Ini Modus Peserta BPJS Kesehatan yang Bisa Bikin Defisit

Banyak PBPU/ peserta mandiri yang hanya mendaftar pada saat sakit dan memerlukan layanan kesehatan yang berbiaya mahal, namun setelah sembuh berhenti membayar iuran

lombokjournal.com —

MATARAM —  Iuran BPJS Kesehatan dipastikan naik. Kenaikan ini berlaku untuk seluruh peserta.

Belakangan terungkap siapa mereka yang buat BPJS Kesehatan defisit, bahkan di ambang kebangkrutan jika iuran dan perbaikan tak dilakukan.

Iuran BPJS harus naik karena adanya defisit yang jumlahnya triliunan. Kenapa bisa sampai defisit? Siapa yang menyebabkan defisit?

Penyebab utama terjadinya defisit adalah besaran iuran yang underpriced dan adverse selection pada PBPU/peserta mandiri. Bisa dibilang peserta mandiri ini ambil kesempatan dalam kesempitan.

Banyak PBPU/ peserta mandiri yang hanya mendaftar pada saat sakit dan memerlukan layanan kesehatan yang berbiaya mahal, namun setelah sembuh berhenti membayar iuran.

Banyak PBPU/peserta mandiri yang tidak disiplin membayar iuran. NAH KETAHUAN!

Pada akhir tahun anggaran 2018, tingkat keaktifan PBPU/peserta mandiri hanya 53,7 persen. Sejak 2016 sampai dengan 2018, besar tunggakan PBPU/peserta mandiri ini mencapai sekitar Rp15 triliun, ini penjelasan dari Kemenkeu.

Claim ratio PBPU/ peserta mandiri pada 2018 mencapai 313 persen. Total klaim PBPU/peserta mandiri mencapai Rp27,9 triliun sementara total iuran yang dikumpulkan hanya Rp8,9 triliun.

Di samping kedua penyebab utama ini, tentu juga terdapat faktor-faktor yang lain, seperti inefisiensi layanan, belum sempurnanya manajemen klaim, serta belum sempurnanya strategic purchasing.

Oleh karena itu, dalam rangka menjaga keberlangsungan program JKN, perbaikan pada keseluruhan sistem JKN ini akan dilakukan oleh BPJS Kesehatan serta lembaga-lembaga terkait.

Untuk diketahui, kenaikan iuran JKN direncanakan untuk seluruh segmen peserta BPJS:

Penerima Bantuan Iuran (PBI), iuran naik dari Rp23.000 menjadi Rp. 42.000 per jiwa. Besaran iuran ini juga berlaku bagi Peserta yang didaftarkan oleh Pemda (PBI APBD). Iuran PBI dibayar penuh oleh APBN, sedangkan Peserta didaftarkan oleh Pemda (PBI APBD) dibayar penuh oleh APBD.

Pekerja Penerima Upah Pemerintah (PPU-P), yang terdiri dari ASN/TNI/POLRI, semula besaran iuran adalah 5 persen dari gaji pokok dan tunjangan keluarga, 3 persen ditanggung oleh Pemerintah dan 2 persen ditanggung oleh ASN/TNI/POLRI yang bersangkutan.

Diubah menjadi 5 persen dari gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, tunjangan profesi, dan tunjangan kinerja atau tambahan penghasilan bagi PNS Daerah, dengan batas sebesar Rp12 juta, dimana 4 persen ditanggung oleh Pemerintah dan 1 persen ditanggung oleh ASN/TNI/POLRI yang bersangkutan.

Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU-BU), semula 5 pesen dari total upah dengan batas atas upah sebesar Rp8 juta, dimana 4 persen ditanggung oleh Pemberi Kerja dan 1 persen ditanggung oleh Pekerja, diubah menjadi 5% dari total upah dengan batas atas upah sebesar Rp12 juta, dimana 4 persen ditanggung oleh Pemberi Kerja dan 1 persen ditanggung oleh Pekerja.

Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) / Peserta Mandiri:
Kelas 3: naik dari Rp25.500 menjadi Rp42.000 per jiwa; Kelas 2: naik dari Rp51.000 menjadi Rp110.000 per jiwa; k]Kelas 1: naik dari Rp80.000 menjadi Rp160.000 per jiwa.

Berdasarkan data, pemerintah menanggung 134 juta yang masuk Penerima Bantuan Iuran (PBI). Muncul pertanyaan baru, apakah terdapat 134 juta masyarakat miskin di Indonesia?

Menurut data Kemenkeu, sesuai data BPS, per Maret 2019, persentase penduduk miskin adalah sebesar 9,41 persen, atau 25,14 juta orang.

“Penduduk yang dimasukkan ke dalam kepesertaan Penerima Bantuan iuran (PBI) tidak hanya penduduk miskin sesuai perhitungan BPS itu,” jelas Kemenkeu.

Secara internasional, jaminan sosial lazimnya diberikan kepada 40 persen penduduk yang memiliki penghasilan terendah, bukan hanya yang masuk dalam kategori penduduk miskin.

Indonesia mengadopsi hal tersebut, yang dituangkan dalam RPJMN. Dengan pendekatan tersebut, sebetulnya PBI dapat diberikan kepada hingga 107 juta jiwa (dengan asumsi penduduk Indonesia saat ini 269 juta jiwa).

Adapun kepesertaan Penduduk yang didaftarkan oleh Pemda (PBI APBD) yang iurannya dibayarkan oleh Pemda, yang saat ini mencapai sekitar 37 juta jiwa, merupakan bentuk dukungan Pemda dalam rangka mencapai Universal Health Coverage (UHC).

Bagaimana jika tak mampu bayar iuran?

