Dinas Kesehatan Dukung Pembukaan Gili Tramena

“Artinya kalau memang nanti 3 Gili dibuka, kita harus kunci dulu selama 14 hari. Seluruh warga Gili harus rapid test dan yang mesti disesuaikan dengan anggaran yang ada,” tutur dr. Bahrudin

TANJUNG.lombokjournal.com —  Sejalan kebijakan Gubernur NTB dan Bupati Lombok Utara yang akan membuka Tiga Gili atau Gili Tramena (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air), mendapat dukungan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan KLU dr. H. Lalu Bahrudin, saat mengikuti rapat persiapan pembukaan Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena) dengan prosedur penanganan Covid-19, di Aula Kantor Bupati Lombok Utara, Rabu (27/05/20).

dr H Lalu Baharudin

Kepala Dinas Kesehatan KLU dr. H. Lalu Bahrudin menyampaikan, pertemuan kali ketiga terkait keinginan bersama Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Utara membuka tiga gili didukung pihaknya.

“Kami dari Dikes tentu mendukung kebijakan pemerintah daerah tapi dengan memperhatikan protokol Covid-19,” katanya.

Terkait dukungannya atas pembukaan Gili Tramena itu, mantan Direktur RSUD Lombok Utara ini juga menyampaikan beberapa SOP dan Protap Covid-19 yang telah dipersiapkan.

“Artinya kalau memang nanti 3 Gili dibuka, kita harus kunci dulu selama 14 hari. Seluruh warga Gili harus rapid test dan yang mesti disesuaikan dengan anggaran yang ada,” tutur dr. Bahrudin.

Kalau prosedur itu sudah selesai dilakukan, pihak para pelaku pariwisata juga saat menerima tamu harus sesuai protokol.

“Jika ini tidak dilakukan, kami juga ragu,” kata Bahrudin.

Bahrudin berharap seluruh tenaga kerja juga harus di-rapid test, selain harus mendapatkan surat keterangan sehat.

Bagi tenaga kerja dari KLU, diharapkan rapid testnya dilakukan oleh Dikes KLU. Bagi tenaga kerja dari luar KLU harus melakukan rapid test di daerah asalnya.

“Tapi tatkala kita lakukan di tempat kita, ia harus bersedia di karantina di KLU. Alangkah baiknya rapid test di daerah asal,” jelas Bahrudin.

Menurut Bahrudin, langkah-langkah seperti itu yang perlu dipersiapkan. termasuk alat-alat dan bahan. Pihak Provinsi juga siap membantu terkait alat.

“Apabila ini sudah dilakukan maka kami akan mendukung dibukanya Tiga Gili,” katanya.

BACA JUGA ;

Jika Gili Tramena Dibuka Dan Ada Yang Terpapar Covid-19, Kebijakan Lockdown Kembali Diberlakukan 

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU, Vidi Ekakusuma, S.IP, M.Si melaporkan pentingya pertemuan tersebut.

“Sebelumnya telah diadakan pertemuan antara Bapak Gubernur NTB dan Bupati Lombok Utara bersama beberapa instansi terkait yang menyimpulkan tiga Gili akan dibuka dengan memperhatikan protokol covid-19,” kata Vidi.

sas




Jika Gili Tramena Dibuka Dan Ada Yang Terpapar Covid-19, Kebijakan Lockdown Kembali Diberlakukan

Tiga Gili atau Gili Tramena merupakan investasi yang cukup besar, sehingga saat pandemic Covid-19 menjadi persoalan tersendiri dari berbagai aspek

TANJUNG.lmbokjournal.com — Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Utara (KLU) Drs. H. Suardi, MH mengatakan, bila setelah Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air dibuka ada yang kena Covid-19 di 3 Gili, maka kebijakan “lockdwon” harus diberlakukan kembali.

“Ini yang perlu kita diskusikan hari ini agar kita bisa menentukan dan melaksanakan kebijakan pimpinan” kata H Suardi.

Sekda Kabupaten Lombok Utara (KLU) menegaskan itu saat memimpin rapat persiapan pembukaan Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena) dengan prosedur penanganan Covid-19, di Aula Kantor Bupati Lombok Utara, Rabu (27/05/20).

Sebelumya, saat membuka rapat H. Suardi mengajak peserta rapat tetap bersemangat menjalani kehidupan sehari-hari walaupun tengah didera bencana wabah Covid-19.

“Memang ini lebih menyakitkan dari yang sudah-sudah, untuk itu mari kita saling mendoakan supaya kita bisa normal kembali dalam melayani masyarakat terkait tugas kita sebagai ASN,” ajaknya.

Suardi menyampaikan, kalau dicermati penyebaran Covid-19 di KLU, hingga kini jumlah warga terkonfirmasi positif terjangkit penyakit virus Corona berjumlah 36 orang.
Sejumlah 6 orang di antaranya sudah sembuh dan yang masih terjangit dan dalam perawatan sejumlah 22 orang.

Suardi membandingkan, saat kondisi awal baru satu orang yang terpapar virus Corona sudah banyak yang ribut luar biasa.

