Penanganan Covid-19 Difokuskan di Kota Mataram

Hanya Kota Mataram yang masih zona merah. Begitu pula dengan laju insiden di tiap kecamatan yang masih merah, kecuali di kecamatan Sandubaya yang berstatus kuning

MATARAM.lombokjourna.com – Kota Mataram akan menjadi fokus penanganan Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB).

berdasarkan data yang dikemukakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, hanya Kota Mataram masih berada dalam zona merah. Sedangkan untuk Kabupaten Lombok Barat saat ini sudah masuk kedalam zona kuning.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengungkapkan itu saat memimpin rapat evaluasi kemajuan dalam penanganan Covid-19 di NTB, di Ruang Rapat Utama, Kantor Gubernur NTB, Senin (06/07/20).

Wagub Hj Sitti Rohmi Djalillah

Rapat diikuti oleh Asisten I, II dan III Setda NTB serta seluruh Kepala OPD lingkup Provinsi NTB.

“Provinsi ini harus turun, karena kalau kita menunggu terus, masalah ini tidak akan selesai-selesai,” tegasnya.

Umi Rohmi sapaan akrabnya, mengatakan, kolaborasi dari semua pihak, baik Pemkot Mataram dan Pemerintah Provinsi dalam melakukan edukasi, sosialisasi kepada masyarakat terkait penerapan protokol Covid-19 menjadi kunci untuk membawa Kota Mataram keluar dari zona merah.

“Kunci daripada penanganan Covid-19, khususnya di Mataram dan Lobar ini adalah yang pertama tentunya penegakan protokol Covid-19 di seluruh aktivitas masyarakat, tidak boleh ditawar-tawar,” ungkap Umi Rohmi.

Kemudian yang kedua adalah tracing masif itu harus dilakukan di Mataram,

“Walaupun kita lelah di awal, kita susah di awal, kita harus siapkan fasilitas diawal, tetapi akan mudah ke depan,” kata wagub.

Mengenai sosialisasi, penggunaan masker dinilai menjadi hal yang paling mendasar untuk dilakukan. Seluruh OPD di lingkup Kota Mataram dan Provinsi NTB diajak proaktif, bahu membahu dalam menyosialisasikan penggunaan masker kepada masyarakat.

“Khususnya di kalangan ASN di Provinsi NTB, karena kita juga berada di zona Kota Mataram,” ujarnya.

Publikasi media luar ruang juga turut menjadi sorotan, Umi Rohmi minta seluruh publikasi luar ruang berupa poster dan baliho sebagai sarana sosialisasi, khususnya di Kota Mataram, semua foto harus menggunakan masker.

Pesan-pesan yang disampaikan lewat media publikasi luar ruang kepada masyarakat, harus terlebih dahulu diterapkan pada diri sendiri dan lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan kerja.

Ia berharap dengan seluruh ikhtiar yang dilakukan bersama dengan kabupaten/kota di NTB, khususnya kota mataram dalam memberikan penyadaran kepada masyarakat, Kota Mataram akan mampu segera keluar dari zona merah.

Hal lain yang menjadi perhatian serius Umi Rohmi dalam rapat tersebut adalah masalah aktifitas pendidikan, khususnya di Pondok Pesantren di NTB.

Ia pun berharap aktifitas pendidikan di Ponpes bisa segera berjalan. Dengan syarat dilakukan full tes, untuk dapat mengetahui kondisi seluruh siswa di Ponpes yang ada.

“Kami meminta kesiapan pihak terkait untuk melaksanakan ini,” pintanya.

Setelah full tes tersebut dilakukan, maka protokol kesehatan Covid-19 harus benar-benar diterapkan bagi setiap orang yang keluar masuk di lingkungan Ponpes.

“Bagaimana protokol kalau keluar ke pasar, protokol bagi setiap pengunjung, dan bagaimana protokol kepada orang tua yang datang menjenguk anaknya,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi memaparkan, saat ini hanya Kota Mataram yang masih zona merah. Begitu pula dengan laju insiden di tiap kecamatan yang masih merah, kecuali di kecamatan Sandubaya yang berstatus kuning.

“Jadi di Mataram dan Lombok Barat ini bagaimana kita mampu menekan laju insiden ini,” jelas Eka.

Sedangkan, di Kabupaten Lombok Barat yang sudah masuk ke zona kuning, laju insiden perkecamatan yang masih tinggi terdapat di wilayah Batu Layar, Gerung dan juga Lingsar.

AYA/HmsNTB

 

 




Hasil Evaluasi Inspektorat, SAKIP Biro Humas dan Protokol NTB Raih Predikat “A”

Biro Humas dan Protokol dinilai telah menerapkan implementasi kinerja yang bercirikan akuntabilitas, kinerja memuaskan, memimpin perubahan, berkinerja tinggi dan sangat akuntabel

MATARAM.lombokjournal.com — Laporan Hasil Evaluasi (LHE) dari Inspektorat Provinsi NTB atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Administrasi Pemerintah (SAKIP) Biro Humas dan Protokol dengan nilai 80,23.

 Dengan perolehan nilai tersebut Biro Humas dan Protokol meraih predikat “A”.

Penilaian ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi  Nomor 12 Tahun 2015 tentang tentang Pedoman Evaluasi atas  Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah..

Penilaian ini juga dilandasi Pergub NTB No. 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Evaluasi atas  Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Perolehan predikat “A” ini karena Biro Humas dan Protokol dinilai telah menerapkan implementasi kinerja yang bercirikan akuntabilitas, kinerja memuaskan, memimpin perubahan, berkinerja tinggi dan sangat akuntabel.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB Najamuddin Amy, S.Sos., M.M memberikan apresiasi atas semua dedikasi seluruh jajaran Biro Humas dan Protokol.

Ia menilai perolehan predikat “A” adalah merupakan hasil dari kekompakan dan kerja keras sesuai tupoksi dari seluruh jajarannya.

Terutama dalam memberikan pelayanan maksimal kepada pimpinan dan masyarakat NTB, sebagai wujud dar ikhtiar bersama menuju NTB Gemilang.

