Pemprov NTB Terima 100 Alat Pelindung Diri Dari Pertamina dan Hiswana Migas

Masyarakat NTB diajak berpartisipasi agar kooperatif dengan petugas kesehatan serta petugas keamanan yang datang mencari warga, berdasarkan tracking dia pernah bersentuhan dengan pasien-pasien OPD

MATARAM.lombokjournal.com —  Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si menerima bantuan 100 buah Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan. dari PT. Pertamina dan Hiswana Migas NTB di Depan Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Rabu (22/04/20).

Sekda memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada PT. Pertamina dan Hiswana Migas NTB yang telah memberikan donasi.

Tidak hanya itu bantuan juga berupa 30 buah tandon air cuci tangan dan hand sanitizer yang dibagikan kepada masyarakat NTB, yang akan letakkan di tempat-tempat stategis.

Tandon air cuci tangan

“Jadi dengan bantuan ini, atas nama Pemerintah Provinsi NTB dan masyarakat yang akan menikmati dan memanfaatkan mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan setelah ini, diawali dengan Pertamina dan Hiswana Migas akan diikuti oleh BUMN, pengusaha, asosiasi lain yang ada di daerah kita ini,” jelasnya.

Sekda mengatakan, angka-angka pasien Covid-19 di NTB memang mengalami peningkatan. Lonjakan kasus itu bukan karena kelalaian pemerintah.

Justru penambahan angka pasien yang meningkat signifikan adalah hasil kerja dari tenaga kesehatan dan pihak lainnya yang berada di garda terdepan dalam menangani kasus Covid-19.

“Hikmahnya dengan terjadinya lonjakan kasus ini, kita dapat mengetahui lebih cepat pasien-pasien yang kondisinya positif atau negatif. Semakin cepat kita mengetahui, maka semakin tepat treatment yang akan kita lakukan,” ungkapnya.

Ancaman ekonmi dan sosial

Dampak dari Covid-19 ini bukan hanya mengancam aspek kesehatan, tetapi juga mengancam sendi-sendi yang lainnya seperti perekonomian dan juga sosial.

“Hal ini tentunya menjadi fokus dan perhatian Pemerintah dengan merelokasikan dana untuk masalah kesehatan, ekonomi agar tidak terpuruk lebih dalam lagi. Kami terus berupaya agar permasalahan sosial bisa teratasi sehingga tidak ada gangguan kriminal, keamanan dan lain sebagainya,” terang Lalu Gita.

Sekda mengajak seluruh masyarakat NTB untuk berpartisipasi agar kooperatif dengan petugas kesehatan serta petugas keamanan yang datang mencari warga, berdasarkan tracking dia pernah bersentuhan dengan pasien-pasien OPD.

“Upaya-upaya itu merupakan kerja keras pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat. Dengan kebersamaan ini, maka kita berdoa mudah-mudahan penularan virus corona dapat kita putus. Sehingga permasalahan corona di daerah kita juga dapat selesai lebih cepat dari yang kita prediksikan,” harapnya.

Mahfud Nadyo Hantoro selaku Sales Area Manager Retail Pertamina Wilayah NTB mengatakan, bantuan ini merupakan rencana Pertamina bersama Hiswana Migas untuk membuat tandon cuci tangan.

Ia berharap dengan adanya bantuan ini, masyarakat NTB dapat menjaga pola hidup bersih dan sehat.

“Harapannya kami dapat membantu masyarakat NTB dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang seperti kita ketahui jumlah penyebarannya semakin naik,” tuturnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ketua Hiswana Migas NTB Komang Mahendra Gandi. Ia mengatakan, Hiswana Migas NTB bersama dengan PT. Pertamina ikut berkontribusi dalam menangani pandemi Covid-19 ini. Harapannya dengan bantuan ini akan bisa meminimalisir penyebaran atau perkembangan wabah Covid-19 di daerah ini.

“Mudah-mudahan apa yang kami sumbangkan kepada masyarakat melalui Pemerintah Provinsi NTB bisa bermanfaat untuk masyarakat,” harapnya.

Ikha/HmsNTB




Cegah Penumpukan Pasien, BPJS Kesehatan Hadirkan Dokter Online

Jika keadaan pasien masih bisa ditangani melalui konsultasi tersebut, maka cukup dengan memanfaatkan fitur itu

lombokjournal.com —

MATARAM  ;    BPJS Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berupaya meminimalisir penumpukan pasien di fasilitas kesehatan guna mencegah peyebaran COVID-19,.