Berbeda dengan kondisi saat ini, setiap orang telah legowo menerima keadaan walaupun dengan tetap melaksanakan anjuran dan imbauan pemerintah.

“Kalau dilihat dari segi fisik, mereka (yang terjangit) justru lebih kuat dari kita, tetapi setelah keluar hasil tes ternyata mereka positif. Hal yang kita khawatirkan kemudian adalah penyebarannya,” ujarnya.

Dikatakan Sekda, ketika mereka berhubungan dengan orang lain lalu tidak memperhatikan protokol Covid-19, maka akan menular kepada orang yang bersangkutan.

Sebaliknya, jika dikungkung semuanya, sudah barang tentu akan berdampak pada sektor ekonomi, sosial dan sektor-sektor lainnya.

“Pemerintah pusat, juga sudah mulai ramah tetapi tetap memperhatikan protap yang ada,” kata Suardi.

Di NTB khususnya Lombok Utara, Tiga Gili atau Gili Tramena merupakan investasi yang cukup besar, sehingga saat pandemic Covid-19 menjadi persoalan tersendiri dari berbagai aspek.

Karena itu, menurut Sekda KLU dua periode ini, Gubernur NTB dan Bupati Lombok Utara mengharapkan Gili Tramena dpat dibuka dengan menaati protokol Covid-19.

BACA JUGA ; Dinas Kesehatan Dukung Pembukaan Gili Tramena

Tetapi, tentu sebelum dibuka harus ditetapkan tahapan-tahapan yang bakal diterapkan, sehingga ketika benar-benar sudah siap, barulah para tamu diperbolehkan berkunjung.

“Memastikan kebijaksanaan Gubernur dan Bupati Lombok Utara terkait dibukanya Gili Tramena berjalan dengan baik, diperlukan langkah-langkah konkret agar tidak menimbulkan persoalan,” tegas Sekda.

Sas




Bersinergi Bentuk Bakohumas, Mengedukasi Hingga ke Pelosok Desa

Sinergi yang erat antara antara TNI, Polri dan Pemerintah Provinsi, Kab dan Kota akan membawa dampak yang lebih besar terhadap kesadaran dan pola hidup masyarakat NTB dalam menghadapi Covid-19

MATARAM.lmbokjournal.com —  Meningkatnya penularan virus Covid 19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengindikasikan potensi penularan terus berlangsung.

Masyarakat perlu terus mendapatkan edukasi dan sosialisasi penanganan covid-19.

Pemerintah Provinsi NTB perlu terus bersinergi bersama semua pihak untuk mengedukasi warga NTB sampai ke pelosok desa, khususnya jajaran TNI dan Polri yang juga memiliki perangkat tersebut.

Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB, Najamuddin Amy, S. Sos MM menggelar Rapat Koordinasi. Rabu (27/05/20), bersama para stakeholders kehumasan dari TNI, Polri, dan Kejaksaan sebagai salah satu ikhtiar memaksimalkan  edukasi para aparat pemerintah dalam wadah bakohumas.

Bukan hanya di dunia daring tapi juga pelaksanaan di dunia luring.

Najam menyampaikan sinergi sangat penting untuk memaksimakan sosialisasi dan edukasi di masyarakat NTB.

Menurutnya, pertemuan ini sangat positif. Ke depan pemerintah, Polri dan TNI akan bersama-sama mengedukasi masyarakat baik melalui Media Daring, luring dan strategi Komunikasi lainnnya baik melalui Medsos Platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, YouTube dan sebagainya.

“Juga melalui platform yang akrab semisal WhatsApp agar sosialisasi bisa efektif hingga ke para lurah, Kepsek, kades, hingga kampus – kampus,” kata Najam.

Najam menjelaskan, pemerintah juga akan memaksimalkan media luring.

“Media luring akan kita maksimalkan pada  lokasi strategis seperti sarana umum, ibadah, Pelabuhan, Bandara, Mall/Pertokoan, dan ada petugas gabungan TNI, Polri, Pol PP Provinsi, Pol PP Kab/Kota untuk mengedukasi,” jelas Karo Humas yang akrab disapa Bang Najam.

Bang Najam berharap, dengan sinergi yang erat antara antara TNI, Polri dan Pemerintah Provinsi, Kab dan Kota akan membawa dampak yang lebih besar terhadap kesadaran dan pola hidup masyarakat NTB dalam menghadapi Covid-19.

“Kita berharap dengan strategi yang kita rumuskan bersama akan membawa dampak besar bagi seluruh warga NTB untuk lebih antisipatif dan cerdas menghadapi pandemi COVID-19 ini” tutupnya

Senada dengan hal tersebut, Kabid Humas Polda. Kombes Pol Artanto SIK  dalam kesempatan tersebut menyampaikan agar segera dibentuk pos strategis di tengah masyarakat.

“InsyaAllah dengan sinergi Tni / polri dan satpol pp, kita akan tempatkan pos di lokasi strategis seperti mall dan pasar, untuk meningkatkan intensitas edukasi demi kepatuhan masyarakat terhadap protokol Covid-19,” kata Artanto.