Hal ini juga selaras dengan Predikat Terbaik bagi Biro Humas dan Protokol untuk Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik tahun 2019 yang lalu oleh Komisi Informasi NTB.

“Alhamdulillah wasyukurillah, ikhtiar dan dedikasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Nusa Tenggara Barat, melayani pimpinan dan memberikan pengabdian sesuai Tupoksi mewujudkan NTB Gemilang berbuah hasil,” ujar Najamuddin Amy di Ruang Kerjanya, Senin, 6 Juli 2020.

Prestasi ini lanjut Bang Najam sapaan Karo Humas ini, harus dijadikan motivasi untuk terus bekerja keras, meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan, baik kepada pimpinan, terlebih kepada masyarakat NTB. Tentunya dengan menghadirkan informasi yang cepat dan akurat.

Ia juga menyampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasihnya kepada seluruh jajaran Biro Humas dan Protokol atas kerja keras dan kekompakan yang ditunjukkan selama ini.

“Tahaddus binni’mah. Alhamdulillah Kerja Keras Pimpinan, Staf dan Seluruh Karyawan Biro Humas dan Protokol. Dari BB kita naik menjadi Predikat A (Memuaskan). Terimakasih Para Sahabat Humas dan Protokol semuanya”, ujarnya.

AYA/HumasNTB




Taman Nasional Gunung Rinjani Hari Ini Buka Pendakian Rinjani 

Wisatawan diwajibkan menggunakan masker, membawa handsanitizer atau hand wash, kresek sampah, menjaga jarak minimal satu meter, dan membawa surat keterangan bebas covid-19 bagi wisatawan yang berasal dari luar NTB

MATARAM.lombokjournal.com — Sejak diberlakukannya pembatasan dan ditutup karena pandemi Covid-19, kini Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) kembali dibuka untuk wisatawan lokal dan mancanegara.

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merupakan salah satu destinasi wisata primadona di NTB. Setelah sebelumnya terdampak gempa di tahun 2018 dan kebakaran hutan tahun 2019, TNGR kembali ditempa dampak Pandemi Covid-19.

Namun, angin segar sedikit berhembus di pertengahan tahun 2020 ini.

Dari 13 destinasi wisata non pendakian dan 5 wisata pendakian di tiga kabupaten (Lombok Timur, Lombok Utara, dan Lombok Tengah), hanya 8 destinasi wisata non pendakian yang dibuka. 

“Taman Nasional Gunung Rinjani mulai hari ini resmi membuka 8 destinasi wisata non pendakian.” Kata Kepala Balai TNGR Dedy Asriady saat melakukan jumpa pers di Kantor Dinas Pariwisata NTB, Senin (06/07/20).

 Konferensi pers tersebut turut dihadiri oleh Kepala Bidang Perlindungan Hutan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Dinas LHK NTB Mursal, dan Sekretaris Dinas Pariwisata NTB Lalu Hasbul Wadi.

Ke delapan destinasi wisata non pendakian tersebut meliputi, Otak Kokok Joben (Joben Eco Park) dengan kuota maksimal 227 pengunjung per hari. Telaga Biru dengan maksimal kuota 84 pengunjung perhari. Air terjun Jerul Manis dengan kuota maksimal 180 pengunjung per hari.

Gunung Kukus dengan kuota maksimal 90 pengunjung perhari. Timbanuh dengan objek daya tarik wisara berupa Air Terjun Mayung  Polak dengan kuota maksimal 60 pengunjung per hari. Savana Propok dengan maksimal kuota 150 pengunjung perhari. Dan Air Terjun Mangku Sakti dengan kuota maksimal 90 pengunjung per hari.

TNGR akan menerapkan protokol Covid-19 yang ketat terhadap wisatawan, baik dari mulai pintu masuk, saat di lokasi wisata, maupun saat keluar pintu wisata.

 Wisatawan diwajibkan menggunakan masker, membawa handsanitizer atau hand wash, kresek sampah, menjaga jarak minimal satu meter, dan membawa surat keterangan bebas covid-19 bagi wisatawan yang berasal dari luar NTB.

Atau bebas gejala influenza (influenza-like illness) untuk yang berasal dari Pulau Lombok. Jam kunjungan pun dimulai dari pukul 09.00 – 15. 00.

“Pengunjung hanya boleh melakukan one day trip atau satu hari perjalanan tanpa menginap, serta jumlah pengunjung hanya boleh 30% dari  jumlah pengunjung maksimal,” jelas Dedy Asriady.

Untuk menjaga agar seluruh peraturan dibukanya destinasi wisata tersebut, Balai TNGR telah membentuk Tim Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Reaktivasi Bertahap untuk kunjungan Wisata Alam pada Kawasan TNGR.

Nantinya wisatawan yang melanggar aturan akan ditindak lanjuti.

Lebih jauh Dedy Asriady menjelaskan, dibukanya destinasi wiaata TNGR merupakan langkah awal. Nantinya pelaksanaan reaktivasi tahap Iini akan dievaluasi secara berkala. Jika berjalan dengan tertib, wisata pendakian bisa dibuka juga pada tahap II nanti.

Lebih lanjut, Kepala Bidang Perlindungan Hutan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Dinas LHK NTB, Mursal, juga menghimbau masyarakat untuk dapat sama-sama menjaga kebersihan dan keamanan destinasi wisata yang dikunjungi. Masyarakat diingatkan untuk tidak membakar hutan untuk membuka lahan dan tidak membakar sampah sembarangan atau tidak beh melakukan kegiatan yang dapat memicu kebakaran hutan.

“Merawat Taman Nasional Gunung rinjani adalah kewajiban kita bersama. Bukan hanya tugas Balai TNGR, Dinas LHK, atau Dinas Pariwisata. Jangan sampai kebakaran tahun 2019 yang lalu terulang kembali,” pesan Mursal.