Caranya dengan menghadirkan layanan ‘konsultasi dokter’ melalui Mobile JKN.

Hadirnya fitur konsultasi dengan dokter di Mobile JKN ini dapat mendukung penerapan physical distancing di masyarakat.

Hanya melalui fitur tersebut, dokter dapat melakukan komunikasi serta edukasi ke peserta tanpa harus melakukan tatap muka.

Fitur ini sebagai first contact sehingga peserta dapat diarahkan apakah perlu melakukan kunjungan ke tempat praktik atau tidak.

Melalui konsultasi dokter on line dapat meminimalisir penumpukan pasien di FKTP.

Jika keadaan pasien masih bisa ditangani melalui konsultasi tersebut, maka cukup dengan memanfaatkan fitur itu.

Peserta JKN-KIS hanya cukup mengklik fitur ‘Konsultasi Dokter’ yang telah tersedia di Mobile JKN, dan langsung dapat berkonsultasi dengan dokter di tempat FKTP terdaftar.

Salah satu peserta JKN-KIS segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang terdaftar di Dokter Praktek Perorangan (DPP), Martina (26), mengaku fitur konsultasi dokter di aplikasi Mobile JKN ini akan sangat membantu dirinya saat menjalani physical distancing.

“Saya sudah cukup lama memanfaatkan fitur-fitur dari Mobile JKN, yang terbaru ini fitur konsultasi dokter dan kebetulan FKTP tempat saya terdaftar sudah diterapkan. Komunikasi dengan dokter pribadi melalui fitur ini akan sangat membantu saya saat seperti ini. Menurut saya, selama masih bisa berkonsultasi melalui fitur ini kenapa tidak dimanfaatkan,” ungkap Martina.

mul/mpr/ detikNews

 




Iuran BPJS Kesehatan Batal Naik, Peserta yang  Telanjur Bayar Kelebihannya Diperhitungkan

Untuk masyarakat yang telah membayarkan iuran BPJS Kesehatan pada April 2020 sesuai dengan tarif yang berlaku sejak awal tahun, maka kelebihan bayar akan diperhitungkan pada pembayaran iuran bulan selanjutnya

lombokjournal.com —

JAKARTA  ;   Besaran iuran yang dibayarkan oleh peserta program Jaminan Kesehatan Nasinal – Karus Indonesia Sehat (JKN-KIS) kembali disesuaikan dengan Peraturan Presiden Nomor 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Pemerintah memutuskan untuk membatalkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Peserta Bukan Pekerja (BP).

Keputusan tersebut diambil berdasarkan Putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 7/P/HUM/2020 yang membatalkan kenaikan iuran jaminan kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Peserta Bukan Pekerja (BP) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Pemerintah hormati keputusan MA. Prinsipnya, Pemerintah ingin agar keberlangsungan JKN terjamin dan layanan kesehatan pada masyarakat dapat diberikan sebagai bentuk negara hadir,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangan tertulis yang diterima media, Selasa (21/04/20).

Iuran BPJS Kesehatan  sempat naik  sejak Januari naik menjadi Rp 42.000 untuk kelas III kembali menjadi Rp 25.500, kelas II dari Rp 110.000 menjadi Rp 51.000, dan kelas I dari Rp 160.000 menjadi Rp 80.000.

Putusan MA Nomor 7P/HUM/2020 diterima Pemerintah secara resmi pada tanggal 31 Maret 2020 berdasarkan surat dari Panitera Muda Tata Usaha Negara Mahkamah Agung Nomor 24/P.PTS/III/2020/7P/HUM/2020 tanggal 31 Maret 2020 perihal Pengiriman Putusan Perkara Hak Uji Materiil Reg. No. 7P/HUM/2020.

Namun demikian, keputusan pembatalan kenaikan iuran BPJS Kesehatan tersebut mulai berlaku untuk iuran per 1 April 2020. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Humas BPJS Kesehatan Iqbal Anas Ma’ruf.

“Kalau dari rilis Menko PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) kan per 1 April 2020 ya,” ujar dia ketika dihubungi Kompas.com.

Untuk masyarakat yang telah membayarkan iuran BPJS Kesehatan pada April 2020 sesuai dengan tarif yang berlaku sejak awal tahun, maka kelebihan bayar akan diperhitungkan pada pembayaran iuran bulan selanjutnya.

“Tentu BPJS kesehatan berkomitmen melaksanakan regulasi yang ditetapkan pemerintah,” ujar Iqbal.

