LKKS NTB Santuni Anak Yatim dan Dhuafa di Tengah Pandemi

LKKS NTB tidak berhenti sampai di sini dalam melakukan kegiatan sosial di bulan Ramadhan, melainkan akan ada kegiatan-kegiatan lainnya agar dapat meringankan beban masyarakat NTB di tengah pandemi Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com —  Wabah Corona atau COVID-19 melumpuhkan perekonomian masyarakat. Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

Atas dasar itu, Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Provinsi NTB melalui Program Bulan Peduli Sosial, menyalurkan bantuan 1.000 paket sembako.

Paket sembako tersebut diterima oleh perwakilan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang telah terdaftar dalam bantuan tersebut, selanjutnya segera didistribusikan kepada para penerima.

Pola ini dilakukan untuk mencegah potensi penyebaran COVID-19 yang sekarang ini sedang terjadi.

“Kegiatan ini jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, namun tetap berjalan, biasanya kami datang langsung ke panti asuhan menyerahkan bantuan langsung, bertemu dengan anak-anak. Tapi di bulan ini berbeda, anak-anak kita jaga dari wabah yang sedang melanda kita,” ungkap Ketua LKKS NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati di sekretariat LKKS NTB, Senin (04/05/20).

Ia mengatakan,, LKKS NTB tidak berhenti sampai di sini dalam melakukan kegiatan sosial di bulan Ramadhan, melainkan akan ada kegiatan-kegiatan lainnya agar dapat meringankan beban masyarakat NTB di tengah pandemi Covid-19.

“Ini masih merupakan awal dari kegiatan bulan peduli sosial yang akan berlanjut sampai akhir Ramadhan nanti, kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi LKKS yang ada di kabupaten/kota di NTB ini,” tuturnya.

Ketua LKSA Al-Hidayah Batu Ringgit, Bohri Rahman mengatakan, bantuan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak mengingat bantuan yang mengalir ke LKSA menurun sejak wabah COVID-19 ini.

“Kami sangat senang sekali, terimakasih kepda LKKS yang telah banyak membantu kami bahkan setiap tahun kami mendapatkan bantuan dari LKKS ini, apa lagi di tengah wabah ini, kami berterima kasih banyak,” kata Bohri.

Kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya oleh LKKS NTB. Kegiatan kali ini dilaksanakan bekerjasama dengan Baznas NTB, Dinas Sosial Provinsi NTB dan Lombok Post.

Sasaran dari program ini adalah anak yatim, lansia, penyandang disabilitas, dan termasuk anak-anak yang orang tuanya terpapar COVID-19 yang membutuhkan uluran tangan.

AYA/HmsNTB

 




UPDATE : Hari Senin, 4 Mei,  Bertambah 7 Pasien Positif Covid-19

Adanya tambahan 7 (tujuh) kasus baru terkonfirmasi positif, 4 (empat) tambahan kasus sembuh baru, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (4/5/2020) sebanyak 275 orang

MATARAM.lombokjournal.com – Laboratorium RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat mengkonfirmasi, adanya tambahan 7 (tujuh) pasien  positif Covid-19.

Dalam press release hari Senin (04/05/20). Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Drs. HL Gia Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 77 sampel swab dengan hasil 67 sampel negatif, 3 (tiga) sampel positif ulangan, dan 7 (tujuh)  sampel kasus baru positif Covid-19.

Kasus baru positif tersebut, yakni :

  1. Pasien nomor 269, an. An. RRA, laki-laki, usia 9 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 233. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 270 ,an. Ny. N, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 233. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 271, an. Tn. MS, laki-laki, usia 70 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 233. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 272, an. Tn. ZH, laki-laki, usia 43 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 233. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 273, an. An. RRH, laki-laki, usia 13 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 233. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 274, an. Ny. M, perempuan, usia 39 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 233. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 275, an. An. ENP, perempuan, usia 2 tahun, penduduk Kelurahan Sekarteja, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik.