Kenaikan 100 persen hanya berlaku untuk PBPU/peserta mandiri Kelas 1 dan Kelas 2. Untuk kelas 3, iuran hanya naik sebesar 65 persen menjadi Rp42.000.

“Jika merasa tidak mampu membayar kenaikan iuran, peserta Kelas 1 dan Kelas 2 dapat melakukan penurunan Kelas, dari Kelas 1 menjadi Kelas 2 atau Kelas 3; atau dari Kelas 2 menjadi Kelas 3.”

Untuk Kelas 3 yang merasa tidak mampu dengan besaran iuran ini, dan nyata-nyata tidak mampu, dapat dimasukkan ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sehingga berhak untuk masuk PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah.

Rr (dari berbagai sumber)

 




UPDATE Covid-19: Hari Kamis, 28 Mei,  Bertambah 28 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 3 (tiga) Orang

“Orang tua harus lebih perhatian terhadap kesehatan bayi dan balitanya serta tidak membawa mereka keluar rumah tanpa pengawasan dan berkumpul di tempat-tempat keramaian,” kata Lalu Gita Ariadi

MATARAM.lombokjournal.com – Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium TCM RSUD Kota Mataram, Laboratorium TCM RSUD H.L. Manambai Abdulkadir, dan Laboratorium PCR Genetik Sumbawa Technopark mengkonfirmasi adanya tambahan 28 pasien  positif Covid-19, dan Pasien yang dinyatakan sembuh 3 (tiga) orang.

Dalam press release hari Kamis (28/05/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 254 sampel swab dengan hasil 213 sampel negatif, dan 13 sampel positif ulangan,  serta 28 sampel kasus baru positif Covid-19, pasien dinyatakan sembuh 3 (tiga) orang.

Lalu Gita Ariadi

Dijelaskan, adanya tambahan 28 kasus baru terkonfirmasi positif, 3 (tiga) tambahan sembuh baru, dan tidak ada kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Kamis (28/05/20) sebanyak 590 orang.

Rinciannya 276 orang sudah sembuh, 10 (sepuluh) meninggal dunia, serta 304 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif,” kata Lalu Gita Ariadi.

28 PASIEN POSITIF COVID-19, PASIEN SEMBUH 3 (TIGA) ORANG

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 563, an. Tn. BB, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 564, an. Tn. LBNI, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 565, an. Tn. N, laki-laki, usia 24 tahun, penduduk Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 566, an. Tn. AFI, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Desa Taman Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 567, an. Tn. IGOWN, laki-laki, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Selatan, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 568, an. Ny. YT, perempuan, usia 59 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 431. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 569, an. Tn. MSS, laki-laki, usia 77 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 465. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 570, an. Tn. RW, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 571, an. Ny. N, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 422. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 572, an. Ny. B, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 465. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 573, an. Ny. S, perempuan, usia 38 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 465. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 574, an. Ny. NLSWP, perempuan, usia 31 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 575, an. An. LH, perempuan, usia 1,6 tahun, penduduk Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 576, an. Tn. AH, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Desa Geres, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 534. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 577, an. An. MPA, laki-laki, usia 17 tahun, penduduk Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Bali. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 578, an. An. A, perempuan, usia 2 bulan, penduduk Desa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 579, an. An. LAH, laki-laki, usia 5 tahun, penduduk Desa Aikmel, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  18. Pasien nomor 580, an. Ny. M, perempuan, usia 70 tahun, penduduk Desa Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 394. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  19. Pasien nomor 581, an. Tn. M, laki-laki, usia 27 tahun, penduduk Desa Jenggik, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Saudi Arabia. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  20. Pasien nomor 582, an. Tn. INS, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Utara, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  21. Pasien nomor 583, an. Ny. BEN, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  22. Pasien nomor 584, an. Ny. JANS, perempuan, usia 45 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  23. Pasien nomor 585, an. Tn. LAR, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  24. Pasien nomor 586, an. Tn. MFB, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  25. Pasien nomor 587, an. Tn. B, laki-laki, usia 47 tahun, penduduk Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  26. Pasien nomor 588, an. Ny. M, perempuan, usia 57 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  27. Pasien nomor 589, an. Tn. T, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  28. Pasien nomor 590, an. Ny. S, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Desa Dasan Baru, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik.

Hari Kamis terdapat penambahan 3 (tiga) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu:

  1. Pasien nomor 146, an. Tn. MM, laki-laki, usia 59 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 308, an. Ny. SAKSW, perempuan, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 441, an. Tn. F, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur.

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Harin Gugus NTB, LaluGita Ariadi mengingatkan, semakin banyaknya kasus Covid-19 pada kelompok usia bayi dan balita maka masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap penularan penyakit tersebut, karena kelompok usia ini rentan terhadap penularan penyakit.

“Orang tua harus lebih perhatian terhadap kesehatan bayi dan balitanya serta tidak membawa mereka keluar rumah tanpa pengawasan dan berkumpul di tempat-tempat keramaian,” kata Lalu Gita Ariadi.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB  di nomor 0818 0211 8119




Gubernur Zul Puji Bupati Lotim Tangani Covid-19

Gubernur Zul mengapresiasi kerja keras Bupati Lotim

LOTIM.lombokjournal.com —  Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Forkopimda mengunjungi Kabupaten Lombok Timur, Kamis (28/05/20).

Gubernur diterima oleh Bupati Lotim, H.M Sukiman Azmi di Pendopo Bupati.

Gubernur mengatakan, jumlah anak yang terpapar Covid-19 di NTB sangat tinggi, bahkan posisi pasien anak di NTB nomor dua di Indonesia setelah Jawa Timur.

Menurut Gubernur Zul, pandemi ini harus dituntaskan secara bersama-sama, terlebih saat ini kasus transmisi lokal Covid-19 di NTB capai 56 Persen.