Apa pun yang ditetapkan pemerintah, BPJS Kesehatan akan patuhi.

Sesuai ketentuan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung No. 01/2011 tentang Hak Uji Materiil, Pemerintah mempunyai waktu paling lambat 90 hari untuk melaksanakan Putusan MA tersebut (sampai dengan 29 Juni 2020).

Pemerintah saat ini sedang membahas langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk menyikapi putusan tersebut.

Dan terus berupaya agar pelayanan terhadap peserta BPJS berjalan baik, serta tetap menjaga demi mempertahankan kesinambungan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Langkah strategis itu diejawantahkan dalam rencana penerbitan Peraturan Presiden yang substansinya antara lain mengatur keseimbangan dan keadilan besaran iuran antar-segmen peserta, dampak terhadap kesinambungan program dan pola pendanaan JKN, konstruksi ekosistem jaminan kesehatan yang sehat, termasuk peran Pemerintah (pusat dan daerah).

Rancangan Peraturan Presiden tersebut telah melalui proses harmonisasi dan selanjutnya akan berproses paraf para menteri dan diajukan penandatanganan kepada Presiden.

Rr

(Kompas.com)




Hari Selasa, Pasien Positif Covid-19 Tambah Lagi 15 Orang

MATARAM.lombokjournal.com — Hari  Selasa (21/04/20),  Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat telah dikorfirmasi hasil pemeriksaaan sampel swab di laboratorium secara mandiri di RSUD Provinsi NTB, tambahan 15 orang positif Covid-19.

Dari pemeriksaan 74 sampel swab, hasilnya 55 sampel negatif, 4 (empat) pasien sampel ulangan positif, dan 15 sampel kasus baru positif Covid-19.

Dalam press release yang diteima media hari Selasa (21/04), Ketua Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Ariadi menjelaskan, peningkatan kasus positif Covid-19 karena pemerintah sudah dapat mengidentifikasi pola penyebaran virus dengan peta lima klaster penyebarannya.

“Pertambahan angka pasien positif adalah hasil kerja keras dan tindakan cepat tenaga kesehatan,” kata Lalu Gita.

Pra petugas segera mengetahui OTG, ODP maupun PPTG dengan melakukan penelusuran contact tracing.

Pasien yang dikonfirmasi positif yaitu:

  1. Pasien nomor 94, an. Ny. M, perempuan, usia 33 tahun tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 95, an. Ny. S, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Desa Moyot, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 96, an. Ny. JH, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Desa Moyot, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 97, an. Ny. R, perempuan, usia 65 tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 98, an. Tn. U, laki-laki, usia 74 tahun, penduduk Desa Paok Lombok, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 99, an. Ny. N, perempuan, usia 62 tahun, penduduk Desa Bengkel Selatan, Kecamatan Labu Api, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Pasien ke rumah sakit karena batuk, sesak, demam, dan riwayat bronkhitis. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 100, an. Tn A, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 101, an. Tn. KM, laki-laki, usia 22 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 102, an. Tn. RA, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 103, an. Ny. RM, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 104, an. Tn. H, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 105, an. Tn. CAF, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Cakra Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 106, an. Tn. MZ, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 107, an. Tn. H, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 108, an. Tn. AA, laki-laki, usia 14 tahun, penduduk Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Wisma Nusantara Kota Mataram dengan kondisi baik.

“Peningkatan jumlah orang terkonfirmasi Covid-19 ini tidak perlu membuat kita panik. Namun tetap harus waspada dan disiplin melaksanakan seluruh protokol penanganan Covid-19 untuk mencegah penularan yang lebih luas,” ujar Lalu Gita.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id;

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB  di nomor 0818 0211 8119.   

 




Perlu Diketahui, Perbedaan Rapid Test Corona Dengan Pemeriksaan Swab  

Jangan sampai Anda kemudian salah mengira dan ingin melakukan rapid test secara mandiri. Sebaiknya, ikuti pemeriksaan menggunakan rapid test yang disediakan oleh pemerintah maupun fasilitas kesehatan terpercaya

MATARAM.lombokjournal.com — Banyak orang yang masih belum paham, antara pemeriksaan virus corona dengan menggunakan rapid test, dan di pihak lain ada pemeriksaan Swab.

Berbedakah?  Rapid test dan pemeriksaan swab adalah pemeriksaan yang berbeda.

Banyak orang mengira, Rapid test sama dengan pemeriksaan swab tenggorokan yang selama ini dilakukan untuk mendeteksi virus, hanya cara kerjanya saja lebih cepat dan praktis. Tentu saja, anggapan itu tidak tepat.