@diskominfotikntb




Mengintip Gerakan Politisi Muda di Gelaran Pilkada Serentak di NTB

Para politisi muda berperan signifikan dalam “pemanasan mesin” di Pilkada serentak tahun ini

lombokjournal.com —

MATARAM:  Dinamika politik daerah kian menghangat menyongsong  Pilkada Serentak di tujuh Kabupaten/Kota di NTB, yang diprediksi berlangsung 9 Desember 2020 mendatang,

Dinamika itu menghanngat di kantong-kantong Pilkada serentak, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima.

Isu bongkar pasang pasangan calon, hingga saling telikung menggapai kendaraan Parpol. Dibumbui dengan psi-war di jejaring media sosial, menjadi upaya prakondisi membuka mata publik, masyarakat calon pemilih.

Para politisi muda berperan signifikan dalam “pemanasan mesin” di Pilkada serentak tahun ini.

Mereka bergerak di berbagai lini, sebagai delegasi “penyedia kendaraan”, penggerak narasi, hingga ada juga yang terjun sebagai calon Kada.

Peran politisi muda sangat strategis menentukan arah dan irama dinamika Pilkada serentak di NTB tahun ini.

Penilaian itu diungkapkan Lembaga Kajian Politik M16, yang dalam waktu dekat menggelar diskusi publik, mengintip gerak Politisi Muda di Pilkada serentak di NTB.

Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto, SH mengatakan, Diskusi Kamisan merupakan wadah sharing dan diskusi terbuka yang kerap digelar Mi6 semenjak medio Oktober 2012 hingga saat ini.

“Kali ini Diskusi Kamisan isunya tentang Pilkada Serentak, dan tema kita yang menakar peran politisi muda di Pilkada Seretak NTB,” kata Didu, sapaan akrab Bambang Mei. Sat itu Didu didampingi Sekretaris Mi6 , Lalu Athari Fathulah, Senin (06/07/62).

Terkait diskusi, Sekretaris Mi6, Lalu Athari  menjelaskan, diskusi kamisan tentang Pilkada ini merupakan gagasan joint bareng dengan  PW Pemuda NW NTB, dan Persatuan Gerakan Kebangsaan (PGK) NTB.

Mengangkat tema besar “Kiprah Politisi Muda dalam Pusaran Pilkada Serentak di NTB”: Pemenangan, Logistik, dan Mobilisasi.

Kegiatan ini akan digelar pada Kamis Minggu ini (09/07)  atau paling telat Kamis (16/07/20) di Resto Dasker, Lombok Barat. Dimulai dari pukul 10.00 Wita hingga selesai.

Ketua Dewan Pembina PGK NTB,Karman BM menambahkan, diskusi publik ini dilaksanakan untuk mendorong proses berdemokrasi dalam pesta pilkada lima tahunan.

Selain itu, ini langkah awal agar masyarakat pemilih sadar hak politik mereka dan ujungnya mau berpartisipasi aktif meningkatkan angka partisipasi pemilu pilkada di NTB.

“Pilkada Serentak di NTB menarik dijadikan diskursus dan bahan kajian, karena ada fenomena politik yang  unik terkait konfigurasi politik para kontestan, yang mencerminkan determinasi  kuat melawan  hegemoni petahana,” urai Karman.

Di lain sisi, Ketua Pemuda NW NTB, M Zainul Pahmi mengatakan, peran politisi muda dalam Pilkada Serentak di NTB kali ini sangat strategis. Sejak awal kiprah mereka sudah nampak.

“Apalagi di saat pandemi corona dan menuju new normal saat ini. Tentu Pilkada akan berubah dinamika dan praktik di lapangan,” katanya.

Menurutnya, banyak politisi muda yang menjabat Ketua Parpol di tingkat DPC dan ranting. Banyak juga yang berlatar belakang aktivis, pengusaha, dan pelaku industri IKM.

Kemampuan mereka mengelola jargon yang bakal diusung tentu beragam dan menarik untuk dibedah.

“Beberapa calon di Pilkada kita juga, dari generasi angkatan muda. Tentu ini menjadi menarik,” katanya.

Ia menegaskan, diskusi Kamisan tentu akan menarik dan menghasilkan cara pandang baru menyongsong Pilkada Serentak di NTB.

Mi6 merupakan organisasi Nirlaba yang independen  digagas dan didirikan, 4  oktober 2012 oleh Muchlis Dj. Tolomundu, mantan wartawan senior Majalah Tempo dan Matra, yang juga Pendiri Setara Institute – Jakarta bersama Aktivis Pro demokrasi,  Hendardi.

Me




NTB Salah Satu Provinsi Terbaik Dalam Kegiatan Ekonomi dan Penanganan Covid-19

 Pemetaan hasil kajian peneliti CSIS, Provinsi NTB bersama belasan provinsi lainnya di Indonesia berada di Kuadran I, artinya pada kondisi dimana kesehatan membaik, dan ekonomi membaik

lombokjournal.com —

JAKARTA  ;    Nusa Teggara Barat (NTB) dinilai termasuk salah satu provinsi  terbaik untuk kegiatan ekonomi dan penanganan Covid-19.

Penilaian itu mengemuka dalam webinar publik bertema “Monitoring penyebaran Covid-19 dan Perkembangan Ekonomi di Masa Transisi”, Sabtu (04/07/20), yang diselenggarakan Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Peneliti the Department of Economics pada CSIS, Jakarta, Indonesia, Haryo Aswicahyono dalam paparan bertajuk “Evaluasi Kegiatan Ekonomi Dan Intensitas Penyebaran Covid-19 di Masa New Normal: Tinjauan atas Beberapa Indikator Cepat” dalam webinar tersebut mengungkapkan hasil kajiannya.

Berdasarkan hasil kajiannya, Haryo memetakan perkembangan ekonomi dan penyebaran Covid-19 pada provinsi-provinsi di Indonesia.

Pemetaan dilakukan dengan membagi daerah-daerah tersebut dalam empat kuadran, berdasarkan dua variabel utama, yaitu kegiatan ekonomi dan intensitas penyebaran Covid-19.

Kuadran I yang merupakan kuadran terbaik adalah provinsi dengan, kesehatan membaik dan ekonomi membaik. Kuadran II, provinsi dengan ekonomi membaik, kesehatan memburuk.

