 2018, sebanyak 11 kasus sedangkan tahun 2019 sebanyak 7 kasus, untuk barang bukti sendiri di tahun 2019 ini, Sabu sebanyak 1.704,68 gram dan ganja sebanyak 13.222,76 gram.

AYA




Muscab IBI 2019, Bidan Garda Terdepan Keselamatan Ibu dan Anak

“Kita memang harus selalu dan terus menerus berusaha dan berihktiar untuk meningkatkan kualitas diri maupun kualitas pelayanan kepada masyarakat. Mari berbuat lebih dan iklas lagi”

TANJUNG.lombokjourna.com – Musyawarah Cabang (Muscab) IBI KLU yang digelar pada penghujung tahun 2019 untuk merefleksi kinerja insan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) selama lima tahun, dalam memberikan pelayanan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat KLU.

Bupati Lombok Utara Dr. Najmul Akhyar, SH, MH megatakan itu dalam sambutan pembukaan Musyawarah Cabang (Muscab) Ke-2 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Lombok Utara (KLU), Rabu (24/12/2019).

“Tentu ini momentum yang sangat baik untuk kita saling evaluasi apa yang sudah dilakukan oleh IBI KLU selama periode kepengurusannya lima tahun lalu. Tentu ada musyawarah untuk menentukan siapa nakhoda IBI lima tahun ke depan. Terlebih lagi profesi bidan itu termasuk profesi yang sangat mulia,” ujarnya.

Dituturkan, ketika 22 Desember semua elemen masyarakat di negeri ini fokus menggaungkan pentingnya peran seorang ibu yang hebat bagi seseorang dalam kehidupannya, perlu dicamkan kehebatan seorang ibu pasti dibantu dan ditolong oleh bidan yang juga hebat.

Pasalnya, dengan bantuan bidan tingkat kesehatan anak-anak yang lahir bisa terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Begitu juga angka kematian bayi dapat dikurangi melalui intervensi bidan.

Dan, tugas luhur yang paling penting para bidan terlihat dari upaya yang sungguh-sungguh dalam memperhitungkan sekaligus memastikan keselamatan dan kesehatan perempuan pada saat melahirkan.

“Begitu vitalnya peran bidan, maka tidak bisa kita kesampingkan bahwa bidan adalah garda terdepan keselamatan ibu dan anak waktu melahirkan,” tutur Bupati Najmul.

“Saya titipkan harapan-harapan, misalnya ikhtiar peningkatan kapasitas bidan kita hingga saat ini jumlahnya hampir 300 orang. Suatu jumlah yang besar. Jumlah ini akan terus bertambah ke depan,” terang kepala daerah inovatif ini.

Menurutnya, peningkatan kuantitas bidan harus pula diiringi dengan peningkatan kualitasnya. Peningkatan SDM bidan ini yang harus menjadi atensi utama IBI.

Artinya, mesti adanya keseimbangan antara peningkatan kuantitas dengan peningkatan kualitas para bidan di KLU.

Dalam kesempatan itu, Najmul Akhyar juga berharap IBI Provinsi NTB secara kontinyu membina IBI KLU. Demikian pula kepengurusan IBI KLU agar semaksimal mungkin membina para anggotanya.

Pesan bupati, Muscab IBI tahun ini dapat memunculkan masukan-masukan yang bisa dituangkan dalam usulan yang bisa diakomodir oleh Pemda Lombok Utara.

“Di arena muscab kali ini saya berpesan agar lahirnya masukan-masukan yang bisa dituangkan dengan usulan sehingga bisa diakomodir oleh pemerintah daerah” tutup Sekjen APKASI itu.

Peningatan kualitas

Ketua IBI KLU periode 2014-2019, Hj. Rusmiatun A.Md.Keb mengungkapkan bahwa tidak terasa waktu lima tahun sudah berjalan.

Banyak hal yang belum dilakukan untuk anggotanya, seraya mengakui dirinya belum menyejahterakan semua bidan yang ada di.

“Semoga apa yang disampaikan bapak bupati menjadi renungan kita bersama. Kita memang harus selalu dan terus menerus berusaha dan berihktiar untuk meningkatkan kualitas diri maupun kualitas pelayanan kepada masyarakat. Mari berbuat lebih dan iklas lagi,” ajaknya.

Menurut Rusmiatun, penyelenggaraan Muscab IBI adalah forum musyawarah tertinggi dalam organisasi IBI dan sebagai tindaklanjut hasil konggres dan Musda IBI NTB.

Juga sarana menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengurus dalam memangku tampuk kepemimpinan organisasi dalam kurun wajtu lima tahun.

“Lima tahun sudah saya sebagai ketua. Banyak dinamika yang menyertai. Saya merasa senang telah menghantarkan kawan-kawan dengan pemerintah daerah. Tahun kemarin jumlah tenaga bidan PNS bertambah, tapi belum maksimal karena mereka PNS dari luar daerah dan bukan dari KLU. Mari kita berbuat dan berusaha meningkatkan mutu pelayanan. Dengan pelbagai keterbatasaan, kita telah berusaha baik itu soal kesejahteraan bidan maupun pelayanan dan lainnya,” katanya.

Di tempat sama, Ketua Panitia Pelaksana Muscab ke-2 IBI KLU 2019, Nani Kusumawati, S.Keb melaporkan, Muscab ke-2 IBI KLU 2019 mengangkat tema “Bidan Garda Terdepan Mengawal Kesehatan Maternal dan Neonatal melalui Germas dalam Pelayanan Berkualitas”.

Kegiatan tersebut bisa terlaksana atas kerjasama para pihak, baik panitia maupun mitra kerja dari Pemkab Lombok Utara.

Muscab ini diharapakan mampu sebagai penyemangat kerja para bidan agar berkontribusi nyata dalam pembangunan Lombok Utara pasca dirundung gempa bumi 2018.

Muscab IBI KLU 2019 yang diselenggarakan di aula Kantor Bupati Lombok Utara tersebut dihadiri Ketua PD IBI Provinsi NTB Wayan Mujungasih, S.ST, S.Sos, Kadis Kesehatan KLU dr. H.L.Bahrudin, Ketua GOW KLU, Nani Tricahyani Sarifudin, dan Ketua DWP KLU Hj. Laily Suardi.

sta/humaspro