Dituding Menyalurkan Bibit Padi Tak Berkualitas, Dinas Pertanian NTB Membantah

Semua benih padi yang disalurkan pemerintah kepada masyarakat telah disertifikasi

MATARAM.LombokJournal.com – Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB, Husnul Fauzi membantah tudingan anggota komisi II Bidang Ekonomi DPRD NTB, Mohammad Akri yang menyebut Dinas Pertanian menyalurkan benih berkualitas buruk.

Penyuran benih berkuaitas buruk itu menyebabkan petani gagal panen.

Akri menyatakan, banyak petani mengeluh karena padi yang mereka panen tidak berisi.

Hal itu disampaikan Akri di sela-sela Rapat Dengar Pendapat dengan segenap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menjadi mitra kerja di Ruang Rapat Komisi II DPRD NTB, Selasa (23/06/20).

“Untuk apa dikasi gratis tetapi tidak ada isinya,” ujar Akri.

Husnul yang dikonfirmasi lombokJournal.com beberapa saat usai rapat, membantah tudingan itu. Dan ia menegaskan, semua benih padi yang disalurkan pemerintah kepada masyarakat telah disertifikasi.

Menurut Husnul, bulir padi yang disebut hampa alias tidak berisi itu disebabkan oleh banyak factor. Di antaranya umur panen, kualitas pemberian pupuk, pemilihan varietas benih dan kurangnya air.

“Tidak hanya benih faktor utamanya. Faktor utama itu, umur tanaman, dipanen masih basah, bagaimana  mau ada isinya, tidak ada butir kerasnya,” terang Husnul.

Mengenai kesalahan pemilihan varietas benih yang ditanam petani, kesalahan itu tidak bisa dilimpahkan kepada pemerintah.

“Sebab penyuluh pertanian telah dikerahkan ke lapangan bertemu langsung dengan petani,” kata Husnul.

Husnul lantas menanyakan, terkait data para petani yang bulir padinya hampa. Sebab pihaknya belum menerima laporan petani yang bulir padinya hampa.

“Persoalan anda menyatakan semua varietas banyak yang kopong, tidak juga. Mana kita bicara data,” sergahnya.

Ast




NTB Teken MoU Bisnis Berbasis Masyarakat

 Indeks kualitas lingkungan NTB semakin meningkat, hingga menyentuh angka 75

MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah Provinsi NTB melalui Balai KPH Pelangan Tastura, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT. Sahabat Usaha Rakyat.

Penandatangan itu disaksikan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dilakukan oleh Kepala KPH Pelangan, Burhan SP.,MM dan Direktur Utama PT. Sahabat Usaha Rakyat, Widya Wicaksana, di Kantor Dinas LHK Provinsi NTB, Selasa (23/06/20).

Saat halal bihalal

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari acara halalbihalal dan Pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas LHK oleh Gubernur.

Penandatanganan MoU itu untuk pengembangan bisnis berbasis masyarakat di wilayah Balai KPH Pelangan Tastura Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB.

Dalam MoU yang juga ditandatangani Kadis LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, BScF., M. Si tersebut memuat tiga kesepakatan bersama.

Tiga kesepakatan tersebut yaitu, pertama siap mewujudkan kemandirian ekonomi, dengan menggerakkan sektor ekonomi berbasis masyarakat, pada areal perhutanan sosial khususnya untuk komoditi pakan ternak indigofera dan produk turunannya di wilayah Balai KPH pelayanan tes NTB.

Kedua, siap melakukan kerjasama untuk mengembangkan bisnis pengolahan pakan ternak indigofera dan produk turunannya yang berbasis masyarakat, dalam lingkup pengembangan pasar dan peningkatan kemampuan teknis.

Kesepakatan ketiga yaitu, siap merealisasikan pelaksanaan dari kesepakatan ini, dalam bentuk perjanjian kerjasama yang spesifik dengan pihak terkait, sesuai dengan keperluan pencapaian tujuan bersama dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun.

Kadis LHK NTB Madani Mukarom melaporkan kepada Gubernur, luas hutan yang ada di NTB ini sekitar 1.071.000 Ha.

Sebanyak 890.000 Ha merupakan hutan lindung, berubah kewenangan dari Pemerintah Provinsi yang diserahkan oleh Kementerian.  Sementara, lebih dari 170.000 ha merupakan kawasan konservasi menjadi kewenangan Kementerian LHK, termasuk dua taman nasional yang ada di NTB.

“Kami rancang NTB Hijau itu, mudah-mudahan 2023 bisa diselesaikan dengan partisipasi para pihak termasuk desa di dalamnya dengan dana desa dari APBD juga dan para pihak lain, termasuk kewajiban pemegang izin akan melakukan rehabilitasi sesuai dengan luas areal,” jelasnya.

