Gubernur Zul Janjikan Naik Haji Satu Tenaga Perawat Covid-19

Sekeras apapun tenaga medis berjibaku melawan Covid-19, jika masyarakat tidak mengindahkan arahan pemerintah, semuanya akan menjadi tidak ada artinya.

MATARAM.lommbokjournal.com – Hadiah ibadah Haji secara gratis  akan diberikan kepada satu orang perawat Covid-19 yang telah berjibaku di garda terdepan dalam menangani Covid-19.

Gubernur H Zulkieflimansyah menyampaikan janji bonus ibadah Haji itu saat meninjau RS Darurat di Asrama Haji Provinsi NTB, Lingkar Selatan, Kota Mataram, Jum’at (08/05/20).

Menurut Gubernur Zul, hadiah naik haji yang akan diberikan pada satu perawat itu sebagai bentuk apresiasi tenaga medis.

“Insya Allah, setelah Covid-19 ini kami akan berikan hadiah Naik Haji kepada satu tenaga medis kita,” ungkapnya.

Gubernur Zul memuji para tenaga medis di NTB yang terus berjuang di garis terdepan dalam memerangi Covid-19 ini.

“Kita harus berikan perhatian yang lebih dari layak kepada pejuang kesehatan, karena mereka semua selalu siap berada di garis depan,”  katanya.

Gubernur Zul  melanjutkan, peran serta masyarakat juga sangat besar dalam membantu tenaga medis.

Menurutnya, sekeras apapun tenaga medis berjibaku melawan Covid-19, jika masyarakat tidak mengindahkan arahan pemerintah, semuanya akan menjadi tidak ada artinya.

“Kita harus bekerja bersama, harus saling membantu, itu semua untuk kebaikan kita bersama.” kata Gubernur Zul.

AYA/HmsNTB

 




Berdayakan UMKM untuk Stabilitas Ekonomi di Tengah Pandemi

Keberanian untuk memakai produk lokal akan membangkitkan kepercayaan diri masyarakat NTB untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh pengusaha lokal khususnya UMKM di NTB

MATARAM.lombokjournal.com —  Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah mengambil langkah menstabilkan kondisi sosial ekonomi warga NTB di tengah wabah virus Corona Covid-19.

“Di balik musibah selalu ada peluang, Pak Jokowi memberikan direction yang detail, bukan hanya tentang bagaimana mencegah penyebaran corona ini, namun juga berkali-kali mengatakan kepada kami untuk mengantisipasi dampak sosial ekonomi dari corona ini,” terang Gubernur Zul saat menjadi pembicara Dalam Program COMMITMENT To Nation, Kamis malam (07/05/2020).

Pemberdayaan tersebut dilakukan dengan melaksanakan program Jaring PengamanSosial (JPS) Gemilang dalam bentuk penyaluran kebutuhan saat pandemi’

Kebutuhan tersebut sebagian besar berasal dari produk-produk lokal diantaranya, masker, beras, minyak, hand sanitizer yang diproduksi oleh UMKM di NTB.

“Kami membeli barang tersebut dari masyarakat, dan menyalurkan lagi ke masyarakat sehingga geliat ekonomi itu betul-betul terjadi di tempat kami,” jelasnya.

Ia mengatakan, wabah COVID-19 ini menyadarkan pemerintah bahwa daerah mampu menciptakan produk-produk yang selama ini selalu diimpor, baik itu kebutuhan peralatan sederhana skala rumah tangga hingga skala industri.

“Kami selalu punya cerita indah tentang perjalanan panjang yang harus dimulai dengan langkah pertama, dan corona ini menyadarkan kami bahwa, sesungguhnya kita punya kemampuan untuk menciptakan produk-produk yang kompetitif, bukan hanya untuk daerah, namun juga untuk Indonesia bahkan dunia,” jelasnya.

Gubernur Zul menuturkan,  corona ini menjadi teguran untuk para elit negara bahwa saatnya Indonesia berpikir industrialisasi, kesempatan perlu diberikan kepada masyarakat untuk cinta terhadap produk dalam negeri.

“Sebenarnya corona ini menyindir elit-elit kita bahwa sebenarnya kita tidak pernah berpikir industrialisasi, kita tidak pernah membangun kemandirian ekonomi, padahal bung Karno mewanti-wanti kita harus jadi pemain di tempat kita sendiri,” tegasnya.