Dalam kategori Kuadran III, provinsi dengan ekonomi memburuk, kesehatan memburuk. Kuadran IV, provinsi dengan ekonomi memburuk, kesehatan membaik.

Dalam pemetaan yang ditampilkan Haryo,  Provinsi NTB berada di Kuadran I. Artinya, NTB dan belasan provinsi lainnya di Indonesia, berada pada kondisi dimana kesehatan membaik, dan ekonomi membaik.

Kerja keras dan kekompakan

Menanggapi hasil penelitian tersebut, Gubernur NTB melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB, Najamuddin Amy, S.Sos, MM bersyukur atas hasil riset CSIS tersebut.

Menurutnya, itu semua tidak luput dari kerja keras dan kekompakan Gubernur, Wakil Gubernur beserta seluruh masyarakat NTB.

“Alhamdulillah. kita bersyukur, dalan Studi CSIS mengenai kondisi indeks ekonomi dan indeks kesehatan, Provinsi NTB berada di Kuardan I,” ujarnya.

Kandidat doktor Universitas Airlangga tersebut melanjutkan, pencapaian yang diraih Provinsi NTB tersebut harus tetap dipertahankan.

Pemberdayaan IKM/UMKM di tengah pandemi Covid-19 harus tetap didorong. Selain itu, penerapan protokol kesehatan juga harus dijalankan di seluruh sektor, terutama sektor pariwisata yang baru-baru ini sudah mulai banyak dibuka.

“Pemberdayaan produk lokal di tengah pandemi Covid-19 tersebut merupakan langkah tepat yang dilakukan Gubernur NTB. Itu semua, meningkatkan ekonomi kerakyatan di daerah kita tercinta,” tambahnya.

Bang Najam, sapaan akrabnya, juga menyebutkan provinsi lain di Indonesia yang masuk dalam kuadran I, dimana kondisi kesehatannya membaik dan ekonomi membaik.

Beberapa provinsi lainnya adalah Provinsi DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Banten, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Jawa Barat, Bengkulu, Sulawesi Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Gorontalo, Kalimantan Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sejumlah provinsi lainnya.

AYA/HmsNTB




Diskusi Publik; Jelang Dua Tahun Zul-Rohmi, Apa Sih Prestasinya?

Banyak program yang ditelurkan masih standar dan belum ada langkah-langkah khusus saat kondisi luar biasa atau ekstra ordinary

LOBAR.lombokjournal.com — Dua tahun kepimpinan Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, menghadapi berbagai ujian bencana alam gempa bumi dan bencana non alam pandemi Covid-19.

Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) NTB menggelar diskusi publik bertama “Jelang Dua Tahun Zul-Rohmi, Apa Sih Prestasinya?” Diskusi digelar di Resto Dasker, Dasan Ketujur Dasker, Desa Mesanggok, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Sabtu (04/07/20).

Pembina PGK NTB, Karman BM, mengatakan tema diskusi diangkat karena PGK NTB fokus pada isu nasionalisme dan kebangsaan, sehingga isu kepemimpinan menjadi hal rutin dikupas.

“Tema ini diangkat karena sebagai masyarakat sipil PGK mengusung ideologi kebangsaan. Isu seputar nasionalisme dan kebangsaan. Isu kepemimpinan bagian isu kebangsaan. Makanya kita angkat jelang dua tahun kepemimpinan Zul-Rohmi,” katanya.

Soal prestasi pemerintah, tidak boleh masyarakat hanya dihidangkan narasi yang dibangun oleh penguasa, sehingga melalui diskusi menjadi sebuah kritik maupun saran terhadap kepemimpinan Zul-Rohmi, yang masih tersisa cukup panjang.

“Apa sih prestasi yang sudah dilakukan Zul-Rohmi. Harus dibangun persepsi berbeda, tidak boleh narasi dibangun oleh penguasa,” imbuhnya.

Karmann BM mengatakan, saat pandemi Covid-19 kita ingin tahu apa kiat program revolusionernya.

Bagaimana treatment yang dilakukan Pemerintah NTB kita ingin dengar. Forum ini tidak untuk mencaci maki kepemimpinan Zul-Rohmi?

Moderator dialog Lalu Atharifathullah, memantik diskusi dengan memberikan ruang beberapa narasumber.

Di awal diskusi dipertanyakan, apa prestasi dua doktor di tengah badai pandemi saat ini.

“NTB paska rehabilitasi gempa kepemimpinan Zul-Rohmi diterpa musibah pandemi yang membuat sedikit menghambat kinerja. Namun banyak hal di luar yang sudah dilakukan dua doktor ini. Apa prestasi Zul-Rohmi di tengah badai global ini?” ujarnya.

Akademisi Unram, Doktor Asrin mengapresiasi media yang terus mengawal roda pemerintahan Zul-Rohmi.

Ia mengatakan, media telah berhasil membuka ruang agar masyarakat dapat mengawal dinamika pembangunan di NTB.

“Media punya kontribusi tinggi dalam membangun dinamika pembangunan di NTB ini,” kataya.

Menjadi kritik adalah soal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTB. Doktor Asrin mempertanyakan sejauh mana pembangunan IPM dengan berbagai bidang lainnya.

Masalah IPM merupakan salah satu kritik. Seanjutnya, menyusul pertanyaa lainnya, misalya pembangunan manusia ini seperti apa. Daya saing kita dari sisi SDM bagaimana, pendidikan bagaimana, dari sisi kesehatan?

“Apa yang menjadi fokus pembangunan NTB ke depan untuk mengingatkan pendidikan, kesehatan. Pendidikan kita rendah otomatis berdampak pada produktivitas baik daya ekonomi maupun kemampuan berpikir,” sambung Dosen Unram ini.

Ia mengatakan, meskipun angka harapan hidup di NTB meningkat, namun banyak PR yang harus dituntaskan. Misalnya, masalah kesejahteraan.

Meskipun angka harapan hidup di NTB sudah naik. Ketimbang dulu, kalau mau pendek umurnya hidup di NTB.