Serta yang tidak kalah penting, menjadi harapan  semua adalah partisipasi kesadaran diri seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Artanto, masyarakat perlu  mengambil peran dalam upaya percepatan penanganan dari diri sendiri, keluarga, lingkungan,  untuk bersama saling menjaga dengan disiplin diri melaksankan protokol cegah Covid -19 dalam kehidupan sehari hari.

AYA/HmsNTB




Danrem Instruksikan Kodim Jajaran Tingkatkan Segala Upaya Cegah Covid

MATARAM.lombokjournal.com —  Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdahni, S.Sos. SH. M.Han, Rabu (27/05/20) menginstruksikan Kodim jajarannya untuk terus semangat serta tingkatkan segala kegiatan sebagai upaya cegah, putus matarantai dan percepatan penangganan Covid-19 di wilayah NTB.

Adapun beberapa instuksi yang disampaikan sesuai hasil rapat Forkopimda agar para Dandim jajarannya bersama steakholder lainnya tingkatkan serta perketat kembali hal-hal diantaranya :

Pertama, Bandara akan ditutup untuk perjalanan orang (kecuali logistik).

Kedua, kapal Ferri diprioritaskan khusus untuk orang yang memiliki surat jalan dinas dan memiliki hasil Swap serta untuk logistik.

Ketiga, karena kemungkinan besar penularan dari tempat keramaian maka kita berperang lawan Covid-19 dengan cara menertibkan dan perketat sistem pengawasan pasar dengan segera mendirikan tenda Pos terpadu.

Dan memberlakukan sistem masuk pasar sesuai protokol kesehatan Covid-19 terhadap penjual dan pembeli dengan melaksanakan pengecekan suhu tubuh, cuci tangan pakai sabun, masuk ruangan penyemprotan disinfektan, pakai masker, sarung tangan, jika perlu pakai kacamata, dan uang yang akan digunakan belanja harus disterilkan di box sterilisasi uang.

Pembatasan jam pasar mulai pukul 09.00 Wita sampai dengan pukul 12.00 Wita.

Khusus penjual bahan makanan basah seperti sayur mayur, ikan dan daging akan digelar di lapangan masing-masing berjarak 2 meter. Sedangkan penjual barang-barang sembako seperti beras, gula, minyak dan lainnya tempatnya tetap di pasar.

Ketiga, pemberlakuan jam malam pukul 21.00 Wita sudah tidak ada lagi aktivitas di luar rumah termasuk berjualan dan lalu lalang kendaraan.

Keempat, aturan wajib menggunakan masker bagi siapa pun termasuk anak anak jika keluar rumah.

Kelima, laksanakan patroli pagi, siang dan sore hari sekaligus sosialisasi pencegahan Covid-19 serta lakukan tindakan bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker di jalan dengan memberikan peringatan yg mendidik.

Keenam, para Muspida Tkt-1 akan berkunjung ke Kabupaten/Kota untuk memberi semangat dan mentriger jajaran Kabupaten/Kota agar lebih aktif lagi memerangi Covid-19 di wilayahnya.

Ketujuh, sampaikan kepada masyarakat agar kita semua bersatu padu untuk berperang melawan Covid-19 mulai dari mendisiplinkan diri sendiri dengan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19, lalu ke keluarga kemudian di lingkungan sampai ke masyarakat luas.

Terkait hal itu juga, Danrem menyampaikan kepada satuan jajarannya agar terus menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan seluruh stakeholder di wilayah masing-masing.

Guna melakukan upaya-upaya lebih masif bahkan lebih tegas dan lebih gencar dari sebelum-sebelumnya dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah masing-masing.

Guna menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat tentang bahaya virus Corona sehingga dapat terbentuk disiplin yang tinggi untuk secara bersama-sama berupaya mencegah dan mengatasi penyebaran Covid-19.

AYA




Meningkatnya Penularan Covid-19 ke Anak, Ini Tindakan Pemprov NTB

“Ada dua opsi yang sedang disiapkan untuk dapat meminimalisir penularan Covid-19. Yaitu swab test untuk setiap orang yang akan masuk NTB dan menutup akses masuk ke NTB,” kata Najamuddin

MATARAM.lombokjournal.com —  Kasus transmisi lokal Covid-19 dan penularan ke anak-anak di NTB meningkat tajam dalam beberapa hari belakangan.

Tenaga medis pun mulai ikut menjadi korban Covid-19. Hal ini perlu dicegah bersama oleh warga NTB dengan memperkuat penerapan protokol Covid-19.

Demikian disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB, Najamuddin Amy, S.Sos, M.M, Rabu (27/05/20) siang.

Penegasan ini disampaikan Najam sehubungan dengan hasil rapat terbatas Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTB, di Pendopo Gubernur NTB, Selasa malam, 26 Mei 2020.