Ia mengatakan,  keberanian untuk memakai produk lokal akan membangkitkan kepercayaan diri masyarakat NTB untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh pengusaha lokal khususnya UMKM di NTB.

Gubernur Zul berharap wabah Pandemi ini segera berakhir, dan seiring berakhirnya Pandemi ini, kondisi ekonomi di NTB dan Indonesia pada umumnya terus membaik.

AYA/HmsNTB




Video Conference Terkait Penanganan  Covid-19, Ini Penekanan Pangdam IX/Udayana

Pangdam IX/Udayana menyampaikan, bila terjadi Pandemi yang berkepanjangan agar mewaspadai kelangkaan logistiK, dan mulai diantisipasi dari sekarang melalui program ketahanan pangan, waspadai penyimpangan dukungan anggaran dari Pemda masing-masing

MATARAM.lombokjurnal.com —  Para Danrem Jajaran Kodam IX/Udayana melaporkan kondisi terkini penyebaran Covid-19, serta kesiapan Gugus Tugas dalam menangani Covid-19 di wilayah masing-masing, kepada Pangdam IX/Udayana melalui siaran Video Conference dari wilayah satuan masing-masing.

Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han., Didampingi Kasrem 162/WB, Para Kasi Korem, Dan Ka Pa Satdisjan jajaran korem 162/WB, mengikuti Video Conference bertempat di ruang rapat Makorem 162/WB, Kota Mataram, Kamis (07/05,20).

Masing-masing Danrem Jajaran Kodam IX/Udayana menyampaikan laporannya tentang kondisi terakhir terkait penanganan Covid-19, baik dari jumlah PPTG, OTG, ODP, PDP dan terpapar Covid-19.

Selain itu, juga kesiapan rumah sakit dan tenaga medis, data kluster dan penyebarannya, penyaluran bantuan sosial dan langkah-langkah satuan di masing-masing daerah termasuk kesiapan personel satuan dalam mendukung upaya pemerintah daerah mencegah Covid-19.

Dijelaskan Danrem 162/WB, saat Video Conference Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.IP., menyampaikan agar para Dansat di wilayah memahami betul apa yang menjadi tugas tanggungjawabnya dalam Gugus Tugas Covid-19.

Hl itu untuk membantu pemerintah daerah menangani penyebaran Corona Virus Desease di wilayah, dengan memaksimalkan pemberdayaan Gugus Tugas Covid-19 yang sudah dibentuk di Daerah masing-masing, tuturnya .

“Dalam hal penanganan penyembuhan pasien terpapar menjadi tugas tim medis, sedangkan yang menjadi tanggungjawab TNI adalah membantu melaksanakan pengamanan pintu masuk dan ruang isolasi karantina di wilayah, khusus ruang isolasi dan karantina perlu penguatan pengamanan,” katanya.

Pangdam menyampaikan, agar terus melakukan upaya pencegahan penyebaran virus corona termasuk tracking  Contak penyebaran virus dengan metode kluster, petakan wilayah terdampak sehingga kita fokus  untuk mengawasi dengan kemampuan kekuatan dimiliki.

Terkait keterlibatan TNI dalam pendampingan, pendataan dan pendistribusian Bansos, agar berkoordinasi   dengan steakholder terkait secara hirarki seperti dinas sosial diwilayah masing-masing.

“Pemerintah daerah sampai ke tingkat pemerintah desa/kelurahan, agar dipahami tentang mekanisne program JPS, saat pendistribusian agar dimonitor betul dan didukung dengan baik dari titik distribusi sampai ke sasaran,” ungkap Pangdam.

Danrem 162//WB menegaskan akan mempedomani, melaksanakan  semua petunjuk arahan Pangdam IX/Udayana, dan akan kami tegas kembali kesemua kodim jajaran.

Termasuk dalam memastikan betul kondisi  logistik yang dibutuhkan masyarakat, melakukan verifikasi data dan penyisiran agar data valid dan diyakinkan agar semua yang berhak mendapatkan Bansos sehingga tidak terjadi  kecemburuan yang berdampak timbulnya disinterkasi social.

Pangdam saat itu menekankan, dalam pelaksanaannya tetap pedomani Sop, protokol Cegah Covid – 19.

Serta memanfaatkan momen bulan puasa untuk menghimpun bantuan yang ada untuk disalurkan, seperti zakat fitrah agar sasaran ditentukan terkoordinasi dengan baik guna menghindari timbulnya permasalahan, harapnya .

