Hari Rabu, 29 April, Pasien Positif Covid-19 Bertambah 3 Orang

MATARAM.lombokjournal.com —  Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)  telah dikonfirmasi pada hari Rabu (29/04/20), adanya tambahan tiga pasien yang positif Covid-19.

Penambahan tiga pasien positif itu, setelah Laboratorium RSUD Provinsi NTB memeriksa sebanyak 19 sampel. Hasilnya 16 sampel negatif dan 3 (tiga) sampel kasus baru positif Covid19.

Psien baru positif Covid-19, yakni:

  1. Pasien nomor 228, an Tn. J, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 229, an. Tn. S, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 230, an. Tn. S, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.

Selain adanya kasus baru, hari ini juga ada seorang pasien yang sudah sembuh dari Covid19, setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negative.

Pasien yang sembuh itu adalah pasien nomor 41, Ny. Z, perempuan, 63 tahun, penduduk Kecamatan Mpunda, Kota Bima.

Adanya tambahan 3 pasien  baru terkonfirmasi positif, 1 pasien sembuh, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif terpapar Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Rabu (29/04/2020), sebanyak 230 orang.

Rincian 31 orang sudah sembuh, 4 orang  meninggal dunia, serta 195 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Ketua harian Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Ariadi menegaskan, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan pasien yang terkonfirmasi positif.

“Ini mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19,” katanya.

AYA

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id;

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB  di nomor 0818 0211 8119




Fitur Konsultasi Dokter Di Mobile JKN, Bantu Peserta JKN-KIS Di Situasi Pandemik Covid-19

Kepala BPJS Kesehatan Mataram Sarman Palipadang mengimbau kepada faskes untuk melakukan edukasi kepada peserta dengan memasang poster informasi terkait dengan pelayanan kontak tidak langsung

MATARAM.lombokjournal.com — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Mataram melakukan beberapa penyesuaian pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bagi peserta JKN-KIS.

Bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang mengakses layanan FKTP dapat dilakukan kontak tidak langsung dengan dokter melalui aplikasi Mobile JKN.

Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Mataram I Nengah Dwi Jendraatmadja, menyatakan telah ada penambahan fitur baru berupa chatting pada aplikasi Mobile JKN yang dapat diakses peserta tanpa perlu kunjungan langsung ke fasilitas kesehatan.

“Caranya sangat mudah, peserta hanya tinggal login pada aplikasi Mobile JKN dan memilih menu Konsultasi Dokter, kemudian muncul pilihan dokter pada fasilitas kesehatan terdaftar dan dapat langsung berkomunikasi via chatting, agar dapat diakses pastikan sesuai dengan jam praktik dokternya,” ungkapnya.

Fitur chatting pada aplikasi Mobile JKN ini dirasa tepat menjadi solusi untuk mengurangi angka kontak langsung (physical distancing) di tengah pandemik Covid-19, terlebih kondisi saat ini Provinsi NTB sudah menduduki peringkat ke 7 daerah dengan jumlah kasus Covid terbanyak secara Nasional.

Kepala BPJS Kesehatan Mataram Sarman Palipadang mengimbau kepada faskes untuk melakukan edukasi kepada peserta dengan memasang poster informasi terkait dengan pelayanan kontak tidak langsung.

“Faskes dan apotek PRB diharapkan untuk membuat pengumuman kepada peserta dan Kantor Cabang tentang jam pelayanan serta nomor kontak dokter dan apoteker. Dengan diberlakukannya pelayanan kontak tidak langsung di faskes bukan berarti tidak ada lagi pelayanan kontak langsung oleh Dokter. Jika berdasarkan hasil kontak tidak langsung peserta terdapat indikasi medis yang membutuhkan penanganan, maka pelayanan dapat dilakukan dengan kontak langsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang berlaku,” terangnya.

Dini, salah satu peserta JKN KIS yang telah memanfaatkan fitur konsultasi dokter mengungkapkan pengalamannya menggunakan aplikasi Mobile JKN.

