Lembaga Lain Diajak  Andil Tingkatkan Kemampuan Masyarakat NTB

Pembangunan tidak boleh hanya fokus pada indikator kuantitatif saja. Peningkatan kualitas masyarakat pun harus menjadi sasaran utama dari pemerintah

MATARAM.lombokjournl.com —  Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menjadi Narasumber dalam acara silaturahim dan temu wicara secara online yang diinisiasi oleh Baituttamkin Tazkia Madani, bertempat di Ruang Kerja Gubernur, Rabu (17/06/20).

Kegiatan ini mengangkat tema “Percepatan Pemulihan Ekonomi Keluarga Berpenghasilan Rendah Terdampak Pandemi Covid-19 ; Sinergi Pemerintah Daerah, BAZNAS dan Partisipasi Masyarakat Madani”.

Gubernur dalam kesempatan itu menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh Baituttakmin Tazkia Madani tersebut.

Menyinggung masalah ekonomi, sebelum wabah Corona menyapa dunia, NTB sebelumnya telah merasakan gejolak ekonomi akibat gempa beberapa waktu yang lalu.

Ia pun mengapresiasi kinerja Bupati dan Walikota, seluruh OPD dan lembaga/organisasi terkait yang selama masa itu telah bekerja keras dalam menstabilkan perekonomian.

“Tetapi setelah kita bangkit pada track yang benar, kita semua bahkan di seluruh dunia terkena Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini,” ujar Gubernur Zul.

Begitu pula dengan pembangunan, Gubernur Zullmengatakan, pembangunan tidak boleh hanya fokus pada indikator kuantitatif saja. Peningkatan kualitas masyarakat pun harus menjadi sasaran utama dari pemerintah.

“Tapi yang paling penting dan ini sedang kita lakukan di NTB bahwa pembangunan itu harus dimaknai sebagai sebuah proses besar untuk mengupgrade kemampuan masyarakat,” jelasnya.

Pemprov NTB katanya akan selalu mendukung kegiatan apa saja di daerah ini, selama itu mampu meningkatkan kualitas dan menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Apapun yang ingin dilakukan teman-teman sepanjang itu punya niat dan muaranya mengupgrade kemampuan atau kapasitas masyarakat kami, kami akan dukung,” katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs H. Lalu Gita Ariadi, M.Si mengatakan, pemerintah begitu menyadari efek ekonomi yang terjadi selama masa pandemi Covid-19.

Anjuran seperti stay at home tentu akan berdampak pada ekonomi apabila pemasukan (income) ikut tersendat.

“Oleh karenanya, ketika awal spirit kita adalah lawan Covid-19, tetapi belum juga menunjukkan tanda-tanda akan segera mereda dan usai, sekarang kita berada pada posisi bagaimana bersahabat dengan Covid-19. Dengan meningkatkan aktifitas, melakukan produktifitas ekonomi tetapi tetap diatas segalanya adalah mengacu kepada protokol Covid-19,” ungkap Lalu Gita.

Lalu Gita menyampaikan, Pemprov NTB selain dalam hal kesehatan terkait penanganan Covid-19, juga sangat memperhatikan aspek sosial ekonomi.

Ia kemudian mencontohkan program JPS Gemilang yang merupakan hasil produksi lokal disebutnya  telah memberikan solusi bagi masyarakat yang terdampak Covid-19.

“Jaring Pengaman Sosial yang diberikan kepada masyarakat ini adalah item-item produk dari UMKM atau yang dihasilkan masyarakat NTB sendiri, jadi apa yang dihasilkan oleh masyarakat yang terdampak, yang stay at home, kemudian bisa melakukan sesuatu, itu yang diserap oleh pemerintah dan setelah diserap kembali didistribusikan kepada masyarakat,” terangnya.

Dengan langkah ini, Pemprov NTB mendapat banyak apresiasi dari UMKM dan juga masyarakat luas. Tak hanya itu, Pemerintah Pusat pun mengapresiasi langkah yang telah dan sedang dilakukan Pemprov NTB.

Pimpinan Grup Tazkia, Dr. Muhammad Syafi’i Antonio memaparkan hal-hal yang menjadi program dan langkah kedepan dalam mengontrol perekonomian selama masa wabah corona.

Ada tiga pendekatan yang dilakukan oleh Baituttakmin, yakni secara finansial yaitu dengan cara memperkuat ekonomi. Kedua, pendekatan sosial keluarga yaitu dengan melakukan peningkatan kapasitas dan yang terakhir pendekatan spritual.

“Alhamdulillah ini sudah berjalan atas dukungan dari Pemprov, Kabupaten dan Kota demikian juga Insya Allah nanti dengan BAZNAS, mudah-mudahan ini bisa ditingkatkan,” sebut Syafi’i.