Lebih lanjut, Benny  sapaan akrab Pati Bintang dua menyampaikan, bila terjadi Pandemi yang berkepanjangan agar mewaspadai kelangkaan logistiK, dan mulai diantisipasi dari sekarang melalui program ketahanan pangan, waspadai penyimpangan dukungan anggaran dari Pemda masing-masing.

Pangdam juga menekankan, agar membangun kesadaran masyarakat utk melindungi diri sendiri keluarga dan lingkungan dengan imbauan, sosialisasi.

Serta kampanye melaksanakan protokol kesehatan, dan menekankan agar tidak mudik serta maksimalkan peran humas wilayah satuan masing-masing. sebagai corong sosialisasi dan edukasi agar masyarakat mendukung program pemerintah.

“Agar mewaspadai kelompok tertentu yang memanfaatkan kondisi saat ini, yang dapat membuat stabilitas Kamtibmas menjadi tidak kondusif,”  kata Pangdam IX/Udayana.

AYA




Asrama Haji Dialihfungsikan Jadi RS Darurat Covid-19

Adanya tambahan RS Darurat Khusus Covid 19 ini, diharapkan  semua pasien Covid-19 di NTB mendapatkan tempat perawatan yang baik dan tepat, sehingga bisa mempercepat proses kesembuhannya

MATARAM.lombokjournal.com  —  Pemerintah Provinsi NTB menyiapkan alternatif Asrama Haji di jl. Lingkar Selatan Mataram sebagai Rumah Sakit Darurat.

Dengan mengalihfungsikan menjadi RS darurat, pemerintah berharap pemanfaatan Asrama Haji dapat mempercepat penanganan penyebaran Covid-19 di NTB, khususnya sebagai RS darurat rujukan khusus untuk menangani pasien yang terinfesi virus corona, terutama jika terjadi lonjakan.

“Ini adalah langkah pemerintah sebagai kesiapan dan alternatif rujukan  bagi pasien agar dapat ditangani secara intensif,” jelas Najamuddin Amy, Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB, di ruang kerjanya, Kamis (07/05/2020)

Menurutnya, Pemerintah Provinsi NTB terus berikhtiarmeningkatkan pelayanan medis kepada masyarakat. Sehingga diharapkan dengan segera beroperasinya Asrama Haji sebagai RS darurat akan mempercepat penanganan penyebaran Covid-19 di NTB.

“Dengan kapasitas 82 kamar pasien dan 164 tempat tidur, RS Darurat ini akan melayani pasien dengan kriteria OTG dan ODP dengan hasil swab positif, PDP ringan yang terkonfirmasi positif, serta pasien positif Covid-19 yang berusia 15 tahun sampai 60 tahun tanpa gejala komobid.” jelas Najam

“Mari kita semua bekerja sama dan gotong royong, seluruh elemen masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan virus corona, terutama untuk melindungi orang-orang terdekat kita,” harap Najam

Merujuk pada press release resmi Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTB, pasien dengan gejala sedang dan berat tetap dirujuk ke RS Rujukan yang ada di seluruh wilayah NTB, baik RS rujukan utama (first line) maupun RS rujukan pendukung (second line).

Dengan adanya tambahan RS Darurat Khusus Covid 19 ini, diharapkan  semua pasien Covid-19 di NTB mendapatkan tempat perawatan yang baik dan tepat, sehingga bisa mempercepat proses kesembuhannya.

AYA/HmsNTB




UPDATE : Hari Rabu, 7 Mei,  Bertambah 12 Pasien Positif Covid-19, Pemprov Buka RS Darurat

MATARAM.lombokjournal.com –Laboratorium RSUD Provinsi Nusa Tenggara dan Laboratorium RS Unram mengkonfirmasi, adanya tambahan 12 pasien  positif Covid-19.

Dalam press release hari Rabu (07/05/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Drs. HL Gia Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 208 sampel swab dengan hasil 176 sampel negatif, 20 sampel positif ulangan, dan 12  sampel kasus baru positif Covid-19.

Adanya tambahan 12 kasus baru terkonfirmasi positif, 23 tambahan sembuh baru, dan 1 (satu) kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Kamis (07/05/20) sebanyak 312 orang.