“Meskipun angka prestasi kasar kita naik tapi mentalitas masyarakat di NTB masih dalam taraf kultur bekerja lebih senang ke Malaysia. Mentalitas ini harusnya kita kikis. Kita siapkan tenaga profesional. Jangan sampai orang NTB bekerja di Malaysia hanya menjadi tenaga kasar, ini image yang harus kita lepas,” jelasnya.

Industrialisasi Pertanian Sebagai Sabuk Pengaman

Doktor Asrin mengatakan, pemerintah saat ini tengah sibuk dengan sektor pariwisata. Recovery terus dilakukan untuk kembali membangkitkan gairah wisata pasca gempa, meskipun saat ini kembali diterpa pandemi.

Namun katanya, pemerintah Zul-Rohmi telah melupakan industrialisasi pertanian. Padahal sektor pertanian dapat menopang NTB saat terjadi bencana.

“Pertanian kita bagaimana ketika semua digunakan ke pariwisata. Ketika bencana datang benar-benar terpuruk. Kalau industrialisasi pertanian sudah mapan, ini luar biasa. Sehingga kita memiliki sabuk pengaman,” katanya.

Industrialisasi pertanian yang dimaksud adalah industrialisasi pertanian moderen.

“Sebagai negara agraris, sebagian besar masyarakat kita petani. Jika pertanian kita tidak siap, kita akan kolaps. Bukan pertanian konvensional tetapi industrialisasi pertanian,” katanya.

Moderator sekaligus Stafsus Gubernur, Athar, menyambung diskusi dengan mengatakan masalah IPM sedang ditangani Zul-Rohmi dengan berbagai program sektor pendidikan, salah satunya pengiriman pelajar ke luar negeri.

“Selama ini tantangan kita IPM, artinya lambat laun memang naik dengan perlu mengejar lebih tinggi lagi. Ada singkron dengan program yang digalangkan dua doktor ini. Program beasiswa ke luar negeri. Industrialisasi pertanian menjadi catatan dan masukkan,” ungkapnya.

Sisi Positif Negatif

Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto, mengatakan kemenangan Zul-Rohmi di Pilgub NTB 2018 lalu belum merealisasikan program yang sesuai dengan janji kampanye, sehingga tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat.

“Dengan kemenangan Zul-Rohmi di Pilgub ada ekspektasi masyarakat NTB terhadap program pembangunan yang akan dijalankan sesuai kampanye. Dari RPJMD ketika menang, tapi paska dilantik NTB ada bencana gempa, pandemi,” katanya.

Pria ramah yang akrab disapa Didu ini mengatakan, banyak tantangan di era Zul-Rohmi.

“Paket Zul-Rohmi banyak tantangan atau hambatan padahal kemenangan dia menjadi era baru dalam kontestasi di NTB, bagaimana masyarakat Sumbawa menjadi pemimpin, begitu juga kaum perempuan pertamakali memimpin,” ujar Bambang.

Banyak program yang ditelurkan masih standar dan belum ada langkah-langkah khusus saat kondisi luar biasa atau ekstra ordinary.

“Kepemimpinan belum menunjukkan prestasi yang menggembirakan karena saya melihat apa yang dilakukan kepemimpinan Zul-Rohmi biasa saja atau standar. Tidak ada langkah-langkah misalnya dalam kondisi ekstra ordinary,” tegasnya.

Ia melihat ada kegalauan di pemerintahan Zul-Rohmi. Itu terbukti hingga saat ini pemerintahan Zul-Rohmi telah melakukan 14 kali mutasi.

“Saya melihat ada kecenderungan tidak ada satu aja yang menjadi marcusuar program berkesinambungan misalnya isu industrialisasi apa sih kebijakan dalam memajukan. Kedua saya melihat Zul-Rohmi ada kegalauan dalam memimpin dalam setahun sudah 14 kali mutasi. Ini bentuk kebingungan. Per 1,5 bulan ada mutasi,” ungkapnya.

Namun selain sisi lemah pemerintahan dua doktor itu, ada juga sisi positif. Kebebasan berekspresi di massa Zul-Rohmi terjamin. Pemerintah mereka tidak “Baper” dengan menjaga iklim demokrasi yang lebih bebas.

“Selain sisi lemah ada sisi baik, demokrasi jalan di NTB. Kebebasan orang bersuara boleh, tidak ada sekat boleh apapun ngomong tanpa perasaan ditekan,” ujarnya.

Selain itu, Zul-Rohmi dikatakan mengakomodir banyak orang. Itu terbukti dengan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang mengakomodir UKM/IKM lokal di NTB.

“Sisi lain saya lihat mengakomodir banyak orang untuk terlibat program dia, contohnya JPS. Tapi setelah selesai what’s next jangan sampai hanya semacam menjadi jargon saja,” katanya.

Wasekjend PB HMI, Saiful Hadi, menyoroti program beasiswa Zul-Rohmi. Menurutnya, itu belum kongkrit sesuai kebutuhan NTB. Ia mempertanyakan apa hasil akhir nanti ketika program tersebut finish.

“Bicara tentang isu kekinian memang cukup kompleks. Sangat menonjol hari ini Zul-Rohmi apa sih prestasi banyak hal, banyak hal juga menjadi beban,” katanya.

“Industrialisasi sangat relevan buat masyarakat NTB. Kok Zul-Rohmi belum perjelas output beasiswa. Terus didengungkan di media apa ending dari program ini. Karena ketika mereka pulang dari luar negeri mereka ngapain?”

Ia meminta agar Zulkieflimansyah lebih fokus bekerjasama dengan perguruan tinggi swasta menelurkan mahasiwa berprestasi yang ke depan dapat berkonstribusi membangun NTB.

Ia juga mengkritisi sektor pariwisata Mandalika yang katanya belum berjalalan sesuai ekspektasi.

“Sektor pariwisata sampai detik ini belum ada terlihat di KEK Mandalika. Kek begitu saja, kemarin saya makan bersama di sana ternyata banyak lahan yang mangkrak dan tidak diurus. Kata Pak Gub akan menyelesaikan secara adat, namun persoalan sengketa tanah jangan sampai pemuda di sana diusir. Kalau tidak mampu dikelola, kita anggap birokrasi sudah menjadi otoriter,” ujarnya.

