Diskusi Publik; Jelang Dua Tahun Zul-Rohmi, Apa Sih Prestasinya?

Banyak program yang ditelurkan masih standar dan belum ada langkah-langkah khusus saat kondisi luar biasa atau ekstra ordinary

LOBAR.lombokjournal.com — Dua tahun kepimpinan Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, menghadapi berbagai ujian bencana alam gempa bumi dan bencana non alam pandemi Covid-19.

Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) NTB menggelar diskusi publik bertama “Jelang Dua Tahun Zul-Rohmi, Apa Sih Prestasinya?” Diskusi digelar di Resto Dasker, Dasan Ketujur Dasker, Desa Mesanggok, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Sabtu (04/07/20).

Pembina PGK NTB, Karman BM, mengatakan tema diskusi diangkat karena PGK NTB fokus pada isu nasionalisme dan kebangsaan, sehingga isu kepemimpinan menjadi hal rutin dikupas.

“Tema ini diangkat karena sebagai masyarakat sipil PGK mengusung ideologi kebangsaan. Isu seputar nasionalisme dan kebangsaan. Isu kepemimpinan bagian isu kebangsaan. Makanya kita angkat jelang dua tahun kepemimpinan Zul-Rohmi,” katanya.

Soal prestasi pemerintah, tidak boleh masyarakat hanya dihidangkan narasi yang dibangun oleh penguasa, sehingga melalui diskusi menjadi sebuah kritik maupun saran terhadap kepemimpinan Zul-Rohmi, yang masih tersisa cukup panjang.

“Apa sih prestasi yang sudah dilakukan Zul-Rohmi. Harus dibangun persepsi berbeda, tidak boleh narasi dibangun oleh penguasa,” imbuhnya.

Karmann BM mengatakan, saat pandemi Covid-19 kita ingin tahu apa kiat program revolusionernya.

Bagaimana treatment yang dilakukan Pemerintah NTB kita ingin dengar. Forum ini tidak untuk mencaci maki kepemimpinan Zul-Rohmi?

Moderator dialog Lalu Atharifathullah, memantik diskusi dengan memberikan ruang beberapa narasumber.

Di awal diskusi dipertanyakan, apa prestasi dua doktor di tengah badai pandemi saat ini.

“NTB paska rehabilitasi gempa kepemimpinan Zul-Rohmi diterpa musibah pandemi yang membuat sedikit menghambat kinerja. Namun banyak hal di luar yang sudah dilakukan dua doktor ini. Apa prestasi Zul-Rohmi di tengah badai global ini?” ujarnya.

Akademisi Unram, Doktor Asrin mengapresiasi media yang terus mengawal roda pemerintahan Zul-Rohmi.

Ia mengatakan, media telah berhasil membuka ruang agar masyarakat dapat mengawal dinamika pembangunan di NTB.

“Media punya kontribusi tinggi dalam membangun dinamika pembangunan di NTB ini,” kataya.

Menjadi kritik adalah soal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTB. Doktor Asrin mempertanyakan sejauh mana pembangunan IPM dengan berbagai bidang lainnya.

Masalah IPM merupakan salah satu kritik. Seanjutnya, menyusul pertanyaa lainnya, misalya pembangunan manusia ini seperti apa. Daya saing kita dari sisi SDM bagaimana, pendidikan bagaimana, dari sisi kesehatan?

“Apa yang menjadi fokus pembangunan NTB ke depan untuk mengingatkan pendidikan, kesehatan. Pendidikan kita rendah otomatis berdampak pada produktivitas baik daya ekonomi maupun kemampuan berpikir,” sambung Dosen Unram ini.

Ia mengatakan, meskipun angka harapan hidup di NTB meningkat, namun banyak PR yang harus dituntaskan. Misalnya, masalah kesejahteraan.

Meskipun angka harapan hidup di NTB sudah naik. Ketimbang dulu, kalau mau pendek umurnya hidup di NTB.

“Meskipun angka prestasi kasar kita naik tapi mentalitas masyarakat di NTB masih dalam taraf kultur bekerja lebih senang ke Malaysia. Mentalitas ini harusnya kita kikis. Kita siapkan tenaga profesional. Jangan sampai orang NTB bekerja di Malaysia hanya menjadi tenaga kasar, ini image yang harus kita lepas,” jelasnya.

Industrialisasi Pertanian Sebagai Sabuk Pengaman

Doktor Asrin mengatakan, pemerintah saat ini tengah sibuk dengan sektor pariwisata. Recovery terus dilakukan untuk kembali membangkitkan gairah wisata pasca gempa, meskipun saat ini kembali diterpa pandemi.

Namun katanya, pemerintah Zul-Rohmi telah melupakan industrialisasi pertanian. Padahal sektor pertanian dapat menopang NTB saat terjadi bencana.

“Pertanian kita bagaimana ketika semua digunakan ke pariwisata. Ketika bencana datang benar-benar terpuruk. Kalau industrialisasi pertanian sudah mapan, ini luar biasa. Sehingga kita memiliki sabuk pengaman,” katanya.

Industrialisasi pertanian yang dimaksud adalah industrialisasi pertanian moderen.

“Sebagai negara agraris, sebagian besar masyarakat kita petani. Jika pertanian kita tidak siap, kita akan kolaps. Bukan pertanian konvensional tetapi industrialisasi pertanian,” katanya.

Moderator sekaligus Stafsus Gubernur, Athar, menyambung diskusi dengan mengatakan masalah IPM sedang ditangani Zul-Rohmi dengan berbagai program sektor pendidikan, salah satunya pengiriman pelajar ke luar negeri.

“Selama ini tantangan kita IPM, artinya lambat laun memang naik dengan perlu mengejar lebih tinggi lagi. Ada singkron dengan program yang digalangkan dua doktor ini. Program beasiswa ke luar negeri. Industrialisasi pertanian menjadi catatan dan masukkan,” ungkapnya.

