Apel Siaga Satgas Covid-19, Bupati Najmul Ajak Semua Pihak Bersinergi Tangani Pandemi Virus Corona

Pemda Lombok Utara terus berikhtiar menyiapkan sarana prasarana dan fasilitas penanganan virus corona seperti Rumah Sakit, APD, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lombok Utara

PEMENANG.lombokjournal.com — Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH memimpin pelepasan personel Satgas Covid-19 dalam apel siaga gugus tugas percepatan penanganan penyebaran virus corona di Kabupaten Lombok Utara, di Pelabuhan Bangsal Kecamatan Pemenang (20/04/2020).

Bupat Najmul Akhyar

Apel siaga digelar untuk persiapan penyemprotan disinfektan guna mencegah penularan dan penyebaran virus Corona di kawasan obyek wisata Gili Matra (Meno, Air dan Trawangan).

Satgas Covid-19 rencananya melakukan penyemprotan disinfektan pada fasilitas umum dan fasilitas khusus yang ada di Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang.

Bupati Najmul menyampaikan, pelaksanaan tugas yang luhur harus diawali dengan niat baik, ketulusan, dan semangat membantu sesama agar pekerjaan terasa ringan.

Dikatakan, gili merupakan aset Kabupaten Lombok Utara sekaligus aset bangsa. Peserta apel diajak  untuk berpikir luas lantaran kawasan tiga gili menjadi pintu masuk wisata NTB.

“Atas nama Satgas Covid-19 saya mengucapkan terima kasih kepada semua elemen yang sudah membantu kerja besar kita,” katanya mengapresiasi.

Menurut bupati, Pemda Lombok Utara terus berikhtiar menyiapkan sarana prasarana dan fasilitas penanganan virus corona seperti Rumah Sakit, APD, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lombok Utara.

Semua pihak diajak bersinergi dan bekerja sama dalam menangani pandemi virus global tersebut.

Diakuinya, pemerintah daerah tidak bisa berbuat sendiri melainkan harus bekerja sama dan bergandengan tangan dengan pelbagai pihak, guna memberi bantuan sosial bagi masyarakat gumi Tioq Tata Tunaq.

“Dalam situasi sekarang ini mari kita saling memberi semangat. Tutuplah peluang saling menyalahkan dan mari kita sama-sama saling melengkapi,” ajaknya.

Bupati Najmul menegaskan, selain di tiga gili penyemprotan juga dilakukan di semua tempat di Lombok Utara guna menseterilisasi wilayah untuk memperkecil penyebaran Covid 19.

“Penyemprotan obyek wisata tiga gili ini termasuk yang ketiga kalinya kita gelar. Ada hal-hal positif yang bisa kita lakukan, misalnya penyemprotan dan menjaga kebersihan lingkungan,” tandasnya.

Sejauh ini, tampak pemerintah daerah Lombok Utara terus melakukan ikhtiar menjalin koordinasi dengan semua pihak.

Mulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan, desa hingga kepala dusun sembari mengharapkan musibah dan ujian yang diberikan Allah kepada seluruh komponen daerah dapat segera berakhir.

Apel siaga diikuti para anggota Satgas Covid-19, terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, PMI, Tagana, dan RAPI itu, dihadiri oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Administrasi Pengendalian Pembangunan Setda KLU Ir. H. Rusdi, Staf Ahli Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Setda KLU Evi Winarni, SP, M.Si, Kalaksa BPBD KLU Muhadi, SH, Camat Pemenang Suhadman, S.Sos beserta unsur Gugus Tugas Covid -19 lainnya.

sid




Hari Senin, Pasien Positif Covid-19 Bertambah 21 Orang

MATARAM.lombokjournal.com — Pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Senin (20/04/2020), meningkat signifikan mencapai 93 orang.

Rinciannya 11 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 78 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Peningkatan jumlah pasien itu diketahui dari press release Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, setelah hari Senin dikonfirmasi telah diperiksa 68 sampel dengan hasil 45 sampel negatif, 2 (dua) pasien sampel ulangan positif, dan 21 sampel kasus baru positif Covid-19.

Kasus baru positif Covid-19 tersebut masih didominasi pasien yang punya riwayat perjalanan ke Gowa Makassar. Atau setidakya pernah melakukan kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar.