Selain kasus positif baru, hari ini juga terdapat 4 (empat) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu :

  1. Pasien nomor 96, an. Ny. JH, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Desa Moyot, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur;
  2. Pasien nomor 98, an. Tn. U, laki-laki, usia 74 tahun, penduduk Desa Pauk Lombok, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur;
  3. Pasien nomor 155, an. Tn. RW, laki-laki, usia 18 tahun, penduduk Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur;
  4. Pasien nomor 156, an. Tn. AP, laki-laki, usia 47 tahun, penduduk Desa Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

Adanya tambahan 7 (tujuh) kasus baru terkonfirmasi positif, 4 (empat) tambahan kasus sembuh baru, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (4/5/2020) sebanyak 275 orang.

Rinciannya 47 orang sudah sembuh, 5 (lima) meninggal dunia, serta 223 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif. Ini tetap dilakukan untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19,” jelas Lalu Gita Ariadi melalui release yang diterima media.

Anggota keluarga terpapar

Lalu Gita Ariadi

Lalu Gita menjelaskan, beberapa kasus positif Covid-19 di antaranya menimpa hampir seluruh anggota keluarga, sehingga terpaksa harus meninggalkan anak-anak di bawah umur untuk menjalani perawatan dan isolasi.

Diktakannya, akan ada pendampingan khusus dari DP3AP2KB Provinsi NTB beserta pemerintah daerah terkait bekerjasama dengan lembaga-lembaga sosial dan perlindungan anak serta tetangga-tetangga terdekat.

“Supaya dapat menjamin kebutuhan pokok sekaligus rasa aman kepada anak-anak yang untuk sementara waktu ditinggalkan tersebut,” kata Lalu Gita.

Ditekankannya, dalam masa-masa ini, gotong royong dan kebersamaan menjadi hal yang sangat penting agar pandemi Covid-19 ini dapat kita lalui dan bisa segera berakhir.

Selain itu, Lalu Gita Ariadi menghimbau masyarakat, agar bijak menggunakan media social. Dan tidak mengunggah foto dan video serta pernyataan-pernyataan yang meresahkan, menakutkan dan bersifat provokatif.

AYA/Rr




Penanganan Pandemik, Gubernur  Zul Berharap Tim Birokrasi Lebih Proaktif

Provinsi NTB mengambil keberanian luar biasa dibandingkan daerah lain. Keberanian untuk menjalankan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) dengan mengaksentuasikan pada produk lokal. Karenanya, data-data yang digunakan haruslah valid

MATARAM.lombokjournal.com – GuberNur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah melantik 105 pejabat di Lingkup Pemerintah Provinsi NTB, berlangsung di Ruang Graha Bhakti Praja, Kantor Gubernur, Senin (04/05/20)

Sebanyak 105 pejabat tersebut terdiri dari 14 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, 44 Pejabat Administrator dan 47 Pejabat Pengawas.

Hadir dalam pelantikan Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si dan Asisten Administrasi Umum.

Gubernur menjelaskan, wabah virus corona tidak sesederhana yang dibayangkan. Karenanya, sangat dikhawatirkan bila cara penanganan pandemik ini masih sama, maka dampaknya akan melampaui perkiraan.

“Saya dapat berita ada anak 1 tahun hari ini, terpaksa harus ditemani relawan karena Ibu, bapak dan kakaknya positif semua, saya kira dinas kita harus betul-betul proaktif karena akan lebih banyak lagi yang seperti itu,” tegasnya.

Dalam penanganan pandemik ini, lanjut Gubernur Bang Zul, Provinsi NTB mengambil keberanian luar biasa dibandingkan daerah lain.

Keberanian untuk menjalankan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) dengan mengaksentuasikan pada produk lokal. Karenanya, data-data yang digunakan haruslah valid.

“Kami minta Dinas Sosial, betul-betul punya pembagian atau punya data yang valid sehingga betul-betul yang berhak menerimanya itu, membantu juga dalam mengatasi dampak ekonomi dan sosial turun naik,” pintanya.