Dikatakan, mudah-mudahan area yang kosong dalam waktu lima tahun ke depan bisa diselesaikan. Ia juga melaporkan indeks kualitas lingkungan NTB semakin meningkat, hingga menyentuh angka 75.

Targetnya pada tahun 2023, angka indeks kualitas lingkungan NTB mencapai angka 80.

“Kami akan bekerja keras dengan melakukan kegiatan program NTB Hijau, Zero Waste dan industrialisasi,” katanya.

AYA/HmsNTB




UPDATE Covid-19: Hari Selasa, 23 Juni, Bertambah 21 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 19  Orang, Kematian 2 (dua) orang

Petugas kesehatan di Kabupaten/Kota melakukan identifikasi epicentrum penularan setempat Covid-19 untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran virus Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com – Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR RSUD Kota Mataram, Laboratroium PCR Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium TCM RSUD Provinisi NTB, dan Laboratorium TCM RSUD H.L. Manambai Abdulkadir mengkofirmasi, ada tambahan 14 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 8 (delapan) orang. Tidak ada kasus kematian baru.

Siaran pers hari Selasa (23/06/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 270  sampel dengan hasil 214 sampel negatif,  35 sampel positif ulangan, dan21 sampel positif baru Covid-19, pasien dinyatakan sembuh 19  orang, kasus kematian baru 2 (dua) orang.

Lalu Gita Aryadi

Dijelaskan, adanya tambahan 21 kasus baru terkonfirmasi Positif, 19 tambahan sembuh baru, dan 2 (dua) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Seasa (23/06/20) sebanyak 1.102 orang, dengan perincian 763 orang sudah sembuh, 47 meninggal dunia, serta 292 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif,” kata Lalu Gita Ariadi.

TAMBAHAN 21 ORANG POSITIF COVID-19, PASIEN SEMBUH19 ORANG, KASUS KEMATIAN 2 (dua) ORANG

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 1082, an. Tn. NKP, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Sukamaju, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 1083, an. Ny. SH, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Desa Duman, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 1084, an. Tn. FZ, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Siloam Mataram dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 1085, an. Tn. IWW, laki-laki, usia 74 tahun, penduduk Kelurahan Mayura, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Pasien memiliki penyakit komorbid. Pasien meninggal dan dilakukan tatalaksana Covid-19;
  5. Pasien nomor 1086, an. Ny. H, perempuan, usia 56 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSI Siti Hajar Mataram dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 1087, an. Tn. H, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSI Siti Hajar Mataram dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 1088, an. Tn. K, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Sayang Sayang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 1089, an. Tn. Z, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 1052. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 1090, an. Ny. NFM, perempuan, usia 43 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 1091, an. Ny. FA, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Jakarta Timur, Jakarta. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 1092, an. Ny. H, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 1093, an. Ny. GAL, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Desa Telaga Waru, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi stabil;
  13. Pasien nomor 1094, an. Tn. IGP, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 1095, an. Ny. M, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 1096, an. Tn. PSSH, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Desa Lembar, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 1097, an. Ny. WH, perempuan, usia 60 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 1098, an. Ny. M, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  18. Pasien nomor 1099, an. Tn. IKR, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  19. Pasien nomor 1100, an. Tn. B, laki-laki, usia 74 tahun, penduduk Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Harapan Keluarga dengan kondisi baik;
  20. Pasien nomor 1101, an. An. PI, perempuan, usia 17 tahun, penduduk Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  21. Pasien nomor 1102, an. Tn. J, laki-laki, usia 58 tahun, penduduk Desa Peteluan Indah, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Harapan Keluarga dengan kondisi baik;

Hari Selasa ini terdapat penambahan 19 orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu

  1. Pasien nomor 775, an. Tn. M, laki-laki, usia 48 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 795, an. Ny. DMR, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 804, an. Tn. SZ, laki-laki, usia 43 tahun, penduduk Desa Bajur, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat;
  4. Pasien nomor 822, an. Ny. NNRM, perempuan, usia 64 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  5. Pasien nomor 825, an. Ny. S, perempuan, usia 45 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  6. Pasien nomor 850, an. Tn. RS, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  7. Pasien nomor 881, an. Ny. OBMV, perempuan, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Sapta Marga, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
  8. Pasien nomor 939, an. Tn. A, laki-laki, usia 64 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  9. Pasien nomor 944, an. Tn. S, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  10. Pasien nomor 946, an. Tn. IDPSS, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Mataram Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  11. Pasien nomor 949, an. Tn. HK, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat;
  12. Pasien nomor 961, an. Tn. MA, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Banyuwangi, Jawa Timur. Saat ini berdomisili di Kabupaten Lombok Barat;
  13. Pasien nomor 994, an. Ny. NLSW, perempuan, usia 20 tahun, penduduk Desa Taman Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  14. Pasien nomor 996, an. Ny. N, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  15. Pasien nomor 1002, an. Tn. S, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  16. Pasien nomor 1003, an. An. SS, perempuan, usia 11 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  17. Pasien nomor 1004, an. An. HR, laki-laki, usia 13 tahun, penduduk Desa Kalianyar, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur;
  18. Pasien nomor 1023, an. Tn. SAP, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  19. Pasien nomor 1045, an. Ny. NPS, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Dengan adanya tambahan 14 kasus baru terkonfirmasi positif, 19 tambahan sembuh baru, dan tidak ada kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (18/6/2020) sebanyak 1.022 orang, dengan perincian 695 orang sudah sembuh, 43 meninggal dunia, serta 284 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Hari ini juga terdapat penambahan 2 (dua) kasus kematian baru, yaitu :

  1. Pasien nomor 1072, an. Tn. IWG, laki-laki, usia 73 tahun, penduduk Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien memiliki penyakit komorbid;
  2. Pasien nomor 1085, an. Tn. IWW, laki-laki, usia 74 tahun, penduduk Kelurahan Mayura, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien memiliki penyakit komorbid;

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Ariadi mengharapkan, petugas kesehatan di Kabupaten/Kota melakukan identifikasi epicentrum penularan setempat Covid-19 untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran virus Covid-19.

“Dengan adanya penambahan kasus positif baru dan terus bertambahnya pasien meninggal maka kami menghimbau masyarakat agar tidak menganggap remeh penyakit Covid-19,” katanya.

Ditegaskan, masyarakat harus meningkatkan disiplin dan patuh mengikuti himbauan pemerintah dalam menerapkan protocol kesehatan.

“Bila beraktivitas di luar rumah agar selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, terapkan etika batuk dan bersin serta hindari menyentuh area wajah,” katanya.

Jika terpaksa akan menyentuh area wajah, pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun pada air mengalir atau menggunakan handsanitizer, tambahnya.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

 Layanan  Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB di nomor 081802118119.

 

 




Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Strategis untuk Ciptakan NTB Hijau

Masih banyak masyarakat yang belum tahu dan mengerti apa yang dilakukan oleh para KPH

MATARAM.lombokjourna.com —  Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB, Ir. Madani Mukarom, BScF. M. Si didaulat menjadi keynote speaker pada Webinar dengan Jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang berlangsung di Kantor Dinas LHK NTB, Selasa (23/06/20).

Tampail juga dalam Webinar bertajuk Bincang-Bincang KPH itu Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Hendroyono. Tema yang diangkat adalah “Merajut Komitmen Membangun KPH”.

Gubernur Zukieflimansyah

Gubernur Zul menyampaikan, ketika dirinya berkunjung dan menyapa para Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di lapangan, ia menemukan cara kerja dan cara berpikir yang luar biasa dari para KPH itu.

“Dengan sering saya mengunjungi KPH-KPH maka saya semakin mengerti apa yang dilakukan oleh KPH-KPH ini. Pesan saya kepada teman-teman kehutanan ini agar memiliki cara pandang yang berbeda di masa new normal ini,” jelasnya.

Orang nomor satu di NTB itu menjelaskan, masih banyak masyarakat yang belum tahu dan mengerti apa yang dilakukan oleh para KPH.

Maka dibutuhkan keaktifan lebih dari para KPH dan Dinas Kehutanan untuk mensosialisasikan kerja-kerja tersebut ke masyarakat. Sehingga tidak terkesan bahwa hanya pemerintah sendiri yang tahu kerja KPH.

“Ada masyarakat yang berbatasan dengan hutan, masyarakatnya sejahtera, karena banyak produk hasil hutan yang dimanfaatkan. 40 persen masyarakat yang berada di kawasan hutan, pantas sejahtera,” jelasnya.

Slogan NTB Sejahtera NTB Lestari ini bukan main-main.  Apalagi NTB bisa dibantu oleh jajaran Kementerian LHK dan Kehutanan. Bahkan NTB juga telah mencanangkan program NTB Hijau.

“Bukan hanya hijau tapi lebih dalam dari itu,” tuturnya.

Dikatakan, dalam waktu dekat NTB akan menjadi tuan rumah MotoGP.

“Di masa pendemi seperti ini, semua proses on the right track,” lanjutnya.

NTB tegasnya bukan hanya menjadi etalase regional NTB sendiri, tetapi juga menjadi etalase Bangsa Indonesia sendiri dengan perhelatan akbar ini.