Pasien yang dikonfirmasi positif Covid-19, yaitu:

  1. Pasien nomor 73, an. Tn. S, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik;
  2. Pasien nomor 74, an. Tn. AS, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik;
  3. Pasien nomor 75, an. Tn. H, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik;
  4. Pasien nomor 76, an. Ny. R, perempuan, usia 38 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dan dalam kondisi baik;
  5. Pasien nomor 77, an. Tn. I, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dan dalam kondisi baik;
  6. Pasien nomor 78, an. Tn. AH, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Bonto Kape, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 79, an. Ny. IJ, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 80, an. An. IA, laki-laki, usia 14 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 81, an. Tn. B, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 82, an. Tn. A, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 83, an. Tn. S, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 84, an. Tn. S, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 85, an. Tn. MS, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 86, an. Tn. MZ, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 87, an. Tn. A, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 88, an. An. MA, laki-laki, usia 13 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik;
  17. Pasien nomor 89, an. Tn. MF, laki-laki, usia 49 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak erat tidak pernah. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik.;
  18. Pasien 90, an. Tn. SMP, laki-laki, usia 57 tahun, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Jatisela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak tidak pernah. Saat ini sedang menjalani karantina mandiri dan saat ini dalam kondisi baik;
  19. Pasien 91, an. Tn. A, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Keluarahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak ada. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik;
  20. Pasien 92, an. Ny. HK, perempuan, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik;
  21. Pasien 93, an. Tn. R, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Kelurahan Dayen Pekan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif. Itu dilakukan uUntuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19.

Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. H. Lalu Gita Ariadi meningatkan, masyarakat bisa berperan aktif dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19.

Caranya dengan tetap tinggal di rumah, memakai masker jika keluar rumah dan menghindari kerumunan, physical distancing minimal 2 meter, serta selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

AYA 

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id;

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB 

nomor; 0818 0211 8119. 




Wagub Sampaikan Penanganan Covid-19 Saat Rapat Paripurna DPRD NTB

Umi Rohmi menjelaskan, lonjakan kasus virus Corona cepat diketahui karena NTB saat ini telah memiliki alat sendiri yang dapat mengidentifikasi pasien yang telah terjangkit Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com —  Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah membahas perkembangan terbaru penanganan Covid-19 di NTB, saat Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTB penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur NTB Tahun 2019 yang berlangsung di Kantor DPRD Provinsi NTB, Senin (20/04/2020).

Menurutnya, peningkatan jumlah pasien yang positif  virus Corona di NTB harus disikapi dengan tenang dan tidak perlu panik.

Lebih lanjut wagub menyampaikan, pasien positif di NTB awal diketahui pada tanggal 16 Maret, tepat dua minggu setelah ditemukannya pasien pertama di Indonesia.

“Pada saat itu memang kita belum punya alat  sendiri, sampel semua harus kita kirim ke Jakarta untuk kemudian tujuh sampai dengan sepuluh hari setelah itu baru kita bisa umumkan,” tutur Umi Rohmi, sapaan akrabnya.

Umi Rohmi menjelaskan, kini lonjakan kasus virus Corona cepat diketahui karena NTB telah memiliki alat sendiri yang dapat mengidentifikasi pasien yang telah terjangkit Covid-19.

Dengan adanya alat tersebut, hasil tes swab dapat diketahui hanya dalam waktu yang jauh lebih singkat.

“Alhamdulillah Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak sekitar dua minggu yang lalu, sudah memiliki alat sendiri, sudah ngecek sendiri, sehingga pada saat ini untuk menentukan positif itu hanya butuh satu sampai dengan dua hari. Itulah kemudian mengapa setiap hari kita mendengar jumlah yang positif itu banyak karena memang sesungguhnya yang positif-positif sekarang itu, sejak awal di pertengahan Maret itu sudah masuk ke NTB,” jelasnya.

Namun, Umi Rohmi minta masyarakat agar terus menjaga kedisiplinan dengan mematuhi protokol penanganan Corona, karena menurutnya tantangan utama dalam penanganan Covid-19 ialah kedisiplinan dari masyarakat.

“Kalau kita melihat lonjakan-lonjakan yang begitu signifikan hari-hari ini di NTB ini sebenarnya ada sinyal positif, bahwa kita sudah bisa melokalisir potensi-potensi tersebut dengan catatan, tentunya bagaimana agar masyarakat kita yang masuk dalam kategori PPTG (Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala) maupun dia OTG (Orang Tanpa Gejala) maupun ODP (Orang Dalam Pemantauan) itu semuanya disiplin,” ujarnya.

Terakhir, Ummi Rohmi berharap kerjasama dan komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat dapat terus terjalin dengan baik.

Edukasi, kelengkapan sarana dan prasarana penanganan Covid-19 ke depan diharapkan terus ditingkatkan hingga ke pelosok-pelosok desa.

“Insya Allah dengan kerjasama yang baik antara eksekutif, legislatif dan seluruh elemen di Nusa Tenggara Barat masalah yang sulit ini akan bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya,” kata Ummi Rohmi.

LKPJ Gubernur NTB

Sebelumya, Wagub Ummi Rohmi dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTB penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur NTB Tahun 2019, mengapresiasi kinerja serta kerjasama DPRD Provinsi NTB selama ini.

Masukan dan rekomendasi dari komisi-komisi DPRD dinilainya berharga bagi peningkatan kinerja Pemerintah Provinsi NTB.