Ke depan, ia berharap masyarakat agar mampu meningkatkan perekonomiannya. Oleh sebab itu, kerjasama yang baik antar pihak terkait menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI, Dr. Irfan Syauqi Beik mengatakan hal-hal yang terkait dengan akselerasi penyaluran zakat di masa pandemi Covid-19 dan era New Normal.

Penyaluran ZIS BAZNAS masa pandemi Covid-19 mengedepankan syariah dan ketentuan yang berlaku, serta tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Koordinasi dengan pemerintah dan gugus tugas penanganan Covid-19 harus lebih dikuatkan.

Selain itu, Ia bersyukur bahwa semangat berbagi masyarakat masih sangat tinggi meskipun di masa sulit ini.

“Kita optimis bahwa seberat apapun situasi yang kita hadapi, peluang itu masih ada,” ucap Syauqi optimis.

Ia kemudian menekankan tiga karakteristik program di era New Normal yang akan diterapkan BAZNAS, di antaranya menjaga protokol kesehatan, menjaga protokol keselamatan kerja dan memanfaatkan kemajuan teknologi.

“Adaptasi menjadi suatu hal yang sangat penting dan tentu ini kita harus memiliki protokol yang baik didalam program,” tambahnya.

Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda NTB, Ahmad Masyhuri, SH. Kegiatan ini diikuti pula BAZNAS dan BAZDA Kabupaten/Kota, Penggerak Baittutamkin Lombok Sumbawa serta masyarakat umum yang turut pula menyampaikan aspirasinya.

AYA/HmsNTB




15 Ribu Paket Bantuan dari Kemenparekraf, Untuk Pekerja Pariwisata yang Terdampak Covid-19

Dunia usaha di sektor pariwisata mengalami pelemahan. Hingga berdampak pada beberapa hal, antara lain pekerja yang dirumahkan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK)

MATARAM.lombokjournal.com — Pariwisata merupakan salah satu sektor yang pertama terdampak saat pandemi Covid-19 di NTB.

Hal ini menjadi atensi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lantaran banyak pekerja pariwisata yang terdampak secara langsung.

Bertempat di Islamic Center NTB, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyampaikan ucapan terimakasih terhadap bantuan 15 ribu paket sembako dari pemerintah pusat melalui Kemenparekraf.

Hal ini merupakan bukti bahwa pemerintah pusat tetap bersama NTB dalam membangun pariwisata.

“Ketika ada wabah Covid-19 ini memang salah satu yang terkena dampak adalah pariwisata, oleh karena itu mudah-mudahan bantuan ini tidak hanya secara fisik, namun ini bentuk dukungan moril yang diberikan oleh pemerintah pusat,” kata Gubernur.

Gubernur Zul berpesan kepada para pekerja pariwisata untuk menjadikan momen ini sebagai titik awal kebangkitan pariwisata NTB akibat pandemi.

“Kepada teman-teman pariwisata mudah-mudahan ini jadi momentum untuk tidak takut terhadap Corona, tapi harus tetap mengikuti protokol kesehatan agar kita mampu terhindar dari wabah ini,” pesan Bang Zul.

Ia juga meminta kepada asosiasi-asosiasi pariwisata untuk kembali menggiatkan anggota-anggotanya, agar mulai beraktivitas kembali dengan menerapkan protokol kesehatan di masa menuju new normal.

“Disiplin dengan new normal ini penting, jangan sampai kita mengabaikan, sehingga kita menelan pil pahit di kemudian hari,” tuturnya.

Bang Zul juga berterimakasih kepada Forkopimda yang selalu hadir dan memberikan dukungan baik secara moril maupun materil khususnya pada masa pandemi ini.

Pekerja yang dirumahkan

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Produk Pariwisata Kemenparekraf, Edy Wardoyo menyampaikan, dunia usaha di sektor pariwisata mengalami pelemahan. Hingga berdampak pada beberapa hal, antara lain pekerja yang dirumahkan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Edy mengatakan. tujuan Kemenparekraf ini adalah untuk memberikan dukungan berupa moril dan meteril yang diharapkan dapat meringankan beban para pekerja pariwisata terdampak Covid-19 khususnya di NTB ini.

Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, Kepolisian serta asosiasi terkait, sebanyak 15 ribu paket sembako yang diberikan adalah hasil usulan dari Dinas Pariwisata Provinsi NTB, dan sudah melalui verifikasi dengan beberapa kriteria penerima.

Paket tersebut juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, diisi dengan produk UMKM lokal.

“Paket isinya beras premium isi 10 kg, minyak goreng isi 1 liter, gula pasir 1 kg, ikan asin 25gram. Isi dari paket ini sesuai arahan Gubernur kita beli dari UMKM-UMKM lokal,” terang Edy disamput tepuk tangan meriah.