Karena itu, pegunungan yang menjadi venue MotoGP 2021 itu bisa segera dihijaukan, sehingga betul betul asri dan lestari.

“Yang saya banggakan juga dari KPH ini, mereka sudah berani berbicara tentang industrialisasi. Jadi proses penambahan nilai sudah dilakukan oleh KPH- KPH kami,” katanya.

Dengan demikian, industrialisasi itu dapat menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Karena itu, ke depan Pemerintah akan terus mendorong agar KPH ini memiliki SDM yang mumpuni, Anggaran bisa ditingkatkan sehingga mereka sejahtera dan bermanfaat bagi masyarakat.

Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Hendroyono menyampaikan peran KPH dalam Pembangunan Kehutanan.

Ia menyampaikan, peran KPH itu sangat penting bagi pembangunan hutan ke depan. Hanya saja ia menyampaikan, anggung jawab pembangunan KPH itu berada di Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya bertanggung jawab terhadap pembangunan KPH dan infrastruktur.

Terkait dengan anggaran disampaikan  APBN, APBD dan dana lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan akan dipastikan untuk pembangunan KPH beserta kehutanan.

Hal ini sesuai dengan pasal 10 peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan.

AYA/HmsNTB




Ridwan Hidayat Desak Pemprov NTB Alokasikan Dana APBD Untuk IKM Dan UKM

Selain mengakomodir masyarakat yang kehilangan pekerjaan utamanya, IKM dan UKM bisa jadi jawaban untuk kemajuan ekonomi daerah

MATARAM.Lombokjournal.com -– Pandemi virus Corona (Covid 19) yang belum jelas berakhirnya membuat perekonomian tidak stabil.

Banyak pengusaha merumahkan sementara pekerjanya, bahkan ada beberapa yang terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jika tak segera ditanggulangi, kondisi ini akan membuat angka kemiskinan di  Provinsi NTB melonjak.

Menanggapi hal itu, DPRD NTB melalui Ketua Komisi II Bidang Ekonomi, H. Ridwan Hidayat mendesak  Pemprov NTB lakukan upaya penanganan segera.

Salah satunya dengan mengoptimalkan alokasi dana dari APBD untuk IKM dan UKM. Sebab menurut Ridwan, hanya IKM dan UKM yang paling potensial mewadahi para pekerja yang di PHK agar tetap produktif di masa pandemi.

“Dioptimalkanlah alokasi dana pemerintah, dalam hal ini dari APBD supaya memberikan permodalan pada masyarakat kelas bawah,” kata Ridwan kepada lombokjornal.com, Selasa (23/06/20).

Menurut Ridwan, selain mengakomodir masyarakat yang kehilangan pekerjaan utamanya, IKM dan UKM bisa jadi jawaban untuk kemajuan ekonomi daerah di masa mendatang.

Karenanya, pemerintah harus hadir guna menjalankan fungsinya meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

“Ini harus diintervensilah oleh pemerintah,” katanya.

Terlepas dari pemberian modal, Ridwan menyampaikan bahwa para pelaku IKM dan UKM juga perlu pendampingan dalam hal peningkatan keahlian profesi dan pemasaran.

Menurutnya, sebanyak apa pun dana yang dialokasikan jika tak dibarengi peningkatan keahlian profesi dan pemasaran, maka IKM dan UKM yang ada di NTB tidak akan pernah menjadi tonggak ekonomi masyarakat yang profesional dan berkelanjutan.

“Tidak cukup hanya memberikan bantuan modal, mereka ini juga harus dilatih keahliannya. Jadi pendekatannya profesional,” jelasnya.

Ast




Wagub; Penting Dukungan Keluarga untuk Perempuan

Wagub mengaku, dukungan keluarga adalah hal yang utama dalam karirnya. Setiap keberhasilan yang dicapai selama ini tak lepas dari dukungan keluarga

MATARAM.lombokjournal.com —  Saat ini wanita Indonesia merupakan mitra yang sejajar dengan kaum pria.

Perempuan memiliki peran besar dalam pembangunan nasional dan kesejahteraan keluarga.

Dengan terciptanya kesempatan perempuan memegang peranan sebagai kepemimpinan dapat membawa dampak yang positif.

Kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam bekerja.

Wakil Gubernur NTB,  Dr. Sitti Rohmi Djalilah salah satu perempuan NTB yang hampir 10 tahun bekerja di dunia pertambangan.

Hal tersebut kemudian turut memperkuat keyakinannya, perempuan dan laki-laki dapat bekerjasama dalam bingkai kesetaraan.

Wagub mengaku, dukungan keluarga adalah hal yang utama dalam karirnya. Setiap keberhasilan yang dicapai selama ini tak lepas dari dukungan keluarga.