Aktivis sekaligus Calon Ketua Umum PB PMII, Daud Azhari, mengungkapkan Gubernur NTB kurang aktif menemui mahasiswa NTB di Jakarta. Padahal banyak saran dan masukan dari mahasiswa untuk pembangunan NTB.

“Kalau bicara konteks SDM NTB sangat luar biasa. Zul-Rohmi hari ini kurang ramah lingkungan, setiap beliau ke Jakarta sangat sudah ditemui dan berdiskusi dengan teman aktivis di Jakarta,” selorohnya.

“Beasiswa saya pikir tidak usah terlalu berlebih-lebihan dalam menyiapkan SDM. Tinggal urus aja mahasiswa di luar daerah,” katanya.

Moderator Athar menetralkan diskusi dengan mengungkap masalah KEK Mandalika kini tengah dibentuk panitia penyelesaian sengketa. Ia membangun optimis persoalan lahan lokasi MotoGP tersebut dapat tuntas.

“Kek Mandalika sudah berbenah di akhir ini sengketa lahan sudah dibentuk panitia sengketa dengan menyelesaikan persoalan di lahan Mandalika,” sebutnya.

Ketua PGK NTB, Masyadi, di penghujung diskusi kembali menekankan apa prestasi Zul-Rohmi jelang dua tahun kepemimpinannya. Ia mengatakan berbagai program masih standar dan belum ada yang dapat diberi tepukan tangan.

“Prestasi dalam pemerintahan bukan prestasi tapi standar prosedur yang dijalankan. Kalau saya lihat yang dimaksud terkait otoritas legal.Tidak ada yang kita temukan tadi tidak muncul sampai saat ini. Rehabilitasi pasca gempa sampai sekarang belum selesai. Kemudian, birokrasi yang bersih, ternyata di lapangan banyak kita temukan oknum,” kata Masyadi.

Me




Kenaikan Iuran Baru BPJS Kesehatan, Ini Rinciannya

Tahun depan, pemerintah kembali memberikan subsidi iuran kepada peserta kelas III mandiri hanya saja besarannya Rp 7.000 sehingga masing-masing peserta membayar Rp 35.000 per bulan per jiwa

MATARAM.lombokjournal.com – Subsidi sebesar Rp 3 triliun dibayarkan Pemerintah untuk meringankan iuran BPJS Kesehatan peserta kelas III mandiri. Anggaran subsidi ini masuk dalam dana cadangan pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN), khususnya pada klaster kesehatan.

Hal itu dikatakan Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Jumat (03/07/20).

Subsidi sasarannya pada kelompok peserta bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP) kelas 3 mandiri, yang harus menanggung beban atas kenaikan iuran itu..

“Ini di luar PBI, subsidi bagi PBPU kelas III itu sekitar Rp 3 triliun, kelas III PBPU dan BP mandiri, ini program baru yang ada di Perpres 64 dan di Perpres 72,” kata Kunta dalam acara Tanya BKF via virtual,

Iuran BPJS Kesehatan untuk kelas I dan II resmi naik pada awal Juli tahun ini.

Kenaikan iuran itu tertuang dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Sedangkan untuk kelas III mandiri baru naik tahun depan.

Para peserta kelas III mandiri BPJS Kesehatan yang berasal dari kelompok PBPU dan BP saat ini hanya membayar iuran sebesar Rp 25.500 per bulan per jiwa atau mendapat subsidi Rp 16.500 dari pemerintah.

Jika tidak disubsidi maka iurannya sebesar Rp 42.000 per bulan per jiwa.

Pada tahun depan, pemerintah kembali memberikan subsidi iuran kepada peserta kelas III mandiri hanya saja besarannya Rp 7.000 sehingga masing-masing peserta membayar Rp 35.000 per bulan per jiwa.

Rincian kenaikan iuran

Berikut rincian iuran BPJS Kesehatan yang berlaku mulai 1 Juli 2020:

Kelas I peserta mandiri atau PBPU dan BP menjadi Rp 150.000 per orang per bulan, naik 85,18 persen; Kelas II menjadi Rp 100.000 per orang per bulan atau naik 96,07 persen; Kelas III tetap Rp 25.500 per orang per bulan (tahun depan jadi Rp 35.000)

Perlu diketahui, pada program PEN pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun.

Total anggaran tersebut disalurkan lagi untuk belanja penanganan COVID-19 sebesar Rp 65,80 triliun, insentif tenaga medis Rp 5,90 triliun, santunan kematian Rp 0,30 triliun, bantuan iuran JKN Rp 3,00 triliun, Gugus Tugas COVID-19 Rp 3,50 triliun, dan insentif perpajakan di bidang kesehatan Rp 9,05 triliun.

hek/ara




UPDATE Covid-19: Hari Jum’at, 04 Juli, Bertambah 19 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 9 (Sembilan) Orang, Tidak Ada Kasus Kematian   

Untuk wilayah dengan zona hijau (tidak terdampak) yakni KotavBima, diharapkan dapat terus mempertahankan seluruh upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com – Di Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR RSUD R. Soedjono Selong, Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium TCM RSUD Provinsi NTB, dan Laboratorium TCM RSUD H.L. Manambai Abdulkadir mengkofirmasi, ada tambahan 19 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 9 (sembilan) orang. Tidak ada kasus kematian baru.

Siaran pers hari Sabtu (02/07/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 170 sampel dengan hasil 139 sampel negatif, 12 sampel positif ulangan, dan 19 sampel kasus baru positif Covid-19.

Lalu Gita Ariadi

Dijelaskan, adanya tambahan 19 kasus baru terkonfirmasi positif, 9 (sembilan) tambahan sembuh baru, dan tidak ada kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Sabtu (04/07/20) sebanyak 1330 orang, dengan perincian 876 orang sudah sembuh, 66 meninggal dunia, serta 388 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif,” kata Lau Gita Ariadi.

Diharapkan petugas kesehatan di kabupaten/kota melakukan identifikasi epicentrum penularan setempat Covid-19 untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran virus Covid-19.