Rapid test corona hanya bisa digunakan sebagai skrining atau penyaringan awal. Sementara itu untuk mendiagnosis seseorang terinfeksi Covid-19, hasil pemeriksaan swab lah yang paling akurat.

Beda Rapid Test Corona dan Pemeriksaan Swab

Alat rapid test digunakan sebagai sarana deteksi awal infeksi virus corona yang semakin meluas. Tes ini berbeda dari pemeriksaan swab tenggorokan dan hidung yang selama ini digunakan untuk menentukan diagnosis Covid-19.

Tahukah bedanya?Jenis sampel yang diambil Pemeriksaan rapid test yang ada di Indonesia, dilakukan menggunakan sampel darah. Sedangkan pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan;

  1. Cara kerja Rapid test memeriksa virus menggunakan IgG dan IgM yang ada di dalam darah.

Apa itu? IgG dan IgM adalah sejenis antibodi yang terbentuk di tubuh saat kita mengalami infeksi virus. Jadi, jika di tubuh terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM di tubuh akan bertambah.

Hasil rapid test dengan sampel darah tersebut, dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM yang terbentuk di tubuh. Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan positif ada infeksi. Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi Covid-19.

Maka dari itu, orang dengan hasil rapid testnya positif, perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorok atau hidung. Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk ke tubuh.

Sampel lendir yang diambil dengan metode swab nantinya akan diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).

Hasil akhir dari pemeriksaan ini, nantinya akan benar-benar memperlihatkan apabila ada virus SARS-COV2 (penyebab Covid-19) di tubuh seseorang.

  1. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil Rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit hingga hasil keluar. Pemeriksaan menggunakan metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasil.

Hasil pemeriksaan rapid test maupun PCR juga bisa keluar lebih lama dari itu, apabila kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel, sudah penuh. Sehingga, sampel yang masuk harus antre lama untuk bisa diperiksa.

  1. Kelebihan dan kekurangan rapid test Salah satu kelebihan pemeriksaan rapid test adalah tes ini cepat dan mudah untuk dilakukan. Cara ini juga bisa menjadi alternatif skrining cepat untuk mendata orang-orang yang butuh pemeriksaan lanjutan.

Kekurangannya, hasil dari tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis Covid-19. Pasien yang positif rapid test harus melalui pemeriksaan lanjutan yaitu swab.

Sementara itu pasien yang negatif, idealnya mengulang rapid test 7-10 hari kemudian. Jika tidak memungkinkan untuk mengulang, maka harus tetap isolasi di rumah selama 14 hari.

Mengapa begitu?

Karena IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa melalui rapid test, tidak langsung terbentuk begitu Anda terinfeksi. Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk.

Jadi, kalau Anda menjalani pemeriksaan rapid test hari ini padahal baru terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan negatif. Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu.

Begitupun saat hasil rapid testnya positif, bisa saja ternyata false positive atau positif palsu. Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi Covid-19. Jadi, jika rapid test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu Anda benar terinfeksi Covid-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah, misalnya.

  1. Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan swab dan PCR Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan pemeriksaan menggunakan PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-COV2.

Namun sayangnya, pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit. Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan kelengkapan khusus. Sehingga, kapasitas pemeriksaan tidak terlalu besar.

Oleh karena itu, butuh waktu beberapa hari hingga hasil tes bisa keluar.

Lebih lengkap tentang PCR test untuk pemeriksaan virus corona PCR adalah sebuah metode pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus corona.

Sementara itu, pemeriksaan swab adalah cara untuk mendapatkan sampel yang akan digunakan dalam metode PCR. Jadi dalam pemeriksaan corona, pemeriksaan swab dan PCR merupakan satu kesatuan.

Bagaimana pemeriksaan swab dilakukan?

Berikut ini tahapannya;

Pasien akan diminta untuk duduk di kursi. Lalu, tenaga kesehatan akan sedikit mendorong kepala pasien ke arah atas dan memasukkan alat yang berbentuk seperti cotton bud, tapi dengan ukuran yang jauh lebih panjang, ke dalam lubang hidung. Alat itu akan dimasukkan hingga mentok ke bagian belakang hidung.

Lalu, teknik swab dilakukanlah untuk menyapukan alat tersebut ke area belakang hidung. Alat tersebut memiliki bagian ujung yang dapat menyerap cairan atau lendir yang terdapat di area tersebut. Alat akan berada di dalam area tersebut selama beberapa detik agar cairan bisa terserap sempurna.