“Di situasi pandemik Covid-19 seperti ini, jujur saya sendiri takut datang langsung ke faskes untuk memeriksakan diri, untung ada aplikasi mobile JKN yang bisa diakses kapanpun dan dimana pun, fitur konsultasi dokternya sangat membantu,” ujarnya.

dh/yn/Jamkesnews




Memutus Mata Rantai Covid-19, Masyarakat Harus Patuhi  Pemerintah dan Ulama

Kunci dari terhindarnya kita dari Virus Corona yang sedang mewabah saat ini, masyarakat harus senantiasa menjaga kebersihan diri. Mulai dari kebersihan fisik dan kebersihan hati

MATARAM.lombkjournal.com —  Pimpinan Pondok Pesantren Qomarul Huda, Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, TGH. L. Turmudzi Badaruddin meminta masyarakat NTB untuk senantiasa mematuhi Himbauan Pemerintah dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

Hal itu sebagai salah satu upaya serius kita dalam memutus mata rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19) di NTB.

Dikatakan, himbauan pemerintah dan fatwa majelis ulama indonesi dalam upaya memutus mata rantai Covid-19 diantaranya, tidak melakukan jabat tangan, karena Virus ini dapat menular melalui bersentuhan.

Selain itu, juga dianjurkan untuk selalu di Rumah, melakukan aktivitas ibadah di rumah, khususnya di bulan Ramadan ini.

Untuk itu, pengurus besar Nahdlatul Ulama NTB ini meminta masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan dengan Sabun, dengan Handsanitaiser dan tisu basah.

“Islam selalu menganjurkan kita untuk selalu bersih. Bahkan kita mencuci tangan minimal lima kali sehari dengan berwudu,” ujarnya, di Ponpes Qomarul Huda, Rabu (29/04/20).

Menurutnya, kunci dari terhindarnya kita dari Virus Corona yang sedang mewabah saat ini, masyarakat harus senantiasa menjaga kebersihan diri. Mulai dari kebersihan fisik dan kebersihan hati.

“Insyaallah kebersihan badan dan kebersihan hati, kita akan terhindar dari Virus ini,” tandasnya.

Selain itu, Ia juga meminta masyarakat NTB, khususnya yang beragama islam, untuk memanfaatkan momentum bulan suci ramadan untuk memperbanyak do’a, agar wabah Virus Corona ini segera berakhir.

“Mari kita perbanyak do’a dan melakukan Qunut Nazilah setiap sholat waktu agar kita dijauhkan dari segala macam balak,” katanya.

Mawardi




Percepatan Smelter,  Aternatif Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19

Sektor pariwisata NTB terutama Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika tetap menjadi super prioritas pembangunan nasional

MATARAM.lombokjournl.com — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, S.E. mengusulkan agar pembangunan smelter di KSB Provinsi NTB dipercepat.

Usulan itu merupakan bagian dari upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemic Covid-19

Bahlil Lahadalia, S.E.

Menurut Bahlil, sektor tambang masih dapat berjalan baik di tengah pandemic Covid-19, meski dalam pelaksanaannya tetap harus memperhatiakan protokol pencegahan pandemi tersebut.

Bahlil pun memuji realisasi investasi NTB pada triwulan pertama cukup baik meski di tengah pandemi Covid 19. Total nilai investasi NTB dalam catatan BKPM RI cukup baik.

Realisasi Investasi Triwulan I tahun 2020 dari 233 Perusahaan sampai dengan 20 April 2020 sebasar Rp 2.14 Triliun lebih, 12,75 pesen dari Target Realisasi sebesar Rp 16.8 Triliun.

Realisasi investasi tersebut terdiri atas investasi  asing (PMA) sebesar  Rp 992.4 Miliar lebih atau (46,35 persen) dan  investasi dalam negeri (PMDN) Rp 1.14 Triliun lebih atau sebesar 53,65 persen.