Dalam penanganan pamdemik seperti saat ini, Gubernur Zul meminta agar program unggulan di bidang investasi, industrialisasi, zero waste, dan yang lainnya harus terekam dengan terukur dalam perencanaan pembangunan.

“Mudah-mudahan dengan kehadiran tim yang baru ini, betul-betul bergerak semua sehingga benar-benar kita bisa menyelesaikan tanpa harus luka yang begitu dalam dari ekonomi kita,” harapnya.

Gubernur Zul berharap, agar masyarakat dengan berkoordinasi dengan Satpol PP Kabupaten Kota, kedisiplinan di Nusa Tenggara Barat dapat lebih baik lagi.

“Hanya dengan waktu, hanya dengan tertib, hanya dengan disiplin mudah-mudahan kita bisa cepat keluar dari virus corona ini,” tutupnya.

Gals/HmsNTB




UKM Harus Dimanfaatkan Di Tengah Pendemik Covid-19

Gubernur Zul juga berharap kepada semua kades, agar BUMdes tetap diaktifkan, dan BUMdes diisi dengan produk lokal yang dimiiki daerah masing-masing

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah SE. M.Sc mengatakan,  agar ekonomi kita mandiri, maka Industri kita harus kuat.

Hadirnya industri akan mengurangi persoalan mendasar, seperti pengangguran dan kemiskinan. Proses menghadirkan Industri yang kuat dalam sebuah perekonomian inilah yang disebut industrialisasi.

“Semua pemerintah baik di tingkat Kabupaten/kota, Kecamatan maupun ditingkat Desa untuk memanfaatkan UKM milik masing-masing,” kata Gubernur Zul saat silaturahim bersama Ikatan Kades Se-Lombok Timur di Ruang Rapat Gubernur NTB, Senin (04/05/20).

Gubernur NTB yang biasa disapa Dr. Zul mengatakan, Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan solusi di tengah pendemik Corona saat ini.

Karena itu, langkah Provinsi NTB yang menyalurkan bantuan berupa sembako, selain akan menunjang nilai jual UKM, juga sebagai wujud kepedualian terhadap UKM NTB.

“JPS Gemilang sengaja kami berikan dalam bentuk sembako, karena menurut kami cara ini akan menunjang industrialisasi UKM kita,” kata Dr. Zul.

Gubernur Zul juga berharap kepada semua kades, agar BUMdes tetap diaktifkan, dan BUMdes diisi dengan produk lokal yang dimiiki daerah masing-masing.

Dijelaskannya, langkah industrialisasi itu harus dimulai dengan memberdayakan UKM yang ada. Selain mempromosikan kepada tamu luar negeri, juga harus dipromosikan kepada masyarakat itu sendiri.

Setelah UKM diberdayakan dan dipromosikan hingga ingin dimiliki oleh tamu manca negara, maka tahap demi tahap hal itu akan menumbuhkan animo masyarakat yang lain untuk melakukan hal yang sama.

Dan menurut gubernur, inilah awal bermulanya Industrialisasi produk lokal itu.

“BUMdes tiap-tiap desa, saya rasa harus diisi dengan hasil produk desa itu sendiri,” tegas gubernur.

AYA/HmsNTB

 




Ketua Pengadilan Tinggi Siap Berpartisipasi Tangani Covid19

Nyoman Gede Wirya mengatakan, pihaknya turut berpartisipasi dalam mencegah penularan virus ini

MATARAM.lombokjournal.com —  Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah menerima kunjungan Ketua Pengadilan Tinggi Nusa Tenggara Barat (NTB),  Nyoman Gede Wirya, SH, MH di Pendopo Gubernur,Senin (04/05/20)

Nyoman Gede Wirya mengatakan, kunjungannya dalam rangka silaturahim guna memperkuat hubungan dan koordinasi antar lembaga.

Nyoman Gede Wirya merupakan Ketua Pengadilan Tinggi NTB yang baru dilantik  tanggal 22 April lalu. Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua, Nyoman dipromosikan menjadi Ketua Pengadilan Tinggi NTB.

Gubernur menyambut baik kunjungan tersebut untuk melanjutkan kerjasama yang telah terjalin bagus.