Setelah selesai, alat swab langsung akan dimasukkan ke tabung khusus dan ditutup. Lalu, tabung tersebut akan dimasukkan ke dalam wadah khusus dan selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR.

Jika swab di hidung tidak memungkinkan, maka swab juga bisa dilakukan melalui tenggorokan. Setelah proses pengambilan sampel dengan teknik swab selesai, maka saatnya sampel tersebut diperiksa dengan teknik PCR. Jadi, PCR intinya adalah pemeriksaan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dipunyai virus.

Ibaratnya seperti tes DNA, tapi untuk virus. Dengan teknik PCR, DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin.

Lalu setelah digandakan, DNA atau RNA dari sampel tersebut akan dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV2 yang sebelumnya sudah ada.

Jika ternyata cocok, maka DNA yang ada di sampel tersebut adalah benar DNA SARS COV-2. Artinya, orang tersebut positif terinfeksi Covid-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi Covid-19.

Sudah cukup jelas perbedaan antara rapid test dengan pemeriksaan swab?

Jangan sampai Anda kemudian salah mengira dan ingin melakukan rapid test secara mandiri. Sebaiknya, ikuti pemeriksaan menggunakan rapid test yang disediakan oleh pemerintah maupun fasilitas kesehatan terpercaya, agar alur pemeriksaannya bisa jelas dan terdata dengan baik.

Anda tidak akan kesulitan masuk antrean pemeriksaan, jika memang perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut dengan swab.

Rr

(Kompas.com)




Gubernur Zul Minta Kegiatan Rehab Rekon Diaktifkan

BNPB RI mempersilakan Pemerintah Provinsi NTB mengangkat kembali fasiltator yang telah dinon-aktifkan

MATARAM.lmbokjournal.com — Penanganan percepatan pembangunan dan perbaikan rumah korban gempa bumi di NTB disampaikan Gubernur NTB, DR H Zuikieflimansyah kepada BNPB RI.

Dimintanya, agar fasilitator yang di non-aktifkan akibat  pandemi Covid-19 kembali diaktifkan.

“Tujuannya agar masyarakat memiliki aktifitas ekonomi yang produktif,” ucap Gubernur Zul didampingi Kalak BPBD Provinsi NTB, H Ahsanul Khalik.

Permintaan itu disampaikan Gubernur Zul pada Rapat Koordinasi (Rakor) Virtual menggunakan Video Conference, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov. NTB) bersama BNPB RI dan Pemerintah Kabupaten/Kota, Selasa (21/04/2020) di ruang rapat Gubernur NTB.

Gubernur NTB yang akrab disapa Doktor Zul itu juga mengingatkan, fasilitator bersama masyarakat dalam proses perbaikan dan pembanguna rumah korban gempa bumi, tetap menerapkan prinsip-psinsip protocol pencegahan covid-19.

“Kami minta, persetujuan dari BNPB sehingga dapat dipercepat keaktifan para fasilitaor ini,” kata gubernur.

Gubernur Zul juga melaporkan perkembangan penanganan perbaikan, rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi di NTB, sesuai data BNPB ada 226,204 unit rumah korban gempa bumi di NTB.

Dari data tersebut sudah dilakukan pelaksanaan pembangunan sebanyak 213,085 unit rumah. Adapun rinciannya bahwa secara fisik 100 persen sebanyak 185,596 yang terdiri dari Rusak Berat (RB) 59,640 unit, Rusak Sedang (RS) 28,722 unit dan Rusak Ringan (RR) sebanyak 97,234 unit.

Sedangkan yang dalam proses perbaikan dan pembangunan sebanyak 27,498 unit, yang terdiri dari Rusak Berat (RB) 14,412 unit, Rusak Sedang (RS) 3,720 unit dan Rusak Ringan (RR) sebanyak 9,357 unit.

“Secara umum progresnya on the right track,” katanya.

Deputi Bidang Rehabiltasi dan Rekonstruksi BNPB RI Ir. Rifai, M. B. A menanggapi usulan itu, dan mempersilakan Pemerintah Provinsi NTB untuk mengangkat kembali fasilator yang telah dinon-aktifkan.

Agar fasilitator kembali bekerja dalam menangani pembangunan dan perbaikan kembali rumah korban gempa yang belum selesai.

“Kami sangat mendukung dan sangat mumpuni supaya fasilitator kembali diaktifkan, bahkan kami telah bersurat ke daerah yang terdampak bencana, sesuai dengan hal ini,” jelas Rifai.