Dalam video conference bersama Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah, Rabu (29/04/20), Bahlil yang juga Ketua HIPMI ini menjelaskan, sektor pariwisata NTB terutama Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika tetap menjadi super prioritas pembangunan nasional.

Menurutnya, terdapat 17 Perusahaan yang berencana investasi di KEK Mandalika.

Namun saat ini sebanyak 9 Perusahaan (52,94 persen) yang aktif realisasi investasnya, 8 Perusahaan (47,06 pesen) masih melengkapi dokumen perencanaan & perizinan, serta masih menunggu kondisi aman dari adanya Pandemi COVID-19.

Ia menegaskan berbagai kendala yang masih dihadapi yang merupakan tanggungjawab pusat,  akan segera diselesaikan oleh pihaknya bersama para investor, termasuk penanganan kendala investasi di kawasan wisata tiga gili.

“Meski pariwisata masih butuh lama untuk pulih karena pandemi global Covid-19, kita tetap optimis, bahwa KEK Mandalika tetap akan bisa menggelar Moto GP pada 2021 mendatang,”pungkasnya.

Fokus penanganan pandemi

Gubernur NTB mengatakan, pihaknya juga optimis bahwa  ekonomi akan segera pulih. Meski saat ini tengah fokus penanganan pandemi Covid 19 serta dampak sosial ekonomi yang menyertainya.

Namun harus tetap memastikan,  daerah ini bersahabat dengan investasi, ujar pria yang akrab disapa Doktor Zul.

“Karena tanpa investasi tidak ada kesempatan kerja yang membawa kemakmuran di masyarakat,” tegasnya.

Gubernur Zul meminta pemerintah pusat melalui BKPM mencarikan solusi, terhadap berbagai permasalahan yang sedang dihadapi.

Di antaranya beberapa perusahaan yang belum mulai konstruksi, karena terkendala administrasi dan perizinan, kiranya bisa dipermudah.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Daerah, HL Gita Ariadi menyampaikan beberapa kendala di lapangan.

Termasuk perubahan realisasi investasi sebesar 12 persen dari target pada triwulan pertama tahun ini serta perkembangan investasi pembangunan smelter dan industri turunannya di KSB, kawasan tiga gili dan KEK Mandalika.

Terlebih saat ini pandemi COVID-19, membuat beberapa perusahaan bersikap menunggu dan melihat situasi dan kondisi aman untuk meralisasikan investasinya.

AYA




Jubir Gugus Tugas Covid-19 Ungkapkan Kegiatan Penanganan Pandemi Covid-19 di KLU

Gugus Tugas bersama Bapenda KLU menyediakan pasar murah, pemberian sembako dan beras dari cadangan pangan kepada keluarga pasien reaktif, menyediakan dapur umum kepada pasien reaktif yang kini tengah dikarantina di Unit Pelayanan Karantina Covid-19

TANJUNG.lombokjournal.com —  Juru bicara Gugus Covid-19 Kabupaten Lombok Utara (KLU), Evi Winarni, M.Si mengungkapkan, pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran pandemi virus corona oleh Gugus Tugas Covid-19 KLU, dilakukan dengan berbagai upaya

Langkah-langkah yang dilakukan secara umum berlangsung sinergis dan komprehensif bersama multipihak termasuk unsur TNI, Polri, PMI, Orari -Rapi dan lainnya.

Evi Winarni, M.Si

Penyampaian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melalui Bidang Kehumasan/Juru Bicara itu dalam konferensi pers, terkait progress pengendalian pandemi Corona di Kabupaten Lombok Utara, Selasa (28/04/20).

Konferensi pers yang dihelat sesuai prosedur protokol penanganan Covid-19 itu, selain dihadiri Koordinator Bidang Kehumasan/Jubir Gugus Covid-19 KLU, Evi Winarni, M.Si, juga didampingi Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda KLU, Khairul Anwar, S.Kom, serta Kabag Humas dan Protokol Setda KLU Mujaddid Muhas, M.A.