Penanganan pandemi Covid-19 juga dibahas dalam kesempatan tersebut dengan tujuan setiap pihak berperan dalam memutus mata rantai Covid ini.

“Kita tidak tahu kapan Covid-19 selesai. Jika ini agak panjang kita perlu antisipasi bersama.  Klasster Bogor sudah selesai kita identifikasi, tinggal klaster yang lain. Yang jadi masalah secara klinis, mereka yang terinfeksi Covid-19 sangat sehat,” ujar Gubernur Zul.

Sementara itu Ketua Pengadilan Tinggi NTB Nyoman Gede Wirya mengatakan, pihaknya turut berpartisipasi dalam mencegah penularan virus ini.

“Kami juga  tetap gunakan video conference dalam penanganan kasus – kasus. Saat ini, kasus narkoba sedang banyak, kami siap berkoordinasi untuk menyelesaikan kasus – kasus di NTB,” kata Nyoman.

AYA/HmsNTB




Pembatasan Sosial Berskala Besar Dirawarkan Untuk Kota Mataram dan Lobar

“Selain PSBB, kami tawarkan Pembatasan Waktu Masyarakat Bersosialisasi. Tentunya dengan syarat, kita semua harus benar-benar melaksanakan Protokol Kesehatan Covid-19 ini,” kata Wagub

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menawarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat.

Penerapan PSBB pada kedua daerah tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9/2020  tentang  Pedoman PSBB Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.

Permenkes tersebut menyatakan, penerapan PSBB didasarkan pada empat kondisi. Pertama, peningkatan jumlah kasus menurut waktu. Kedua, penyebaran kasus menurut waktu. Ketiga, kejadian transmisi lokal.

Dan Keempat, kesiapan daerah tentang aspek ketersediaan kebutuhan hidup dasar rakyat, sarana prasarana kesehatan, anggaran dan operasionalisasi jaring pengaman sosial da aspek keamanan.

“Kami tawarkan kepada Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat untuk menerapkan PSBB. Kalau memang kita sepakati, mari kita terapkan,” seru Gubernur NTB pada saat menggelar rapat terbatas di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Minggu (03/05/20).

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah yang juga sebagai Ketua Satgas Covid-19 NTB menawarkan cara lain, seperti Pembatasan Waktu Masyarakat Bersosialisasi (PWMB) sebagai pendukung pencegahan Covid-19 di NTB.

Contohnya, dari pukul 06.00 WITA, masyarakat dapat bersosialisasi, bepergian mencari bahan penopang hidup dan kepentingan yang sangat mendesak.

Tentunya, itu semua dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan petugas secara ketat melakukan razia masker.

Sedangkan, dari pukul 16.00 sd 20.00 masyarakat yang boleh bersosialisasi berada di luar rumah dibatasi, utamanya yang berumur 20 tahun sampai dengan 50 tahun, dan harus disiplin menerapkan protokol Covid-19.

“Selain PSBB, kami tawarkan Pembatasan Waktu Masyarakat Bersosialisasi. Tentunya dengan syarat, kita semua harus benar-benar melaksanakan Protokol Kesehatan Covid-19 ini,” kata Wagub.

Menanggapi tawaran tersebut, Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh mengatakan bahwa, Kota Mataram memiliki program penanganan Covid-19 berbasis lingkungan.

“Kami di kota Mataram Alhamdulillah sudah memberlakukan penanganan Covid-19 berbasis lingkungan, mulai dari pemberlakuan jam malam hingga mengawasi orang yang keluar masuk kota Mataram,” ungkap Walikota.

Menurut Ahyar Abduh, tawaran PSBB kepada kota Mataram tersebut akan dikaji lebih dalam lagi. Mengingat, Kota Mataram menunjukkan angka Covid-19 paling tinggi di NTB.

Senada dengan Kota Mataram, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Halid, S.Ag, M.Si mengatakan PSBB tersebut harus di pertimbangan secara matang, dan perlu ketersediaan sosial ekonomi.