“Tentunya, rekomendasi-rekomendasi ini akan kami tindak lanjuti dan akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kita di Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ucap Ummi Rohmi.

AYA/HmsNTB




Hadiri Panen Hydroponic SMKN 1 Kuripan, Gubernur Zul Tekankan Penerapan Teknologi Pertanian

Terapan teknologi pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan sistem pertanian terpadu yang dihasilkan siswa-siswi SMK 1 Kuripan, juga dapat diproduksi dan dimanfaatkan oleh petani dan peternak di NTB

LOBAR.lombokjournal.com — Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., saat hadir untuk panen perdana tanaman hydroponic sayur-sayuran sekaligus panen telur ayam, mengapresiasi hasil produksi SMKN 1 Kuripan, Lombok Barat, Senin (20/04/2020).

Doktor Zul sapaan akrabnya,  meminta SMK-SMK di NTB terus berinovasi mengembangkan sistem pertanian terpadu dalam budidaya dan penerapan teknologi pertanian, mengingat sektor pertanian di Provinsi NTB merupakan sektor andalan dengan potensi paling besar.

Selain itu juga untuk membiasakan petani bersentuhan dengan teknologi.

Hydroponic sayur-sayuran

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kuripan Kabupaten Lombok Barat, mengembangkan sistem pertanian terpadu yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan.

Sebagai sekolah menengah vokasi yang konsen di bidang pertanian, diharapkan pola pertanian terpadu seperti ini dapat menghasilkan pembelajaran tentang pertanian yang konprehensif serta saling menguatkan antar sub sektor pertanian yang ada.

Pola Sistem Pertanian Terpadu yang diterapkan oleh SMKN 1 Kuripan ini, mampu meningkatkan produksi tanaman holtikultura seperti cabe, tomat dan terong, serta aneka sayuran dengan pola tanam dengan menggunakan system hydroponic.

Termasuk dalam peningkatan produktifitas ayam petelur untuk dipasarkan dan pemanfaatan pupuk dari limbah peternakan ayam.

Menurut Dr. Zul, terapan teknologi pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan sistem pertanian terpadu yang dihasilkan siswa-siswi SMK 1 Kuripan, juga dapat diproduksi dan dimanfaatkan oleh petani dan peternak di NTB.

Ia menilai, banyak petani di NTB tertinggal dan hasil produksinya tidak berkembang, karena produk dan proses pertaniannya tidak berinovasi dengan teknologi dengan memanfaatkan sistem pertanian terpadu.

“Kenapa petani kita miskin karena tidak bersentuhan dengan teknologi yang sedang berkembang,” jelasnya

Gubernur juga menilai, untuk bisa memajukan wilayah-wilayah terpencil di NTB salah satunya adalah dengan membangun SMK-SMK pertanian di wilayah tersebut.

Sehingga Dr. Zul memberi tantangan kepada Kadis Dikbud NTB, Dr.H. Aidy Furqan, yang mendampinginya, untuk bisa membangun SMK pertanian di 10 Kabupaten/Kota di NTB.

“Saya berharap SMK Pertanian juga dibangun 1 di Bima, Dompu, Sumbawa dan KSB,” tuturnya di depan Kabid SMK dan jajaran Dikbud NTB.

Membangunn sekolah kejuruan

Kadis Dikbud NTB, Dr.H. Aidy Furqan, menjelaskan, SMKN 1 Kuripan yang dibuka tahun 1998 ini terus mengalami perkembangan. SMKN 1 Kuripan juga sudah mengembangkan budidaya pengembang tanaman pangan yang memiliki sentuhan teknologi.

“Di NTB ada 171 SMA dan ada 97 SMK, ke depan Sekolah Kejuruan ini akan terus dibangun,” kata Kadis Dikbud.

Sedangkan Kepala Sekolah SMKN 1 Kuripan, H. Hairul Ahmad, SP., M.Pd., menjelaskan ada 3 jurusan di sekolah tersebut. Antara, bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi, bidang Teknologi dan rekayasa serta bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Sedangkan untuk kompetensi keahlian ada 6 kompetensi, yaitu pertama Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), kedua Agribisnis Pengelola Hasil Pertanian (APHP), ketiga Agribisnis Ternak Unggas (ATU), keempat Kesehatan Hewan (KH), kelima Teknis dan Bisnis Sepeda Motor dan keenam Teknik Komputer dan Jaringan.

“Ke depan, rencananya akan dikembangkan program-program unggulan di SMKN ini. Mulai dari tanaman hingga pengolahan hasil pertanian. Kita juga sudah punya hasil produksi dan merk. Misalnya minuman berbentuk jahe instan, roti manis  dan nata de coco,” terangnya.

Kunjungan kerja Gubernur Zul kali ini juga diikuti oleh Kadis Pertanian Provinsi NTB, Kadis Peternakan, Kadis Tanaman Pangan, Inspektur dan Kadis Perindustrian.