TAMBAHAN 19 PASIEN POSITIF, PASIEN SEMBUH9 9 (SEMBILAN) ORANG, TIDAK ADA KEMATIAN

Kasusbaru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 1312, an. Tn. MT, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  2. Pasien nomor 1313, an. Ny. BOVW, perempuan, usia 24 tahun, penduduk Desa Ketangga Jeraeng, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  3. Pasien nomor 1314, an. Tn. AM, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Boyolali Jawa Tengah. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  4. Pasien nomor 1315, an. Ny. LM, perempuan, usia 60 tahun, penduduk Warga Negara Asing. Pasien merupakan pelaku perjalanan yang lama tinggal di Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  5. Pasien nomor 1316, an. Tn. SM, laki-laki, usia 63 tahun, penduduk Warga Negara Asing. Pasien merupakan pelaku perjalanan yang lama tinggal di Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  6. Pasien nomor 1317, an. Tn. AKD, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Depok, Jawa Barat. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  7. Pasien nomor 1318, an. Tn. LHA, laki-laki, usia 51 tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji dengan kondisi baik;
  8. Pasien nomor 1319, an. Tn. S, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Desa Babusalam, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik;
  9. Pasien nomor 1320, an. Ny. HF, perempuan, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Awet Muda Narmada dengan kondisi baik;
  10. Pasien nomor 1321, an. Ny. BR, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  11. Pasien nomor 1322, an. Tn. MD, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;
  12. Pasien nomor 1323, an. Tn. DZ, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba, Kota Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat inidirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Bima dengan kondisi baik;
  13. Pasien nomor 1324, an. Tn. MIR, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Bekasi, Jawa Barat. Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  14. Pasien nomor 1325, an. Tn. AHH, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  15. Pasien nomor 1326, an. Tn. HJ, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  16. Pasien nomor 1327, an. Tn. SW, laki-laki, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  17. Pasien nomor 1328, an. Ny. NPCPD, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  18. Pasien nomor 1329, an. Ny. MF, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;
  19. Pasien nomor 1330, an. Tn. H, laki-laki, usia 43 tahun, penduduk Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Hari Sabtu ini terdapat penambahan 9 (sembilan) orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, yaitu

  1. Pasien nomor 921, an. Ny. J, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 937, an. Tn. RAR, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk wilayah Puskesmas Cakranegara, Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 1039, an. Tn. AF, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Kebun Sari,Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  4. Pasien nomor 1051, an. Ny. N, perempuan, usia 69 tahun, penduduk Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah;
  5. Pasien nomor 1066, an. Tn. FT, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  6. Pasien nomor 1087, an. Tn. H, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Sesela, KecamatanGunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  7. Pasien nomor 1125, an. An. MH, perempuan, usia 10 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  8. Pasien nomor 1128, an. Tn. MM, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Kelurahan Gomong, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  9. Pasien nomor 1225, an. Tn. GGWS, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Mataram, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB, Lau Gita Ariadi menekankan, untuk wilayah dengan zona kuning (risiko rendah) yakni Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, serta wilayah dengan zona hijau (tidak terdampak) yakni Kota Bima, diharapkan dapat terus mempertahankan seluruh upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB di nomor 08180211 8119.

 

 

 




‘700 paket Sembako Non JPS’, Disalurkan Program Peduli Dharma Wanita NTB

Paket bantuan itu menyasar kelompok masyarakat kurang mampu dan para lansia di desa-desa dan daerah binaan Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTB

MATARAM.lombokjournal.com – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi NTB meluncurkan program peduli untuk meringankan beban warga, menggunakan dana yang bersumber dari program organisasi dan partisipasi anggotanya.

Tak tanggung-tanggung,  organisasi sosial kemasyarakatan yang menjadi partner setia para ASN ini, telah mendistribusikan 700  paket bantuan sosial sembako Non JPS kepada sejumlah kelompok masyarakat.

Di antaranya untuk penjaga malam, tukang kebun dan petugas kebersihan pada kantor- kantor pemerintah. Juga menyasar kelompok masyarakat kurang mampu dan para lansia di desa-desa dan daerah binaan Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTB.

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi NTB, Hj. Lale Priyatni Gita Ariadi atau akrab disapa Hj. Lale, didampingi sejumlah pengurus DWP Provinsi NTB, mengatakan itu saat menyerahkan bantuan kepada masyarakat dan lansia di Daerah Binaan Tanjung Karang, Ampenan, Kota Mataram, Sabtu (04/07/20).

Ia mengungkapkan, isi dari paket bantuan tersebut tak jauh beda dengan JPS Gemilang.

Satu paket bantuan sosial non JPS dari Dharma Wanita, berisi telur ayam 10 butir, minyak kelapa 2 liter, ikan asin, sabun dan beras 5kg.

“Semuanya merupakan produk dari usaha masyarakat, yaitu IKM dan UKM kita,” tutur Hj Lale.

Ia berharap bantuan sosial yang yang disalurkannya itu, bisa sedikit meringankan beban warga, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok.

“Tetap syukuri apapun bentuk kenikmatan yang berikan Allah walaupun itu hanya sedikit,” harapnya.

Istri Sekda NTB itu juga tidak lelahnya  menghimbau kepada warga untuk tetap menggunakan masker, jaga jarak serta tetap mematuhi protokol kesehatan pada masa pandemi saat ini.

“Meskipun ini sulit untuk dijalani, tetapi mari kita terus berikhtiar dan berdoa semoga kita semua tetap diberikan kesehatan,”  ajaknya

Sepekan terakhir, Organisasi DWP Provinsi NTB telah menyalurkan 700 Paket bantuan kepada masyarakat kurang mampu. Di antaranya kepada petugas kebersihan, tukang kebun, dan  penjaga malam pada seluruh OPD Provinsi NTB.

Kemudian kepada masyarakat di bawah DWP Lombok Barat, Para petugas Islamic Center dan warga Daerah Binaan DWP yaitu di daerah Sayang-Sayang, Tanjung Karang, Karang Genteng, serta sejumlah masyarakat kurang mampu di Desa Puyung, Lombok Tengah.