Sisi Positif Negatif

Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto, mengatakan kemenangan Zul-Rohmi di Pilgub NTB 2018 lalu belum merealisasikan program yang sesuai dengan janji kampanye, sehingga tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat.

“Dengan kemenangan Zul-Rohmi di Pilgub ada ekspektasi masyarakat NTB terhadap program pembangunan yang akan dijalankan sesuai kampanye. Dari RPJMD ketika menang, tapi paska dilantik NTB ada bencana gempa, pandemi,” katanya.

Pria ramah yang akrab disapa Didu ini mengatakan, banyak tantangan di era Zul-Rohmi.

“Paket Zul-Rohmi banyak tantangan atau hambatan padahal kemenangan dia menjadi era baru dalam kontestasi di NTB, bagaimana masyarakat Sumbawa menjadi pemimpin, begitu juga kaum perempuan pertamakali memimpin,” ujar Bambang.

Banyak program yang ditelurkan masih standar dan belum ada langkah-langkah khusus saat kondisi luar biasa atau ekstra ordinary.

“Kepemimpinan belum menunjukkan prestasi yang menggembirakan karena saya melihat apa yang dilakukan kepemimpinan Zul-Rohmi biasa saja atau standar. Tidak ada langkah-langkah misalnya dalam kondisi ekstra ordinary,” tegasnya.

Ia melihat ada kegalauan di pemerintahan Zul-Rohmi. Itu terbukti hingga saat ini pemerintahan Zul-Rohmi telah melakukan 14 kali mutasi.

“Saya melihat ada kecenderungan tidak ada satu aja yang menjadi marcusuar program berkesinambungan misalnya isu industrialisasi apa sih kebijakan dalam memajukan. Kedua saya melihat Zul-Rohmi ada kegalauan dalam memimpin dalam setahun sudah 14 kali mutasi. Ini bentuk kebingungan. Per 1,5 bulan ada mutasi,” ungkapnya.

Namun selain sisi lemah pemerintahan dua doktor itu, ada juga sisi positif. Kebebasan berekspresi di massa Zul-Rohmi terjamin. Pemerintah mereka tidak “Baper” dengan menjaga iklim demokrasi yang lebih bebas.

“Selain sisi lemah ada sisi baik, demokrasi jalan di NTB. Kebebasan orang bersuara boleh, tidak ada sekat boleh apapun ngomong tanpa perasaan ditekan,” ujarnya.

Selain itu, Zul-Rohmi dikatakan mengakomodir banyak orang. Itu terbukti dengan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang mengakomodir UKM/IKM lokal di NTB.

“Sisi lain saya lihat mengakomodir banyak orang untuk terlibat program dia, contohnya JPS. Tapi setelah selesai what’s next jangan sampai hanya semacam menjadi jargon saja,” katanya.

Wasekjend PB HMI, Saiful Hadi, menyoroti program beasiswa Zul-Rohmi. Menurutnya, itu belum kongkrit sesuai kebutuhan NTB. Ia mempertanyakan apa hasil akhir nanti ketika program tersebut finish.

“Bicara tentang isu kekinian memang cukup kompleks. Sangat menonjol hari ini Zul-Rohmi apa sih prestasi banyak hal, banyak hal juga menjadi beban,” katanya.

“Industrialisasi sangat relevan buat masyarakat NTB. Kok Zul-Rohmi belum perjelas output beasiswa. Terus didengungkan di media apa ending dari program ini. Karena ketika mereka pulang dari luar negeri mereka ngapain?”

Ia meminta agar Zulkieflimansyah lebih fokus bekerjasama dengan perguruan tinggi swasta menelurkan mahasiwa berprestasi yang ke depan dapat berkonstribusi membangun NTB.

Ia juga mengkritisi sektor pariwisata Mandalika yang katanya belum berjalalan sesuai ekspektasi.

“Sektor pariwisata sampai detik ini belum ada terlihat di KEK Mandalika. Kek begitu saja, kemarin saya makan bersama di sana ternyata banyak lahan yang mangkrak dan tidak diurus. Kata Pak Gub akan menyelesaikan secara adat, namun persoalan sengketa tanah jangan sampai pemuda di sana diusir. Kalau tidak mampu dikelola, kita anggap birokrasi sudah menjadi otoriter,” ujarnya.

Aktivis sekaligus Calon Ketua Umum PB PMII, Daud Azhari, mengungkapkan Gubernur NTB kurang aktif menemui mahasiswa NTB di Jakarta. Padahal banyak saran dan masukan dari mahasiswa untuk pembangunan NTB.

“Kalau bicara konteks SDM NTB sangat luar biasa. Zul-Rohmi hari ini kurang ramah lingkungan, setiap beliau ke Jakarta sangat sudah ditemui dan berdiskusi dengan teman aktivis di Jakarta,” selorohnya.

“Beasiswa saya pikir tidak usah terlalu berlebih-lebihan dalam menyiapkan SDM. Tinggal urus aja mahasiswa di luar daerah,” katanya.

Moderator Athar menetralkan diskusi dengan mengungkap masalah KEK Mandalika kini tengah dibentuk panitia penyelesaian sengketa. Ia membangun optimis persoalan lahan lokasi MotoGP tersebut dapat tuntas.

“Kek Mandalika sudah berbenah di akhir ini sengketa lahan sudah dibentuk panitia sengketa dengan menyelesaikan persoalan di lahan Mandalika,” sebutnya.

Ketua PGK NTB, Masyadi, di penghujung diskusi kembali menekankan apa prestasi Zul-Rohmi jelang dua tahun kepemimpinannya. Ia mengatakan berbagai program masih standar dan belum ada yang dapat diberi tepukan tangan.

“Prestasi dalam pemerintahan bukan prestasi tapi standar prosedur yang dijalankan. Kalau saya lihat yang dimaksud terkait otoritas legal.Tidak ada yang kita temukan tadi tidak muncul sampai saat ini. Rehabilitasi pasca gempa sampai sekarang belum selesai. Kemudian, birokrasi yang bersih, ternyata di lapangan banyak kita temukan oknum,” kata Masyadi.