Rinciannya 81 orang sudah sembuh, 6 (enam) meninggal dunia, serta 225 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Lalu Gita Ariadi

Pemprov buka RS Darurat

Lalu Gita Ariadi M.Si menjelaskan,  Pemerintah Provinsi NTB membuka Rumah Sakit Darurat berlokasi di Asrama Haji, Jl. Lingkar Selatan Mataram. Dengan kapasitas 82 kamar pasien dan 164 tempat tidur

RS Darurat Khusus Covid 19 ini, diharapkan semua pasien Covid-19 di NTB mendapatkan tempat perawatan yang baik dan tepat, sehingga bisa mempercepat proses kesembuhannya.

“Rumah sakit darurat itu untuk meningkatkan pelayanan medis kepada masyarakat,” kata Lalu Gita.

RS Darurat ini akan melayani pasien dengan kriteria OTG dan ODP dengan hasil swab positif, PDP ringan yang terkonfirmasi positif serta pasien positif Covid19 yang berusia 15 tahun sampai 60 tahun tanpa gejala komobid.

Tenaga medis dan non medis yang bertugas terdiri dari dokter konsultan spesialis paru 5 orang, dokter umum 10 orang, perawat 30 orang, analis/swaber 4 orang, rekam medis 4 orang, cleaning service dan security 27 orang serta tenaga lainnya 10 orang.

Sedangkan pasien dengan gejala sedang dan berat tetap dirujuk ke RS Rujukan yang ada di seluruh wilayah NTB, baik RS rujukan utama (first line) maupun RS rujukan pendukung (second line).

Lebih jauh Lalu Gita mengingatkan, penyakit Covid-19 ini bukanlah suatu aib.

“Kita semua tidak ingin penyakit ini menimpa diri kita dan orang-orang terdekat yang kita sayangi. Oleh karenanya, jika ada diantara saudara-saudara kita yang positif Covid-19 hendaknya tidak dikucilkan,” katanya.

12 Pasien positif Cvid-19, 23 Pasien Sembuh

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 301, an. An. MAF, laki-laki, usia 2 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 302, an. An. MRF, laki-laki, usia 2 bulan, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 303, an. Tn. FCU, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 304, an. Tn. DMS, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke luar negeri yang terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 305, an. An. AEP, perempuan, usia 1 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 229. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 306, an. Ny. R, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 229. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 307, an. Tn. S, laki-laki, usia 43 tahun, penduduk Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Bali dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di RSUD Praya dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 308, an. Ny. SAKSW, perempuan, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini dirawat di RS Unram dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 309, an. Tn. Z, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 310, an. Tn. M, laki-laki, usia 56 tahun, penduduk Desa Moyot, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa Makassar (Rapid Diagnostic Test Reaktif). Saat ini sedang dirawat di RSUD dr. R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 311, an. Ny. T, perempuan, usia 80 tahun, penduduk Desa Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 258. Saat ini sedang dirawat di RSUD dr. R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 312, an. Tn. K, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 171 dan nomor 244. Saat ini sedang menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik.

Selain adanya kasus baru positif Covid-19, hari ini juga terdapat 23 orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu :

  1. Pasien nomor 33, an. Ny. PTS, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram; Pasien nomor 40, an. Tn. AS, laki-laki, usia 49 tahun, penduduk Desa Dasan Tereng, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat;
  2. Pasien nomor 47, an. Ny. AJ, perempuan, usia 88 tahun, penduduk Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 68, an. Tn. H, laki-laki, usia 64 tahun, penduduk Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah;
  4. Pasien nomor 69, an. Tn. MIS, laki-laki, usia 37 tahun, penduduk Desa Mantang, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah;
  5. Pasien nomor 71, an. Tn. A, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah;
  6. Pasien nomor 86, an. Tn. MZ, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah;
  7. Pasien nomor 94, an .Ny. M, perempuan, usia 33 tahun tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur;
  8. Pasien nomor 95, an. Ny. S, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Desa Moyot, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur;
  9. Pasien nomor 97, an. Ny. R, perempuan, usia 65 tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur;
  10. Pasien nomor 110, an. Tn. AK, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Desa Jelantik, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah;
  11. Pasien nomor 112, an. Tn. R, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat;
  12. Pasien nomor 113, an. Ny. RPL, perempuan, usia 54 tahun, penduduk Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat;
  13. Pasien nomor 115, an. Tn. AA, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Desa Lembah Sembaga, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat;
  14. Pasien nomor 118, an. Tn. N, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Duman, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat;
  15. Pasien nomor 119, an. Tn. A, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat;
  16. Pasien nomor 175, an. Tn. LI, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  17. Pasien nomor 176, an. Tn. A, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  18. Pasien nomor 177, an. Tn. F, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  19. Pasien nomor 217, an. Tn. US, laki-laki, usia 70 tahun, penduduk Desa Gapuk, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur;
  20. Pasien nomor 219, an. Tn. AN, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Desa Paok Montong, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur;
  21. Pasien nomor 220, an. Ny. H, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Desa Tete Batu Selatan, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur;
  22. Pasien nomor 229, an. Tn. S, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. 3. Hari ini terdapat penambahan 1 (satu) kematian baru, yaitu :
  23. Pasien nomor 233, an. Ny. SM, perempuan, usia 69 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien meninggal setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari di RSUD Provinsi NTB.