AYA/HmsNTB

 




Cold Storage Karya Siswa SMKN 2 Gerung, Pemprov Pesan 2O Unit

Dalam waktu dekat alat ini akan segera diproduksi, sebagai tahap ujicoba untuk digunakan oleh nelayan dan petani NTB

LOBAR.lombokjournal.com —  20 unit cold storage karya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Gerung, Lombok Barat dipesan PemerintaH Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB).

Pesanan ruang pendingin untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan nelayan itu sebagai dukungan Pemprov NTB pada siswa-siswi SMKN) 2 Gerung yang berhasil menciptakan cold storage.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengapresiasi teknologi yang diciptakan siswa-siswi yang tengah mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.

Bang Zul panggilan akrab gubernur, mengapresiasi hasil karya putra-putri NTB. Dan itu berarti program industrialisasi yang digaungkan terlihat sudah berjalan baik, terbukti dengan banyaknya karya-karya yang baru muncul

untuk tahap awal. Kedepannya, alat ini akan dikembangkan sehingga penggunaan alat ini tidak lagi memakai energi listrik langsung,  melainkan menggunakan solar cell atau tenaga surya.

“Kita jangan terlampau lama mengerjakan hal ini, mulailah produksi untuk nelayan kita agar dapat digunakan secepatnya. Kita juga berharap alat ini bisa membantu nelayan di tengah wabah Covid-19, agar hasil tangkapan ikan mereka tidak cepat busuk,” kata  Bang Zul saat meninjau cold storage karya SMKN 2 Gerung, Senin (20/04/2020).

Cold storage merupakan media penyimpanan yang dirancang dengan kondisi suhu tertentu, agar dapat mempertahankan kesegaran suatu produk.

Hadirnya alat ini diciptakan sebagai upaya menjawab kebutuhan pertanian dan nelayan di NTB. Sebagai tahap awal, alat ini hanya untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan sekitar.

“Kita berharap alat ini segera dikembangkan dengan teknologi ramah lingkungan, agar dapat dipergunakan seluruh petani dan nelayan kita di NTB,” lanjut Bang Zul.

Juga untuk menyimpan sayur dan buah

Wakil Kepala Mutu SMKN 2 Gerung, Andi Sudrajad mengungkapkan bahwa cold storage ini akan dibuat dengan beberapa ukuran dengan masing-masing fungsi.

“Untuk alat yang kami buat ini, bukan hanya bisa digunakan sebagai penyimpanan hasil tangkapan ikan, namun bisa juga untuk penyimpanan sayur dan buah-buahan karena dilengkapi dengan beberapa item tambahan,” terangnya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat alat ini akan segera diproduksi, sebagai tahap ujicoba untuk digunakan oleh nelayan dan petani NTB.

Usai melihat karya siswa-siswi SMKN 2 Gerung, Gubernur Zul beranjak menuju SMKN 1 Kuripan untuk meninjau hidroponik sayur-sayuran dan panen telur ayam yang dikembangkan oleh sekolah tersebut.

AYA/HmsNTB




Bertambah 11 Pasien Positif Covid-19, Punya Riwayat Ke Gowa Makassar 9 Orang

MATARAM.lombokjournal.com — Jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB terus bertambah.

Sampai hari Minggui (19/04/20) sebanyak 72 orang, dengan perincian 11 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 57 orang masih positif namun dalam keadaan baik.

Ketua Pelaksana Harian Gugus NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si melalui press release  yang diterima media, Minggu (19/04), menjelaskan penambahan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Dijelaskan, setelah diperiksa 48 sampel dengan hasil 33 sampel negatif, 4 (empat) pasien sampel ulangan positif, dan 11 sampel kasus baru positif Covid-19.

Dari 11 pasien positif Covid-19 itu, sebanyak 9 orang pernah melakukan perjalanan ke Gowa, Makassar.

Sedang sisanya, yang seorang pasien nomor 65, dengan inisial  Tn. SY, laki-laki, 63 tahun, penduduk Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat. Pasien ini pernah kontak dengan orang sakit dengan gejala demam, batuk, pilek yang baru pulang dari Gowa Makassar dan Kota Mataram.

Tn SY meninggal dunia tanggal 18 April 2020 setelah menjalani perawatan di RSUD H.L Manambai Abdulkadir, Sumbawa.

Pasien yang seorang lagi pernah melakukan perjalanan ke Madura dalam 14 hari sebelum sakit.  Pasien nomor 66,  dengan inisial Tn. KA, laki-laki, 39 tahun, penduduk Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.

Pasien yang pernah melakukan perjalanan ke Madura ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dalam keadaan baik.