Ia menambahkan. para pekerja pariwisata yang mendapatkan bantuan ini adalah mereka yang  sudah mengalami PHK dan yang gajinya belum dibayar hingga tiga bulan ini.

Edy berharap pandemi ini segera berakhir agar pariwisata di NTB dapat normal kembali seperti biasanya.

AYA/HmsNTB




Jaksa Gugat Batal Perkawinan Sejenis Antara Muhlisin dengan Sup alias Mit

Pihak kejaksaan tinggi  juga telah memiliki  saksi fakta selain bukti dokumen yaitu keterangan dari ayah Mit yang membenarkan, Mit itu sebenarnya adalah Supriadi bukanlah yatim

MATARAM.lombokjournal.com  — Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejari Mataram menggugat pembatalan perkawinan sejenis antara Muhlisin (31) dengan Sup alias Mit (31) hal ini didasari pelanggaran UU Perkawinan

Keterangan itu disampaikan kepala kejaksaan tinggi Nusa Tenggara Barat Nanang Sigit Yulianto  yang didampingi oleh Kajari Mataram, Yusuf  dalam agenda jumpa pers, Selasa (16/06/20)

Kajati menjelaskan, pernikahan yang tercatat di KUA Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat itu melanggar Undang-undang perkawinan pasal 1 nomor  tahun 1974, tentang dasar perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri .

Bidang Datun Kejati NTB telah menugaskan JPN Kejari Mataram untuk mengajukan gugatan pembatalan perkawinan tersebut.

Gugatan pun sudah dilayangkan ke Pengadilan Agama Giri Menang, Lombok Barat. Saat ini Kajati juga sudah memiliki bukti-bukti untuk memenangkan gugatan  Diantaranya  K-T-P / KK dan ijazah asli kepunyaan Mit alias Supriadi.

Pihak kejaksaan tinggi  juga telah memiliki  saksi fakta selain bukti dokumen yaitu keterangan dari ayah Mit yang membenarkan, Mit itu sebenarnya adalah Supriadi bukanlah yatim piatu seperti yang diakuinya sehingga KUA mengganti walinya dengan wali hakim saat akad nikah awal Juni lalu

Pengajuan pembatalan pernikahan sejenis yang diselenggarakan di Desa Gelogor, Kediri, Lombok Barat itu sesuai dengan pasal 26 UU Perkawinan. Pembatalan bisa diajukan pihak suami atau istri atau pejabat negara yang berwenang.

AYA




Gubernur Zul Puji Semangat Pendiri Yayasan Sinar Muslim Sejati Indonesia

“Kita bagus itu bukan karena gedungnya atau bagus orang orangnya, tetapi karena cita cita yang besar di dalam dada Sinar Cendikia,” kata Gubernur Zul

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Zulkieflimansyah bersama istri Hj. Niken Saptarini Widyawati S.E., M.Sc menghadiri halalbihalal keluarga besar Yayasan Sinar Muslim Sejati Indonesia secara daring di Pendopo Gubernur NTB Rabu (17/06/20).

Sebagai penasihat Yayasan Sinar Muslim Sejati Indonesia, Gubernur Zul mengaku gembira dapat bersilaturrahmi kembali bersama seluruh pengurus dan tenaga pendidik yayasan tersebut.

Gubernur Zul mengapresiasi lima pengurus yang juga merupakan pendiri Sinar Cendikia Islamic School, yakni Hj. Niken Saptarini Widyawati, Rika Hardani, Ervin Hidayati, Munasri Hadini dan Kusuma Dewi.

Bang Zul mengapresiasi semangat dan kerja keras kelima pemerempuan hebat tersebut.

“Satu pelajaran penting, where there is a will, there is a way. Kalau ada keinginan pasti akan Allah bukakan jalan yang membentang buat kita semua,” ucap Bang Zul.

Ia mengatakan, semakin mapan suatu institusi, semakin matang manajemennya. Namun terkadang semangat mulai meredup.

Karena itulah ia berharap dengan halalbihalal ini dapat membakar lagi semangat para pengelola dan para pengajar dalam membina masyarakat dan membina umat.

“Kita bagus itu bukan karena gedungnya atau bagus orang orangnya, tetapi karena cita cita yang besar di dalam dada Sinar Cendikia, jadi mudah mudahan dalam halalbihalal ini, kembali diingatkan bahwa perjalanan panjang selalu dimulai dengan langkah pertama. Dan langkah pertama menghadirkan kemaslahatan di Tanggerang Selatan telah kita mulai di Sinar Cendikia,” katanya.