Evi Winarni memaparkan pula kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, antara lain pengamanan dan pengecekan suhu tubuh tiap orang di kawasan perbatasan pintu masuk KLU.

Selain itu juga dilakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum, pembagian masker, sosialisasi bahaya wabah corona serta menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait pencegahan Covid-19.

Upaya lainnya, Gugus Tugas bersama Bapenda KLU menyediakan pasar murah, pemberian sembako dan beras dari cadangan pangan kepada keluarga pasien reaktif, menyediakan dapur umum kepada pasien reaktif yang kini tengah dikarantina di Unit Pelayanan Karantina Covid-19.

Serta melaksanakan protap Covid-19 di pasar-pasar tradisional yang diawali dari Pasar Tanjung.

74 orang reaktif

Berdasarkan data tebaru dari Gugus Tugas Covid-19 KLU, telah dilakukan contact tracing kepada 337 orang untuk kemudian di-RDT (Rapid Diagnosis Test) dengan hasil ditemukan 74 orang reaktif.

Dari 74 orang berstatus reaktif tersebut, sejumlah 65 orang dikarantina di Unit Pelayanan Covid-19 KLU, serta 9 orang lainnya melakukan isolasi mandiri dengan pemantauan puskesmas setempat  (Survailence dan TGC Puskesmas).

“Dari sejumlah 65 pasien reaktif yang sedang dikarantina di Unit Pelayanan Covid-19, telah dilakukan Swab terhadap 30 orang pada tanggal 25 April 2020. Swab juga dilakukan kepada 16 orang pada tanggal 27 April 2020,” tuturnya.

Ditambahkannya, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara juga terus memberikan bantuan sembako kepada keluarga pasien atau desa yang berkategori zona merah. Bantuan yang diberikan tersebut, bersumber dari pemerintah maupun para donatur.

Dalam kesempatan konferensi pers tersebut, Staf Ahli Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan itu juga menyampaikan anggaran penanganan Covid -19 di KLU mencapai Rp. 65.143.766.544, meliputi anggaran BTT (APBD Murni) sejumlah Rp. 1.250.000.000 dan Refocusing sejumlah Rp. 63.893.766.544.

“Sementara sampai saat ini anggaran yang sudah dikeluarkan ke BPBD, Dinsos, dan Dikes sejumlah Rp. 6.089.830.000,-,” imbuhnya.

Kegiatan konferensi pers ditutup dengan wawancara dari beberapa perwakilan pewarta dan berlangsung khidmat dalam suasana Ramadhan.

sid




Pasien Positif Corona Asal Penujak Kabur Dari Rumah Sakit

MATARAM.lombokjournal.com – Seorang pasien nomor 223 berinisial LS (50 tahun) kabur dari ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Praya, Lombok Tengah. Pasien kabur pukul 20.26 Wita, hari Selasa, tanggal  28 April 2020.

LS merupakan pria asal Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Termasuk pasien klaster Gowa Makassar yang memiliki riwayat perjalanan ke Gowa.

Dalam video yang beredar, terlihat LS yang tengah berada di ranjang rumah sakit kabur melalui jendela di samping ranjangnya. Ia tidak lupa mengambil sebuah kantong merah barang miliknya.

Saat ini petugas masih mencari keberadaan LS. Sementara, warga tempat LS tinggal mulai mewaspadai pasien tersebut pulang ke rumah dengan menutup akses masuk desa.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Ariadi, mengatakan LS merupakan pasien positif baru pada 28 April 2020.

“Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah,” katanya.

Gugus Tugas NTB mengatakan pasien positif baru pada Selasa 28 April 2020 berjumlah 21 orang, salah satunya adalah LS yang memiliki riwayat perjalanan ke Gowa.