Sebanyak pasien kasus baru positif Covid-19, antara lain :

  1. Pasien nomor 62, an. Tn. AR, laki-laki, 51 tahun, penduduk Desa Tatebal, Kecamatan Lenangguar, Kabupaten Sumbawa. Pernah perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik;
  2. Pasien nomor 63, an. Tn. A, laki-laki, 48 tahun, penduduk Desa Sukamulya, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa. Pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik;
  3. Pasien nomor 64, an. Tn. S, laki-laki, 52 tahun, penduduk Desa Sukadamai, Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa. Pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik
  4. Pasien nomor 67, an. Tn. LD, laki-laki, 61 tahun, penduduk Desa Bunut Baok, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dan dalam keadaan baik;
  5. Pasien nomor 68, an. Tn. H, laki-laki, 64 tahun, penduduk Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dan dalam keadaan baik;
  6. Pasien nomor 69, an. Tn. MIS, laki-laki, 37 tahun, penduduk Desa Mantang, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dan dalam keadaan baik;
  7. Pasien nomor 70, an. Tn. N, laki-laki, 20 tahun, penduduk Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah. Pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dan dalam keadaan baik;
  8. Pasien nomor 71, an. Tn. A, laki-laki, 38 tahun, penduduk Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dan dalam keadaan baik;
  9. Pasien nomor 72, an. Tn. M, laki-laki, 59 tahun, penduduk Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dan dalam keadaan baik.

“Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan pasien yang terkonfirmasi positif,” jelas  Lalu Gita.

AYA

 




JPS Gemilang Dari Produk UMKM, Langkah Gubernur Zul Diapresiasi Kelompok Tani Hutan

Dengan dibelinya produk kayu putih oleh Pemprov NTB, Murad maupun Sahrun mengaku menjadi yakin bahwa kayu putih yang selama ini ditanam bersama ratusan petani benar-benar dapat meningkatkan taraf hidup mereka

MATARAM.lombokjournal.com —  Gubernur H Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Hj Siti Rohmi, resmi meluncurkan program JPS Gemilang untuk 105.000 KK Miskin dan pelaku sektor formal dan informal terdampak Covid-19.

Saat meluncurkan JPS Gemmilang, Gubernur  Zulkieflimansyah, SE, M.Sc memberikan kepercayaan pada masyarakat dan pelaku UMKM di Provinsi NTB untuk  mensupplay produk lokal pada Program Jaring Pengaman Sosail (JPS) Gemilang.

Lagkah Gubernur H. Zulkieflimansyah yang memberikan kepercayaan pelaku UMKM di NTB untuk mensupplay produk lokal pada Program Jaring Pengaman Sosail (JPS) Gemilang, mendapat apresiasi Kelompok Tani Hutan (KTH) Kayu Putih Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Tengah.

JPS Gemilang mendistribusiknan paket sembako senilai Rp. 250.000/KK selama tiga bulan. Per paket berisi antara lain beras, telur, minyak goreng, teh kelor, susu kedelai, masker, sabun, dan minyak kayu putih/cengkeh.

Untuk pemenuhan paket Minyak Kayu Putihnya, Pemprov NTB mengambil dari produksi binaan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, melalui KPH Rinjani Barat, yang mendorong, membina dan mendampingi seratus lebih KPH di wilayahnya.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, atas kebijakan yang diambil oleh Pak Gubernur NTB. Dimana produk dalam Program JPS Gemilang, semuanya menggunakan Produk lokal NTB. Termasuk salah satunya Minyak kayu putih 10 ml yang merupakan hasil dari KTH kami,” ujar Ketua KTH Tunas Pade Tunaq, Murad, Sabtu (18/04/20)

Ketua KTH Tenem 1 Kab. Lombok Tengah, Sahrun, yang mengaku telah merasakan secara langsung manfaat kebijakan penggunaan minyak kayu putih dalam paket JPS Gemilang, juga mengapresiasi angkah Pemprov NTB.

Menurutnya, selama ini pemerintah memerintahkan ribuan petani melakukan budidaya tanaman di hutan. Terutama kayu putih, yang belum dapat dirasakan secara langsung manfaatnya oleh anggotanya.

“Selama ini, Pemerintah telah memberikan kami penyuluhan-penyuluhan dan motivasi untuk merawat dan memanfaatkan hasil hutan. Terutama pohon kayu putih. Manfaatnya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Tapi kami masyarakat awam tentu butuh juga manfaat untuk tambahan nafkah kami,” terang Sahrun.

Sehingga, dengan dibelinya produk kayu putih oleh Pemprov NTB, Murad maupun Sahrun mengaku menjadi yakin bahwa kayu putih yang selama ini ditanam bersama ratusan petani benar-benar dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Dan optimis untuk menambah jumlah kayu putih yang akan ditanam di kawasan hutan Kritis.

Kepala Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Barat, Mustara Hadi, S.Hut, M.Si, merincikan bahwa KTH Tunas Pade Tunaq dan Tenem merupakan bagian dari 122 KTH lainnya, dimana dalam satu KTH minimal beranggotakan 15 orang.