Untuk diketahui, jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai 26 Mei 2020 mencapai 537 orang. Sebanyak 272 orang sudah sembuh, 9 orang meninggal dunia, serta 256 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Hingga 25 Mei 2020, sebanyak 26 balita di NTB telah terjangkit Covid-19. Sementara itu ada 39 anak usia 6 hingga 18 tahun di NTB yang juga telah terjangkit Covid-19.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang Nusa Tenggara Barat (NTB) melaksanakan upaya deteksi kasus pada anak dari seluruh RS di NTB dan mendapatkan data bahwa hingga tanggal 25 Mei 2020, terdapat 279 anak yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Lalu, terdapat 15 anak berstatus PDP yang meninggal dunia. Di antaranya, terdapat 2 anak yang terkonfirmasi meninggal akibat Covid-19, masing-masing berusia 5 dan 6 bulan.

“Dan yang patut menjadi catatan adalah, terdapat 22 anak yang belum diketahui dari mana klaster penularannya,” sebut Najam.

Najam menambahkan, hal lain yang juga menjadi perhatian Gubernur dan Wakil Gubernur NTB saat ini adalah kasus Covid-19 yang berstatus transmisi lokal di NTB.

“Jumlahnya semakin banyak. Dan ini menandakan semakin pentingnya kita sama-sama berpartisipasi untuk mencegah penularannya,” tegasnya.

Najam menambahkan, korban tertular Covid-19 juga mulai menyasar para tenaga kesehatan (Nakes).

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi mengungkapkan, virus corona di NTB kini mulai menyasar tenaga medis.

Dalam keterangan pers di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, ia menyebut 67 tenaga kesehatan di NTB terinfeksi virus corona dan delapan diantaranya adalah dokter.

67 tenaga kesehatan tersebut tersebar di enam rumah sakit dan satu puskesmas.  Rinciannya tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 terdiri dari dokter 8 orang, paramedis 54 orang, Tenaga gizi 1 orang, apoteker tiga orang dan radiologi satu orang.

Semua tenaga kesehatan yang positif tersebut telah diisolasi dan dirawat.

Eka mengatakan, para tenaga medis yang terpapar tersebut terdeteksi awal pada awal bulan Mei dengan dan jumlah nakes yang tertular covid-19 terus bertambah sehingga total mencapai 67 kasus.

“Jadi 11 persen atau 67 tenaga kesehatan kita terpapar covid-19 dan semua nakes kita yang positif telah dibebastugaskan, saat ini kondisinya dalam kondisi baik dan isolasi untuk perawatan,” ujarnya, Rabu (27/05/20).

Melihat perkembangan terbaru ini, Najam menegaskan bahwa dalam pemaparannya, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah telah memaparkan strategi pemutusan mata rantai Covid-19 di NTB melalui kebijakan proteksi, deteksi dan respon.

“Saat ini Pemprov NTB akan semakin mendorong upaya memaksimalkan tiga kebijakan tersebut. Dan satu hal yang juga akan kita perkuat adalah sinergi dengan kabupaten/kota. Karena tanpa dukungan masyarakat di kabupaten/kota, strategi apapun tidak akan berhasil. Dalam waktu dekat, Gubernur akan segera bersilaturahmi dengan kepala daerah di kabupaten/kota di NTB untuk memperkuat sinergi ini,” tegasnya.

Sementara terkait kebijakan arus manusia dari dan menuju NTB, Gubernur NTB menurutnya juga tengah menyiapkan sejumlah opsi.

“Ada dua opsi yang sedang disiapkan untuk dapat meminimalisir penularan Covid-19. Yaitu swab test untuk setiap orang yang akan masuk NTB dan menutup akses masuk ke NTB,” kata Najamuddin.

Seiring perkembangan ini, Najam mengimbau, warga NTB untuk tetap mematuhi protokol Covid-19 dan mematuhi anjuran pemerintah.

“Ayo kita semakin kuatkan perilaku hidup sehat, mematuhi protokol Covid-19, dan yang terutama juga, ayo saling membagikan konten yang baik untuk membangun atmosfir berpikir yang sehat di NTB,” kata Najam.

AYA/HmsNTB




UPDATE Covid-19: Hari Rabu, 27 Mei,  Bertambah 25 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 1 (satu) Orang

Kesadaran dan tindakan pencegahan bersama merupakan langkah paling tepat sebelum dilakukan tindakan penanganan dan pengobatan yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan

MATARAM.lombokjournal.com — Laboratorium PCR dan TCM RSUD Provinsi NTB serta Laboratorium TCM RSUD Kota Mataram mengkonfirmasi  adanya tambahan 25 pasien  positif Covid-19, dan Pasien yang dinyatakan sembuh 1 (satu) orang.

Dalam press release hari Rabu (27/05/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 186 sampel swab dengan hasil 156 sampel negatif, dan 5 (lima) sampel positif ulangan serta 25 sampel kasus baru positif Covid-19, pasien dinyatakan sembuh 1 (satu) orang.

Dijelaskan, adanya tambahan 25 kasus baru terkonfirmasi positif, 1 (satu) tambahan sembuh baru, dan 1 (satu) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Rabu (27/05/20) sebanyak 562 orang.