“Pada intinya, sikap seluruh bupati/walikota harus sama, kita harus pikirkan juga ketersediaan ekonomi, yang kami takutkan, dengan PSBB tersebut akan ada perlawanan dari masyarakat,” ujar Fauzan Khalid.

AYA/HmsNTB




UPDATE : Hari Minggu, 3 Mei,  Bertambah 18 Pasien Positif Covid-19

Diharapkan masyarakat harus kompak dan bersatu untuk disiplin memutus mata rantai penyebaran Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com —  Laboratorium RSUD Provinsi NTB,  Laboratorium RS Unram dan Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark mengkonfirmasi  adanya tambahan 18 pasien positif Covid-19.

Dalam press release hari Minggu (03/05/20) Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan,  telah diperiksa sebanyak 131 sampel swab dengan hasil 106 sampel negatif, 7 (tujuh) sampel positif ulangan, dan 18 sampel kasus baru positif Covid-19.

Kasus baru positif tersebut, yakni :

  1. Pasien nomor 251, an. An. MH, laki-laki, usia 10 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 89 dan nomor 161. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 252 ,an. Tn. RW, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 253, an. Tn. LS, laki-laki, usia 19 tahun, penduduk Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 254, an. Tn. F, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 255, an. Ny. M, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Desa Karang Bongkot, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 120. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 256, an. Ny. IH, perempuan, usia 54 tahun, penduduk Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 86. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Praya dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 257, an. An. AA, laki-laki, usia 16 tahun, penduduk Desa Barebali, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 258, an. Tn. AM, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Desa Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 54. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 259, an. Tn. MS, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Desa Krama Jaya, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 260, an. Tn. S, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Krama Jaya, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 261, an. Ny. IN, perempuan, usia 68 tahun, penduduk Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 173. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 262, an. Tn. AF, laki-laki, usia 21 tahun, penduduk Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa Barat dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 263, an. Tn. AA, laki-laki, usia 21 tahun, penduduk Desa Tatede, Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 264, an. An. AH, perempuan, usia 9 tahun, penduduk Desa Labu Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 144. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 265, an. Ny. N, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Labu Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 144. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 266, an. Ny. RE, perempuan, usia 31 tahun, penduduk Desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Pasien datang ke rumah sakit dengan penyakit penyerta anemia gravis, hipertiroid, dan pneumonia bilateral. Meninggal dunia di RSUD HL. Manambai Abdul Kadir Sumbawa tanggal 28 April 2020;
  17. Pasien nomor 267, an. Ny. S, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;
  18. Pasien nomor 268, an. Tn. I, laki-laki, usia 82 tahun, penduduk Desa Sangia, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

Selain adanya kasus baru, hari ini juga terdapat 7 (tujuh) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu :

  1. Pasien nomor 11, an. Tn. N, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara;
  2. Pasien nomor 77, an. Tn. I, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima;
  3. Pasien nomor 78, an. Tn. AH, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Bonto Kape, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima;
  4. Pasien nomor 79, an. Ny. IJ, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima;
  5. Pasien nomor 80, an. An. IA, laki-laki, usia 14 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima;
  6. Pasien nomor 83, an. Tn. S, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima;
  7. Pasien nomor 169, an. Tn. M, laki-laki, usia 70 tahun, penduduk Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.

Adanya tambahan 18 kasus baru terkonfirmasi positif, 7 (tujuh) tambahan sembuh baru, dan 1 (satu) kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Jum’at (03/05/20) sebanyak 268 orang.

RInciannya 43 orang sudah sembuh, 5 (lima) meninggal dunia, serta 250 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Petugas kesehatan melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.

“Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19,” kata Lalu Gita Ariadi dalam relese yang diterima media hari Minggu.

Besatu untuk disiplin

Sekda NTB, HL Gita Ariadi sebagai Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB berharap, masyarakat harus kompak dan bersatu untuk disiplin memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat,” kata Lalu Gita..