“Jangan sampai, masa kecil anak-anak kita di habisakan di rumah sakit karena terpapar Covid-19,” ungkap Gubernur

Selain anak-anak, lanjut Gubernur, tenaga kesehatan juga sudah mulai banyak terpapar Covid-19. Sulit membayangkan garda terdepan di daerah ini banyak yang positif, di sisi lain juga alat kesehatan masih terbatas.

“Kita akan memperketat lagi tindakan di lapangan dalam menanggulangi penularan Covid-19. Kita harus bersemangat seperti awal, semoga kedatangan kami ini, menjadi suntikan semangat untuk kita semua dalam menghadapi pandemi Covid-19 di daerah kita ini,” tutur Bang Zul

Ia melanjutkan, kasus pertama positif Covid-19 di NTB itu terjadi di kabupaten Lombok Timur. Sejak saat itu, ia melihat Bupati Lombok Timur sangat tegas dalam menangani Covid-19.

“Mulai dari rapid test di pasar, masjid, hingga menyasar ASN, oleh karena itu, kami mengapresiasi kerja keras Bupati Lotim bersama seluruh jajarannya,” puji Gubernur.

Gubernur Zul mengapresiasi kerja keras Bupati Lotim.

“Kami yakin, dengan kerja bersama, Lombok Timur dan seluruh daerah lainnya di NTB menang dalam keadaan sehat melawan Covid-19,” katanya.

AYA/HmsNTB




Di Loteng, Gubernur Minta Program Maskerisasi Terus Digalakkan

Bupati Suhaili minta agar kebijakan penanganan Covid se-NTB disamakan. Bahkan ia mengusulkan agar provinsi yang mengambil alih penanganan Covid-19 ini

LOTENG.lombokjournal.com —  Setelah melakukan kunjungan ke Pemkot Mataram dan Pemda Lombok Barat (Lobar) Gubernur NTB Dr.H Zulkieflimansyah bersama Forkopimda melanjutkan kunjungan ke Pemda Lombok Tengah (Loteng), Kamis (28/05/2020).

Di sana Gubernur memompa semangat jajaran birokrasi agar terus semangat melakukan upaya penanganan Covid-19.

Masyarakat juga diharapkan tidak lengah, karena kasus positif baru masih terus ditemukan oleh Gugus Tugas Covid-19 di lapangan.

“Kita harus bersinergi, bergandeng tangan dan bergotong royong dalam memerangi Covid-19 ini,” terang Gubernur dihadapan Bupati Loteng H.M Suhaili FT bersama jajaran pemda Loteng.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mendorong agar program maskerisasi atau penggunaan masker oleh masyarakat terus digalakkan di Loteng. Karena penggunaan masker dapat mengurangi risiko penularan Covid-19 antar masyarakat.

Gubernur juga memberi motivasi ke Pemda Loteng untuk mengaktifkan UMKM di masa pandemi ini, karena keberadaan mereka akan menghidupkan ekonomi yang sedang lesu.

Sementara itu Bupati Loteng H.M Suhaili FT dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya memberi apresiasi atas kunjungan Gubernur dalam rangka ikhtiar memerangi virus corona.

Menurutnya, kehadiran Gubernur sangat berarti dalam memberikan peran petunjuk,  sinergi dan koordinasi.

Bupati minta agar kebijakan penanganan Covid se-NTB disamakan. Bahkan ia mengusulkan agar provinsi yang mengambil alih pengananan Covid-19 ini.

“Sehingga kabupaten/kota tinggal mengikuti intruksi dari pemerintah provinsi,” saran Suhaili.

Suhaili mengaku sangat prihatin dengan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan untuk menghindari Covid-19 ini.

Sehingga upaya sosialisasi untuk membangkitkan kesadaran masyarakat agar mereka sadar dengan risiko tertular virus corona ini terus dilakukan.

“Kami sudah menutup sebagian pasar di Loteng untuk mengurangi dampak penyebaran Covid di NTB khusus di Loteng,” jelas Bupati.

Bupati mengatakan, menyatukan tekad dan komitmen antar semua pihak sangat penting untuk memutus mata rantai penularan virus ini. Hal ini juga penting untuk mempersiapkan diri menuju era kenormalan baru atau new normal.

“Sementara untuk bantuan sudah sampai kepada masyarakat yang membutuhkan. Begitu juga bantuan dari kabupaten sudah didistribusikan,” kata Bupati.

AYA/HmsNTB




Jenguk Anak Penderita Hydocepalus, Ini yang Dilakukan Ketua TP PKK NTB

Gerakan maskerisasi ini dilakukan dengan membagikan masker secara gratis ke anak-anak di seluruh NTB dengan cara mengirim masker-masker anak ke 10 kabupaten/kota melalui ketua-ketua TP PKK kabupaten/kota dan ketua-katua LPA kabupaten/kota

MATARAM.lombokjournal.com — Pandemi Covid-19 mengharuskan semua pihak untuk saling mendukung dan saling membantu.

Terlebih kepada masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan.  Itulah yang ditunjukkan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE., M. Sc saat berkunjung ke rumah dua anak yang menderita hydocepalus, di Lingkungan Karang Pule dan Jempong Baru Kota Mataram, Kamis (28/05/20) pagi.

Hj. Niken yang hadir didampingi Kepala DP3AP2KB NTB, Hj. Putu Selly Handayani, Ketua LPA Provinsi NTB, H. Sahan, dan Ketua LPA Kota Mataram, Joko Jumadi mendatangi dua anak ini untuk memberikan perhatian dan semangat.