Lalu Gita Ariadi

Rinciannya 273 orang sudah sembuh, 10 (sepuluh) meninggal dunia, serta 279 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Pada semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing

Menurut Lalu Gita Ariadi, itu dilakukan guna mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19.

Diungkapkannya, beberapa waktu yang lalu kita optimis dengan penambahan pasien sembuh yang cukup signifikan disertai sedikitnya jumlah kasus terkonfirmasi positif baru.

“Namun dengan adanya jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang cenderung meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir, mengindikasikan, protokol pencegahan Covid-19 di tengah masyarakat sudah mulai longgar,” kata Lalu Gita Ariadi.

25 PASIEN POSITIF COVID-19, PASIEN SEMBUH 1 (satu) ORANG

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 538, an. Tn. S, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Timur, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 539, an. Ny. IASH, perempuan, usia 39 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Utara, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 540, an. Ny. NQ, perempuan, usia 31 tahun, penduduk Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 541, an. Tn. MAU, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 542, an. Ny. K, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Midang, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 543, an. Tn. FM, laki-laki, usia 48 tahun, penduduk Desa Bugbug, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 544, an. Tn. M, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 545, an. Tn. SA, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 546, an. Ny. HM, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 547, an. Tn. AH, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Dasan Baru, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 445. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 548, an. Ny. FA, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Sarae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 432. Saat ini menjalani karantina di Mataram dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 549, an. Tn. AS, laki-laki, usia 39 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 432. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 550, an. Ny. F, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 432. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 551, an. Ny. BK, perempuan, usia 60 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Selatan, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak ada. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Harapan Keluarga dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 552, an. Tn. SUJ, laki-laki, usia 67 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Timur, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Mesir. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak ada. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Harapan Keluarga dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 553, an. Tn. DH, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Selatan, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 551. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Harapan Keluarga dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 554, an. An. FH, laki-laki, usia 9 bulan, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak ada. Pasien meninggal dan dilakukan tatalaksana Covid-19;
  18. Pasien nomor 555, an. Ny. FDP, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Desa Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  19. Pasien nomor 556, an. An. LSR, laki-laki, usia 18 tahun, penduduk Kelurahan Mataram Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 496. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  20. Pasien nomor 557, an. Tn. IKSAA, laki-laki, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  21. Pasien nomor 558, an. Tn. MT, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 432. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  22. Pasien nomor 559, an. Tn. H, laki-laki, usia 63 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  23. Pasien nomor 560, an. Ny. NH, perempuan, usia 38 tahun, penduduk Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSJ Mutiara Sukma dengan kondisi baik;
  24. Pasien nomor 561, an. Tn. H, laki-laki, usia 66 tahun, penduduk Desa Bugbug, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Siloam dengan kondisi baik;
  25. Pasien nomor 562, an. Ny. H, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Desa Bugbug, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Siloam dengan kondisi baik. 2

Hari ini terdapat penambahan 1 (satu) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu : •

  1. Pasien nomor 450, an. An. MRDAH, laki-laki, usia 1 bulan, penduduk Desa Mekarsari, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Ariadi menghimbau masyarakat sebagai garda terdepan dalam menghentikan penyebaran wabah ini, agar senantiasa taat, patuh serta melakukan disiplin secara ketat dalam menjalankan seluruh protokol pencegahan Covid-19.

Kesadaran dan tindakan pencegahan bersama merupakan langkah paling tepat sebelum dilakukan tindakan penanganan dan pengobatan yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan.

“Mari kita bersama saling mengingatkan dan saling menasehati, untuk kehidupan norma kita nanti,” kata Lalu Gita Ariadi.

Aya/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB  di nomor 0818 0211 8119. 




77 Balita di NTB Terpapar Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com — Dari total 537 kasus covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB),77 kasus menimpa bayi dan anak anak. Jumlah ini sesuai rilis resmi Satgas Penanganan Covid-19 di NTB

Dari 77 kasus tersebut, 29 di antaranya terpapar melalui virus liar atau dari orang tanpa gejala dan transmisi lokal.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Nuhandini Eka Dewi saat menggelar jumpa pers di Gedung Sangkareang, Rabu (27/05), mengatakan,  NTB menempati posisi kedua bayi dan anak anak yang terpapar covid-19 setelah Jawa Timur.

Eka menjelaskan, rentannya bayi yang tertular virus corona disebabkan sistem imunitas tubuh yang belum sempurna.

“Ini yang juga menjadi perhatian kita banyaknya anak anak dan bayi yang terkena covid-19, mereka rentan terpapar karena sistem imunitas khusus nya bayi belum terbentuk sempurna, dari pola tertular sebagian besar tertular dari virus liar dan dari orang tanpa gejala serta transmisi lokal,” ujari dr. Eka.

Eka menghimbau para orang tua agar lebih waspada dan tidak membawa anak anak nya keluar.