“Bagi saya keluarga adalah support luar biasa dalam karir saya, kalau tidak ada mereka saya tidak mungkin berada di kondisi sekarang. Keluarga segala-galanya, luar biasa sangat mendukung bahkan menjadi teman diskusi yang sangat produktif untuk saya,” jelasnya.

Hal tersebut disampaikan Wagub saat menjadi pembicara dalam Webinar Women in Engineering (WIE) Institute of Electrinical and Electronic Engineers (IEEE) Indonesia, dengan tema “Woman in Leadership” webinar ini dilakukan secara daring di Ruang Kerjanya, Senin (2206/20).

Wagub yang kerap disapa Umi Rohmi tersebut menjawab pertanyaan dari moderator terkait strategi pemimpin perempuan dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, untuk menangani penyebaran Covid-19 ini adalah dengan mengubah pola pikir masyarakat dan menumbuhkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di era kenormalan baru.

“Menyediakan sarana prasarana bisa kita lakukan dengan baik, tapi untuk membuat masyarakat disiplin dengan menerapkan protokol Covid-19 ini tidak mudah dan untuk mewujudkannya butuh konsistensi,” jelasnya.

Umi Rohmi sangat mengapresiasi webinar tersebut karena mendapat banyak masukan dan meningkatkan optimisme bahwa perempuan tidak boleh dibeda-bedakan dengan laki-laki.

Menurutnya, kekhasan pemimpin perempuan adalah lebih detail, teliti, disiplin, dan konsisten. Tak lupa, perempuan rata-rata memiliki kemampuan multi tasking.

“Itu juga yang saya rasakan di pekerjaan saya dulu, perempuan sudah terbiasa di rumah memiliki tanggungjawab dasar yang harus diselesaikan. Melatih, meng-handle dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang baik juga,” tutur Umi Rohmi.

Umi Rohmi sejak kecil telah dididik untuk pandai bersyukur dan selalu positif thinking.

Dua hal itu menjadi bekalnya hingga saat ini. Mengingat sabda Nabi Muhammad SAW, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.

“Jadi kita tidak melihat pekerjaan itu dari titlenya atau menjadi apa kita, tetapi seberapa besar sih kontribusi yang bisa kita lakukan dalam posisi itu,” katanya.

Bersamaan dengan itu, Agustina Erni selaku Deputi Kesetaraan Gender dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengatakan meskipun kualitas perempuan dan laki-laki sejalan, namun di Indonesia kepemimpinan perempuan terbilang masih kurang.

“Jika dilihat dari Indeks Pembangunan Gender (IPG), perempuan dalam mengambil keputusan masih rendah. Ini yang menjadi tugas bagi kita karena kualitas perempuan bervariasi,” jelasnya.

Agustina mengaku senang dengan Webinar ini, karena dihadiri oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Ia berharap dalam seminar tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perempuan dalam dunia teknologi seperti berjualan online, dan manajemen keuangan ketika masa pandemi Covid-19 ini.

“Kita mengajak perempuan di Indonesia agar dapat memberdayakan UMKM,” tuturnya.

Senada dengan itu, Wisnu jatmiko selaku Ketua IEEE Indonesian Election mengaku takjub dan luar biasa dengan perempuan yang menjadi lokomotif di Indonesia.

“Acaranya luar biasa karena dengan kebersamaan kita bisa banyak menggali ilmu yang luar biasa,” jelasnya.

AYA/HmsNTB




NTB Akan Dijadikan Model Kesetaraan Gender Nasional

“Menjadi perempuan adalah kelebihan bagi saya. Membuat saya bisa mengambil banyak opportunity di bidang-bidang yang lain,” kata Ummi Rohmi

MATARAM.lombokjournal.com – NTB akan dijadikan model bagaimana perempuan diberikan peran tak hanya di ranah domestik namun juga di berbagai bidang termasuk pemerintahan.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Ir. Agustina Erni, M.Sc, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyampaikan itu mewakili Menteri KPPPA,saat membuka acara webbinar WIE IEEE “Women in Leadership”, Senin (22/06/20).

Dalam webbinar yang diikuti 549 peserta se-Indonesia tersebut, Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah menyambut baik hal tersebut.

Ummi Rohmi panggilan akrabnya menceritakan bagaimana perempuan di Provinsi NTB sudah masuk ke berbagai bidang profesi. Tak hanya di bidang pemerintahan, namun juga di bidang engineering dan sains.

Data terakhir Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja dan TPAK Menurut Jenis Kelamin di Provinsi NTB pada tahun 2018 menunjukan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan pada tahun 2018 sebesar 54,25 persen.