AYA




Hari Selasa, 28 April, Pasien Positif Covid-19 Bertambah 21 Orang

Selain adanya kasus baru, hari ini juga terdapat 8 (delapan) orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif

MATARAM.lombokjournal.com —  Hari ini,  Selasa (28/04/20), Gugus Tugas Nusa Tenggara Barat (NTB) telah dikonfirmasi bertambahnya 21 pasien positif Covid-19.

Pemeriksaan telah dilakukan di Laboratorium RSUD Provinsi NTB, Laboratorium Universitas Mataram dan Laboratorium Genetik Sumbawa Techno Park, sebanyak 186 sampel. Hasilnya 164 sampel negatif, 1 (satu) sampel positif ulangan, dan 21 sampel kasus baru positif Covid-19.

Ketua Harian Gugus Tugas NTB, Drs alu Gita Ariadi, MSi melalui press release yang diterima media hari ini menjelaskan, terdapat warga NTB yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang saat ini tengah menjalani pemeriksaan dan perawatan serta tercatat sebagai pasien di Provinsi Bali.

Pasien positif Covid-19 yang sedang dirawat di Bali yaitu Tn. MHT, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah.

Lalu Gita Ariadi

“Saat ini menjalani perawatan di RSPTN Udayana Bali dengan kondisi baik,” kata Lalu Gita.

21 Kasus positif

Kasus baru positif yang kini dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 atau menjalani karantina terpusat di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTB. yaitu :

  1. Pasien nomor 207, an Tn. J, laki-laki, usia 80 tahun, penduduk Desa Kerujuk, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 208, an. Tn. H, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Desa Karang Desa, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 209, an. Tn. D, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Teres Genit, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 210, an. Tn. A, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 211, an. Tn. AM, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Dasan Lendang, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 212, an. Tn. MA, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Desa Lendang Bamben, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 213, an. Tn. M, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 214, an. Tn. M, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 215, an. Tn. AA, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Desa Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 216, an. An. ZS, laki-laki, usia 10 tahun, penduduk Desa Toya, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan anggota asrama Pasien Covid-19 nomor 01. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 217, an. Tn. US, laki-laki, usia 70 tahun, penduduk Desa Gapuk, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 218, an. Ny. E, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Desa Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Madura. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 219, an. Tn. A, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Desa Paok Montong, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 220, an. Ny. H, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Desa Tete Batu Selatan, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 221, an. Tn. LRA, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Desa Mantang, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 222, an. Ny. NJ, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Desa Mantang, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 223, an. Tn. LS, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  18. Pasien nomor 224, an. Tn. MA, laki-laki, usia 19 tahun, penduduk Kelurahan Panjisari, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  19. Pasien nomor 225, an. Tn. LR, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Desa Teratak, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  20. Pasien nomor 226, an. Ny. IR, perempuan, usia 21 tahun, penduduk Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Luwuk Sulawesi Selatan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Bima dengan kondisi stabil;
  21. Pasien nomor 227, an. Tn. I, laki-laki, usia 62 tahun, penduduk Plembak, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 170. Saat ini dirawat di RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik.

Selain adanya kasus baru, hari ini juga terdapat 8 (delapan) orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif.

Dengan adanya tambahan 21 kasus baru terkonfirmasi positif, 8 (delapan) tambahan kasus sembuh baru, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (28/4/2020) sebanyak 227 orang.

“RInciannya 30 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 193 orang masih positif dan dalam keadaan baik,” kata Lalu Gita Ariadi.

Resiko Tinggi Terpapar

Melalui release itu, Lalu Gita juga menyerukan himbauan yang secara khusus disampaikan pada orang yang digolongkan berisiko tinggi  terpapar Covid-19.

Mereka yang memiliki risiko tinggi yakni orang-orang yang usianya di atas  50 tahun ke atas. Dan yang berisiko lainnya yakni bayi dan balita.

Juga  orang dengan penyakit komorbid seperti penyakit jantung, diabetes melitus, hipertensi, pneumonia dan kanker adalah orang-orang yang memiliki.