Selain itu penggunaan masker bagi anak, menurut dr. Eka, maksimal satu jam karena akan mengganggu kesehatan dan sistem pernapasan bila penggunaan masker terlalu lama bagi anak.

BACA JUGA ; 67 Tenaga Kesehatan di NTB Positif Covid-19, 64 Orang Sedang Dirawat

“Maksimal satu jam anak anak boleh di pakaikan masker, kalau lebih dari itu bisa mengganggu sistem pernapasan dan itu tidak baik, jadi bagi para orang tua agar tidak membawa anak anak nya keluar itu lebih aman bagi anak anak,” jelas Eka.

AYA




67 Tenaga Kesehatan di NTB Positif Covid-19, 64 Orang Sedang Dirawat

“Waspadalah kalian semua, tenaga kesehatan yang pakai APD saja bisa tembus dari virus. Apalagi kalian yang tidak pakai masker,” kata Nurhandini Eka Dewi

MATARAM.lombokjournal.com — Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Ariadi mengungkapkan, kasus Corona di NTB sempat mengalami tren penurunan, namun jelang lebaran justru bertambah.

Ia mengatakan dengan ungkapan ibarat, sempat melihat cahaya terang di ujung terowongan, ketika melihat tren penurunan kasus pasien positif/

“Namun tak diduga menjelang hari raya idul Fitri justru terjadi gelombang tertinggi dengan penambahan 54 pasien positif COVID-19. Tadi malam pasien positif 49 orang,” ujarnya, Rabu, (27/05/20) di Kantor Gubernur NTB.

Menurutnya, dari data tersebut tenaga kesehatan berjuang keras untuk memberikan pelayanan terbaik.

“Benarkah tenaga kesehatan kita sudah terpapar COVID-19,” kata Lalu Gita dengan nada tanya.

Saat itu, Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, yang ikut memberi keterangann mengungkapkan,  jumlah tenaga medis yang positif Coronavirus.

“Tenaga kesehatan mulai terinfeksi. Jika ada satu positif, maka satu regu tenaga kesehatan di-off-kan. Kalau ada tenaga kesehatan yang positif, maka masalah pelayanan terhadap publik. Ini yang dihadapi oleh teman-teman rumah sakit,” kata Nurhandini.

Hingga hari ini 67 tenaga kesehatan di NTB positif, 64 orang saat ini masih dirawat.

“Ini adalah 11 persen dari jumlah orang yang positif. Ada di tujuh sarana kesehatan yang tenaga medisnya positif Covid, Enam rumah sakit dan satu puskesmas,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, tenaga medis yang positif masing-masing dokter/dokter gizi delapan orang, paramedis 54 orang, dokter gizi satu orang, apoteker tiga orang dan radiologi satu orang.

“Beberapa di antaranya sudah menulari keluarganya juga,” ujarnya.

Jenis kelamin tenaga medis yang positif laki-laki sebanyak 29 orang dan perempuan 38 orang.

BACA JUGA  ;  77 Balita di NTB Terpapar Covid-19

Untuk rasio umur, 21-30 tahun sebanyak 28 orang, 31-40 tahun sebanyak 25 orang, 41-50 tahun sebanyak 12 orang dan di atas 50 tahun dua orang.

“Waspadalah kalian semua, tenaga kesehatan yang pakai APD saja bisa tembus dari virus. Apalagi kalian yang tidak pakai masker,” katanya.

AYA 




Jika Pilkada Ditunda Diprediksi Kekuatan Para Calon Kontestan Setara

Pilkada Serentak tahun depan, bisa menjadi medan baru yang perlu strategi baru untuk meraih kemenangan

lombokjournal.com —

MATARAM   ;   Pandemi Covid-19 selain berdampak pada sosial ekonomi, rupanya pemerintah juga memikirkan dampak politiknya.

Pilkada Serentak di sejumlah daerah di Indonesia, mau tak mau harus menyesuaikan dengan kondisi pandemi ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meneken Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2020, terkait gelaran Pilkada serentak, pada 4 Mei 2020. Perppu tersebut mengatur penundaan Pilkada serentak setelah mewabahnya Covid-19 (Corona Virus Disease).

Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Hamonganan Laoly menjelaskan, Perppu Nomor 2 Tahun 2020 tersebut berisi tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 terkait Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang-Undang.

Dalam Perppu tersebut ditetapkan bahwa waktu pemungutan suara pilkada di 270 daerah yang semula dijadwalkan pada 23 September diundur hingga Desember 2020. Penundaan tersebut disepakati oleh DPR, KPU bersama Pemerintah.

Namun tanggal 9 Desember pun belum bisa dipastikan.

Menurut Yasonna, dalam Perppu tersebut dijelaskan, penundaan pelaksanaan Pilkada serentak ditetapkan demi menjaga pelaksanaan pilkada yang demokratis, berkualitas, serta untuk menjaga stabilitas politik dalam negeri.

Artinya, pelaksanaan Pilkada serentak akan dilaksanakan jika Covid-19 sudah dapat dikendalikan.