Namun sesuai aturan yang telah ditentukan pemerintah, fasilitator tetap diberikan ruang untuk bekerja, dengan memperhatikan protocol covid-19, menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan media, menjaga jarak.

“Dasarnya sudah jelas sesuai dengan Kepres nomor 59 tentang gugus tugas, protokol dari Kementerian PUPR nomor 2 tentang tentang memperhatikan protokol Covid-19,” jelasnya.

Rifai juga mengapresiasi Pemrov. NTB dalam perkembangan penanganan perbaikan, rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi di NTB, yang sudah sampai 96 persen.

“Ini sangat menarik, karena kekuatan dan koordinasi daerah sudah sangat baik. Semoga terus disempurnakan,”ucapnya.

Rakor virtual dihadiri oleh Deputi I Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Deputi II Bidang Kajian dan Pengeloaan Isu-isu Sosial, Ekologi dan Budaya Strategis Kepala Kantor Staf Presiden, Direktur Pemulihan dan Penindakan Fisik BNPB, Kepala Daerah dan Kalak BPBD se-NTB.

AYA/HmsNTB




Komunitas Youtuber NTB Bagi-bagi Masker Ke Pengguna Jalan di Praya, Loteng

Sekitar seribu masker yang dibagikan itu sumbernya dari hasil iuran dari masing-masing anggota Komunitas Youtuber

LOTENG.lombokjournal.com – Aksi bagi-bagi masker ke pengguna jalan yang melintas di jalan protokol kota Praya, Lombok Tengah dilakukan Komunitas Youtuber Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan itu merupakan aksi solidaritas yang dilakukan secara spontan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.

“Aksi ini kita lakukan secara spontanitas oleh teman-teman youtuber, sebagai upaya pencegahan penularan virus covid-19,” ungkap Reyjul selaku Ketua Komunitas Youtuber NTB.

Pihak Satlantas Polres Lombok Tengah sanat mendukung aksi ini. Beberpa anggota  tampak ikut membantu para Youtuber membagikan masker, sekaligus memberikan himbauan kepada para pengguna jalan yang melintas.

“Terima kasih kepada satlantas Polres Lombok Tengah, yang sudah mendukung dan mengawal aksi kami,” kata Reyjul.

Komunitas youtuber juga membawa poster berisi pesan himbauan kepada pengguna jalan. Himbauannya,  agar masyarakat selalui memakai masker saat beraktifitas di luar rumah, serta menjaga kesehatan.

Sekitar seribu masker yang dibagikan itu sumbernya dari hasil iuran dari masing-masing anggota Komunitas Youtuber.

“Ada sekitar seribu lebih masker yang kita bagikan untuk hari ini,” tutur Rayjul.

Kaur Bin Ops Satlantas Polres Lombok Tengah, Iptu Derpin Hutabarat mengapresiasi aksi sosial Komunitas Youtuber dalam upaya meminimalisir resiko penularan virus Covid-19, khususnya di kabupaten Lombok Tengah

“Hari ini kami bersama Komunitas Youtuber NTB, membantu pemerintah dalam upaya pencegahan penularan virus Covid-19,” kata Iptu Derpin.

Menurutnya, Satlantas Polres Lombok Tengah, akan mendukung siapa saja yang akan melakukan aksi sosial dalam upaya meminimalisir reiko penyebaran virus Covid-19, yang telah meresahkan masyarakat.

“Kami dari Satlantas Polres Lombok Tengah, siap mensuport siapapun yang ingin membantu pemerintah, dalam upaya pencegahan virus Covid-19,” tegasnya.

AYA




Apel Siaga Satgas Covid-19, Bupati Najmul Ajak Semua Pihak Bersinergi Tangani Pandemi Virus Corona

Pemda Lombok Utara terus berikhtiar menyiapkan sarana prasarana dan fasilitas penanganan virus corona seperti Rumah Sakit, APD, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lombok Utara

PEMENANG.lombokjournal.com — Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH memimpin pelepasan personel Satgas Covid-19 dalam apel siaga gugus tugas percepatan penanganan penyebaran virus corona di Kabupaten Lombok Utara, di Pelabuhan Bangsal Kecamatan Pemenang (20/04/2020).

Bupat Najmul Akhyar

Apel siaga digelar untuk persiapan penyemprotan disinfektan guna mencegah penularan dan penyebaran virus Corona di kawasan obyek wisata Gili Matra (Meno, Air dan Trawangan).