“Kepada orang-orang dengan risiko tinggi tersebut diminta tetap berada di rumah atau tidak melaksanakan aktivitas di luar rumah selama pandemi Covid-19, tetap menjaga jarak, melaksanakan pola hidup bersih dan sehat serta mengikuti protokol pencegahan Covid-19 secara ketat,” ujar Lalu Gita.

Pesannya, jika terdapat keluhan maka segera bisa menghubungi petugas kesehatan terdekat.

AYA/Rr 




Potensi Besar, Industri Perikanan di NTB Harus Dikembangkan

Dengan dimulainya industrialisasi di bidang perikanan di Lingsar ini, diharapkan NTB menjadi daerah yang mandiri khususnya dalam bidang industri perikanan, baik itu dari segi pakannya, hingga pengolahan ikannya

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengatakan, industrialisasi di bidang perikanan ini harus dikembangkan, mengingat potensi yang besar dan tingkat konsumsi ikan yang semakin tinggi di NTB ini.

Industri dalam bidang perikanan ini tidak hanya ditekankan pada pengolahan ikannya saja, namun meliputi pembibitan, pembesaran, hingga produksi pakan ikan. Hal ini diharapkan dapat terwujud dalam waktu dekat.

“Inti dari industri perikanan adalah pakan, kalau melihat hasil produksi seperti ini, kita harus bisa membuat pakan sendiri,” tutur Gubernur saat berkeliling melihat kolam ikan Balai Benih Ikan Batu Kumbung Lingsar, Selasa (28/4/2020).

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki beberapa tempat pembibitan, salah satunya Balai Benih Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan di ikan Balai Benih Ikan Batu Kumbung Lingsar, Lombok Barat, untuk mengembangkan potensi dalam bidang industri perikanan ini.

Gubernur Zul menyampaikan,  industri di bidang perikanan ini dapat dimulai dari tingkat BUMDes dan IKM sehingga proses industrialisasi ini dikerjakan oleh masyarakat sekitar.

“Dalam hal ini, BUMDes harus diberdayakan, UKM-lKM kita yang memproduksi pakan ikan, pengolahan dilakukan oleh masyarakat sekitar, jadi manfaat industrialisasi ini dapat dirasakan oleh masyarakat kita,” ucapnya.

Senada dengan Gubernur, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, H. Yusron Hadi mengatakan bahwa prospek industrialisasi di bidang perikanan ini sangat tinggi, peluang ini tidak boleh disia-siakan.

“Potensi kita sangat banyak, baik di darat maupun di laut, untuk budidaya maupun perikanan tangkap, oleh karena itu peluang dan kesempatan ini harus segera kita tangkap. Industrialisasi tidak selalu harus muluk-muluk, bagaimana meningkatkan nilai tambah, itu yang penting,” terangnya.

Ia mencontohkan dari segi pakan ikan yang masih dianggap memiliki harga yang tinggi, membuat petani ikan harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk menjalankan usaha perikanannya. Industrialisasi perikanan ini akan dapat memproduksi pakan ikan dengan harga yang relatif terjangkau.

“Kalau misalkan selama ini pakannya terlalu mahal, dapat mengurangi pendapatan masyarakat kita, ya kita berpikir bagaimana membuat pakan sendiri, kita punya STIP yang akan membantu kita untuk merancang mesin pembuat pakan,” jelas Yusron.

Dengan dimulainya industrialisasi di bidang perikanan di Lingsar ini, diharapkan NTB menjadi daerah yang mandiri khususnya dalam bidang industri perikanan, baik itu dari segi pakannya, hingga pengolahan ikannya.

AYA/HmsNTB




NTB  Dinilai Lebih Cepat Mengantisipasi Dampak Covid19

Bang Zul panggilan akrab Gubernur kelahiran Sumbawa sigap menyiapkan berbagai program yang menempatkan  IKM/UMKM dan pengusaha lokal  sebagai sasaran pemberdayaan, untuk melakukan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com —  Kebijakan Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah  yang cepat dalam penanganan pandemi virus Corona Covid-19 mendapat pujian Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa.