“Bahkan jika sampai Desember pandemi Covid-19 belum berakhir, penundaan bisa diperpanjang,” ujar Yasonna.

Penetapan penundaan pelaksanaan Pilkada Serentak dilakukan atas persetujuan bersama antara KPU, Pemerintah, dan DPR.

Di Provinsi NTB, setidaknya ada tujuh Pilkada Kota/Kabupaten yang juga turut terdampak.

Terkait penundaan Pilkada tahun ini, Lembaga Kajian Politik Mi6 menilai, ada pihak yang diuntungkan dan ada juga yang justru buntung.

“Ya pasti ada plus minus  dampaknya jika Pilkada ditunda. Terutama kepada pada calon dan mesin partainya masing-masing,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto SH, melalui siaran pers, Selasa ( 26/05/20) malam

Pria ramah yang akrab disapa Didu ini mengungkapkan, Mi6  mendukung pemerintah yang memutuskan Pilkada Serentak ditunda.

Apalagi di masa pandemi corona saat ini, tentu prioritas harus dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh warga negara.

“Malah Mi6 memprediksi,  Pilkada serentak ini bisa jadi ditunda cukup lama bisa sampai 2021.  Kalau Desember 2020, sangat kecil kemungkinannya karena pandemi saat ini masih berjalan dengan curva yang belum menunjukan melandai,” papar Didu.

Analisa Mi6 dalam skenario Pilkada ditunda hingga tahun depan, maka kekuatan semua calon, baik calon Bupati dan Wakilnya maupun Calon Walikota dan Wakilnya yang bertarung di tujuh daerah di NTB, akan kembali setara.

Sama-sama perlu effort untuk menggenjot elektabilitas dan kecitraan politiknya di tengah masyarakat pemilih.

Para calon yang sudah mengambil start sosialisasi sebelumnya, tidak membuat memiliki nilai lebih dari lainnya.

“Soalnya masyarakat saat ini juga nampak sudah kurang tertarik dengan politik. Dukung-mendukung calon saat ini sudah perlahan tergerus dengan isu corona dan dampak ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat,” imbuhnya.

Baginya, Pilkada Serentak tahun depan, bisa menjadi medan baru yang perlu strategi baru untuk meraih kemenangan.

Sebab, suasananya jelas beda, pola pemungutan suara pun belum bisa dipastikan nantinya seperti apa.

Kampanye identik dengan pengumpulan massa, dan ini tentu sangat dilarang dalam protokol Covid-19. Pemungutan suara di TPS, pun demikian pula, sangat sulit mencegah menumpuknya banyak orang di hari H pesta pemilihan itu.

“Bagi calon Petahana juga begitu. kalau Desember 2020 ini, mereka masih punya power dan bisa memainkan pencitraannya. Tapi kalau tahun depan, sama saja. Para calon akan bertarung dengan lebih fair, setara di garis start yang sama dengan kontestan lainnya,” kata Didu.

Mi6 menilai di tengah pandemi Corona saat ini, hal baik yang mungkin bisa dipetik ialah akan sangat minim terjadinya praktik politik uang. Baik dalam bentuk bantuan pangan, maupun bentuk sumbangan lainnya.

Pasalnya, saat ini banyak bantuan sudah disalurkan untuk masyarakat yang sebagian besar terdampak corona. Baik bantuan pemerintah, BUMN, maupun sektor swasta.

Didu menyarankan para calon untuk ambil hikmahnya saja. Tetap giat membantu masyarakat dengan bantuan-bantuannya, tanpa harus berpikir timbal baliknya untuk dipilih.

Di sisi lain penyelenggara Pemilu, KPU dan Bawaslu juga diharapkan tidak terlalu ketat seperti di saat kondisi normal, dalam menyikapi penyaluran bantuan dari Parpol atau calon Kepala Daerah di lapangan.

“Karena ini kan kondisinya beda. Masyarakat memang sangat butuh bantuan dan perhatian. Para calon juga nggak apalah membantu, jangan melulu dilihat sebagai bargain politik, ” tukasnya.

Para Baron Pasti Memainkan Celah

Dalam skenario jika Pilkada ditunda hingga tahun depan atau dua tahun kemudian, Mi6 menduga  akan menjadi peluang bagi para Baron Elit Politik mengambil celah.

“Yang jelas, akan berlaku care taker atau penjabat pengganti Kepala Daerah yang sudah habis masa jabatannya, sementara Pilkada masih ditunda,” kata Didu.

Gubernur dan Wakil Gubernur dinilai memiliki kans besar dalam menunjuk siapa penjabat pengganti Kepala Daerah.

Konflik interes tak mungkin bisa dihindari, sebab, celah ini bisa dimanfaatkan dengan baik sebagai umpan lambung menyonsong Pilkada sebenarnya.

Didu mengatakan, manuver-manuver koalisi partai politik juga akan terjadi dalam meramaikan Pilkada nantinya.

“Apa yang nampak hari ini, masih sekedar entertain politik. Konfigurasi Politik masih bisa  berubah, termasuk peta dukungan maupun strategi calon di masing-masing daerah,” ujarnya .