Angka ini memang lebih rendah bila dibandingkan dengan TPAK penduduk laki-laki sebesar 78,83 persen. Dalam rilis BPS Statistik Gender NTB 2018 menyebutkan ini wajar terjadi, karena penduduk laki-laki umumnya yang menjadi tulang punggung keluarga (bread winner) dalam sistem patriarkal.

Namun data TPAK perempuan sebesar 54,25 persen menunjukan perempuan sudah banyak yang terjun di bidang profesi.

Masuknya perempuan di ranah profesional, dikatakan Ummi Rohmi, sudah cukup diterima oleh masyarakat.

Meskipun masih menyisakan PR stigma negatif di kalangan masyarakat, namun biasanya perempuan yang sudah terjun ke dalam dunia profesi tak akan terganggu dengan stigma negatif tersebut.

Perempuan-perempuan tersebut akan membuktikan bahwa mereka mampu membagi peran antara keluarga dan jabatan.

Sehingga dengan bukti nyata tersebut lama-lama akan mengikis stigma negatif yang ada.

“Saya tidak terlalu terganggu dengan stigma perempuan yang sering diremehkan, karena memulai dari dunia professional. Kita bisa menunjukan kepada masyarakat melalui aksi nyata,” kata Wagub yang pernah menjabat sebagai General Foreman di PT Newmont Nusa Tenggara (2000—2009) tersebut.

Ummi Rohmi yang juga merupakan alumni  Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) mengaku, background pendidikan engineering yang dimilikinya sangat bermanfaat pada setiap jenjang karier yang dimilikinya.

Ditambah perannya sebagai perempuan dalam rumah tangga yang menuntutnya untuk selalu disiplin dan multitasking. Hal tersebutlah yang mengantarkannya mendapatkan berbagai capaian yang dimilikinya sekarang. Sehingga Ummi Rohmi berharap dapat menginspirasi perempuan-perempuan yang lain.

“Menjadi perempuan adalah kelebihan bagi saya. Membuat saya bisa mengambil banyak opportunity di bidang-bidang yang lain,” tandasnya.

AYA/HmsNTB




UPDATE Covid-19: Hari Senin, 22 Juni, Bertambah 14 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh  8 (delapan) Orang

Ditemukannya kasus penambahan positif baru Covid-19 dengan identifikasi penularan secara transmisi lokal, dihimbau kepada masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protocol pencegahan Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com  — Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR RSUD Kota Mataram, dan Laboratorium TCM RSUD Provinisi NTB mengkofirmasi, ada tambahan 14 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 8 (delapan) orang. Tidak ada kasus kematian baru.

Siaran pers hari Senin (22/06/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 204  sampel dengan hasil 176 sampel negatif,  14 sampel positif ulangan, dan 14 sampel positif baru Covid-19, pasien dinyatakan sembuh 8 (delapan) orang, tidak ada kasus kematian baru.

Lalu Gita Aryadi

Dijelaskan, adanya tambahan 14 kasus baru terkonfirmasi positif, 8 (delapan) tambahan sembuh baru, dan tidak ada kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Senin (22/6/2020) sebanyak 1.081 orang, dengan perincian 744 orang sudah sembuh, 45 meninggal dunia, serta 292 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.

“Diharapkan petugas kesehatan di kabupaten/kota melakukan identifikasi epicentrum penularan setempat Covid-19 untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran virus Covid-19,” kata Lalu Gita Ariadi.

BERTAMBAH 14 PASIEN POSITIF COVID 19, SEMBUH 8 (DELAPAN) ORANG

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 1068, an. Tn. TS, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Kelurahan Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 756. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 1069, an. Ny. EM, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 1070, an. Tn. MF, laki-laki, usia 37 tahun, penduduk Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 1071, an. Ny. IANO, perempuan, usia 55 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Siloam Mataram dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 1072, an. Tn. IWG, laki-laki, usia 73 tahun, penduduk Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 1073, an. Tn. SM, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Tanjung dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 1074, an. Ny. NNK, perempuan, usia 70 tahun, penduduk Desa Jagaraga Indah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 1075, an. Ny. BS, perempuan, usia 66 tahun, penduduk Desa Suralaga, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 1076, an. Tn. MI, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Malang, Jawa Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Harapan Keluarga dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 1077, an. Ny. R, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 1078, an. Tn. RMF, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 1079, an. Ny. NNA, perempuan, usia 67 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 1080, an. Ny. R, perempuan, usia 53 tahun, penduduk Desa Bajur, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 1081, an. Tn. IBA, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Utara, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Hari Senin ini terdapat penambahan 8 (delapan) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu:

  1. Pasien nomor 666, an. An. MLH, laki-laki, usia 2 tahun, penduduk Desa Beru, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat;
  2. Pasien nomor 743, an. Tn. GR, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 745, an. Tn. AK, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  4. Pasien nomor 805, an. Ny. S, perempuan, usia 53 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  5. Pasien nomor 821, an. Tn. RH, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  6. Pasien nomor 835, an. Ny. YF, perempuan, usia 43 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  7. Pasien nomor 907, an. Tn. D, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Kelurahan Abian Tubuh Baru, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram;
  8. Pasien nomor 995, an. Ny. NNR, perempuan, usia 70 tahun, penduduk Desa Taman Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Gugus Tugas NTB mengingatkan, ditemukannya kasus penambahan positif baru Covid-19 dengan identifikasi penularan secara transmisi lokal, dihimbau kepada masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protocol pencegahan Covid-19.