Dijelaskan, Pembatasan Sosial Berbasis Lingkungan (PSBL) yang sudah diterapkan di Kota Mataram. Dan Pembatasan Sosial Berbasis Desa/Dusun (PSBD) yang sudah diterapkan di Kabupaten lainnya, agar terus diintensifkan pelaksanaannya.

Kerja sama pemerintah bersama masyarakat menjadi faktor paling penting untuk memutus mata rantai wabah ini.

“Masalah Covid19 hanya bisa dicegah dengan sikap kepatuhan dan disiplin dari kita semua,” tegas Lalu Gita.

AYA

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id,;

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB  di nomor 0818 0211 8119




UPDATE : Hari Sabtu, 2 Mei,  Bertambah 17 Pasien Positif Covid-19

“Kerja sama pemerintah bersama masyarakat menjadi faktor paling penting untuk memutus mata rantai wabah ini. Masalah Covid-19 hanya bisa dicegah dengan sikap kepatuhan dan disiplin dari kita semua,” ujar Lalu Gita Ariadi.

MATARAM.lombokjournal.com – Laboratorium RSUD Provinsi NTB dan Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark mengkonfirmasi  adanya tambahan 17 pasien positif Covid-19.

Dalam press release hari Sabtu (02/05/20) Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Drs. HL Gia Ariadi, M.Si menjelaskan,  telah diperiksa sebanyak 148 sampel swab dengan hasil 119 sampel negatif, 9 (sembilan) sampel positif ulangan, dan 17 sampel kasus baru positif Covid-19.

Kasus baru positif tersebut, yakni :

  1. Pasien nomor 234, an. An. MB, laki-laki, usia 3 bulan, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 106 dan nomor 181. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 235, an. An. ZZM, perempuan, usia 6 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 106 dan nomor 181. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 236, an. Tn. D, laki-laki, usia 58 tahun, penduduk Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 147 dan nomor 162. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 237, an. Ny. N, perempuan, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 147 dan nomor 162. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 238, an. An. DAK, laki-laki, usia 15 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 239, an. Ny. NA, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 240, an. Ny. DR, perempuan, usia 27 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 241, an. Ny. R, perempuan, usia 57 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 242, an. Ny. RM, perempuan, usia 22 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 243, an. Tn. ATA, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 244, an. Ny. M, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 245, an. Tn. A, laki-laki, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Kandai I, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 246, an. Tn. A, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Desa Nusa Jaya, Kecamatan Manggalewa, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 247, an. Tn. J, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Desa Keramat, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 248, an. Tn. M, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Desa Keramat, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 249, an. Tn. H, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Desa Nowa, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 250, an. Tn. M, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Desa Matua, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Selain kasus baru, hari Sabtu juga terdapat 4 (empat) orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu

  1. Pasien nomor 23, an. Ny. MP, perempuan, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 103, an. Ny. RM, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 106, an. Tn. MZ, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  4. Pasien nomor 227, an. Tn. I, laki-laki, usia 62 tahun, penduduk Plembak, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Adanya tambahan 17 kasus baru terkonfirmasi positif, 4 (empat) tambahan sembuh dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Sabtu i (02/05/20) sebanyak 250 orang,

Rinciannya 36 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 210 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Belum disiplin

Menurut Lalu Gita, dari hasil pemantauan, selain kasus baru dari klaster-klaster yang sudah dipetakan serta status dibeberapa daerah sebagai tansmisi lokal, perkembangan peningkatan ini juga terjadi karena masyarakat sebagai garda terdepan belum semuanya kompak dan bersatu.

“Untuk disiplin memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat,” katanya.

Kerumunan masyarakat masih terpantau dibeberapa tempat, seperti pasar tradisional, di beberapa ruas jalan dan tempat ibadah.

Ditegaskannya, perlu adanya penertiban oleh pemerintah daerah setempat berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri serta unsur keamanan terkait lainnya.

“Kerja sama pemerintah bersama masyarakat menjadi faktor paling penting untuk memutus mata rantai wabah ini. Masalah Covid-19 hanya bisa dicegah dengan sikap kepatuhan dan disiplin dari kita semua,” ujara Lalu Gita Ariadi.