Me




Kenaikan Iuran Baru BPJS Kesehatan, Ini Rinciannya

Tahun depan, pemerintah kembali memberikan subsidi iuran kepada peserta kelas III mandiri hanya saja besarannya Rp 7.000 sehingga masing-masing peserta membayar Rp 35.000 per bulan per jiwa

MATARAM.lombokjournal.com – Subsidi sebesar Rp 3 triliun dibayarkan Pemerintah untuk meringankan iuran BPJS Kesehatan peserta kelas III mandiri. Anggaran subsidi ini masuk dalam dana cadangan pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN), khususnya pada klaster kesehatan.

Hal itu dikatakan Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Jumat (03/07/20).

Subsidi sasarannya pada kelompok peserta bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP) kelas 3 mandiri, yang harus menanggung beban atas kenaikan iuran itu..

“Ini di luar PBI, subsidi bagi PBPU kelas III itu sekitar Rp 3 triliun, kelas III PBPU dan BP mandiri, ini program baru yang ada di Perpres 64 dan di Perpres 72,” kata Kunta dalam acara Tanya BKF via virtual,

Iuran BPJS Kesehatan untuk kelas I dan II resmi naik pada awal Juli tahun ini.

Kenaikan iuran itu tertuang dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Sedangkan untuk kelas III mandiri baru naik tahun depan.

Para peserta kelas III mandiri BPJS Kesehatan yang berasal dari kelompok PBPU dan BP saat ini hanya membayar iuran sebesar Rp 25.500 per bulan per jiwa atau mendapat subsidi Rp 16.500 dari pemerintah.

Jika tidak disubsidi maka iurannya sebesar Rp 42.000 per bulan per jiwa.

Pada tahun depan, pemerintah kembali memberikan subsidi iuran kepada peserta kelas III mandiri hanya saja besarannya Rp 7.000 sehingga masing-masing peserta membayar Rp 35.000 per bulan per jiwa.

Rincian kenaikan iuran

Berikut rincian iuran BPJS Kesehatan yang berlaku mulai 1 Juli 2020:

Kelas I peserta mandiri atau PBPU dan BP menjadi Rp 150.000 per orang per bulan, naik 85,18 persen; Kelas II menjadi Rp 100.000 per orang per bulan atau naik 96,07 persen; Kelas III tetap Rp 25.500 per orang per bulan (tahun depan jadi Rp 35.000)

Perlu diketahui, pada program PEN pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun.

Total anggaran tersebut disalurkan lagi untuk belanja penanganan COVID-19 sebesar Rp 65,80 triliun, insentif tenaga medis Rp 5,90 triliun, santunan kematian Rp 0,30 triliun, bantuan iuran JKN Rp 3,00 triliun, Gugus Tugas COVID-19 Rp 3,50 triliun, dan insentif perpajakan di bidang kesehatan Rp 9,05 triliun.

hek/ara




UPDATE Covid-19: Hari Jum’at, 04 Juli, Bertambah 19 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 9 (Sembilan) Orang, Tidak Ada Kasus Kematian   

Untuk wilayah dengan zona hijau (tidak terdampak) yakni KotavBima, diharapkan dapat terus mempertahankan seluruh upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com – Di Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR RSUD R. Soedjono Selong, Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium TCM RSUD Provinsi NTB, dan Laboratorium TCM RSUD H.L. Manambai Abdulkadir mengkofirmasi, ada tambahan 19 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 9 (sembilan) orang. Tidak ada kasus kematian baru.

Siaran pers hari Sabtu (02/07/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 170 sampel dengan hasil 139 sampel negatif, 12 sampel positif ulangan, dan 19 sampel kasus baru positif Covid-19.

Lalu Gita Ariadi

Dijelaskan, adanya tambahan 19 kasus baru terkonfirmasi positif, 9 (sembilan) tambahan sembuh baru, dan tidak ada kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Sabtu (04/07/20) sebanyak 1330 orang, dengan perincian 876 orang sudah sembuh, 66 meninggal dunia, serta 388 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif,” kata Lau Gita Ariadi.

Diharapkan petugas kesehatan di kabupaten/kota melakukan identifikasi epicentrum penularan setempat Covid-19 untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran virus Covid-19.

TAMBAHAN 19 PASIEN POSITIF, PASIEN SEMBUH9 9 (SEMBILAN) ORANG, TIDAK ADA KEMATIAN

Kasusbaru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 1312, an. Tn. MT, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 1313, an. Ny. BOVW, perempuan, usia 24 tahun, penduduk Desa Ketangga Jeraeng, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 1314, an. Tn. AM, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Boyolali Jawa Tengah. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 1315, an. Ny. LM, perempuan, usia 60 tahun, penduduk Warga Negara Asing. Pasien merupakan pelaku perjalanan yang lama tinggal di Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 1316, an. Tn. SM, laki-laki, usia 63 tahun, penduduk Warga Negara Asing. Pasien merupakan pelaku perjalanan yang lama tinggal di Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 1317, an. Tn. AKD, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Depok, Jawa Barat. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 1318, an. Tn. LHA, laki-laki, usia 51 tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 1319, an. Tn. S, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Desa Babusalam, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 1320, an. Ny. HF, perempuan, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Awet Muda Narmada dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 1321, an. Ny. BR, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 1322, an. Tn. MD, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 1323, an. Tn. DZ, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba, Kota Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat inidirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Bima dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 1324, an. Tn. MIR, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Bekasi, Jawa Barat. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 1325, an. Tn. AHH, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 1326, an. Tn. HJ, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 1327, an. Tn. SW, laki-laki, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 1328, an. Ny. NPCPD, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  18. Pasien nomor 1329, an. Ny. MF, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  19. Pasien nomor 1330, an. Tn. H, laki-laki, usia 43 tahun, penduduk Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Hari Sabtu ini terdapat penambahan 9 (sembilan) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu

  1. Pasien nomor 921, an. Ny. J, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 937, an. Tn. RAR, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk wilayah Puskesmas Cakranegara, Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 1039, an. Tn. AF, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Kebun Sari,Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  4. Pasien nomor 1051, an. Ny. N, perempuan, usia 69 tahun, penduduk Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah;
  5. Pasien nomor 1066, an. Tn. FT, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  6. Pasien nomor 1087, an. Tn. H, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Sesela, KecamatanGunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  7. Pasien nomor 1125, an. An. MH, perempuan, usia 10 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  8. Pasien nomor 1128, an. Tn. MM, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Kelurahan Gomong, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  9. Pasien nomor 1225, an. Tn. GGWS, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Mataram, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB, Lau Gita Ariadi menekankan, untuk wilayah dengan zona kuning (risiko rendah) yakni Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, serta wilayah dengan zona hijau (tidak terdampak) yakni Kota Bima, diharapkan dapat terus mempertahankan seluruh upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB di nomor 08180211 8119.

 

 

 




‘700 paket Sembako Non JPS’, Disalurkan Program Peduli Dharma Wanita NTB

Paket bantuan itu menyasar kelompok masyarakat kurang mampu dan para lansia di desa-desa dan daerah binaan Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTB

MATARAM.lombokjournal.com – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi NTB meluncurkan program peduli untuk meringankan beban warga, menggunakan dana yang bersumber dari program organisasi dan partisipasi anggotanya.

Tak tanggung-tanggung,  organisasi sosial kemasyarakatan yang menjadi partner setia para ASN ini, telah mendistribusikan 700  paket bantuan sosial sembako Non JPS kepada sejumlah kelompok masyarakat.

Di antaranya untuk penjaga malam, tukang kebun dan petugas kebersihan pada kantor- kantor pemerintah. Juga menyasar kelompok masyarakat kurang mampu dan para lansia di desa-desa dan daerah binaan Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTB.

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi NTB, Hj. Lale Priyatni Gita Ariadi atau akrab disapa Hj. Lale, didampingi sejumlah pengurus DWP Provinsi NTB, mengatakan itu saat menyerahkan bantuan kepada masyarakat dan lansia di Daerah Binaan Tanjung Karang, Ampenan, Kota Mataram, Sabtu (04/07/20).

Ia mengungkapkan, isi dari paket bantuan tersebut tak jauh beda dengan JPS Gemilang.

Satu paket bantuan sosial non JPS dari Dharma Wanita, berisi telur ayam 10 butir, minyak kelapa 2 liter, ikan asin, sabun dan beras 5kg.

“Semuanya merupakan produk dari usaha masyarakat, yaitu IKM dan UKM kita,” tutur Hj Lale.

Ia berharap bantuan sosial yang yang disalurkannya itu, bisa sedikit meringankan beban warga, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok.

“Tetap syukuri apapun bentuk kenikmatan yang berikan Allah walaupun itu hanya sedikit,” harapnya.

Istri Sekda NTB itu juga tidak lelahnya  menghimbau kepada warga untuk tetap menggunakan masker, jaga jarak serta tetap mematuhi protokol kesehatan pada masa pandemi saat ini.

“Meskipun ini sulit untuk dijalani, tetapi mari kita terus berikhtiar dan berdoa semoga kita semua tetap diberikan kesehatan,”  ajaknya

Sepekan terakhir, Organisasi DWP Provinsi NTB telah menyalurkan 700 Paket bantuan kepada masyarakat kurang mampu. Di antaranya kepada petugas kebersihan, tukang kebun, dan  penjaga malam pada seluruh OPD Provinsi NTB.

Kemudian kepada masyarakat di bawah DWP Lombok Barat, Para petugas Islamic Center dan warga Daerah Binaan DWP yaitu di daerah Sayang-Sayang, Tanjung Karang, Karang Genteng, serta sejumlah masyarakat kurang mampu di Desa Puyung, Lombok Tengah.

(@kominfo)




Rumus Pitagoras Dipahami Tukang di Kampung, Tapi Seorang Sarjana Tak Paham teorema Pitagoras

Pytagoras bergumam “Sisi miring, sisi terpanjang dalam segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.”

lombokjournal.com

Ada peristiwa menarik pada pagi menjelang siang di hari Sabtu (04/06/20) di halaman depan rumah penulis. Peristiwa menarik itu adalah diskusi tentang rumus yang diciptakan matematikawan Yunani kuno, Pytagoras, yang di Indonesia ditulis dengan ‘Pitagoras’.

Dalam rumus Pitagoras atau teorema Pitagoras, dijelaskan bagaimana cara menghitung sisi segitiga siku-siku dengan sisi miring, atau sisi terpanjang dari segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.

Pagi menjelang siang itu, Bahri, tukang kampung itu meminta sahabatku Vino, seorang sarjana pendidikan seni, untuk mencari sisi miring dari siku-siku saat memasang benang untuk penanda pondasi bangunan kandang ayam.

Vino yang diminta menemukan ukuran sisi miring dari siku-siku itu kebingungan, matanya dipalingkan pada seseorang yang berdiri tak jauh darinya meminta bantuan.

Seseorang yang diharapkan mampu menjawab juga tak kunjung memberi respon sampai Bahri, tukang kampung yang juga alumni teknik mesin Sekolah Kejuruan itu mengambil alih dengan menemukan sendiri jawabannya.

Tekadu teori lain (kita pakai teori yang lain). Teori empak (ikan) goras,” katanya menyindir.

Ia pelesetkan nama teori Pitagoras itu menjadi teori ‘empakgoras’. Jika diartikan secara harfiah, “empak” dalam bahasa Sasak bisa diterjemahkan menjadi ikan dalam bahasa Indonesia.

“Sisi tinggi 80, sisi datar 60. 60×60=3600, 80×80=6.400, dijumlahkan menjadi 6.400+3600=10.000, akar dari 10.000 adalah 100. 100×100=10.000. maka jumlah sisi miring menjadi 100. Atau semeter,” ujar Bahri menjelaskan ke Vino. Vino yang mendengar itu hanya manggut-manggut.