Sesuai prosedur pencegahan, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.

“Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19,” kata Lalu Gita Ariadi.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB  di nomor 0818 0211 8119. 

 




Satgas NU Peduli;  Pemda Harus Cegah Anak Tertular Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah daerah (Pemda) harus responsip dan memberikan perhatian khusus dalam mencegah penularan covid-19 terhadap anak.

“Anak-anak saat ini dalam posisi bahaya, mereka sangat rentan tertular virus Covid-19, dan hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlanjut.” kata ketua satgas NU Peduli Covid-19 PWNU NTB, L. Aksar Anshori, Kamis (07/05/20).

Menurutnya, dari kasus positif Covid-10 yang sudah menembus angka 300 kasus per 6 Mei, sedikitnya 22 anak ikut terpapar.

Anak-anak memiliki potensi tertular dikarenakan keterbatasan yang mereka miliki seperti : mereka belum memahami aturan dan tatacara menghindar dan melindungi diri bahaya, tidak memiliki pengetahuan mengenai penyakit dan penularannya serta imunitas tubuh yang belum stabil.

Aksar menegaskan, pihaknya belum melihat ada upaya khusus yang dilakukan Pemda Provinsi maupun kabupaten dalam mencegah penularan Covid-19 pada anak.

Faktanya 22 anak yang postif covid-19, tertular  dari orang-orang terdekat mereka yang memiliki riwayat positif terjangkit Covid-19.

“Ini salah satu bukti bahwa protokoler pencegahan dan penanganan penularan covid-19 tidak dilaksanakan dengan ketat dan profesional oleh pemerintah daerah,” kata Aksar.

Dijelaskan, anak-anak yang terpapar di berbagai tempat itu mulai usia 1 tahun hingga 14 tahun.

“Tidak boleh lagi ada anak-anak yang terpapar virus Covid-19.” kata Aksar tanpa menjelaskan langkah apa yang harus ditempuh untuk mencegahnya.

Ia menegaskan,  minta Pemda mengambil langkah cepat dan tepat untuk mencegah dan memutus rantai penularan virus Covid-19 yang berpotensi menjangkiti anak..

“Gugus Tugas NU Peduli Covid-19 PWNU NTB mendesak pemda memiliki perhatian khusus dan serius atas kasus ini,” katanya.

Pemerintah daerah harus segera terapkan protokoler pengasuhan bagi anak tanpa gejala, anak dalam pemantauan, pasien anak dalam pengawasan, kasus konfirmasi, dan anak dengan orangtua/pengasuh/wali berstatus orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, kasus konfirmasi, dan orangtua yang meninggal karena covid-19.

Me




Penyaluran JPS Gemilang Tahap II, Gubernur Zul Minta UMKM Lebih Banyak Dilibatkan

Ridwan Syah mengatakan niat Pemerintah Provinsi NTB sangat mulia karena melibatkan IKM dan UMKM. Namun harus diakui bahwa semua membutuhkan proses untuk memproduksi sesuai target pemerintah

MATARAM.lombokjournal.com — Pemprov NTB bersiap-siap mendistribusikan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang tahap kedua di Bulan Mei.

Poin penting dari rencana penyaluran JPS Gemilang tahap II, yaitu pelibatan lebih banyak lagi pelaku IKM atau UMKM.

Produk-produk mereka akan diserap untuk memberdayakan mereka di masa pandemi Covid-19 ini.

Gubernur Zulkieflimansyah

Hal tersebut mengemuka dalam rapat finalisasi rencana JPS Gemilang tahap II yang dipimpin langsung oleh Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah bertempat di ruang kerja Gubernur NTB, Rabu (06/05/2020).