Satgas Covid-19 rencananya melakukan penyemprotan disinfektan pada fasilitas umum dan fasilitas khusus yang ada di Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang.

Bupati Najmul menyampaikan, pelaksanaan tugas yang luhur harus diawali dengan niat baik, ketulusan, dan semangat membantu sesama agar pekerjaan terasa ringan.

Dikatakan, gili merupakan aset Kabupaten Lombok Utara sekaligus aset bangsa. Peserta apel diajak  untuk berpikir luas lantaran kawasan tiga gili menjadi pintu masuk wisata NTB.

“Atas nama Satgas Covid-19 saya mengucapkan terima kasih kepada semua elemen yang sudah membantu kerja besar kita,” katanya mengapresiasi.

Menurut bupati, Pemda Lombok Utara terus berikhtiar menyiapkan sarana prasarana dan fasilitas penanganan virus corona seperti Rumah Sakit, APD, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lombok Utara.

Semua pihak diajak bersinergi dan bekerja sama dalam menangani pandemi virus global tersebut.

Diakuinya, pemerintah daerah tidak bisa berbuat sendiri melainkan harus bekerja sama dan bergandengan tangan dengan pelbagai pihak, guna memberi bantuan sosial bagi masyarakat gumi Tioq Tata Tunaq.

“Dalam situasi sekarang ini mari kita saling memberi semangat. Tutuplah peluang saling menyalahkan dan mari kita sama-sama saling melengkapi,” ajaknya.

Bupati Najmul menegaskan, selain di tiga gili penyemprotan juga dilakukan di semua tempat di Lombok Utara guna menseterilisasi wilayah untuk memperkecil penyebaran Covid 19.

“Penyemprotan obyek wisata tiga gili ini termasuk yang ketiga kalinya kita gelar. Ada hal-hal positif yang bisa kita lakukan, misalnya penyemprotan dan menjaga kebersihan lingkungan,” tandasnya.

Sejauh ini, tampak pemerintah daerah Lombok Utara terus melakukan ikhtiar menjalin koordinasi dengan semua pihak.

Mulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan, desa hingga kepala dusun sembari mengharapkan musibah dan ujian yang diberikan Allah kepada seluruh komponen daerah dapat segera berakhir.

Apel siaga diikuti para anggota Satgas Covid-19, terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, PMI, Tagana, dan RAPI itu, dihadiri oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Administrasi Pengendalian Pembangunan Setda KLU Ir. H. Rusdi, Staf Ahli Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Setda KLU Evi Winarni, SP, M.Si, Kalaksa BPBD KLU Muhadi, SH, Camat Pemenang Suhadman, S.Sos beserta unsur Gugus Tugas Covid -19 lainnya.

sid




Hari Senin, Pasien Positif Covid-19 Bertambah 21 Orang

MATARAM.lombokjournal.com — Pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Senin (20/04/2020), meningkat signifikan mencapai 93 orang.

Rinciannya 11 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 78 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Peningkatan jumlah pasien itu diketahui dari press release Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, setelah hari Senin dikonfirmasi telah diperiksa 68 sampel dengan hasil 45 sampel negatif, 2 (dua) pasien sampel ulangan positif, dan 21 sampel kasus baru positif Covid-19.

Kasus baru positif Covid-19 tersebut masih didominasi pasien yang punya riwayat perjalanan ke Gowa Makassar. Atau setidakya pernah melakukan kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar.

Pasien yang dikonfirmasi positif Covid-19, yaitu:

  1. Pasien nomor 73, an. Tn. S, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik;
  2. Pasien nomor 74, an. Tn. AS, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik;
  3. Pasien nomor 75, an. Tn. H, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik;
  4. Pasien nomor 76, an. Ny. R, perempuan, usia 38 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dan dalam kondisi baik;
  5. Pasien nomor 77, an. Tn. I, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dan dalam kondisi baik;
  6. Pasien nomor 78, an. Tn. AH, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Bonto Kape, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 79, an. Ny. IJ, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 80, an. An. IA, laki-laki, usia 14 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 81, an. Tn. B, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 82, an. Tn. A, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 83, an. Tn. S, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 84, an. Tn. S, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 85, an. Tn. MS, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 86, an. Tn. MZ, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 87, an. Tn. A, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 88, an. An. MA, laki-laki, usia 13 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik;
  17. Pasien nomor 89, an. Tn. MF, laki-laki, usia 49 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak erat tidak pernah. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik.;
  18. Pasien 90, an. Tn. SMP, laki-laki, usia 57 tahun, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Jatisela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak tidak pernah. Saat ini sedang menjalani karantina mandiri dan saat ini dalam kondisi baik;
  19. Pasien 91, an. Tn. A, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Keluarahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak ada. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik;
  20. Pasien 92, an. Ny. HK, perempuan, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik;
  21. Pasien 93, an. Tn. R, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Kelurahan Dayen Pekan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif. Itu dilakukan uUntuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19.

Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. H. Lalu Gita Ariadi meningatkan, masyarakat bisa berperan aktif dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19.

Caranya dengan tetap tinggal di rumah, memakai masker jika keluar rumah dan menghindari kerumunan, physical distancing minimal 2 meter, serta selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

AYA 

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id;

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB 

nomor; 0818 0211 8119. 




Wagub Sampaikan Penanganan Covid-19 Saat Rapat Paripurna DPRD NTB

Umi Rohmi menjelaskan, lonjakan kasus virus Corona cepat diketahui karena NTB saat ini telah memiliki alat sendiri yang dapat mengidentifikasi pasien yang telah terjangkit Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com —  Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah membahas perkembangan terbaru penanganan Covid-19 di NTB, saat Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTB penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur NTB Tahun 2019 yang berlangsung di Kantor DPRD Provinsi NTB, Senin (20/04/2020).

Menurutnya, peningkatan jumlah pasien yang positif  virus Corona di NTB harus disikapi dengan tenang dan tidak perlu panik.

Lebih lanjut wagub menyampaikan, pasien positif di NTB awal diketahui pada tanggal 16 Maret, tepat dua minggu setelah ditemukannya pasien pertama di Indonesia.

“Pada saat itu memang kita belum punya alat  sendiri, sampel semua harus kita kirim ke Jakarta untuk kemudian tujuh sampai dengan sepuluh hari setelah itu baru kita bisa umumkan,” tutur Umi Rohmi, sapaan akrabnya.

Umi Rohmi menjelaskan, kini lonjakan kasus virus Corona cepat diketahui karena NTB telah memiliki alat sendiri yang dapat mengidentifikasi pasien yang telah terjangkit Covid-19.

Dengan adanya alat tersebut, hasil tes swab dapat diketahui hanya dalam waktu yang jauh lebih singkat.

“Alhamdulillah Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak sekitar dua minggu yang lalu, sudah memiliki alat sendiri, sudah ngecek sendiri, sehingga pada saat ini untuk menentukan positif itu hanya butuh satu sampai dengan dua hari. Itulah kemudian mengapa setiap hari kita mendengar jumlah yang positif itu banyak karena memang sesungguhnya yang positif-positif sekarang itu, sejak awal di pertengahan Maret itu sudah masuk ke NTB,” jelasnya.

Namun, Umi Rohmi minta masyarakat agar terus menjaga kedisiplinan dengan mematuhi protokol penanganan Corona, karena menurutnya tantangan utama dalam penanganan Covid-19 ialah kedisiplinan dari masyarakat.

“Kalau kita melihat lonjakan-lonjakan yang begitu signifikan hari-hari ini di NTB ini sebenarnya ada sinyal positif, bahwa kita sudah bisa melokalisir potensi-potensi tersebut dengan catatan, tentunya bagaimana agar masyarakat kita yang masuk dalam kategori PPTG (Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala) maupun dia OTG (Orang Tanpa Gejala) maupun ODP (Orang Dalam Pemantauan) itu semuanya disiplin,” ujarnya.

Terakhir, Ummi Rohmi berharap kerjasama dan komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat dapat terus terjalin dengan baik.

Edukasi, kelengkapan sarana dan prasarana penanganan Covid-19 ke depan diharapkan terus ditingkatkan hingga ke pelosok-pelosok desa.

“Insya Allah dengan kerjasama yang baik antara eksekutif, legislatif dan seluruh elemen di Nusa Tenggara Barat masalah yang sulit ini akan bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya,” kata Ummi Rohmi.

LKPJ Gubernur NTB

Sebelumya, Wagub Ummi Rohmi dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTB penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur NTB Tahun 2019, mengapresiasi kinerja serta kerjasama DPRD Provinsi NTB selama ini.

Masukan dan rekomendasi dari komisi-komisi DPRD dinilainya berharga bagi peningkatan kinerja Pemerintah Provinsi NTB.

“Tentunya, rekomendasi-rekomendasi ini akan kami tindak lanjuti dan akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kita di Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ucap Ummi Rohmi.

AYA/HmsNTB