Laek jak hafal (dulu sih hafal) waktu masih SD,” kilah Vino yang dijawab Bahri dengan mengatakan bahwa ia pun pada masa sekolahnya menganggap teori Pitagoras tidak penting karena tidak bisa diaplikasikan di dunia nyata.

Saya yang mendengar diskusi itu dari jarak yang tidak terlalu jauh berimajinasi dengan membayangkan bagaimana pada zaman dulu, pada masa  530 SM, sang filsuf Yunani kuno Pytagoras yang konon mempengaruhi Plato dan Aristoteles itu hidup.

Saya membayangkan sang filsuf dikelilingi beberapa orang anggota kelompoknya sedang membangun sebuah bangunan utama untuk pertemuan khusus kelompoknya. Pada saat memasang benang untuk menandai pondasi bangunan, Pytagoras kemudian bertanya kepada semua orang di sana bagaimana menemukan sisi miring bangunan itu.

Semua yang ditanya tak kunjung mampu menjawab dengan tepat. Ada yang menyuruh menjumlahkan panjang semua sisi, ada yang menyuruh menjumlahkan sisi tinggi dan datar, bahkan yang terbodoh dari mereka meminta sang guru untuk menggunakan intuisinya saja.

Pytagoras yang kesal karena semua tak kunjung memberi jawaban tepat lalu pergi, dengan rona wajah gusar, ia meninggalkan mereka menuju ke dalam kamar rumahnya di kawasan Magna Graecia. Ia mendekam di sana selama berbulan-bulan dan hanya ke luar satu kali dalam sehari hanya untuk makan sekedarnya.

Selama bertahanus di kamarnya itu, ia hanya bicara pada diri sendiri, nyaris tak pernah mengeluarkan sepatah kata pada siapa pun. Hal tersebut berlaku sampai pada suatu senja yang sejuk, sekitar pukul 18.00. Dalam keadaan mata terpejam dan tangan menengadah ke atas, beberapa huruf dan angka-angka datang padanya.

Sang filsuf lantas bergumam “Sisi miring, sisi terpanjang dalam segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.”

Meski bahagia telah berhasil memecahkan masalah yang berbulan-bulan mendekam di batok kepalanya, Pytagoras tak lantas lupa diri dengan berlari keliling desa untuk sekedar berteriak “eureka” seperti filsuf Yunani lain.

Ia hanya keluar kamar dan berdiri di teras rumahnya, memanggil salah seorang murid kesayangannya untuk mengambilkan sedikit anggur.

Setelah kejadian itu, Pytagoras yang marah dan muak pada para pengikutnya memilih pindah dengan satu murid kesayangannya ke sebuah tempat yang damai di daerah Kroton, di pesisir Italia.

Di sana, ia mendirikan sebuah perkumpulan baru dengan keanggotaan khusus: mereka yang ingin bergabung harus diinisiasi terlebih dahulu, karena perkumpulan itu menjalani gaya hidup bersama dan ‘bertarak’,  aturannya hanya boleh memakan sayuran. Perkumpulan baru itu diberi nama Pytagoranisme.

Imajinasi saya tentang Pytagoras terhenti ketika Bahri memanggil. Ia mengatakan pemasangan benang telah selesai dan akan dilanjutkan dengan penggalian pondasi untuk pemasangan batu pertama.

Sementara  Bahri sedang bahagia karena selesai memasang benang dengan rumus Pitagoras, Vino memilih asyik mendengarkan lagu India melalui gawai pintarnya.

“Ho gaya hai tujhko to pyar sajna

Laakh kar le tu inakaar sajna

Ho gaya hai tujhko to pyar sajna

Laakh kar le tu inakaar sajna

Diladaar sajna

Hai yeh pyaar sajna

 

Aa.aa.ho.aa…” Saya melihat senandung India itu begitu dinikmati Vino.

 

Begitulah. Akhirnya, teori Pitagoras dan lagu India pun bersenyawa.

Ast




Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda di NTB Ikut Tolak RUU Haluan Ideologi Pancasila

Memeras Pancasila menjadi Trisila, lalu diperas lagi menjadi Ekasila,  adalah tindakan penodaan terhadap ideologi Pancasila yang selama ini menjadi landasan bernegara

MATARAM.lombokjournal.com —  Gaung penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) tak hanya terdengar di Jakarta.

Di NTB, penolakan senada juga disampaikan oleh berbagai kalangan, termasuk Dewan Pembina Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, TGH Hazmi Hamzar dan Pemuda Muhammadiyah Lombok Barat, melalui Ketuanya Muhsan, S.Pd.

Kepada LombokJornal.com, Hazmi menyampaikan bahwa keputusan MUI NTB sudah final yakni meminta pembahasan RUU HIP tidak dilanjutkan.

Disampaikan Hazmi yang juga anggota Komisi V DPRD NTB, RUU tersebut berindikasi memunculkan kembali luka sejarah bangsa Indonesia.

Selain ITU, Pancasila merupakan kesepakatan bersama para pendiri bangsa sebagai landasan ideologi Negara.

“Kita berharap dari daftar legislasi (RUU HIP) itu dikeluarkan. Karena (Pancasila) itu sudah keputusan bersama para pendiri bangsa ini,” katanya. Jum’at, (03/07/20).

Senada dengan Hazmi, Pemuda Muhammadiyah Lombok Barat melalui Ketuanya Muhsan, S.Pd menyampaikan penolakan terhadap RUU HIP.

Selain sebagai bentuk dukungan kepada putusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, juga melihat banyaknya dampak buruk yang akan terjadi jika nantinya RUU HIP disahkan menjadi Undang-Undang.

Ia juga menyitir berapa pasal yang tercantum dalam RUU HIP seperti memeras Pancasila menjadi Trisila, lalu diperas lagi menjadi Ekasila,  adalah tindakan penodaan terhadap ideologi Pancasila yang selama ini menjadi landasan bernegara.