“Selalu menggunakan masker jika keluar rumah, menghindari kerumunan, physical distancing minimal dua meter, menjaga pola hidup besih dan sehat, hindari stres serta selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,” katanya.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.iD

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB di nomor 08180211 8119




Mewujudkan Program Unggulan, Harus Dibarengi Penerapan Protokol Covid-19

Program NTB Bersih, NTB Hijau, Revitalisasi Posyandu, Desa Tangguh Bencana, Desa Wisata dan juga Kampung Sehat dalam pelaksanaannya harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com – Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menekankan, dalam pelaksanaan program-program unggulan, agar dibarengi penerapan protokol kesehatan Covid-19

Wagub Hj Sitti Rohmi meyampaikan itu saat memimpin rapat terkait Revitalisasi Posyandu, Zero Waste, Desa Wisata serta Desa Tangguh Bencana bertempat di Ruang Anggrek Kantor Gubernur, Senin (22/06/20).

“Progres program unggulan kita, yang berkolaborasi yaitu, NTB Bersih, NTB Hijau, Revitalisasi Posyandu, Desa Tangguh Bencana, Desa Wisata dan juga Kampung Sehat, sangat penting juga dan merupakan bagian untuk mengkampanyekan protokol Covid-19,” ucap Wagub yang akrab disapa Umi Rohmi tersebut.

Umi Rohmi mengingatkan, dengan adanya pandemi Covid-19 telah memberikan satu kesadaran baru, yakni kesehatan merupakan suatu kebutuhan dalam menjalankan hidup saat ini dan ke depan.

Pemberian edukasi guna meningkatkan kewaspadaan harus melalui pesan-pesan yang mudah diterima oleh masyarakat. Salah satunya, melalui video atau infografis yang menarik.

Dengan begitu edukasi yang diberikan dapat sampai dengan mudah kepada masyarakat.

Kewaspadaan yang dimaksud Umi Rohmi, yakni tertib dan disiplin dalam menaati protokol kesehatan Covid-19.

Pencegahan seperti, menggunakan masker bila keluar rumah, mencuci tangan pakai sabun, tidak menyentuh bagian wajah dan menjaga jarak.

Bila hal tersebut disiplin dilaksanakan, maka wabah corona bisa diatasi dengan baik, begitu pula dengan aspek-aspek sosial ekonomi yang bisa segera pulih.

“Dari seluruh kegiatan kita, sekarang dan ke depan ini adalah bagaimana menerapkan protokol Covid-19, kalau kita disiplin berarti kita bisa cepat clear ekonomi kita,” jelasnya.

Program NTB Bersih, NTB Hijau, Revitalisasi Posyandu, Desa Tangguh Bencana, Desa Wisata dan juga Kampung Sehat dalam pelaksanaannya harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Sehingga seluruh program yang berbaris desa ini diharapkan mampu menjadi wadah dalam penyampaian edukasi kepada masyarakat.

Umi Rohmi mengajak agar seluruh elemen saling bersinergi sehingga mampu mempercepat kemajuan dan progres dari program-program unggulan tersebut.

“Memang kita tidak bisa bekerja sendiri, tidak mungkin akan selesai kalau tidak kita bangun sinergi dengan kabupaten dan kota,” terang Umi Rohmi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A menyampaikan sejumlah capaian program Revitalisasi Posyandu. Di antaranya, jumlah posyandu per bulan maret 2020 yang telah mencapai 7.320 posyandu dan jumlah posyandu keluarga yang telah mencapai 1.070 posyandu.

Nurhandini memaparkan perkembangan Covid-19 di NTB per 19 Juni 2020 dengan 1067 kasus positif Covid-19, 286 Orang positif dalam perawatan, 736 orang sudah sembuh, 45 orang meninggal, 464 pasien dalam pengawasan dan 205 orang dalam pemantauan.