(@kominfo)




Rumus Pitagoras Dipahami Tukang di Kampung, Tapi Seorang Sarjana Tak Paham teorema Pitagoras

Pytagoras bergumam “Sisi miring, sisi terpanjang dalam segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.”

lombokjournal.com

Ada peristiwa menarik pada pagi menjelang siang di hari Sabtu (04/06/20) di halaman depan rumah penulis. Peristiwa menarik itu adalah diskusi tentang rumus yang diciptakan matematikawan Yunani kuno, Pytagoras, yang di Indonesia ditulis dengan ‘Pitagoras’.

Dalam rumus Pitagoras atau teorema Pitagoras, dijelaskan bagaimana cara menghitung sisi segitiga siku-siku dengan sisi miring, atau sisi terpanjang dari segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.

Pagi menjelang siang itu, Bahri, tukang kampung itu meminta sahabatku Vino, seorang sarjana pendidikan seni, untuk mencari sisi miring dari siku-siku saat memasang benang untuk penanda pondasi bangunan kandang ayam.

Vino yang diminta menemukan ukuran sisi miring dari siku-siku itu kebingungan, matanya dipalingkan pada seseorang yang berdiri tak jauh darinya meminta bantuan.

Seseorang yang diharapkan mampu menjawab juga tak kunjung memberi respon sampai Bahri, tukang kampung yang juga alumni teknik mesin Sekolah Kejuruan itu mengambil alih dengan menemukan sendiri jawabannya.

Tekadu teori lain (kita pakai teori yang lain). Teori empak (ikan) goras,” katanya menyindir.

Ia pelesetkan nama teori Pitagoras itu menjadi teori ‘empakgoras’. Jika diartikan secara harfiah, “empak” dalam bahasa Sasak bisa diterjemahkan menjadi ikan dalam bahasa Indonesia.

“Sisi tinggi 80, sisi datar 60. 60×60=3600, 80×80=6.400, dijumlahkan menjadi 6.400+3600=10.000, akar dari 10.000 adalah 100. 100×100=10.000. maka jumlah sisi miring menjadi 100. Atau semeter,” ujar Bahri menjelaskan ke Vino. Vino yang mendengar itu hanya manggut-manggut.

Laek jak hafal (dulu sih hafal) waktu masih SD,” kilah Vino yang dijawab Bahri dengan mengatakan bahwa ia pun pada masa sekolahnya menganggap teori Pitagoras tidak penting karena tidak bisa diaplikasikan di dunia nyata.

Saya yang mendengar diskusi itu dari jarak yang tidak terlalu jauh berimajinasi dengan membayangkan bagaimana pada zaman dulu, pada masa  530 SM, sang filsuf Yunani kuno Pytagoras yang konon mempengaruhi Plato dan Aristoteles itu hidup.

Saya membayangkan sang filsuf dikelilingi beberapa orang anggota kelompoknya sedang membangun sebuah bangunan utama untuk pertemuan khusus kelompoknya. Pada saat memasang benang untuk menandai pondasi bangunan, Pytagoras kemudian bertanya kepada semua orang di sana bagaimana menemukan sisi miring bangunan itu.

Semua yang ditanya tak kunjung mampu menjawab dengan tepat. Ada yang menyuruh menjumlahkan panjang semua sisi, ada yang menyuruh menjumlahkan sisi tinggi dan datar, bahkan yang terbodoh dari mereka meminta sang guru untuk menggunakan intuisinya saja.

Pytagoras yang kesal karena semua tak kunjung memberi jawaban tepat lalu pergi, dengan rona wajah gusar, ia meninggalkan mereka menuju ke dalam kamar rumahnya di kawasan Magna Graecia. Ia mendekam di sana selama berbulan-bulan dan hanya ke luar satu kali dalam sehari hanya untuk makan sekedarnya.

Selama bertahanus di kamarnya itu, ia hanya bicara pada diri sendiri, nyaris tak pernah mengeluarkan sepatah kata pada siapa pun. Hal tersebut berlaku sampai pada suatu senja yang sejuk, sekitar pukul 18.00. Dalam keadaan mata terpejam dan tangan menengadah ke atas, beberapa huruf dan angka-angka datang padanya.

Sang filsuf lantas bergumam “Sisi miring, sisi terpanjang dalam segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.”

Meski bahagia telah berhasil memecahkan masalah yang berbulan-bulan mendekam di batok kepalanya, Pytagoras tak lantas lupa diri dengan berlari keliling desa untuk sekedar berteriak “eureka” seperti filsuf Yunani lain.

Ia hanya keluar kamar dan berdiri di teras rumahnya, memanggil salah seorang murid kesayangannya untuk mengambilkan sedikit anggur.

Setelah kejadian itu, Pytagoras yang marah dan muak pada para pengikutnya memilih pindah dengan satu murid kesayangannya ke sebuah tempat yang damai di daerah Kroton, di pesisir Italia.

Di sana, ia mendirikan sebuah perkumpulan baru dengan keanggotaan khusus: mereka yang ingin bergabung harus diinisiasi terlebih dahulu, karena perkumpulan itu menjalani gaya hidup bersama dan ‘bertarak’,  aturannya hanya boleh memakan sayuran. Perkumpulan baru itu diberi nama Pytagoranisme.

Imajinasi saya tentang Pytagoras terhenti ketika Bahri memanggil. Ia mengatakan pemasangan benang telah selesai dan akan dilanjutkan dengan penggalian pondasi untuk pemasangan batu pertama.

Sementara  Bahri sedang bahagia karena selesai memasang benang dengan rumus Pitagoras, Vino memilih asyik mendengarkan lagu India melalui gawai pintarnya.

“Ho gaya hai tujhko to pyar sajna

Laakh kar le tu inakaar sajna

Ho gaya hai tujhko to pyar sajna

Laakh kar le tu inakaar sajna

Diladaar sajna

Hai yeh pyaar sajna

 

Aa.aa.ho.aa…” Saya melihat senandung India itu begitu dinikmati Vino.

 

Begitulah. Akhirnya, teori Pitagoras dan lagu India pun bersenyawa.

Ast