Hal itu pada akhirnya bisa memicu gejolak di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

“Kita melihat riak yang dimunculkan RUU ini akan berdampak pada sosial di masyarakat. Ada gejolak yang muncul,” katanya.

Selain Muhsan, beberapa tokoh organisasi kemasyarakatan sebelumnya juga menyampaikan penolakan terhadap RUU HIP. Di antaranya anggota DPRD NTB dari Partai Demokrat TGH Mahally Fikri.

Di DPR RI sendiri, pembahasan RUU HIP tersebut sedang ditunda karena banyaknya penolakan dari masyarakat, termasuk dengan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di depan gedung DPR RI Senayan Jakarta beberapa waktu lalu.

Agar diketahui dalam Catatan Rapat Badan Legislasi Pengambilan Keputusan atas Penyusunan Rancangan Undang-Undang Tentang Haluan Ideologi Pancasila, 22 April 2020, RUU HIP merupakan usulan DPR RI dan ditetapkan dalam Prolegnas RUU Prioritas 2020.

RUU HIP diusulkan dilatar belakangi belum adanya landasan hukum yang mengatur HIP sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sementara itu, yang paling banyak menjadi sorotan para penolak RUU ini adalah konsep Trisila dan Ekasila yang terdapat dalam Bab II pasal 7 pada RUU HIP. Bunyinya sebagai berikut:

  • Ciri pokok Pancasila adalah keadilan dan kesejahteraan sosial dengan semangat kekeluargaan yang merupakan perpaduan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan/demokrasi politik dan ekonomi dalam satu kesatuan.
  • Ciri pokok pancasila berupa trisila, yaitu: sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, serta ketuhanan yang berkebudayaan.
  • Trisila sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terkristalisasi dalam ekasila, yaitu gotong-royong.

Ast




UPDATE Covid-19: Hari Jum’at, 03 Juli, Bertambah 28 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 6 (enam) Orang, Kasus Kematian 1 (satu) orang

Disampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah berperan aktif dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com – Di Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR RSUD R. Soedjono Selong, Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium TCM RSUD Provinsi NTB, Laboratorium TCM RSUD Kota Mataram, Laboratorium TCM RSUD R. Soedjono Selong, dan Laboratorium TCM RSUD H.L. Manambai Abdulkadir mengkofirmasi, ada tambahan 28 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 6 (enam) orang. Kasus kematian baru 1 (satu) orang.

Siaran pers hari Jum’at (03/07/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 155 sampel dengan hasil 113 sampel negatif, 14 sampel positif ulangan, dan 28 sampel kasus baru positif Covid-19, pasien sembuh 6 (enam) orang, kasus kematian 1 (satu) orang.

Lalu Gita Aryadi

Dijelaskan, adanya tambahan 28 kasus baru terkonfirmasi positif, 6 (enam) tambahan sembuh baru, dan 1 (satu) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Jum’at  (03/07/20) sebanyak 1.311 orang, dengan perincian 867 orang sudah sembuh, 66 meninggal dunia, serta 378 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Diinformasikan bahwa pasien nomor 1277 an. Ny. J, perempuan, usia 57 tahun, penduduk Makassar, Sulawesi Selatan, yang dalam press release kemarin dirawat di RSUD Patut Patuh Patju diklarifikasi menjadi dirawat di RSUD Sumbawa,” kata Lalu Gita Ariadi.

TAMBAHAN 28 PASIEN POSITIF COVID-19, pasien sembuh 6 (enam) orang. Kasus kematian baru 1 (satu) orang

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 1284, an. Tn. IGC, laki-laki, usia 63 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Pasien memiliki penyakit komorbid. Pasien meninggal dan dilakukan tatalaksana Covid-19;
  2. Pasien nomor 1285, an. Tn. UI, laki-laki, usia 77 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 1286, an. Ny. WCA, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 1287, an. Ny. NKDP, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 1288, an. An. CNR, perempuan, usia 7 tahun, penduduk Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 1087. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSAD Wirabhakti Mataram dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 1289, an. Ny. LT, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 1087. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSAD Wirabhakti Mataram dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 1290, an. Ny. AA, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 1291, an. An. KMA, perempuan, usia 7 bulan, penduduk Kelurahan Gerung Selatan, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 1240. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Awet Muda Narmada dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 1292, an. Ny. WM, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 1293, an. Ny. S, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Desa Laju, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Sondosia Bima dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 1294, an. Tn. KA, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Rompo, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Sondosia Bima dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 1295, an. Tn. R, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Desa Nunggi, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Sondosia Bima dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 1296, an. Tn. M, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belumteridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat provinsi di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 1297, an. Tn. N, laki-laki, usia 78 tahun, penduduk Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 1298, an. Ny. SM, perempuan, usia 56 tahun, penduduk Desa Aikmel, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 1299, an. Ny. J, perempuan, usia 57 tahun, penduduk Desa Apitaik,Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 1300, an. Tn. ABD, laki-laki, usia 21 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  18. Pasien nomor 1301, an. Tn. SHB, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Kelurahan MonjokBarat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  19. Pasien nomor 1302, an. Ny. IZ, perempuan, usia 43 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  20. Pasien nomor 1303, an. An. MGAW, laki-laki, usia 2 tahun, penduduk Kelurahan Karang Panas, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  21. Pasien nomor 1304 an. Tn. PM, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  22. Pasien nomor 1305 an. Tn. LAR, laki-laki, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  23. Pasien nomor 1306 an. An. ALDS, perempuan, usia 7 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  24. Pasien nomor 1307 an. Tn. IPOP, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Denpasar, Bali. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  25. Pasien nomor 1308 an. Ny. S, perempuan, usia 31 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  26. Pasien nomor 1309 an. An. DWM, perempuan, usia 11 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  27. Pasien nomor 1310 an. An. HA, perempuan, usia 15 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  28. Pasien nomor 1311 an. Ny. IAMP, perempuan, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.