Ia berharap, komitmen dalam penerapan protokol kesehatan Covid-19 kedepannya dapat terus ditingkatkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Sedangkan pada pusat perbelanjaan, tempat-tempat wisata dan pusat keramaiaan lainnya, keamanan serta penerapan protokol Covid-19 harus lebih diperhatikan lagi, sehingga dapat menekan angka positif virus Covid-19.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. Lalu M. Faozal menyampaikan fokus utama Dinas Pariwisata Provinsi NTB saat ini ialah akses ke lokasi destinasi wisata. Masalah seperti bahu jalan hingga fasilitas penerangan jalan turut dibahasnya.

“Ini fokus kita sebelum kita betul-betul masuk ke tatanan baru,” ujar Faozal.

Terkait program 20 Desa Wisata, Ia mengungkapkan jika dalam waktu dekat Dispar Provinsi NTB akan melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan.

Ia berharap pertemuan tersebut dapat meyakinkan para pemangku kepentingan untuk terlibat dalam program 20 Desa Wisata yang terbagi atas sebelas Desa Wisata di pulau Lombok dan sembilan Desa Wisata di pulau Sumbawa tersebut.

Tidak hanya itu, destinasi wisata Rinjani juga turut mendapat perhatian. Salah satunya dengan memperbarui aplikasi e-Rinjani dengan menambahkan fitur dan edukasi terkait protokol kesehatan bagi para pendaki.

Faozal pun berharap, seluruh destinasi wisata yang telah dan akan dibuka dapat terus konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Hal ini tidak lain dan tidak bukan demi keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

Dalam kesempatan yang sama Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ir. H. Ahmadi juga menyampaikan capaian terkait Desa Tangguh Bencana (Destana).

Sampai tahun 2020, ada sebanyak 56 Destana,  sedangkan pembentukan Destana oleh NGO sampai tahun 2020 sebanyak 152.

Rapat revitaisasi program unggulan ini, diikuti oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda NTB, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Provinsi NTB, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Kepala Dinas PMPD Dukcapil NTB, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) NTB dan Plt. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB.

AYA/HmsNTB




Wagub Minta Pemerintah Kabupaten/Kota Lakukan Edukasi Masif Penerapan Protokol Kesehatan

Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam mengedukasi dan menghimbau masyarakat menerapkan protokol Kesehatan Covid-19 secara persuasif

MATARAM.lombokjournal.com — Wakil Gubernur NTB Hj. Siti Rohmi Djalillah meminta pertanggung jawaban Pemerintah Kabupaten/Kota yang sudah membuka destinasi wisata, agar mewajibkan setiap pengunjung menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Menurut Wagub Hj Sitti Rohmi, sejauh ini penerapan protokol kesehatan Covid-19 dinilai masih sangat kurang terutama di pusat-pusat destinasi Wisata yang sudah dibuka oleh masing -masing Kabupaten/kota di NTB.

Dinilainya, hingga saat ini sangat kurang kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol Covid-19. Hal ini karena kurangnya koordinasi atau penataan di tiap destinasi pariwisata.

“Jadi bagaimana kalau kita mengizinkan sesuatu dibuka, contoh kita izinkan objek wisata dibuka, mana tanggung jawab kita untuk menyakinkan objek wisata itu  beroperasi sesuai protokol Covid, itu yang kita tuntut,” kata Wagub Ummi Rohmi saat ditemui, Senin (22/06/20)

Menurutnya, tidak sepenuhnya masyarakat bisa disalahkan karena tidak terlalu mentaati protokol Covid ditemoat Wisata. Penyebabnya, kurangnya pengawasan dan edukasi yang masif.

“Tidak bisa kita harus buka pantai  ini itu, tapi tidak pengawasan, tidak  ada yang edukasi secara masif, tidak  ada yang benar-benar mengawal masayarakat. Oke anda boleh menikmati tempat wisata tapi ingat tetap pakai masker, tetap jaga jarak, kebersihan pada pintu masuk dan seterusnya,” ujarnya.

Menurutnya, masing masing pemerintah kabupaten/kota memiliki peran penting dalam mengedukasi dan menghimbau masyarakat menerapkan protokol Kesehatan Covid-19 secara persuasif.

Wagub Ummi Rohmi eminta pertanggung jawaban pemerintah kabupaten/kota yang membuka destinasi wisata, agar mewajibkan setiap pengunjung menerapkan protokol kesehatan Covid-19 jika ingin bersiap menyambut kenormalan baru.

Lebih lanjut dikatakannya, jika ingin perekonomian NTB bisa cepat pulih hidup dalam kenormalan baru, maka masyarakat diminta untuk disiplin dalam menerapkan protokol Kesehatan Covid-19.

“Kunci keberhasilan dalam menekan angka Covid-19 di NTB tergantung dari kedisiplinan semua pihak dalam bersama bersama sama memutus rantai penyebaran virus Covid-19,” kata wagub.

AYA