Tidak hanya semangat, Hj. Niken yang juga Bunda PAUD itu memberikan paket bantuan kepada mereka. Paket bantuan yang diserahkan dalam kunjungan itu berupa buah-buahan, susu, diapers, kue-kue kering dan sejumlah paket makanan lainnya.

Selain menyerahkan bantuan, Hj. Niken juga menyerap aspirasi masyarakat di lingkungan tersebut. Ia dengan penuh perhatian mendengar dan mencatat sejumlah usulan dari warga setempat

“Permintaan warga yang di Karang Pule, minta dibuatkan pintu yang mengarah ke jalan agar memudahkan akses keluar masuk rumah,” katanya di sela-sela kunjungan tersebut.

Sebagai mitra kerja pemerintah, Ia akan menyampaikan usulan tersebut kepada Pemerintah Provinsi NTB. Dengan harapan dapat ditindak lanjuti.

Tidak lupa, Hj. Niken juga mensosialisasikan penggunaan masker untuk memutus mata rantai Covid-19 di NTB, terlebih kepada anak-anak.

Selain sebagai dukungan terhadap program pemerintah, gerakan maskerisasi merupakan salah satu bentuk perhatian TP. PKK untuk melindungi anak-anak dari penyebaran Covid-19.

“Melihat kondisi kasus Covid-19 yang terus melonjak, khususnya kasus anak-anak, semua pihak, seperti TP PKK Prov. NTB, LPA NTB dan DP3AP2KB berinisiatif melakukan gerakan maskerisasi anak-anak NTB dengan mengajak serta organisasi-organisasi lainnya yang ada di NTB,” ungkap Hj. Niken.

Gerakan maskerisasi ini dilakukan dengan membagikan masker secara gratis ke anak-anak di seluruh NTB dengan cara mengirim masker-masker anak ke 10 kabupaten/kota melalui ketua-ketua TP PKK kabupaten/kota dan ketua-katua LPA kabupaten/kota.

AYA/HmsNTB




Pemprov dan Pemda Kabupaten/Kota se NTB Bergandeng Tangan Perangi Corona

NTB menjadi daerah nomor dua di Indonesi yang paling banyak anak-anak terpapar corona

MATARAM.lombokjournal.com —  Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah bersama Kapolda NTB, Kajati NTB, Danrem 162/WB dan sejumlah Kepala OPD lingkup Provinsi NTB melakukan Roadshow ke seluruh Kabupaten/Kota se-NTB.

Kegiatan ini dalam rangka membangun sinergi antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota agar selalu bergandengan tangan dalam memerangi penyebaran Virus Corona (Covid-19) di NTB.

Mengawali roadshow, Kamis (28/5/2020), mulai dari Pemerintah Kota Mataram, dilanjutkan ke Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur.

Gubernur menjelaskan tujuan dari roadshow tesebut dalam rangka menjalin silaturrahmi karena masih dalam suasana Idul Fitri, 1 Syawal 1441. Selain itu juga untuk membangun kembali semangat Pemerintah Kabupaten Kota di NTB dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Wilayah Kabupaten kota di NTB.

Menurutnya, membangun semangat pemerintah Kabupaten/kota ini sangat penting.

Hal ini untuk menyongsong kebijakan Pemerintah Pusat dalam menjalankan kehidupan baru (new normal) dengan menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

Selain itu, kunjungan kerja ini juga untuk membangun kerjasama Pemprov dan Pemkab/Kota dalam melakukan antrisipasi munculnya klaster baru akibat dari adanya transmisi lokal.

Banyaknya tenaga kesehatan di NTB yang terpapar Virus Corona juga menjadi perhatian khusus Gubernur NTB.

Ia mengatakan, bahkan saat ini juga di NTB banyak anak-anak yang terpapar virus corona. Hal ini menyebabkan NTB menjadi daerah nomor dua di Indonesi yang paling banyak anak-anak terpapar corona.

“Saat ini NTB urutan kedua dalam kasus anak terpapar Corona,” ungkapnya.

Untuk itu Bang Zul menegaskan, sebagai upaya serius memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di NTB, pemerintah akan memperketat aturan orang masuk NTB, dengan mewajibkan memiliki surat keterangan hasil swab dan surat izin perjalanan.

Ia  berharap, roadshow ini akan memberikan semangat baru bagi para bupati/walikota untuk terus menghadirkan inovasi dalam mencegah penyebaran Covid-19 di kabuten kota masing-masing.

Selain itu, Gubernur juga meminta Pemrintah kabupaten/kota untuk turut aktif memeberikan semangat bagi para camat, Kepala Desa hingga tingkat Dusun, agar perangkat-perangkat yang memiliki peran sangat penting ini terus bersemangat dalam memantau penyebaran Covid-19 di masyarakat.

“Jangan sampai kerja masih banyak, namun semangat sudah berkurang,” ujar Gubernur Zul

Gubernur memberikan apresiasi dan penghargaan atas segala upaya yang dilakukan para Bupati dan Walikota dalam memerangi penyebaran Covid-19 ini.

Seperti melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan berbagai organisasi pemuda untuk bersinergi memutus rantai penyebaran Covid-19 di Wilayah Provinsi NTB.

“Apa yang kita alami saat ini, juga ikut dialami pula oleh seluruh daerah di Indonesia,” ujarnya.

Menanggapi roadshow Gubernur NTB tersebut, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, Bupati Lombok Tengah, H. Suhaili. FT dan Bupati Lombok Timur, H. Sukiman Azmi, memberikan apresiasi atas kunjungan kerja itu.

Pera Kepala Daerah ini menilai, kedatangan Gubernur ini akan menjadi semangat baru bagi kabupaten Kota di NTB dalam memerangi penyebaran Virus Corona di wilayah mereka.