Hadir dalam rapat tersebut Sekretaris Daerah Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, Asisten II, Asisten III dan sejumlah Kepala Perangkat Daerah lingkup Pemprov NTB.

Rapat ini membahas tentang produk apa saja yang akan digunakan dan memastikan apakah produk-produk tersebut cukup untuk dibagikan ke masyarakat penerima.

JPS Gemilang tahap kedua ini rencananya dibagikan tanggal 17-20 Mei atau sebelum hari Raya Idul Fitri.

Gubernur mengatakan JPS Gemilang adalah terobosan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi NTB dalam menanggulangi masalah ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Untuk pelaksanaan tahap kedua ini, harus lebih diperhatikan dan ditinjau lagi dari berbagai hal yang dirasa kurang ditahap sebelumnya.

“Permasalahan yang utama dalam pembagian JPS Gemilang ini adalah terkait data, produk dan distribusi.  Sekarang dicari cara yang betul-betul terukur agar semua masalah ini bisa diatasi” jelasnya.

Melanjutkan arahannya, Gubernur meminta agar bantuan tidak didistribusikan sebelum data-data penerima terverifikasi dan valid.

Di akhir pemaparannya, Gubernur mengusulkan JPS Gemilang tahap II ini produk yang diberikan di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa disamakan.

Perbaikan Peyaluran JPS Gemilang II

Bersamaan dengan itu Asisten II Setda NTB Ridwan Syah mengatakan, pihaknya akan terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam penyaluran JPS ini, seperti membuat pedoman umum sebagai patokan atau payung dari semua kegiatan yang dilakukan.

Ridwan Syah mengatakan niat Pemerintah Provinsi NTB sangat mulia karena melibatkan IKM dan UMKM. Namun harus diakui bahwa semua membutuhkan proses untuk memproduksi sesuai target pemerintah. Disamping itu juga sebaran UKM di NTB masih kurang merata dan harus menjadi perhatian di tahap II ini.

Dalam kesempatan ini juga, Ridwan Syah menekankan dalam proses distribusi harus dikemas dengan baik, untuk mengurangi kerusakan dari produk tersebut.

Dalam JPS Gemilang tahap II ini akan dibagikan kepada 125.000 KK di NTB. Sembako yang akan diberikan berupa beras, minyak goreng, ikan kering, abon ikan, dan garam. Selain itu juga dalam paket tersebut ada masker non medis dan beberapa suplemen seperti susu kedelai, teh kelor/ serbat jahe, minyak kayu putih, cengkeh, sabun cair/sabun batang.

AYA/HmsNTB




Skenario Intervensi Kebijakan Diperlukan Untuk Pengendalian Covid-19

Gubernur Zul menyampaikan,  penanganan Covid-19 di setiap kabupaten /Kota di NTB bisa berbeda dikarenakan kondisi di lapangan berbeda atau tidak sama persis

MATARAM.lmbokjournal.com —  Pertemuan sejumlah peneliti dari Universitas Mataram (Unram) dengan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah di ruang kerja Gubernur NTB, Rabu (06/05/20), menekankan  skenario Intervensi kebijakan pemerintah dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 di NTB.

Kolaborasi semua pihak akan sangat menentukan cepat atau lambatnya pemutusan mata rantai Covid-19 ini.

Dalam pertemuan itu, para peneliti  memaparkan sejumlah skenario penanganan Covid-19 di NTB.

Para peneliti memaparkan simulasi penanganan melalui permodelan pengendalian penyebaran Covid-19 dengan pendekatan sistem dinamik. Tujuannya, agar langkah-langkah antisipatif bisa dimaksimalkan oleh Pemerintah.

Dr. Haeril memaparkan, simulasi ini menggunakan Pendekatan Model SEIR (Susceptibles, Exposed, Infected, Recovered).

SEIR menggunakan pendekatan kepada kelompok individu yang rentan, kelompok terkena Covid-19 namun tidak tampak gejalanya, kelompok individu yang terinfeksi Covid-19 dan terakhir kelompok yang sembuh dari Covid-19.

Haeril menjelaskan, di NTB skenario Intervensi kebijakan sangat diperlukan dalam mengendalikan penyebaran Covid-19.

“Efektivitas kebijakan sangat tergantung dari komitmen masyarakat dan pemerintah dalam mengendalikan penyebaran Covid-19. Masyarakat merupakan garda terdepan dalam upaya pengendalian penyebaran Covid-19,” tegasnya.