Pada kesempata itu, Hj. Niken Saptarini Widyawati yang juga merupakan Direktur Keuangan dan Pengembangan Bahasa Inggris di Sinar Cendikia Islamic School mengaku sangat bahagia dan juga mengapresiasi para tenaga pengajar yang tetap semangat mengajar meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Menurutnya, meskipun belajar mengajar berlangsung secara online, lembaga pendidikan ini tetap menorehkan prestasi, yakni tetap menghasilkan hafiz dan hafizah.

Hal itu diakui Bunda Niken suatu hal yang patut dibanggakan dan terus di tingkatkan dikemudian hari.

Senada dengan hal itu, Rika Hardani, S.P selaku Ketua Yayasan Sinar Muslim Sejati Indonesia turut memberikan semangat kepada seluruh tenaga pengajar,

“Jangan lelah untuk terus ikhlas dalam melimpahkan ilmu ilmu kepada semua anak didik,” katanya.

AYA/HmsNTB




Penanganan Medis dan Penyaluran Bantuan Gugus Tugas KLU

TANJUNG.lombokjournal.com — Koordinator Bidang Kehumasan/Juru Bicara Covid-19 KLU, Evi Winarni, M.Si menjelaskan penanganan medis pada warga korban virus Corona Covid-19, dalam konferensi pers, di  Aula Kantor Bupati Lombok Utara, Selasa (16/06/20.

Menurutnya, Gugus Tugas Covid-19 KLU meyipkan  dua lokasi pelayanan medis, yaitu RSUD KLU dan Unit Layanan Karantina.

Ketentuannya, pasien reaktif dan positif Covid-19 disertai dengan penyakit penyerta yang didiagnosis memberatkan, termasuk anak-anak, bayi, dan lansia ditempatkan di ruang isolasi biasa RSUD KLU.

“Bagi pasien reaktif dan positif Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala penyakit penyerta serta tidak termasuk bayi, anak-anak dan lansia di tempatkan di Unit Layanan Karantina,” ungkap Evi.

Dikatakan, saat ini terdapat 2 pasien positif Corona, sedang dirawat di Unit Layanan Karantina.

Secara rinci Evi menjelaskan kondisi terakhir,  jumlah yang sudah dilakukan RDT sebanyak 2936 orang. Dengan hasil reaktif sebanyak 171 orang, dan non reaktif debanyak 2765 orang.

“Total RDT sejumlah 5480 set, dan saat ini ketersediaan RDT di Dinas Kesehatan masih tersisa sejumlah 2394 set,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan perkembangan penanganan Covid-19 per tanggal 15 Juni 2020 di KLU:

  • ODP (Orang Dalam Pemantauan) : 35 orang (isolasi mandiri)
  • OTG (Orang Tanpa Gejala) : 356 orang (isolasi mandiri)
  • PDP (Pasien Dalam Pengawasan) : 26 orang (isolasi mandiri)
  • Positif: 45 orang.
  • Sembuh: 42 orang.
  • Masih dalam perawatan medis : 2 orang.
  • Meninggal: 1 orang.

Penyaluran Bantuan

“Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 KLU telah menerima kontribusi bantuan dari Intansi, Lembaga, Donatur dan Pemerintah Daerah, dan telah menyalurkannya pada masyarakat yang terdampak pandemic,” kata Evi Winarni.

Sebanyak 50 set Masker N95 dan 1000 Masker Medis dari Satgas BUMN ITDC kepada Pemda KLU, disalurkan tanggal 11 Juni. Hari berikutnya, tanggal 12 Juni, telah disalurkan bantuan berupa APD (Alat Pelindung Diri) sejumlah 4 box oleh BPBD Provinsi kepada Pemda KLU.

Bantuan berupa Telur Fertil Fresh sejumlah 15.000 butir dari CSR dari Charoen Pokphand Foundation Indonesia disalurkan tanggal 15 Juni.

“Bantuan dari Dinas Sosial berupa sembako disalurkan kepada keluarga pasien yang reaktif dan positif sebanyak 246 paket sembako per tanggal 16 Juni,” jelas Evi.

Lebih lanjut dijelaskan,  terkait layanan secara teratur terhadap pasien positif Covid-19 dan ODP reaktif pada Unit Layanan Karantina di laboratorium, dari mulai layanan medis, layanan tempat, maupun layanan kuliner bagi yang terdampak Covid-19.

“Sesuai perkembangan Covid-19 di Lombok Utara, meski  keadaan sudah mulai relatif pulih, diserukan untuk tetap jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, dan gunakan masker,” kata Evi.

Ia menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi bagi kemanusiaan.

Bersama mencegah Covid-19 di KLU dengan bekerja tangguh profesional untuk kemanusiaan.

“Mari cegah penyakitnya,  tidak mengucilkan penderitanya,” katanya.

HumasproKLU

 




Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 KLU, Jelaskan Kegiatan Sepekan

TANJUNG.lombokjournal.com — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lombok Utara (KLU) menyampaikan penjelasan kegiatan  sepekan sebelumnya, dalam rangka pencegahan dan memutus rantai penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Lombok Utara.