Hari Jum’at terdapat penambahan 6 (enam) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu :

  1. Pasien nomor 89, an. Tn. MF, laki-laki, usia 49 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 780, an. Ny. A, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Desa Malaju , Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu;
  3. Pasien nomor 834, an. Ny. YA, perempuan, usia 20 tahun, penduduk Kelurahan Banjar, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  4. Pasien nomor 1025, an. Ny. H, perempuan, usia 55 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur;
  5. Pasien nomor 1194, an. Tn. MW, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  6. Pasien nomor 1222, an. Ny. PL, perempuan, usia 31 tahun, penduduk Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Hari Jum’a ini juga terdapat penambahan 1 (satu) kasus kematian baru, yaitu :

  1. Pasien nomor 1284, an. Tn. IGC, laki-laki, usia 63 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien memiliki penyakit komorbid.

Sekda NTB sebagai Ketua Peaksana HARIAN Gugus Tugas NTB, Lau Gita Ariadi menyamaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah berperan aktif dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19.

“Pemerintah juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada petugas  kesehatan yang tanpa lelah memberikan pelayanan, baik pencegahan penyebaran Covid-19 di masyarakat maupun pelayanan pengobatan kepada pasien positif Covid-19 di rumah sakit,” katanya.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id,

Layanan Provincial Call Centre (PCC




Bupati Najmul Ungkapkan, Pemda KLU Taat APBD 2019

Pada 2020 Pemda KLU memperoleh DID sebesar Rp 30 milyar 784 juta

TANJUNG.lombokjournal.com – Bupati Lombok Utara, DR H Najmul Akhyar menyampaikan, laporan realisasi anggaran APBD Tahun Anggaran 2019 menunjukkan, kegiatan keuangan Pemerintah Daerah selaras dengan ketaatan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disepakati oleh eksekutif dan legislatif.

Hal itu disampaikan Bupati H. Najmul Akhyar, SH, MH pada penjelasan Kepala Daerah tentang Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2019, dalam sidang paripurna DPRD Kabupaten Lombok Utara masa sidang II Tahun Dinas 2020, Kamis (02/07/20).

Dijelaskan bupati, realisasi dana APBD tahun anggaran 2019 terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dianggarkan Rp185 milyar 928 juta lebih, terealisasi Rp146 milyar 771 juta lebih atau 78,94 persen.

Pendapatan transfer dianggarkan Rp891 milyar 939 juta lebih, terealisasi sebesar Rp874 milyar 430 juta lebih atau 98,04 persen. Sementara lain-lain pendapataan daerah yang sah dianggarkan Rp27 milyar 234 juta lebih, terealisasi sebesar Rp27 milyar 934 juta lebih atau 102,57 persen.

Secara keseluruhan pendapatan daerah sebesar Rp 1 triliun 105 milyar 101 juta lebih dan terealisasi sebesar Rp 1 triliun 49 milyar 135 juta lebih atau 94,94 persen. Belanja daerah dari anggaran Rp 1 triliun 174 milyar 417 juta lebih dengan realisasi sebesar Rp 1 triliun 87 milyar 638 juta lebih atau 92,61 persen.

“Dari realisasi pendapatan dan belanja itu terjadi defisit sebesar Rp 38 milyar 502 juta lebih. Defisit ini bisa tutupi oleh pembiayaan netto sebesar 74 milyar 292 juta rupiah lebih,” tandas Najmul.

Bupati juga menuturkan selisih pembiayaan netto dengan defisit menjadi sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) tahun anggaran 2019 dengan jumlah Rp 35 milyar 790 juta lebih. Sedangkan pendapatan tahun 2019 naik sebesar 15,78 persen atau bertambah Rp 142 milyar.

Menurut Sekjen APKASI ini, upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah yaitu memperbaiki sistem pengelolaan keuangan daerah sehingga pertanggungjawabannya mendapat opini WTP.

Implikasinya, tambahnya, KLU memperoleh tambahan dana insentif daerah (DID). Pada 2020 Pemda KLU memperoleh DID sebesar Rp 30 milyar 784 juta.

“Dana DID ini bentuk penghargaan atas pengelolaan keuangan pemerintah daerah ditetapkan melalui Permenkeu No.35/PMK.07/2020,” jelas bupati.

Begitu pun belanja daerah mengalami kenaikan 21,75 persen atau bertambah sebesar Rp 194 milyar dibandingkan dengan 2018. Meskipun penerimaan daerah bertambah 15,78 persen, namun tambahan belanja terealisasi sejumlah 21,75 persen.




Di Tengah Pandemi Covid-19, Bakohumas dan Lembaga Penyiaran Kampanye Berita Baik

Selain meningkatkan imunitas tubuh, berita baik memberi banyak dampak positif bagi daerah

MATARAM.lombokjournal.com —  Informasi yang baik berperan penting dalam membentuk kepercayaan masyarakat. Untuk itulah sangat penting penyampaian informasi yang bersifat edukatif agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang baik.

Di tengah pandemi virus corona Covid-19, masyarakat membutuhkan informasi yang baik dan benar, yang bisa meningkatkan imunitas.

“Mari kita bergandengan tangan, berjalan bersama dalam memberitakan berita baik untuk masyarakat NTB,” ujar Karo Humas dan Protokol Provinsi NTB Najamuddin Amy,S.Sos.,MM saat memberikan sambutan pada acara rapat koordinasi Bakohumas NTB dengan lembaga penyiaran yang bertempat di Lesehan Green Asri Jum’at (03/07/20).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh unsur-unsur Bakohumas NTB seperti perwakilan dari Humas Polda NTB, Humas Kejati NTB, Diskominfotik dan Perwakilan Penrem 162/WB.

Hadir juga Komisioner dari KPID NTB, Komisi Informasi (KI) NTB, dan Public Relation (PR) Ambassador Biro Humas dan Protokol NTB.

Bakohumas NTB sudah menuntaskan agenda rapat koordinasi dengan media dan lembaga penyiaran di Pulau Lombok. Kegiatan serupa akan digelar di Pulau Sumbawa dalam waktu dekat ini.