AYA

 




Minyak Kayu Putih Jadi Paket Suplemen JPS Gemilang? Ini Penjelasannya

“NTB punya tiga industri minyak kayu putih, dan ini adalah bukti NTB bisa. Item minyak kayu putih masuk dalam paket JPS Gemilang tentunya masyarakat yang terlibat dalam industri ini bisa sejahtera, ini adalah  kebanggaan produk lokal kita,”  kata Najamuddin

MATARAM.lombokjournal.com – Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB)  telah mewujudkan industrialisasi di bidang kehutanan, tiga pabrik minyak kayu putih telah hadir di Pulau Lombok dan Sumbawa.

‘’Sudah ada tiga unit pabrik minyak kayu putih yang berada di KPH. Di Lenangguar dekat Klui dan Bentek KLU. Satu lagi di KPH Batulanteh Sumbawa,’’ sebut Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB Najamuddin Amy S.Sos, MM, Sabtu (2/5/2020) saat ditemui di ruang kerjanya.

“NTB punya tiga industri minyak kayu putih, dan ini adalah bukti NTB bisa. Item minyak kayu putih masuk dalam paket JPS Gemilang tentunya masyarakat yang terlibat dalam industri ini bisa sejahtera, ini adalah  kebanggaan produk lokal kita,” ujarnya.

Ini juga sesuai dengan kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, dimana isi paket bantuan sembako JPS Gemilang menggunakan produk-produk IKM dan UKM lokal di NTB.

Semua ini bertujuan untuk menggairahkan para petani dan menggerakkan IKM/UMKM lokal agar tetap berproduksi di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

‘’JPS Gemilang menggunakan produk lokal, kita tidak pesan dari luar daerah, karena sebenarnya petani, IKM dan UMKM kita mampu memproduksinya. Otomatis, perekonomian kita juga akan bergairah di NTB,” jelas Najam.

Khusus untuk minyak kayu putih, dari uji laboratorium oleh Balai BPOM, minyak kayu putih NTB adalah kualitas super dengan kadar Sineol 68 persen.

Hal itu masuk dalam kategori SNI 354 : 2014 yang merupakan level super. Artinya produk kayu putih di NTB menjadi salah satu kualitas terbaik di Indonesia.

Menurut Najam, potensi pengembangan minyak kayu putih cukup besar di NTB.

“Hadirnya industri minyak kayu putih ini akan menjamin kesejahteraan masyarakat.  Untuk itu, pemerintah hadir dan JPS Gemilang adalah salah satu ikhtiar pemerintah dalam menghidupkan sektor Industri tersebut,” terangnya.

Dansir dari berbagai sumber, minyak kayu putih memang memiliki banyak manfaat. Minyak kayu putih dapat meredakan masalah pernapasan, mengurangi sakit kepala, mengatasi gejala pilek, meringankan nyeri sendi dan otot, menjaga keaehatan gigi serta bisa menjadi  aromaterapi.

Manfaat lainnya juga bisa dirasakan dari seluruh kalangan usia. Mulai bayi, anak2, remaja, orang dewasa dan para lansia. Alangkah membanggakannya jika yg kita pakai adalah hasil dari ukm/ikm saudara2 kita di NTB.

AYA/HmsNTB




Pengalaman NTB Dapat Tangani Pandemi Covid-19 Dengan Cepat

Menyakinkan masyarakat supaya patuh terhadap himbauan pemerintah menjadi faktor paling penting untuk memutus mata rantai wabah tersebut. Masalah Covid-19 hanya bisa dicegah dengan sikap kepatuhan dan disiplin dari masyarakat itu sendiri

MATARAM.lombokjurnal.com — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, Provinsi NTB memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal menangani bencana.

Doni Monardi

Hal itu terlihat bagaimana NTB segera bangkit dari bencana gempa bumi tahun 2018 lalu. Sehingga recovery pasca gempa selesai lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

Dengan modal itulah, NTB akan menjadi daerah yang lebih cepat menangani penyebaran wabah corona.