Semuanya berada dalam wilayah pembinaan pihaknya yang meliputi Kab Lombok Barat dan Lombok Utara

“Semangat masyarakat untuk menanam pohon kayu putih sangat menentukan, kesuksesan program konservasi diwilayah KPH Rinjani barat. Karena KPH Rinjani barat itu fokus di pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HBK). Sehingga untuk mendukung konservasi hutan pada lahan Kritis dan sangat kritis salah satunya kami mengandalkan Pohon kayu Putih. Karena yang dimanfaatkan daunnya, bukan kayunya,” jelas Mustara Hadi.

Selama ini baru 1.500 hektar yang menjadi target konservasi dengan pohon kayu putih. Mustara mengaku sedikit kesulitan meyakinkan manfaat ekonomis dari pohon kayu putih kepada masyarakat.

Karena belum ada bukti langsung yang dirasakan kelompok binaannya tersebut. Bahkan, masyarakat sering membandingkan dengan hasil buah-buahan.

“Kami tentu konsen konservasi lahan kritis dan sangat kritis. Pohon buah-buahan tentu sulit untuk tumbuh di lahan sangat kritis. Nah, kami mendorong KTH itu untuk menanam Pohon Kayu Putih, yang memang memiliki keunggulan sebagai Pohon Pioner. Dimana justru memiliki pertumbuhan yang baik di lahan terbuka dengan tingkat panas yang tinggi,” imbuh Mustara Hadi.

Kendalanya, masyarakat kurang semangat selama ini. Karena belum merasakan secara langsung secara ekonomi pohon kayu putih.

Namun, dengan adanya orderan ratusan ribu botol kayu putih untuk memenuhi paket JPS Gemilang menjadi bukti bahwa kayu putih yang ditanam menjadi bagian industrialisasi NTB.

Akhirnya masyarakat tergerak dan komitmen untuk berpartisipasi membantu Konservasi lahan kritis dan sangat kritis d KLU, Lombok Barat, bahkan juga di Lombok Tengah yang saat ini menjadi wilayah KPH  pelanggan tastura.

“Dari dulu kami telah menyiapkan pabrik penyulingan Kayu Putih di Desa Malaka dan Desa Bentek Lombok Utara. Dengan kapasitas produksi 300 kg/hari, untuk membantu masyarakat memproduksi minyak kayu putih sendiri. Semoga dengan momentum ledakan permintaan dalam paket JOS Gemilang ini, masyarakat bisa lebih serius bersama-sama mengelola dan memproduksi Minyak kayu putih,” harapnya.

Mustara dan jajarannya harus terus mendorong budidaya Kayu Putih selain karena alasan utama konservasi hutan  sangat kritis. Termasuk alasan telah dimasukkan sebagai komoditi unggulan di wilayahnya, yang tercantum di RPHJP (rencana Pengelolaan Hutan Jangka panjang) tahun 2014-2023.

Juga karena ternyata minyak kayu putih produksi mereka dari pohon di hutan NTB juga termasuk memiliki kualitas super menurut standart SNI.

“Dari uji laboratorium oleh Balai BPOM, minyak kayu putih yang dihasilkan oleh pohon di hutan kita, memiliki kadar Sineol 68 persen. Dan itu dalam kategori SNI 354 : 2014, merupakan level Super. Jadi kualitas terbaik, bukan hanya kualitas utama yang kadar Sineolnya hanya di bawah 60 persen. Dan yang kami kemas pun 100 persen minyak kayu putih tanpa campuran apapun,” tutup Mustara.

AYA/HmsNTB




Bertambah 6 Pasien Positif Covid-19, 2 Pasien Pernah Ke Gowa Dan 4 Lainnya Pernah Kontak Aktif

Sekda NTB mengapresiasi orang yang pulang dari daerah terjangkit Covid-19,  dengan kesadaran sendiri melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19

MATARAM.lombokjournalcom — Provinsi Nusa Tenggra Barat (NTB)  hari ini, Sabtu (18/04/20), bertambah  6 (enam) kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Jumlah pasien positif Covid-19 di NTB hingga Sabtu sebanyak 61 orang, dengan perincian 11 orang sudah sembuh, 3 (tiga) meninggal dunia, serta 47 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Hari ini tidak ada pasien sembuh baru,” kata Ketua Pelaksana Harian Gugus NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si melalui press release  yang diterima media, Sabtu (18/04).

Untuk pencegahan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.

Dari 6 (enam) yang posistif terpapar Covid-19 itu, 2 (dua) pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar 14 hari sebelum sakit, yaitu;

  1. Pasien nomor 60, an. Tn. IH, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dan dalam kondisi baik;
  2. Pasien nomor 61, an. Tn. UI, laki-laki, usia 83 tahun, penduduk Kelurahan Kandai, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Tanggal 16 April 2020 pasien meninggal dunia di RSUD Dompu.