Koordinator Bidang Kehumasan/Juru Bicara Covid-19 KLU Evi, Winarni, M.Si, menyampaikan rincian pelaksanaan kegiatan berkala pada wartawan, dalam konferensi pers di  Aula Kantor Bupati Lombok Utara, Selasa (16/06/20).

Evi Winarni M.Si

Di depan awak media Lombok Utara itu Evi menjelaskan, kegiatan pengamanan dan pengecekan suhu tubuh, dilaksanakan pada tanggal 5-15 Juni. Lokasi pelaksanaan kegatan itu berlangsung di tiga kawasan perbatasan KLU, yaitu Pusuk Pass, Klui Malaka dan  Sambik Elen Bayan.

Pada periode tanggal yang sama, juga dilakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum yang ada di Lombok Utara.

Di Pasar Tanjung, Pasar Pemenang dan Pasar Gondang dilaksanakan penyuluhan tentang penyebaran pandemi Covid-19,  dan penertiban penataan jarak lapak antarpedagang.

“Di Pelabuhan Bangsal  dilaksanakan kontrol terkait keluar masuknya masyarakat lokal yang menyeberang ke 3 Gili. Kegiataan ini sekaligus memberikan imbauan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan menggunakan masker,” jelas Evi.

Plt Asisten III KLU itu  menjelaskan, kegiatan pengamanan dan penataan jarak antarpedagang juga dilaksanakan di Pasar Mingguan Tampes, Kayangan, tanggal 10 Juni. Berikutnya, tanggal 12 Juni dilaksanakan kegiatan edukasi dan kunjungan ke  rumah warga yang sedang di isolasi mandiri di Dusun Tegal Maja. Pada saat bersamaan, dilakukan pembersiahan Pelabuhan Bangsal.

Di Gili Trawangan dilaksanakan kegiatan fogging, pemasangan stiker dan spanduk, pembagian masker serta pemantauan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. 13 Juni. Di saat bersamaan dilaksanakan kegiatan pembersihan di Pasar Tanjung.

Sosialisasi pencegahan penyebaran virus Corona secara terpadu di wilayah koramil 03/Bayan dilaksanakan tanggal 10- 14 Juni 2020.

“Satgas Gugus Tugas melaksanakan kegiatan pengamanan serta memberikan imbauan terkait pencegahan penyebaran Covid-19 di Pasar Mingguan Anyar, Kecamatan Bayan, tanggal 14 Juni,” kata Evi.

HumasproKLU




OJK Presentasi Program Pulihkan Ekonomi di Masa Pandemi

Bagaimanapun perekonomian di NTB harus tetap berjalan. Karena itu, program ini berusaha dijalankan kembali pada masa menuju kenormalan baru

MATARAM.lombokjournlcom — Mengembalikan kondisi perekonomian di masa pandemi menuju kenormalan baru butuh terobosan yang baik.

Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan paparan terkait terobosannya dalam rapat evaluasi penanganan COVID-19 di Rumah Dinas Ketua DPRD Provinsi NTB, Selasa (16/06/20).

Farid Faletehan

Pengembangan UMKM menjadi fokus OJK untuk mengembalikan kondisi perekonomian di NTB. Kepala OJK NTB, Farid Faletehan mengatakan, dengan program ini masyarakat lebih merasa terbantu dan tidak terlalu memikirkan beban setoran yang berlebih.

“Pengembangan UMKM untuk memberantas rentenir atau mengurangi rentenir, kita mempunyai program yaitu program melawan rentenir berbasis masjid atau kita sebutnya Mawar Emas, ini program dari Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang dimiliki oleh OJK,” kata Kepala OJK NTB ini.

Ia mengatakan, program ini sangat tepat untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat di tingkat bawah.

Program ini hanya tinggal melakukan konsolidasi dengan pemerintah daerah agar dapat dipahami bersama. Awalnya akan diluncurkan tanggal 17 Maret lalu, hal ini ditunda karena  Pandemi.

“Sebenarnya program ini akan membantu memberikan pinjaman KUR kepada 5.500 peternak sapi, namun tertunda gara-gara COVID-19 ini,” terangnya.

Ia menjelaskan, bagaimanapun perekonomian di NTB harus tetap berjalan. Karena itu, program ini berusaha dijalankan kembali pada masa menuju kenormalan baru.

Ia menyampaikan, ide ini muncul dari usulan Gubernur usai salat subuh berjamaah di masjid.

Saat itu, Gubernur Zul mengatakan, masjid selain sebagai pusat ibadah, juga bisa digunakan sebagai pusat pengembangan ekonomi.