Gubernur NTB,, Dr. Zulkieflimansyah dinilai tak hanya cepat dan sigap dalam penanganan pandemi Covid dari aspek kesehatan saja.

Namun juga cepat menyiapkan IKM/UMKM guna pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat, dan menyiapkan program-program stimulus untuk pemulihan ekonomi masyarakat.

Suharso mengatakan, Gubernur NTB tak hanya fokus memutus matai rantai penyebaran virus corona. Namun juga melakukan langkah-langkah program pemulihan ekonomi.

“Sehingga selangkah lebih maju dari daerah lainnya,” ungkap Mentri Kelahiran Lombok NTB itu, saat rapat daring pada Pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (28/04/20).

Sejalan nafas industrialisasi

Di NTB sendiri berbagai program pemenuhan dan pemulihan kebutuhan sosial ekonomi telah diluncurkan oleh Gubernur NTB yang sejalan dengan nafas  industrialisasi,  sebagai program unggulan NTB Gemilang.

Bang Zul panggilan akrab Gubernur kelahiran Sumbawa sigap menyiapkan berbagai program yang menempatkan  IKM/UMKM dan pengusaha lokal  sebagai sasaran pemberdayaan, untuk melakukan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Program tersebut di antaranya, Jaring Pengaman Sosial  JPS Gemilang untuk membantu 105.000 KK  masyarakat yang kurang mampu dan Sektor formal/Informal terdampak Covid-19.

Bantuan tersebut diberikan selama tiga bulan di masa darurat Covid-19 dengan total pagu anggaran senilai Rp 80 Milyar.

JPS Gemilang tersebut dalam bentuk paket Sembako dan Paket Suplemen-Masker dibeli langsung dari IKM/UMKM lokal.

Bang Zul mengajak Pemerintah Daerah di NTB untuk terus memberdayakan dan memperkuat Peran UKM & Pengusaha Lokal. Baik untuk memproduksi Masker, APD maupun kebutuhan pangan di NTB.

Hal tersebut dimaksudkan untuk terus memberdayakan IKM/UMKM yang ada di NTB sehingga roda perekonomian dapat terus berputar.

Setelah program Pemberdayaan UKM, Gubernur NTB juga  memberdayaan BUMDES yang ada di desa-desa.

Dimulai dari Desa Kuripan Utara Kabupaten Lombok Barat, Pemprov NTB meresmikan Trade dan Distribution Centre (TDC) yang menjadi milik BUMDES. Semua produk yang di butuhkan oleh warga dan warung-warung kecil bisa di mulai dari TDC.

TDC sekalian menjadi outlet dan penyalur produk-produk UKM di NTB. Beberapa waktu yang lalu, melalui Science Technology Industrial Park (STIPARK), NTB juga berhasil memproduksi bilik disinfektan sendiri yang telah didistribusikan kepada masyarakat.

“Dengan dilakukannya pemberdayaan UMKM lokal ini, diharapkan ketika pemerintah sudah tidak mampu lagi memberikan bantuan, maka UMKM kita di NTB sudah punya cara untuk mengatasi hidup sendiri,” jelas Bang Zul saat melepas distribusi paket bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang Covid-19 kepada warga, Kamis (23/4-2020) lalu.

Pasca pandemi roda perekonomian dan aktivitas masyarakat diharapkan kembali normal, pembatasan sosial berakhir, usaha masyarakat dan pasar beroperasi lagi.

AYA




Fitur Screening Mandiri COVID-19 di Mobile JKN, Bisa Kurangi Beban Tenaga Medis di RS

Sebagai informasi, Mobile JKN turut serta menekan perkembangan COVID-19 dengan menghadirkan fitur baru untuk para peserta melakukan screening mandiri terhadap dirinya sendiri

lombokjournal.com  —

MATARAM – BPJS Kesehatan punya layanan terbaru dalam aplikasi Mobile JKN yaitu fitur screening mandiri COVID-19.