Sedang 4 (empat) pasien lainnya, meski tidak pernah ke Gowa Makassar, namun punya riwayat  kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa Makassar, yaitu;

  1. Pasien nomor 56, an. Ny. M, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa Makassar. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju Gerung dan dalam kondisi baik;
  2. Pasien nomor 57, an. Ny. DH, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Batu Nampar, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa Makassar. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dan dalam kondisi baik;
  3. Pasien nomor 58, an. Tn. MA, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Korleko Selatan, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dan dalam kondisi baik;
  4. Pasien nomor 59, an. Ny. S, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Desa Batu Nampar, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa Makassar dalam 14 hari sebelum sakit. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dan dalam kondisi baik;

Diperiksa RDT

Lalu Gita juga menjelaskan, populasi berisiko yang sudah diperiksa dengan metode Rapid Diagnostic Test (RDT), yaitu  Tenaga Kesehatan, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG), serta Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) terutama yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar.

Sebanyak 387 tenaga kesehatan telah diperiksa dengan hasil 8 orang (2,1 persen) reaktif, 815 ODP/OTG diperiksa dengan hasil 52 orang (6,4 persen) reaktif, dan 1.078 PPTG perjalanan Gowa Makassar diperiksa dengan hasil 273 orang (25,3 persen) reaktif, serta PPTG perjalanan Bogor diperiksa 7 orang dengan hasil 2 orang (28,6 persen) reaktif.

“Semua orang dengan hasil RDT reaktif, dilanjutkan pemeriksaan swab sebagai standar pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa Covid-19,” jelas Gita.

Hingga press release ini dikeluarkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 249 orang dengan perincian 149 orang (60 persen) PDP masih dalam pengawasan, 100 orang (40 persen) PDP selesai pengawasan/sembuh, dan 14 orang PDP meninggal.

Dalam release itu, Sekda NTB, H Lalu Gita Ariadi mengapresiasi masyarakat yang tetap tinggal di rumah, memakai masker jika keluar rumah dan menghindari kerumunan, physical distancing minimal 2 meter, serta selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

Demikian juga kepada orang yang pulang dari daerah terjangkit Covid-19,  dengan kesadaran sendiri melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19.

AYA

Laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19; http://corona.ntbprov.go.id,

Layanan Provincial Call Centre (PCC) di nomor 0818 0211 8119.  

 




BPJS Kesehatan Siap Memverifikasi Klaim RS untuk Pasien COVID-19

Pengalaman melaksanakan verifikasi klaim yang akuntabel, transparan sesuai dengan prinsip good governance, sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh BPJS Kesehatan khususnya selama mengelola program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)

lombokjournal.com —

JAKARTA   ;   Melalui surat Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Nomor: S.22/MENKO/PMK/III/2020 tentang Penugasan Khusus Verifikasi Klaim COVID-19, Pemerintah menugaskan BPJS Kesehatan memverifikasi klaim pelayanan kesehatan pasien COVID-19 di rumah sakit..

Proses verifikasi klaim pembayaran berkaitan dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/238/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Perawatan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu Bagi Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan Pelayanan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf menjelaskan, untuk mengajukan klaim penanganan COVID-19, rumah sakit mengajukan permohonan pengajuan klaim melalui email ke Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan c.q. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan, ditembuskan ke Dinas Kesehatan, dan BPJS Kesehatan untuk dilakukan verifikasi.

Berkas pendukung verifikasi diajukan melalui aplikasi Eklaim INA-CBGs.

Iqbal mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dapat memberikan uang muka paling banyak 50 persen dari jumlah klaim yang diajukan.

Berkas pasien COVID-19 yang dapat diajukan untuk diklaim biayanya adalah yang dirawat sejak tanggal 28 Januari 2020.

BPJS Kesehatan akan melakukan verifikasi terhadap klaim rumah sakit yang mengajukan permohonan dan melengkapi berkas, sesuai dengan ketentuan yang ada dalam petunjuk teknis klaim penggantian biaya perawatan.

Selanjutnya, BPJS Kesehatan akan menerbitkan berita acara verifikasi pembayaran tagihan klaim pelayanan kepada Kementerian Kesehatan. BPJS Kesehatan diberi waktu tujuh hari kerja untuk melakukan proses verifikasi klaim.

Setelah BPJS Kesehatan menyerahkan berita acara verifikasi, Kemenkes akan membayarkan klaim kepada rumah sakit dengan nominal yang sudah dikurangi uang muka.

Biaya klaim akan ditransfer ke rekening rumah sakit oleh Kemenkes dalam kurun waktu tiga hari kerja.

“Tentu kami mendorong rumah sakit untuk sebaik mungkin menyiapkan berkas pendukung verifikasi klaim, agar prosesnya tidak mengalami kendala dan sesuai petunjuk teknis klaim penggantian biaya perawatan. Selain itu, klaim yang diajukan belum pernah diklaim pada program apapun sehingga tidak ada klaim ganda,” jelas Iqbal.