Para peneliti mengelompokkan tiga skenario, yakni Skenario Longgar dengan efektivitas implementasi intervensi 25 persen, skenario moderat dengan efektivitas implementasi intervensi 50 % dan Skenario ketat/wajib dengan efektivitas implementasi intervensi >75 persen.

“2000 an warga ( NTB) bisa terinfeksi jika intervensi longgar pada hari ke 145. Namun jika kita gunakan skenario moderat, terjadi terjadi perubahan yang sangat signifikan. Sebanyak 560-an warga yang akan terinfeksi di hari ke- 145,” ulas Dr. Haeril ketika menggunakan skenario moderat.

Menurutnya, upaya pencegahan perlu lebih diprioritaskan ketimbang upaya penyembuhan dan pendeteksian.

“Bagaimana mengendalikan OTG dan PPTG, bagaimana mengedukasi masyarakat, sosialisasi besar-besaran. Kita akan mengatur rekayasa sosial masyarakat,” tutup Haeril.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah memberikan apresiasi kepada para peneliti yang telah berpartisipasi dengan membantu Pemerintah dalam menangani penyebaran pendemi Covid-19 di NTB.

“Teman-teman sudah punya pengalaman. Simulasi ini menarik, karena mencoba mengubah cara pandang kita menangani Covid-19. Sistem dinamik ini hanya tools, alat untuk mengubah pikiran sehingga kebijakan yang kita ambil tepat,” ujar Gubernur.

Gubernur Zul menyampaikan,  penanganan Covid-19 di setiap kabupaten /Kota di NTB bisa berbeda dikarenakan kondisi di lapangan berbeda atau tidak sama persis.

“Kita konsen pada penyebaran, namun juga kita konsen pada pada dampak sosial ekonomi nya. Masalahnya kini, kondisi di setiap Kabupaten /kota berbeda, secara objektif berbeda-beda, sehingga kita harus hati-hati,” jelasnya.

Gubernur juga berharap simulasi yang dipaparkan bisa lebih komprehensif dan lebih variarif lagi.  Misalnya, simulasi bagaimana jika semua pasar di NTB berbasis online.

“Impact-nya seperti apa. Jika akses jalan dibatasi seperti apa. Jika ada pendekatan yang bisa mengorek secara keseluruhan, tentu sangat baik sekali,” harap Gubernur.

AYA/HmsNTB




UPDATE : Hari Rabu, 6 Mei,  Bertambah 11 Pasien Positif Covid-19

Dibutuhkan kerja sama dan gotong royong seluruh elemen masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan virus corona

MATARAM.lombokjournal.com —  Laboratorium RSUD Provinsi Nusa Tenggara Dan Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark mengkonfirmasi, adanya tambahan 11 pasien  positif Covid-19.

Dalam press release hari Rabu (06/05/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Drs. HL Gia Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 163 sampel swab dengan hasil 146 sampel negatif, 6 (enam) sampel positif ulangan, dan 11  sampel kasus baru positif Covid-19.

Adanya tambahan 11 kasus baru terkonfirmasi positif, 3 (tiga) tambahan sembuh baru, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Rabu (06/05/20) sebanyak 300 orang.

Rinciannya 58 orang sudah sembuh, 5 (lima) meninggal dunia, serta 237 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Dijelaskan Lalu Gita, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.

“Ini untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19,” katanya.

Selain itu juga dihimbau, agar masyarakat agar disiplin dan patuh terhadap protokol pencegahan Covid19.

Lalu Gita Ariadi

Gotong royong masyarakat

Dikatakan, dibutuhkan kerja sama dan gotong royong seluruh elemen masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan virus corona.

“Terutama untuk melindungi orang-orang terdekat kita serta kelompok masyarakat rentan, yaitu kelompok masyarakat lanjut usia, masyarakat yang memiliki penyakit kormobid dan penyakit kronis serta kelompok bayi dan balita,” kata Lalu Gita.

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 290, an. Tn. IKGH, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 291, an. An. RS, laki-laki, usia 16 tahun, penduduk Desa Selebung, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 292, an. Tn. W, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Panjisari, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 224. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 293, an. Tn. M, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Panjisari, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 224. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 294, an. Tn. M, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 295, an. An. DP, laki-laki, usia 17 tahun, penduduk Desa Rhee, Kecamatan Rhee, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 296, an. Tn. TW, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Labuan Sumbawa, Kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 55. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 297, an. An. J, laki-laki, usia 17 tahun, penduduk Desa Labuan Burung, Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 298, an. An. MI, laki-laki, usia 19 tahun, penduduk Desa Dalam, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini sedang menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 299, an. An. OPP, laki-laki, usia 18 tahun, penduduk Desa Kalimongo, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini sedang menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 300, an. Tn. S, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Desa Soritatanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini sedang menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.