Didu menambahkan, pandemi corona juga menjadi panggung cat walk politik  yang baik bagi para calon petarung di Pilkada mendatang. Masyarakat bisa menakar seperti apa kepedulian sosial para kontestan di masa pandemi ini.

Medan pandemi corona ini  bisa menjadi tolok ukur sementara, tentang siapa pemimpin daerah sesungguhnya yang kelak akan terpetakan oleh masyarakat untuk Pilkada Provinsi NTB 2024 mendatang.

“Tanpa disadari, pandemi ini seperti tester bagi pemimpin-pemimpin kita, bagaimana mengambil keputusan tepat di tengah bencana. Dan masyarakat bisa menilainya karena sistem informasi dan komunikasi  saat ini kan sangat transparan,” tukasnya.

Me




Pemprov Maksimalkan Penanganan Covid-19 di NTB

Bandara International Lombok akan ditutup mulai dari 1 Juni – 1 juli 2020. Dan untuk yang masuk melalui pelabuhan harus punya surat tugas dan sudah di swab test

MATARAM.lombokjournal.com —   Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. H. Zulkieflimansyah menggelar rapat terbatas membahas kebijakan yang akan diambil terkait kelanjutan penanganan Virus Corona atau Covid-19 di NTB, di Pendopo Gubernur NTB, Selasa (26/05/20) malam.

Gubernur dan Wakil Gubernur didampingi Sekretaris Daerah Provinsi NTB, para Asisten, Kepala Biro Humas dan Protokol hingga Direktur RSUD Provinsi NTB.

Turut hadir jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTB antara lain Kapolda, Kajati hingga Danrem 162 Wirabhakti.

“Kita punya dua opsi ke depan untuk dapat meminimalisir penularan COVID19. Swab test untuk setiap orang yang akan masuk NTB dan menutup akses masuk ke NTB,” jelas Gubernur Zul.

Dikatakan, Bandara International Lombok akan ditutup mulai dari 1 Juni – 1 juli 2020. Dan untuk yang masuk melalui pelabuhan harus punya surat tugas dan sudah di swab test, tambahnya.

Gubernur Zul juga mengajak seluruh Bupati dan Walikota se-NTB kembali ke semangat seperti awal Covid-19 pertama masuk di NTB.

Ditekankan, pentingnya koordinasi bersama Kabupaten Kota untuk mengedukasi masyarakat di saat pandemi seperti saat ini.

“Kita akan terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan seluruh bupati/walikota untuk terus mengedukasi masyarakat. Kita akan memperketat lagi tindakan di lapangan dalam menanggulangi penularan COVID19. Kita harus bersemangat seperti awal,” tambahnya.

Gubernur Zul ingin jajarannya untuk terus memperkuat edukasi dan sosialisasi agar terus tumbuh kesadaran pada masyarakat, khususnya menyadarkan betapa berbahayanya Covid-19.

“Kita akan terus berkomunikasi dengan masyarakat demi meningkatkan kepedulian  terhadap bahaya COVID-19. Ini penting,” tegas Gubernur Zul.

Gubernur Zul menginstruksikan jajarannya untuk dapat membuat masker gratis untuk anak-anak dan segera dibagikan.

“Segera Dinas Koperasi dan UMKM agar buat masker untuk anak-anak dan bisa dibagikan,” tutupnya.

Maskerisasi di kabupaten/kota

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd menyampaikan, penggunaan masker sangat efektif memutus mata rantai penularan Covid-19. Ia berharap agar kegiatan maskerisasi yang dilakukan di Kota Mataram dapat juga dilakukan di Kabupaten /Kota lainnya.

“Maskerisasi di mataram sudah dilakukan oleh pemprov dan berhasil  sehingga perlu disuarakan ke kabupaten/kota untuk melakukan hal yang sama,” harapnya.

Komandan Korem (Danrem) 162 Wira Bhakti Kolonel CZI Ahmad Rizal Ramdhani yang hadir pada kesempatan tersebut sangat mengapresiasi kebijakan yang telah dilakukan pemprov NTB.

“Kami sangat setuju bandara ditutup. Kami juga menyarankan agar alternatif pintu masuk ke Lombok bisa melalui Bali agar diperiksa disana terlebih dahulu dan disortir lagi ketika masuk wilayah Lombok,” jelasnya.

Menurut Danrem, sebaiknya Pelabuhan tetap dibuka, namun harus ada surat tugas jika akan masuk. Patroli perlu ditingkatkan, agar meningkatkan shock terapi bagi masyarakat.

“Kami sarankan agar bisa membuat posko di pasar oleh TNI – Polri dibantu satpol PP agar dapat mengawasi masyarakat,” tutupnya.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengumumkan Data jumlah kasus Covid19 di NTB per Selasa, 26 Mei 2020, yakni sebanyak 537 kasus dengan 256 pasien positif dalam perawatan, 272 telah dinyatakan sembuh, dan 9 dinyatakan telah meninggal.

AYA/HmsNTB