BPJS Kesehatan dan kementerian/lembaga terkait telah menyiapkan hal-hal pendukung proses verifikasi klaim, seperti kesiapan sistem informasi dan prosedur, aplikasi penunjang, serta sosialisasi kepada verifikator BPJS Kesehatan dan rumah sakit.

Sangat siap melaksanakan verifikasi

Menurut Iqbal, BPJS Kesehatan sangat siap melaksanakan penugasan ini.

Pengalaman melaksanakan verifikasi klaim yang akuntabel, transparan sesuai dengan prinsip good governance, sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh BPJS Kesehatan khususnya selama mengelola program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

“Dengan adanya ketentuan di atas, diharapkan dapat memperlancar tugas BPJS Kesehatan dalam melakukan verifikasi terhadap klaim pelayanan kesehatan akibat Covid-19,” ujar Iqbal.

Sebagai informasi, sumber pembiayaan klaim pasien COVID-19 berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan atau sumber lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu, berdasarkan ketentuan pengajuan klaim, jika pasien sudah membayar biaya perawatan, maka rumah sakit harus mengembalikan biaya tersebut. Masa kedaluarsa klaim adalah tiga bulan setelah status pandemi/wabah dicabut oleh pemerintah.

Sementara itu, kriteria pasien yang dapat diklaim biaya perawatannya adalah pasien yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang berusia di atas 60 tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta.

Serta ODP berusia kurang dari 60 tahun dengan penyakit penyerta, baik itu WNI ataupun WNA yang dirawat di rumah sakit di wilayah negara Indonesia.

mul/mpr

(detikNews)

 




Gubernur Zul Rakor Virtual Bersama Mendagri, Bahas Refocusing Dan Realokasi APBD 2020

Sri Mulyani mengungkapkan, APBD 2020 yang diperkirakan tadinya 1238 triliun yang ditransfer ke daerah serta pendapatan lainnya, akan mengalami penurunan sebesar 228,5 triliun

MATARAM.lombokjournal.com —  Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah didampingi Ketua DPRD Provinsi NTB, Sekretaris Daerah Provinsi, serta beberapa pejabat yang tergabung dalam Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di NTB, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) secara virtual terkait  kebijakan refocusing dan realokasi pada APBD TA 2020, di ruang kerjanya, Hari ini, Jum’at  (17/04/20).

Mendagri Tito

Rakor virtual itu menindaklanjuti SKB Mendagri dan Menkeu No. 119/2813/SJ dan No. 177/KMK.07/2020, yang dikuti Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bersama Gubernur dan Bupati/Walikota Se-Indonesia.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prof. H. M. Tito Karnavian, Ph.D memaparkan terkait Rasio Alokasi Anggaran Penanganan Covid-19.

Alokasi Anggaran Penanganan Covid-19 berjumlah 56,57 triliun. Alokasi tersebut terdiri dari 3 pos alokasi, pertama  penanganan kesehatan sebanyak 24,10 triliun atau 42,60 persen dari total alokasi anggaran.

Kedua, penanganan dampak ekonomi berjumlah 7,13 triliun atau 12,60 persen, dan ketiga, penyediaan jaringan pengaman sosial berjumlah 25,34 triliun atau 44,8 persen.

Pada APBD induk jumlah BTT meningkat setelah mengalami refocusing yakni 842,93 persen, menjadi 24,74 triliun dari jumlah awal BTT APBD induk 2020 2,94 triliun.

Mendagri menekankan semua harus lebih serius lagi melakukan refocusing dan realokasi.

“Karena kecepatan penularannya sangat tinggi, terlalu cepat dan kita lihat 34 provinsi semua sudah terdampak, jadi perlu kita waspadai,” kata Tito.

Menterian Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan outlook APBD 2020 berdasarkan Perpres 54/2020, mengalami penurunan dari yang dianggarkan sebelumnya.

Sri Mulyani mengungkapkan, APBD 2020 yang diperkirakan tadinya 1238 triliun yang ditransfer ke daerah serta pendapatan lainnya, akan mengalami penurunan sebesar 228,5 triliun.

“Ini artinya hanya akan terealisir sebesar 19.95 Triliun Rupiah,” terang Sri Mulyani.

PAD turun 34 persen terdampak dari pelemahan ekonomi dan pembatasan aktivitas. Transfer ke daerah turun 94,2 persen dialihkan untuk penanganan covid-19 secara terpusat.

Belanja pegawai dari dari APBD awal 2020 sebesar 442, 27 triliun menjadi 360, 38 triliun, Belanja barang atau jasa dari 320,91 menjadi 154,67 triliun, Belanja modal dari 236,46 menjadi 122,14 triliun.

“Bila langkah-langkah yang kami sampaikan tadi dilakukan, maka secara total seluruh daerah sebetulnya akan mendapatkan 94, 39 triliun,” ungkapnya.

Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa belanja pegawai, barang atau jasa, modal perlu upaya penghematan.

HmsNTB