Bupati/walikota siap bersinergi dan akan menjalankan setiap regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi. Hal ini sebagai wujud nyata bahwa Provinsi dan Kabupaten/Kota selalu bergandengan tangan dalam memerangi penyebaran Virus Corona di NTB.

Untuk itu, mereka menilai kunjungan ini menjadi energi baru dan penyemangat dalam mempersiapkan diri dalam memutus mata rantai Covid-19 di NTB. Hal ini juga sebagai langkah awal untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan baru (new normal).

Pemerintah kabupaten/kota juga masih sangat prihatin dan menyadari, masih sangat kurangnya kesadaran masyarajat dalam mematuhi protokol Covid-19.

Untuk itu, pemkab/pemkot melibatkan perangkat daerah mulai dari tingkat dusun untuk melakukan pematauan terhadap penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.

Bupati/walikota juga menilai, kehadiran Gubernur NTB dan Forkompinda Provinsi NTB, sangat berarti dalam memberikan saran petunjuk, sinergi dan koordinasi terkait langkah dan kebijakan pemerintah daerah.

Kepala daerah meminta agar kebijakan penanganan Covid-19 se-NTB sama. Sehingga kabupaten kota tinggal mengikuti intruksi dari pemerintah provinsi. Hal ini untuk ikhtiar kita  bersama memutus mata rantai Corona di Bumi Gora dan persiapan untuk new normal.

Sementara itu, Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani dalam presentasinya terkait penanganan Covid-19 di NTB mengatakan masih terjadinya penularan Covid-19 di NTB karena masih kurangnya pemahaman dan kurang kooperatif masyarakat terhadap Protokol kesehatan  Covid-19.

Danrem mengingatkan, saat ini kita bukan dalam posisi mencegah lagi, namun dalam kondisi berperang melawan Covid-19.

Untuk itu ia memberikan apresiasi atas berbagai regulasi yang dikeluarkan Pemprov dalam upaya perang melawan penularan Covid-19, seperti akan dikeluarkannya Peraturan Gubernur NTB terkait wajib masker.

Ia berharap kepala daerah di NTB untuk tidak mementingkan ego sektoral masing-masing. Namun harus sama-sama mematuhi aturan yang telah dibuat oleh Pemerintah Provinsi.

Terkait dengan tingginya jumlah tenaga medis yang terpapar Covid-19 di NTB, ia meminta petugas kesehatan di NTB untuk meningkatkan kewaspadaan. “Saat ini banyak pasien yang tidak jujur terkait gejala yang sedang dialaminya,” ungkapnya.

Untuk itu, perlu upaya optimal dari masing-masing wilayah untuk menekan klaster lokal atau transmisi lokal. Saat ini ada klaster yang sulit terdeteksi akibat dari adanya transmisi lokal.

Wagub Hj Sitti Rohmi

Ia menambahkan, untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari luar, Pemprov NTB akan melakukan peningkatan keamanan di pintu masuk NTB, baik melalui bandara dan pelabuhan.

Pemerintah akan mewajibkan siapa yang masuk NTB harus memiliki surat keterangan hasil swab yang berlaku maksimal tujuh hari sebelum berangkat.

Jika sudah habis masa berlakunya maka yang bersangkutan wajib melakukan swab ulang dan biaya ditanggung oleh yang bersangkutan. Selain itu orang yang datang dari luar NTB juga harus memiliki surat dinas.

Dalam kesempatan itu, Danrem juga meminta Pemerintah Kabupaten/kota untuk selalu membangun sinergi dengan seluruh media. Ia meminta Humas Provinsi dan Kabupaten/kota harus sejalan dalam memberikan informasi kepada media.

Untuk memerangi penyebaran Covid-19 Pemerintah akan menerapkan beberapa kebijakan diantaranya, Pemprov NTB akan mengeluarkan Pergub Wajib Masker, Penerapan jam malam, Pembatasan untuk berkumpul lebih dari 10 orang, Memberlakukan patroli rutin, baik siang malam dari semua stakeholder, memberikan peran kepada tokoh agama dan tokoh masayarakat dalam memberikan tausyiah terkait Covid-19.

Selain itu, pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi agar pasar-pasar di NTB menerapkan Protokol kesehatan Covid-19, dengan membangun posko terpadu di setiap pasar yang diberikan izin operasional. Membatasi jam operasional pasar dari pukul 9 pagi hingga pukul 12 siang. Pasar harus memiliki pasilitas pendukung seperti Thermogun, box sterilisasi uang dan pengeras suara.

Pasar harus menerapkan penjualan barang sistem blok, agar mudah di kontrol. Petugas posko harus selalu memberikan himbauan untuk penerpan protokol  Covid-19, seperti wajib pakai masker.

“Kita juga akan membangun posko pelayanan kesehatan di setiap pasar, sehingga bagi yang punya keluhan akan langsung dilakukan cek up di ruang kesehatan,” tutup Danrem.

AYA/HmsNTB




Masuk ke NTB Wajib Negatif Covid-19 dan Jalani Karantina

Larangan atau pembatasan bagi penerbangan niaga atau non-niaga yang mengangkut penumpang pada prinsipnya dapat dilakukan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com — Ada sejumlah opsi yang akan dilakukan Pemda NTB bersama dengan stakeholder agar penyebaran pandemi ini tidak semakin meluas.

Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah saat melakukan pertemuan bersama Forkopimda, Rabu (27/05/20) malam  mengatakan, ada sejumlah poin penting yang dihasilkan dalam rapat ini.

Yaitu memaksimalkan edukasi masyarakat dengan koordinasi dan kerja bersama Humas Pemprov NTB, TNI, Polri, Kajati, Forkopimda dan Pemda Kabupaten/Kota.