Najamuddin Amy mengatakan, berita baik tidak hanya bisa meningkatkan imunitas tubuh, tapi itu semua bisa memberikan banyak dampak positif bagi daerah.

Menurutnya, berita baik tersebut perlu terus di kampanyekan oleh seluruh pihak, terutama lembaga penyiaran.

“Saat ini, masih banyak masyarakat kita menonton TV dan mendengarkan radio. Jangan sampai, apa yang masyarakat tonton, apa yang masyarakat dengar, merugikan masyarakat itu sendiri, itulah sebabnya kita harus beritakan yang baik-baik,” ungkap mantan Komisioner KI NTB ini.

Najamuddin mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini, lembaga penyiaran harus seirama untuk terus mengajak masyarakat menjalankan protokol kesehatan.

Jangan sampai, ada masyarakat yang menganggap Covid-19 ini tidak ada, bahkan menganggap pandemi ini tidak berbahaya.

Tiga pesan penting

“Ada tiga pesan penting yang perlu kita sampaikan bersama. Pertama, kita tidak boleh takut berlebihan terhadap Covid-19, yang terpenting kita waspada. Kedua, kita boleh care pada diri sendiri, tetapi jangan sampai, empati kepada orang lain kita lupakan. Ketiga, kita perlu sampaikan bahwa virus ini ada dan berbahaya,” tambah kandidat Doktor Universitas Airlangga tersebut.

Ia berharap, seluruh pihak tetap istiqomah memberitakan berita baik. Dengan harapan, masyarakat bisa terbantu mendapatkan informasi di tengah pandemi covid-19.

“Mohon bantu masyarakat kita. Kita optimis, dengan berita baik, NTB Gemilang bisa kita wujudkan bersama,” tutup Bang Najam, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Ketua KPID NTB Yusron Saudi,ST.,M.Pd mengapresiasi langkah positif yang dilakukan Bakohumas NTB. Menurutnya, di tengah pandemi covid-19 tersebut peningkatan penonton TV dan pendengar radio semakin meningkat.

“Di tengah covid-19 ini, TV dan radio menjadi teman dekat masyarakat. Maka dari itu, ayo kita terus kampanyekan berita baik,” ujarnya.

Tidak hanya berita baik, lanjutnya, lembaga penyiaran juga perlu perbanyak konten pendidikan dan hiburan. Karena sudah beberapa bulan terakhir siswa-siswi atau para pelajar selalu belajar dari rumah.

“Ayo sebarkan berita baik, perbanyak konten pendidikan dan hiburan yang mendidik,” tutupnya.

AYA/HmsNTB




Bunda Niken Ajak Lestarikan Warisan Seni dan Budaya

Para pegiat seni dan budaya diajak agar kompak melestarikan dan memajukan kesenian yang sudah menjadi tradisi turun temurun di masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com —  Kesenian dan kebudayaan merupakan warisan nenek moyang yang melambangkan ciri dan khas suatu daerah.

Begitu pula dengan seni dan budaya Islam yang sudah begitu melekat di masyarakat.

Namun, di era modern seperti sekarang, semakin sulit dijumpai kesenian Islam seperti Qasidah dan Marawis yang dulunya selalu tampil di tiap acara besar.

Pelestarian nilai seni dan budaya kepada generasi penerus menjadi hal yang perlu dan harus dilakukan mulai dari sekarang.

Pesan itu yang diserukan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTB yang sekaligus sebagai Ketua DPW Lembaga Seni Qasidah Indonesia (Lasqi) Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah saat menyapa pegiat seni dan budaya di Kota Mataram di Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatul Ummah, Jum’at(03/07/20).

Kunjungan ini dirangkaikan dengan penyerahan bantuan akibat dampak pandemi Covid-19 kepada pegiat seni dan budaya di Kota Mataram.

“Alangkah baiknya jika kita terus majukan, kita pelihara, kita bina anak-anak dan generasi penerus kita, inilah bentuk dari penyaluran rasa seni yang sejalan dengan agama dan juga budaya kita,” ajak Bunda Niken.

Bunda Niken mengaku senang dapat bersilaturahim dengan pegiat seni dan budaya Kota Mataram.

Ke depan, Ia mengajak para pegiat seni dan budaya agar kompak melestarikan dan memajukan kesenian yang sudah menjadi tradisi turun temurun di masyarakat.

“Insya Allah Lasqi di NTB akan kita majukan kembali bersama-sama,” ujarnya.

Ia  kemudian menyinggung pandemi Covid-19 yang telah menghambat berbagai aktifitas di semua aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kesenian. Ia meminta agar masyarakat tetap sabar dalam menghadapi kesulitan di masa pandemi ini.

Menurutnya, kesulitan ini harus dihadapi dengan optimisme dan juga semangat, karena wabah corona sendiri telah memberikan banyak pelajaran dalam kehidupan.

“Mudah-mudahan pandemi ini tidak menghalangi para seniman untuk tetap bisa menghasilkan karya-karya yang nantinya bisa kita nikmati bersama,” harap Bunda Niken.

Ketua DPD Lasqi Kota Mataram, Hj. Noviani Danar Kinastri Mohan Roliskana mengapresiasi bantuan yang diberikan DPW Lasqi Provinsi NTB kepada para pegiat seni dan budaya yang ada di Kota Mataram.

“Mewakili teman-teman pelaku seni, kasidah dan marawis di Kota Mataram menghaturkan terima kasih dan apresiasi kepada Lasqi Provinsi NTB yang telah memberikan bantuan kepada kami di masa pandemi ini, semoga bantuan ini bermanfaat bagi kita semua,” ucapnya.

Adanya bantuan tersebut, diharapkan dapat menjadi penyemangat di situasi pandemi Covid-19. Ia pun berharap agar pandemi Covid-19 dapat segera berlalu, sehingga berbagai aktifitas, khususnya dalam bidang kesenian dapat berjalan seperti sediakala.

AYA/HmsNTB