“Bukan saja cepat dalam penanganan aspek kesehatan tapi juga penanganan kebutuhan sosial dan pemulihan ekonomi masyarakat,” ungkap Doni Monardo, Sabtu (02/05/20).

Doni meyampaika itu saat memimpin rapat percepatan penanganan Covid-19 melalui video conference bersama 12 gubernur se-Indonesia,  yang juga diikuti Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah,

Menurut Doni, kekuatan NTB terletak pada kekompakan pemerintah dengan masyarakat begitu besar.

Sehingga menghadapi situasi di tengah pandemi Covid-19 akan lebih cepat jika dilakukan dengan kekuatan bersama.

“Semoga kekompakan di daerah NTB bisa terus dijaga dan mudah-mudahan berjalan terus untuk mempercepat penanganan penyebaran Covid-19,” ungkapnya sekaligus Ketua Gugus Tugas Pusat.

Doni  juga mengajak serta mendorong seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan, seniman dan pemuda serta kelompok masyarakat lain untuk memberi edukasi secara masif kepada masyarakat, dengan lebih banyak informasi yang dapat membangun optimisme.

Mengajak masyarakat agar bersama melawan Covid-19 dengan tindakan yang sederhana yaitu tetap mematuhi segala himbauan pemerintah.

Dikatakannya, menyakinkan masyarakat supaya patuh terhadap himbauan pemerintah menjadi faktor paling penting untuk memutus mata rantai wabah tersebut. Masalah Covid-19 hanya bisa dicegah dengan sikap kepatuhan dan disiplin dari masyarakat itu sendiri.

“Kalau kita disiplin terhadap himbauan, maka kita dapat meminimalisir jatuhnya korban yang banyak. Sebaliknya, jika kita mengabaikan maka tidak mehutup kemungkinan korban akan terus bertambah,” tegas jenderal. Dengan demikian, kalau himbauan pemerintah tidak dipatuhi dengan kesadaran masing-masing maka otomatis situasi semakin panjang. Sehingga waktu pemerintah untuk berperang melawan penyebaran wabah corona semakin lama.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah mengatakan, menindaklanjuti perintah presiden Jokowi bahwa Pemerintah NTB sudah membagi dua kegiatan dalam mempercepat penanganan pencegahan penyebaran Covid-19.

Antisipasi Dampak Sosial Ekonomi

Pertama, kegiatan yang berkaitan dengan persoalan bagaimana mengatasi pandemi Virus Corona dengan teknis kesehatan. Kedua, bagaimana mengatisipasi dampak sosial ekonomi.

“Karena dampak sosial ekonomi saat ini, benar-benar dirasakan oleh masyarakat. karena itu, pemprov sudah menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat dengan program JPS gemilang,” jelas gubernur yang akrab disapa Dr.Zul.

Walupun ruwet dan banyak yang complaint, kata Dr. Zul, Kami bisa memberanikan diri dengan memberi bantuan tidak dalam bentuk cash tapi dalam bentuk produk-produk lokal

“Alhamdullah sangat membantu sehingga geliat UKM-UKM semakin meningkat. Kami ingin membangun UKM-UKM di daerah kita sendiri,” kata gubernur dengan bangga.

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah menjelaskan, perkembangan Covid-19 di NTB dipengaruhi oleh beberapa klaster. Di antaranya, klaster jakarta, bogor, gowa dan lain-lain.

Namun penambahan kasus Covid-19 di NTB memang didominasi oleh klaster Gowa. Menariknya, 70 persen tidak menunjukan gejala. 30 persen menunjukan gejala. Dengan begitu, ini menjadi  tuntunan pemerintah untuk melakukan langkah-langkah yang tepat.

“Kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten kota sangat baik. Sehingga kita dapat mencegah penyebaran yang lebih lanjut dan dapat diminimalisir dengan baik. Karena yang kita takutkan adalah transmisi lokal. Tapi segala SOP protokol Covid-19 sudah dilakukan di NTB,” jelas Wagub dihadapan Kepala BNPB.

 man@kominfo