Layanan ini diyakini bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi beban tenaga medis di rumah sakit, serta memantau kondisi kesehatan peserta JKN-KIS dan mengidentifikasi perkembangan potensi penularan COVID-19.

Screening mandiri COVID-19 pun punya dua fitur di dalamnya.

Screening pada aplikasi Mobile JKN memiliki dua fitur yaitu self screening awal yang diisi sekali oleh peserta.

Dan screening harian yang dilakukan setiap hari dimulai pada pukul 10.00 WIB. Gunanya untuk melihat perkembangan kesehatan dan pergerakan dari peserta JKN.

Peserta tidak perlu khawatir karena kerahasiaan data yang diambil akan dijamin oleh BPJS Kesehatan. Dalam screening mandiri COVID-19 tersebut, lokasi peserta juga akan terkoneksi dengan sistem apabila peserta mengaktifkan GPS di smartphone mereka.

Nantinya data peserta tersebut akan disinergikan dengan data dan informasi status zona di wilayah masing-masing peserta.

Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, kondisi kesehatan peserta JKN-KIS adalah prioritas. Hal ini dapat mendorong pemangku kepentingan terkait termasuk fasilitas kesehatan untuk terus melakukan pencegahan serta upaya promotif dan prevetif bagi peserta JKN-KIS.

Salah satu peserta JKN-KIS segmen Pekerja Penerima Upah Dynka (28) mengaku, dirinya telah memanfaatkan fitur screening mandiri COVID-19. Ia mengungkapkan bahwa fitur baru tersebut sangat membantu dirinya untuk melakukan pencegahan COVID-19.

“Saya sudah cukup lama memanfaatkan aplikasi Mobile JKN seperti pindah faskes, perubahan kelas atau sekedar melihat kartu. Nah, yang baru saya tahu itu tentang fitur screening mandiri COVID-19 ini. Dengan mengisi survey screening tersebut, kita sudah turut berkontribusi menjadi bagian dari pencegahan COVID-19,” jelas Dynka, saat ditemui, Senin (27/4/2020).

Dikatakan, banyak manfaat yang dapat diambil melalui aplikasi Mobile JKN khususnya di masa wabah seperti ini.

Mulai dari mendaftarkan diri menjadi peserta bagi yang belum mendaftar, hingga mengurus administrasi kepesertaan dari rumah saja tanpa perlu langsung datang ke kantor BPJS Kesehatan.

Pengalaman Dynka yang mengisi survey tersebut sangatlah bagus dan mudah sekali. Caranya masyarakat yang telah terdaftar aktif sebagai peserta JKN-KIS, bisa langsung mengunduh Mobile JKN di smartphone masing-masing peserta.

“Kemudian melalui fitur ini juga, peserta dapat diarahkan perlu melakukan kunjungan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau tidak,” ucap Dynka.

Karena itu, Dynka menyarakankan segera buka aplikasi Mobile JKN dan lakukan pengecekan status secara rutin dan isi dengan keadaan kita yang sebenar-benarnya.

“Dan tenang kalau misal kondisi kita sedang tidak baik, aplikasi akan mengarahkan kita untuk konsultasi kesehatan melalui fitur chat dokter di FKTP masing masing,” pungkas Dynka.

Sebagai informasi, Mobile JKN turut serta menekan perkembangan COVID-19 dengan menghadirkan fitur baru untuk para peserta melakukan screening mandiri terhadap dirinya sendiri, dengan ketentuan lokasi pengisian akan disimpan pada sistem dan data diisi sejujur-jujurnya.

Diharapkan dengan adanya upaya penambahan fitur screening mandiri Mobile JKN ini, BPJS Kesehatan bisa menekan perkembangan COVID-19 di Indonesia.

Rr/detikNews