Lebih jauh lagi, Farid menginformasikan beberapa waktu yang lalu mengundang para pemodal dan responnya sangat bagus serta sudah siap membantu program ini.

“Permodalannya kemarin kita udah kumpulkan, PNM prinsipnya berapa pun mereka siap, jadi mau sampai berapa kelompok, 100 atau 200 kelompok mereka siap,” tegas Farid.

Untuk menjalankan program tersebut, OJK menggandeng Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang akan diminta menjadi pendamping. Dan akan melibatkan ormas-ormas Islam di NTB seperti NU, NW serta Muhammadiyah dalam menjalankan program yang berbasis syariah ini.

Farid menyampaikan bahwa program tersebut akan dimulai bulan juli ini.

“Insyaallah mulai bulan juli ini kita akan terapkan program ini, targetnya 150 sampai 200 kelompok, atu kelompok itu 15 sampai 20 orang akan mendapatkan pinjaman masing Rp2 juta khusus untuk ibu-ibu,” jelasnya.

Program ini akan rutin dievaluasi secara bertahap oleh para pendamping itu yang telah mendapatkan pelatihan dari OJK.

Meninggalkan legacy

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah yang didampingi oleh Wakil Gubernur, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyambut baik program Mawar Emas tersebut.

Ia bahkan meminta secara khusus Asisten III untuk mengawal program yang diinisiasi oleh OJK ini.

“Mawar emas ini bagaimana meninggalkan legacy, kalau bisa NTB ini bebas riba bebas rentenir, pak Farid ini akan dikenang sebagai seorang yang meletakkan fondasi yang luar biasa. Jadi, kami dari tim Pemda menugaskan khusus asisten 3 yang mendampingi program ini,” tegas Gubernur.

Kapolda NTB, Irjen Pol Muhammad Iqbal yang saat itu mendapat giliran presentasi, memaparkan program yang akan diterapkan di NTB.

Program tersebut diberi nama Kampung Sehat yang akan melibatkan Pemerintah Daerah, TNI-POLRI dan stakeholder terkait sebagai bentuk sinergi dalam mewujudkan NTB Gemilang.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Kasrem, Kajati, Kabinda, Danlanal, Kepala Perwakilan BI, Sekda NTB serta para pimpinan DPRD.

AYA/HmsNTB




Wagub; Perangi Covid-19 Dengan Disiplin Protokol Kesehatan

Pogram penanganan Covid harus konsisten juga dilakukan di tingkat desa

MATARAM.lombokjournal.com  —  Disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak, jaga kesehatan, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun,  merupakan cara memerangi Covid-19.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menekankan hal itu saat memimpin rapat penanganan Covid-19 di Ruang Rapat Anggrek Kantor Gubernur NTB, Selasa (16/06/20).

Rapat tersebut dihadiri para Asisten, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Direktur RSUP, Dinas PMPD Dukcapil, BPBD, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Wagub NTB mengucapkan terimakasih atas kinerja semua Perangkat Daerah yang bertugas dengan transparans.

“Ternyata transparansi kita diakui, mudah-mudahan ini memberi semangat bagi kita untuk terus melalukan improvement untuk melalui masa sulit ini,”  katanya.

Dijelaskan, saat ini NTB sudah menjadi daerah transmisi lokal, hal ini sudah banyak terjadi terutama di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. sebagai epicentrum, fokus perhatian adalah pasar dan rumah ibadah.

Masyarakat juga patut bersama memerangi Covid-19 dengan turut disiplin melawan Corona, Humas juga penyambung informasi  serta mengedukasi masyarakat.

Wagub menegaskan, arus keluar-masuk NTB harus terus diperhatikan, tetap melaksanakan pengawasan ketat.

“Jalan masuk ke NTB saya berharap betul-betu diawasil ketat, jangan sampai lengah, di setiap pintu masuk betul-betul tidak ada celah/lengah, walaupun tidak harus swab lewat darat, tapi harus betul-betul ditegakkan” tegasnya

Poin yang juga penting disampaikan Wagub  yakni  bagaimana program penanganan Covid harus konsisten juga dilakukan di tingkat desa.

Disampaikan, untuk desa kuncinya harus duduk bersama mensukseskan program ini. Apa yang dilakukan saat ini harus menjadi rutinitas, dimana ada tempat cuci tangan, di keramaian publik, pasar, kantor.

“Sosialisasi jaga jarak, isolasi mandiri, tetap dilakukan, paling tidak aparat desa, posyandu, dan PKK, harus mensosialisasikan di seluruh NTB, Revitalisasi Posyandu juga harus di aktifkan kembali, tentu dengan memperhatikan protokol kesehatan sebagaimana mestinya,” kata Ummi Rohmi.