Selain adanya kasus baru, hari ini juga terdapat 3 (tiga) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu :

  1. Pasien nomor 70, an. Tn. N, laki-laki, usia 20 tahun, penduduk Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata,     Kabupaten Lombok Tengah;
  2. Pasien nomor 144, an. Tn. RL, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa;
  3. Pasien nomor 170, an. Ny. M, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Sekretaris Daerah Selaku Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Drs. HL Gia Ariadi, M.Si mengapresiasi masyarakat yang telah berperan aktif dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19.

Khusunya bagi yang tetap tinggal di rumah, memakai masker jika keluar rumah dan menghindari kerumunan, physical distancing minimal dua meter, serta selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id;

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB  di nomor 0818 0211 8119




JPS Gemilang Tahap II Sasar 125.000 KK, Tidak Boleh Mengulang Masalah

Kali ini, paket sembako dan masker plus suplemen JPS Gemilang akan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikemas menjadi satu paket sebelum di dikirim ke desa dan didistribusikan kepada masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat siap menyalurkan Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang tahap kedua kepada masyarakat miskin dan terdampak Covid-19.

Pada tahap kedua, Pemprov NTB akan berusaha menyiapkan JPS Gemilang yang lebih baik dari sebelumnya, dengan misi utama melibatkan sebanyak mungkin UKM lokal yang ada di NTB.

Gubernur Zulkieflimansyah

Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah menyampaikan itu, saat memimpin rapat finalisasi rencana pemberian JPS Gemilang tahap II bersama seluruh stakeholders terkait di Ruang Rapat Gubernur, Rabu (06/05/20).

“Jangan sampai kekurangan pada tahap pertama terulang kembali. Tahap kedua ini harus lebih baik. Misi utama kita melibatkan sebanyak mungkin UKM di NTB,” jelas Gubernur NTB yang akrab disapa Bang Zul tersebut.

Dalam tahap kedua ini, Pemprov NTB akan berusaha mengatasi berbagai permasalahan yang muncul pada pemberian paket sembako dan masker plus suplemen JPS Gemilang sebelumnya.

Seperti pada masalah data, produk, hingga pada proses pendistribusiannya. Pendataan pada tahap dua ini akan disisir berjenjang, dengan pemberian kuota yang lebih proporsional di setiap desa.

Bang Zul ingin memastikan agar data penerima JPS Gemilang dapat diverifikasi dan divalidasi oleh Kepala Desa, dalam hal ini Kepala Desa boleh menambah atau mengurangi data penerima sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

JPS Gemilang tahap kedua ini masih dalam bentuk paket sembako dan masker plus suplemen.

Bedanya pada tahap ini telur ditiadakan dan akan diganti dengan produk ikan kering. Dengan rincian paket untuk Pulau Lombok berupa 10 kg Beras, 1 liter minyak kelapa, 1 ons bon ikan dan produk ikan kering.

Sementara paket sembako untuk Pulau Sumbawa berupa, 10 kg Beras, 1 liter minyak goreng sawit, 1 ons abon ikan, produk ikan kering dan garam.

Paket masker dan suplemen berupa, dua buah masker non medis, susu kedelai, teh kelor/kopi, sabun cair/batang, dan minyak kayu putih.

Semua produk JPS Gemilang dipastikan merupakan produk dari UKM lokal di NTB, kecuali minyak goreng sawit untuk Pulau Sumbawa.

“Jangan menggunakan pengusaha besar saja, tapi harus mengutamakan menggunakan produk-produk UKM kecil,” seru Bang Zul.

Masing-masing OPD teknis akan bertanggungjawab terhadap pengadaan produk tersebut dan didistribusikan oleh Dinas Sosial.

Kali ini, paket sembako dan masker plus suplemen JPS Gemilang akan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikemas menjadi satu paket sebelum di dikirim ke desa dan didistribusikan kepada masyarakat.

JPS Gemilang tahap kedua ini akan diberikan kepada 125.000 KK di NTB, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) 99.000 KK dan Non DTKS 26.000 KK.

Novi@Kominfotikntb