“Kami dan Forkopimda akan sambangi dan bersilaturahim dengan bupati untuk menigkatkan koordinasi dan menguatkan kembali penanganan Covid-19. Insya Allah hari Kamis ini kami ke bupati/walikota di Pulau Lombok,” kata Gubernur Zul.

Pada rapat pertama di Pendopo,  Gubernur menyampaikan bahwa ada dua opsi dalam menekan penyebaran Covid-19, yaitu wajib hasil tes swab PCR negatif untuk setiap orang yang akan masuk ke NTB atau menutup akses bandara.

Namun dalam rapat kedua diputuskan bahwa setiap orang yang masuk ke wilayah NTB wajib negatif Covid-19 dengan bukti swab dan menjalani karantina.

Menguatkan pertimbangan di atas, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Lombok Nugroho Jati menyampaikan,  operasional bandara penting untuk akses logistik, kebutuhan medis, dan kondisi darurat yang dibutuhkan saat masa pandemi.

Kapolda NTB Irjen Pol Muhammad Iqbal SIK, MH mengatakan, memang sangat penting untuk melakukan tes swab  serta karantina bagi masyarakat yang masuk ke Provinsi NTB, baik yang datang melalui bandara  maupun pelabuhan.

“Selanjutnya personil TNI/Polri dan Satpol PP akan ditempatkan di pusat -pusat aktivitas masyarakat seperti mall dan pasar dalam rangka kampanye edukasi kedisiplinan masyarakat terhadap kepatuhan protokol Covid-19,” kata Kapolda.

GM PT Angkasa Pura I (Persero) Lombok Nugroho Jati menambahkan, bandara merupakan objek vital yang tidak hanya melayani penerbangan penumpang, namun juga penerbangan angkutan kargo, logistik, dan pos yang dibutuhkan oleh masyarakat.

“Bandara juga berfungsi sebagai bandara alternatif bagi penerbangan yang memiliki kendala teknis atau operasional dalam hal kondisi darurat. Bandara juga melayani penerbangan medis (medical evacuation),” ujarnya.

Nugroho Jati mengatakan, terkait dengan larangan atau pembatasan bagi penerbangan niaga atau non-niaga yang mengangkut penumpang pada prinsipnya dapat dilakukan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19.

“Namun sebelumnya perlu dilakukan koordinasi dan sosialisasi kepada seluruh stakeholder terkait, badan usaha angkutan udara (maskapai penerbangan), serta pengguna jasa angkutan udara sebelum pembatasan penerbangan itu dilakukan,” ujarnya. (Humas NTB)

AYA/HmsNTB




Di Lombok Utara, Wagub Tegaskan Pentingnya Disiplin Ekstra Dari Masyarakat

Gelombang kedua bisa jadi lebih berat daripada saat pertama kali kasus Covid di NTB ditemukan, karena saat awal kasus ini masuk, kekuatan dan energi yang dimiliki oleh pemerintah masih penuh

LOMBOK UTRA.lombokjournal.com — Usai melakukan pertemuan dengan Walikota Mataram, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah melanjutkan kunjungannya ke Kabupaten Lombok Utara (KLU) Kamis (28/05/20).

“Roadshow” Gubernur dan Wakil Gubernur NTB bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) ke Pemda Kabupaten/Kota ini ilakukan untuk menyatukan komitmen memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di daerah.

Sinergitas menjadi kunci upaya pencegahan penularan virus ini agar tak menyebar luas.

Wagub Hj Sitti Rohmi mengatakan, tujuan kedatangannya ke kabupaten/kota se- Pulau Lombok adalah untuk bersilaturrahim dan saling menguatkan satu sama lain. Sebab, musibah ini kemungkinan akan panjang.

“Jadi kita semua jangan lemah dan jangan cepat menyerah,” sarannya saat betemu dengan Bupati KLU, Dr. H. Najmul Akhyar di kantor Bupati, Kamis (28/5/2020).

Menurut Umi Rohmi,  penanganan Covid -19 ini membutuhkan sinergi dan energi dari semua pihak. Utamanya pada suasana Idul Fitri ini dirasa penting, selain bermaaf-maafan juga saling menguatkan satu sama lain.

“Mudahan di NTB energinya tidak berkurang untuk mengatasi Covid ini,” ungkapnya.

NTB kini siap menghadapi gelombang kedua, yang juga mengalami peningkatan cukup signifikan.

Hal ini semakin mengkhawatirkan, karena para tenaga kesehatan di NTB sudah banyak yang terinfeksi Covid-19.

Gelombang kedua bisa jadi lebih berat daripada saat pertama kali kasus Covid di NTB ditemukan, karena saat awal kasus ini masuk, kekuatan dan energi yang dimiliki oleh pemerintah masih penuh.

Untuk itu, seluruh elemen masyarakat perlu meningkatkan semangat berlipat-lipat lagi sampai kasus di NTB benar-benar landai. Untuk mewujudkan hal tersebut, kedisiplinan di masyarakat terus ditingkatkan sampai ditemukan vaksin.

Wagub mengatakan total Covid-19 di NTB per tanggal 27 Mei 2020 sebanyak 562 total kasus positif, 279 orang positif yang masih dalam perawatan, 273 orang sembuh, 10 orang meninggal, 476 pasien dalam pengawasan, dan 187 orang dalam pemantauan.

Karakteristik kasus di NTB, 78 orang adalah anak-anak, dan merupakan kedua terbesar di Indonesia.

“Ini menjadi warning bagi kita bahwa kita harus ekstra menumbuhkan kedisiplinan dalam setiap jenjang umur,” tambah Wagub.