Rr/HmsNTB




UPDATE Covid-19: Hari Selasa, 16 Juni, Bertambah 21 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 31 Orang, Kasus Kematian 1 (satu) Orang

Kasus kematian karena Covid-19 sebagian besar disertai dengan penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular (hipertensi, jantung), diabetes melitus, atau penyakit paru kronis

MATARAM.lombokjournal.com  — Laboratorium PCR dan TCM RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR RSUD Kota Mataram, Laboratorium PCR Genetik Sumbawa Technopark, dan Laboratroium TCM RSUD H.L.Manambai Abdulkadir mengkofirmasi, ada tambahan 21 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 31 orang, dan kasus kematian 1 (satu) orang.

Siaran pers hari Selasa  (16/06/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 348 sampel dengan hasil 306 sampel negatif, 21 sampel positif ulangan, dan 21 sampel positif baru Covid-19, pasien dinyatakan sembuh 31 orang, dan   kasus kematian baru 4 (empat) pasien.

Lalu Gita Aryadi

Dijelaskan, adanya tambahan 21 kasus baru terkonfirmasi positif, 31 tambahan sembuh baru, dan 1 (satu) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Selasa  (16/06/20) sebanyak 978 orang, dengan perincian 656 orang sudah sembuh, 41 meninggal dunia, serta 281 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Petugas kesehatan di Kabupaten/Kota harap melakukan identifikasi epicentrum penularan setempat Covid-19 untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran virus Covid-19,” kata Lalu Gita Ariadi.

TAMBAHAN 21 PASIEN POSITIF COVID 19, SEMBUH 31 ORANG, KEMATIAN BARU  1 (SATU) ORANG

 Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 958, an. Ny. Z, perempuan, usia 22 tahun, penduduk Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalananke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belumteridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Praya dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 959, an. Tn. G, laki-laki, usia 72 tahun, penduduk Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan kedaerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belumteridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Praya dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 960, an. An. RA, laki-laki, usia 3 bulan, penduduk Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Praya dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 961, an. Tn. MA, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Banyuwangi, Jawa Timur. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 nomor 818. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 962, an. Ny. BJ, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 963, an. Tn. YS, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 962. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 964, an. Ny. SNH, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 965, an. Ny. AS, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 815. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 966, an. Tn. HS, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Desa Karang Bongkot, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 967, an. Tn. KA, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Karang Bongkot, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 968, an. Tn. KBA, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Mandalika, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 969, an. Tn. IMP, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Desa Suranadi, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 866. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 970, an. Ny. KIMD, perempuan, usia 22 tahun, penduduk Desa Suranadi, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 866. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 971, an. Tn. BR, laki-laki, usia 48 tahun, penduduk Kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 972, an. Ny. SS, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Kelurahan Gerunung, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 973, an. NY. RD, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Lamongan, Jawa Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Unram dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 974, an. Ny. H, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Desa Kopang Rembiga, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belumteridentifikasi. Pasien memiliki penyakit komorbid. Pasien meninggal dan dilakukan tatalaksana Covid-19;
  18. Pasien nomor 975, an. Ny. K, perempuan, usia 59 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi Baik;
  19. Pasien nomor 976, an. Ny. S, perempuan, usia 39 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 812. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  20. Pasien nomor 977, an. Ny. NWS, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Desa Dasan Baru, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  21. Pasien nomor 978, an. Tn. IKS, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa Barat dengan kondisi baik.

Hari ini terdapat penambahan 31 orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu :

  1. Pasien nomor 312, an. Tn. K, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 355, an. Nn. U, perempuan, usia 19 tahun, penduduk Desa Sai, Kecamatan Suromandi, Kabupaten Bima;
  3. Pasien nomor 357, an. Ny. NM, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Desa Jagaraga, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat;
  4. Pasien nomor 373, an. An. RA, laki-laki, usia 7 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  5. Pasien nomor 390, an. Ny. EI, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  6. Pasien nomor 462, an. Ny. NKDY, perempuan, usia 23 tahun, penduduk Denpasar, Bali;
  7. Pasien nomor 464, an. Tn. K, laki-laki, usia 19 tahun, penduduk Desa Soro, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima;
  8. Pasien nomor 477, an. Ny. AY, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Desa Bonjeruk,Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah;
  9. Pasien nomor 567, an. Tn. IGOWN, laki-laki, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Selatan, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
  10. Pasien nomor 569, an. Tn. MSS, laki-laki, usia 77 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  11. Pasien nomor 570, an. Tn. RW, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  12. Pasien nomor 571, an. Ny. N, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat;
  13. Pasien nomor 573, an. Ny. S, perempuan, usia 38 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  14. Pasien nomor 598, an. Ny. ARO, perempuan, usia 53 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  15. Pasien nomor 599, an. Tn. D, laki-laki, usia 47 tahun, penduduk Kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram;
  16. Pasien nomor 601, an. Tn. I, laki-laki, usia 64 tahun, penduduk Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat;
  17. Pasien nomor 617, an. By. B, perempuan, usia 5 hari, penduduk Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat;
  18. Pasien nomor 680, an. Ny. J, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat;
  19. Pasien nomor 694, an. An. HA, perempuan, usia 13 tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur;
  20. Pasien nomor 695, an. Tn. S, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur;
  21. Pasien nomor 702, an. Tn. AM, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Desa Aikmel Timur, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur;
  22. Pasien nomor 703, an. An. MG, laki-laki, usia 9 tahun, penduduk Desa Aikmel Timur, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur;
  23. Pasien nomor 732, an. Tn. HA, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  24. Pasien nomor 733, an. Tn. BS, laki-laki, usia 49 tahun, penduduk Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat;
  25. Pasien nomor 778, an. Ny. WMA, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  26. Pasien nomor 806, an. Tn. MS, laki-laki, usia 78 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
  27. Pasien nomor 848, an. Tn. MK, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  28. Pasien nomor 853, an. Ny. EP, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  29. Pasien nomor 895, an. An. ZP, perempuan, usia 1 tahun, penduduk Desa Giri Sasak, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat;
  30. Pasien nomor 916, an. Tn. S, laki-laki, usia 61 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  31. Pasien nomor 917, an. Tn. FN, laki-laki, usia 22 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.

Hari Selasa juga terdapat penambahan 1 (satu) kasus kematian baru, yaitu :

  1. Pasien nomor 974, an. Ny. H, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Desa Kopang Rembiga, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah.

Menurut Lalu Gita, kasus kematian karena Covid-19 sebagian besar disertai dengan penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular (hipertensi, jantung), diabetes melitus, atau penyakit paru kronis.

Masyarakat yang memiliki penyakit tidak menular seperti di kardiovaskular (hipertensi, jantung), diabetes melitus, atau penyakit paru kronis. Agar lebih menjaga kesehatan, segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat, katanya.

“Dan berupaya mencegah terinfeksi Covid-19 dengan cara tidak keluar rumah, memakai masker bila harus keluar rumah, melakukan social distancing, sering cuci tangan, dan tidak merokok,” kata Lalu Gita.

AYA/Rr

 




Dubes RI untuk China Sebut Gubernur NTB Visioner

MATARAM.lombokjournal.com — Menarik sekali tema Webinar belajar Covid-19 dari Negeri China yang diselenggarakan Jejaring Media Siber Indonesia (JMSI) pusat, dengan menghadirkan Duta Besar RI untuk China, Y.M. Djauhari Oratmangun.

Dipandu oleh CEO RMOL Network, Teguh Santosa dan pengantar oleh Ketua Umum JMSI, Mahmud Marhaba, diselenggarakan hari ini, Rabu (16/06,20), mulai pukul 17.00 – 19.00 Wita.

Ketua JMSI NTB, Drs Boy Mashudi mengatakan, memperlakukan New Normal di sektor Pariwisata “Belajar dari China’’.

Karena pengalaman di NTB, kata Boy, pemimpin daerah mulai dari Gubernur, Bupati/Walikota sangat hati-hati. Padahal, sebagian ekonomi NTB ditopang oleh pariwisata.

Dengan adanya Covid-19, pariwisata lumpuh dan pertumbuhan ekonomi kecil, mungkin ada pelajaran dari Cina.

Menjawab pertanyaan tersebut, Dubes RI untuk China, Y.M Djauhari Oratmangun mengatakan, memang harus hati-hati.

‘’Saya kenal dengan Gubernur NTB. Pak Gubernur Visioner,’’ kata Dubes bersemangat.

Dan memang pesona alam NTB luar biasa. Dubes Oratmangun sudah 4-5 kali ke NTB. Bahkan sudah punya janji untuk bertemu dengan Gubernur NTB membicarakan tentang membangkitkan pertumbuhan ekonomi termasuk pariwisata.

“Tinggal menunggu waktu dan kesempatan,” katanya.

Untuk kemajuan pariwisata NTB, Dubes juga menjanjikan membawa wisatawan China dari segmen tertentu.

Boy Mashudi siap menyampaikan massage Dubes kepada Gubernur NTB. Bahkan juga siap mendampingi kalau ke NTB untuk bertemu dengan Bupati dan Walikota.

‘’Kami JMSI NTB siap mendampingi pak Dubes,’’ kata Boy.

Webinar berduransi 2 jam ini diikuti juga oleh tokoh pers, Ilham Bintang dan tokoh pers seluruh Indonesia.

Dari NTB diikuti oleh Ketua JMSI, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Humas, Staff Sekretariat dan Penasehat JMSI NTB.

AYA (*)