Sebelum menutup arahannya, Wagub sekali lagi menekankan bahwa penanganan ini letaknya pada kedisiplinan dan harus dimulai dari kita dulu.

“Mari kita persiapkan seluruh sistem kita untuk betul-betul bisa hidup dengan protokol Covid. Selamat bertugas dan terimkasih pemerintah kabupaten KLU, TNI/Polri, tenaga kesehatan dan seluruh pihak yang telah menangani Covid,” katanya.

Memantau pasar

Bupati Lombok Utara, Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH, mengucapkan terima kasih atas dorongan semangat dari Wakil Gubernur NTB dan jajaran Forkopimda di KLU.

Ia mengatakan, pihaknya bersama dengan TNI/Polri secara rutin memantau pasar dan tempat-tempat keramaian lainnya dalam rangka mengendalikan pandemi.

Kewajiban menggunakan masker di KLU juga terus digalakkan.

“Edaran Gubernur kami backup dengan edaran Bupati, kami juga menyediakan sarana cuci tangan di pasar pada titik-titik keramaian,” tuturnya.

Bupati KLU menyampaikan, perintah agama sangat berkorelasi dengan keadaan saat ini yaitu prinsip untuk menjaga kesehatan dan menjaga jiwa agar selamat.

“Kita sepakat, kita bangun narasi yang membuat masyarakat paham, bahwa apa yang dilakukan saat ini adalah bersumber dari agama, justru melaksanakan perintah agama untuk hidup sehat,” tandasnya

AYA/HmsNTB




Kapolda NTB Ungkap Sosok Idolanya Ternyata TGH Zainul Majdi Alias Tuan Guru Bajang

“TGB merupakan idola saya, karena ilmunya di bidang public speacking, karena memiliki kesamaan dengan saya sebagai mantan Kadiv Humas Polri,” ucap Kapolda

MATARAM.lombokjournal.com –  Kapolda NTB Irjen Pol. Mohammad Iqbal mengungkapkan terus terang, dirinya sangat mengidolakan sosok TGB yang merupakan alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Hal itu disampaikan Kapolda langsung di hadapan TGH Zainul Majdi atau yang akrab disapan Tuan Guru Bajang (TGB).

Sebelumnya, Kapolda Irjen Pol. Mohammad Iqbal  bersilaturrahmi ke tokoh-tokoh di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Setelah dua hari mengunjungi beberapa tokoh di Lombok Tengah dan Lombok Barat, Rabu (27/05/20) Kapolda NTB bersilaturrahmi di kediaman Tuan Guru Bajang (TGB) HM. Zainul Majdi di Jalan WR Supratman, Kota Mataram.

Kapolda mengatakan, selain sebagai upaya memperkenalkan diri selaku Kapolda NTB yang baru, silaturrahmi ke para tokoh NTB itu untuk mendapatkan dan atau menyerap informasi dalam menjalankan tugas.

“Terimakasih atas sambutan dan penerimaan ini dan mohon saya dianggap sebagai saudara, sekaligus mohon informasi dan masukan-masukan untuk lebih optimalnya kami, dalam melaksanakan tugas di NTB,” ungkap Kapolda.

Di hadapan TGB, Irjen Pol. M. Iqbal menyampaikan bahwa dirinya sangat mengidolakan sosok TGB yang merupakan alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir tersebut.

“TGB merupakan idola saya, karena ilmunya di bidang public speacking, karena memiliki kesamaan dengan saya sebagai mantan Kadiv Humas Polri,” ucapnya.

Menyambut kunjungan Kapolda NTB, TGB H.M. Zainul Majdi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kunjungan orang nomor satu di Polda NTB tersebut.

“Saya bersyukur bisa jumpa yang kedua kalinya, setelah sebelumnya pernah ketemu dan hadir bersama Kapolri (Jenderal Pol. Tito Karnavian, red) dan Panglima TNI saat kunjungan gempa bumi di NTB beberapa tahun lalu,” kata TGB.

“Saya mengucapkan selamat datang, dan ini merupakan penghargaan terhadap saya pribadi dan mohon maaf lahir dan bathin di suasana Idulfitri sekarang ini,” ujarnya.

Lebih lanjut TGB menuturkan, kami diajarkan dan diwasiatkan oleh para guru serta sesepuh kami, merupakan suatu kewajiban bagi warga NTB untuk memajukan negara.

“Itu adalah wasiat guru-guru kami. Bekerjalah untuk negara Indonesia dan kami siap untuk mendukung kinerja Polri, kami yang di pesantren juga perlu dukungan dan nasehat, dan saya sampaikan penghargaan kepada teman-teman Kepolisian, atas kinerja Polri,” ujar TGB.

Menurutnya, selama dua periode menjadi orang nomor satu (gubernur) di NTB dirinya melihat upaya Polri dalam menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

“Saya lihat dari sepuluh tahun menjabat di pemerintahan, Polri terus berusaha untuk memperbaiki kulturnya, karena apapun bentuknya di dunia ini tidak ada yang sempurna. Terutama kinerja bhabinkamtibmas yang sangat saya apresiasi,” jelasnya.

“Doa kami terkabulkan selalu mendapat orang-orang baik yang memimpin di NTB. Dan saya berdoa untuk Pak Kapolda, agar dalam pelaksanaan tugas dalam keadaan aman dan kondusif. Âmîn,” kata TGB.

Dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang dikunjungi, Kapolda NTB mendapatkan berbagai saran dan atau masukan, terkait karakteristik masyarakat di dua pulau yang menjadi wilayah Provinsi NTB, yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Me




Gubernur Zul Bertemu Bupati/Walikota, Satukan Komitmen Tangani Pandemi Covid-19

“Situasi kita lebih berbahaya dibanding awal dulu. Bukan karena virusnya tetapi karena ketidakdisplinan kita dan mulai menggampangkan dan pada saat yang sama, tenaga kesehatan kita mulai bertumbangan karena 3-4 bulan berjibaku dengan persoalan ini,” terang Gubernur Zul

MATARAM.lombokjournal.com —  Dalam rangka antisipasi penyebaran dampak Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Provinsi NTB, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTB melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten/Kota se Pulau Lombok, Kamis (28/05/20).

Dimulai dari Kota Mataram, Gubernur dan Wagub menyampaikan arahannya pada Rapat Pembahasan Penanganan Covid-19 di wilayah Kota Mataram bertempat di Pendopo Walikota Mataram.

Gubernur Zul mengatakan,  istilah “New Normal” yang mencuat belakangan ini merupakan suatu hal yang memberikan sedikit angin segar.

Menurutnya, Hal ini menandakan adanya kabar baik yang datang di tengah masyarakat.

Namun Ia meminta masyarakat agar tidak lengah dan tetap patuh pada protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah.

“Kampanye New Normal ini membuat kita sedikit bernafas lega, ini badai segera berlalu, ada cahaya di ujung terowongan,” ujar Bang Zul sapaan akrabnya.

Ia juga menyinggung tenaga kesehatan di NTB yang mulai terpapar Covid-19.

Gubernur Zul mengungkapkan, kedisiplinan menjadi faktor penting agar tetap terhindar dari wabah corona. Selain itu, ia juga menyinggung wabah corona yang belakangan ini semakin rentan menyerang bayi dan balita.

“Situasi kita lebih berbahaya dibanding awal dulu. Bukan karena virusnya tetapi karena ketidakdisplinan kita dan mulai menggampangkan dan pada saat yang sama, tenaga kesehatan kita mulai bertumbangan karena 3-4 bulan berjibaku dengan persoalan ini,” terang Gubernur Zul.

Dengan hal tersebut, Ia berharap masyarakat semakin sadar akan bahaya Covid-19 yang masih mengintai dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

“Jangan sampai kelengahan kita ini mengakibatkan jumlah yang terpapar Covid-19 ini lebih banyak lagi di tempat kita,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan bahwa dalam menangani masalah Covid-19 ini kebersamaan dan semangat harus selalu dijaga.

Karena penyebaran virus Covid-19 ini berbeda seperti kita menghadapi bencana-bencana yang lain.

“Hal-hal seperti ini dibutuhkan kekuatan kita bersama. Dalam kondisi NTB sekarang, seperti yang kita prediksi sebelumnya, lengah sedikit saja bisa terjadi second wave,” jelas Wagub.

Wagub Hj Sitti Rohmi tak ingin tenaga kesehatan yang selama ini menjadi mesin utama penanganan Covid-19 terpapar semakin banyak. Mengingat 67 tenaga kesehatan di NTB telah dinyatakan positif Covid-19.

“Hal yang sangat kita khawatirkan, namun terjadi juga. Padahal saya yakin semua sudah melakukan proteksi yang sangat baik. Oleh karena itu, semangat ini yang harus terus dijaga kedepan oleh Pemerintah Provinsi dan Kepala Daerah semuanya,” jelasnya.

Menurutnya, Covid-19 ini adalah penyakit yang sama dengan penyakit lainnya, hanya saja memiliki tingkat kematian yang lebih cepat. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak lari dan sembunyi jika memiliki gejala dari Covid-19.

“Ini memang lebih berat, tapi saya yakin kita bisa karena do’a kita. Mudah-mudahan dengan kebersamaan kita semua InsyaAllah bisa teratasi dengan sebaik-baiknya,” tutup Ummi Rohmi.

Penanganan Covid-19 Berbasis Lingkungan

Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh menuturkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam melawan pandemi Covid-19.

Kota Mataram yang sejauh ini terdata sebagai kota dengan tingkat terpapar positif terbanyak dinilai harus lebih bekerja keras.

Karena itu, koordinasi dan komunikasi dengan Pemprov NTB diharapkan berjalan dengan baik.

“Tentu semua yang sudah menjadi kebijakan dan keputusan Gubernur sudah kita tindak lanjuti,” ungkapnya.

Di Kota Mataram sendiri, Ahyar menyampaikan program penanganan Covid-19 dengan pola PCBL atau Penanganan Covid-19 Berbasis Lingkungan.

Program tersebut berupa pembagian masker, penyediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer di sejumlah titik di Kota Mataram.

Ahyar mengajak Kabupaten/Kota yang ada di seluruh NTB agar selalu kompak dalam melawan Covid-19 bersama-sama.

“Mudah-mudahan kita bisa segera terlepas dari Covid-19 ini,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Danrem 162/WB, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani memberikan rekomendasi terkait penanganan Covid-19. Salah satunya di bandara dan pelabuhan akan diberlakukan pembatasan kepada penumpang.

Setiap penumpang yang ingin masuk ke NTB harus memberikan surat tugas dan hasil swab yang berlaku 7 hari.

“Jika swab tersebut lebih dari 7 hari, maka harus swab ulang dan wajib untuk dikarantina lagi ,” jelasnya.

Menurutnya, selain bandara dan pelabuhan, yang menjadi atensi penting saat ini adalah pasar.

Diharapkan, pasar-pasar harus memiliki fasilitas pendukung seperti thermo gun, hand sanitizer, penjual dan pembeli harus menggunakan masker dan sarung tangan, dan tak lupa harus menerapkan physical distancing ketika bertransaksi.

“Setiap pasar tradisional akan dibuatkan pos terpadu yang berisi aparat Kepolisian, TNI dan Pol PP untuk mengontrol pasar,” ujarnya.

AYA/HmsNTB