Libur Panjang, Menkopolhukam  Ingatkan Semua Pihak Harus Antisipasi Penularan Virus

Potensi kerumunan di transportasi umum, atau di tempat-tempat seperti terminal, stasiun, bandara, tempat rekreasi dan sebagainya, harus diantisipasi, jangan sampai menjadi pusat penularan baru

MATARAM.lombokjournal.com

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Moh. Mahfud MD, minta semua pihak mengantisipasi potensi kerawanan, terutama penularan Covid-19 dimasa libur panjang.

Jangan sampai setelah libur panjang muncul pusat-pusat penularan Covid-19 yang baru.

“Disitu akan terjadi kerawanan – kerawanan yang harus kita antisipasi yang mungkin tidak kondusif atau tidak sejalan dengan kebijakan pokok Pemerintah pada saat ini, yaitu protokol kesehatan,” kata Mahfud MD.

Saat ITU Mahfud  memberi arahan dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Libur Panjang Cuti yang dikuti oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu  Gita Ariadi, M.Si., bersama unsur anggota Forkompinda Provinsi NTB di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor Gubernur NTB, Kamis (22/10/20).

Menurutnya, setiap ada libur panjang selalu ada potensi  kerumunan atau tumpukan orang.

Misalnya di transportasi umum, atau di tempat-tempat seperti terminal, stasiun, bandara, tempat rekreasi dan sebagainya. Tentu semua potensi ini harus diantisipasi, jangan sampai menjadi pusat-pusat penularan baru.

Ini akan  berakibat pada menurunnya tingkat kesembuhan pasien yang sudah bagus.

“Kemudian persentase penularan yang juga sudah bagus, tingkat kematian yang juga sudah bagus, karena sedikit, di tingkat kematian itu tiga koma sekian persen, masih lumayan meskipun tidak sama dengan rata-rata dunia, bisa menurun lagi. Nah itu semua harus diantisipasi,” kata Mahfud.

Mahfud menyinggung soal perayaan Maulid Nabi.

Kata dia, Maulid Nabi itu adalah salah satu peringatan keagamaan.  Satu pertanda bahwa negara ini sangat menghargai acara keagamaan.

Namun karena saat ini masa pandemi, jangan sampai perayaan hari keagamaan jadi kluster penularan Covid-19. Karenanya penerapan protokol kesehatan harus diperhatikan betul.

“Nanti tentu akan banyak yang menyampaikan, yang mengamankan jalan siapa, yang maulidan siapa, tempat rekreasi siapa dan semuanya itu akan sangat ditentukan bagaimana daerah, pimpinan daerah, Forkompinda dan seluruh jajarannya itu berkoordinasi untuk melakukan antisipasi atas berbagai kemungkinan,” tegasnya.

Prof. Dr. Agus Saptono, mewakili Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) menyampaikan seruan kementeriannya kepada masyarakat.

Di antaranya di masa pandemi ini, masyarakat harus tetap disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Selain itu pengawasan juga melibatkan unsur TNI-Polri disejumlah titik keramaian dan memperbanyak pos-pos pemantauan Protokol Kesehatan di daerah.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan masyarakat agar tidak timbul kluster-kluster baru serta perlunya penyediaan dan penerapan Protokol Kesehatan di tempat-tempat kerja dan lain sebagainya.

Selain itu perlu dilakukan tes rapid atau swab bagi masyarakat yang sudah melakukan libur panjang.

Kepala BNPB, Letjen Doni Munardo, mengaku gembira karena angka kesembuhan masyarakat dari Covid-19 mulai meningkat, meski angka kematian masih terbilang tinggi.

Namun kondisi sepert ini tidak membuat kehilangan kewaspadaan bagi masyarakat untuk tetap berhati-hati menghadapi Covid-19 ini. Tentunya dengan tetap memperhatikan Protokol Kesehatan untuk hidup lebih sehat dan selamat.

Monardo juga mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai cuaca ekstrim yang akan melanda Indonesia seperti banjir, tanah longsor dan sebagainya yang harus diwaspadai dampaknya.

“Pesan saya selama liburan nanti lebih baik berlibur bersama keluarga di rumah dengan melakukan hal-hal positif yang bisa meningkatkan imun masyarakat,” kata Doni.

Terkait transportasi, Menteri Perhubungan, Budi Karya, menyampaikan, pihaknya akan membangun koordinasi yang kuat dengan pihak Lantas di lapangan, terutama saat terjadinya kemacetan lalu lintas saat mudik libur Panjang. Masyarakat pengguna jalan maupun pengguna transportasi lainnya baik darat, laut dan udara untuk tetap memerhatikan protokol kesehatan dengan baik, agar terhindar dari serangan Covid-19.

“Kita ingin lakukan hal ini dengan hasil yang baik. Tentunya kekompakan harus kita pegang teguh dan jalankan secara tertib pula,” pesan Menhub.

IKP@diskominfotik_ntb

 




Deversifikasi Pangan Diperlukan, Untuk Wujudkan Ketahanan Pangan

Agar menu makanan sehari-hari masyarakat hendaknya beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas

LOBAR.lombokjournal.com

Provinsi NTB sebagai salah satu daerah penyangga lumbung padi nasional, memiliki tugas yang cukup berat untuk membangun ketahanan pangan.

Banyak program dan kegiatan yang telah dilakukan Provinsi NTB untuk ketahanan pangan tersebut.

Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu Diversifikasi Pangan Lokal 2020 Menuju NTB Gemilang.

Kegiatan ini dilaksanakan di Unram Farming, Desa Nyurlembang, Kecamatan Narmada, Kamis (22/10/20).

Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah yang diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Umum, Dr. H. Lalu Syafi’i menyampaikan, kondisi ketahanan pangan di NTB pada masa pandemi ini cukup stabil dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2020.

“Seluruh pencapaian ketahanan pangan ini merupakan bukti bahwa kita memiliki sumber daya, kemampuan, pengetahuan dan semangat untuk maju. Saya yakin kita akan mampu menjawab seluruh tantangan pembangunan ketahanan pangan di masa depan,” kata Syafi’i.

Ke depan mungkin saja NTB akan menghadapai tantangan yang lebih berat lagi dari sebelumnya. Mengingat masih adanya daerah rawan pangan, pola konsumsi pangan masyarakat yang belum beragam dan keamanan pangan yang menjadi perhatian penting.

“Penganekaragaman konsumsi pangan harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko berbagai macam penyakit akibat mengkonsumsi bahan pangan sumber karbohidrat yang monoton, seperti beras,” ungkapnya.

  1. Syafi’i mengharapkan agar menu makanan sehari-hari masyarakat hendaknya beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga mendukung percepatan diversifikasi konsumsi pangan di NTB.

Acara yang digelar dalam rangka memperingati hari pangan sedunia ini diharapkan mampu meningkatkan sinergi dalam upaya membangun ketahanan pangan di NTB.

“Saya juga meminta kepada semua yang hadir untuk lebih menggencarkan sosialisasi akan pentingnya penyediaan pangan secara mandiri di rumah-rumah. Khususnya dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini,” tuturnya.

Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh unsur yang menjaga ketahanan pangan, mulai dari petani dan seluruh stakeholder yang terlibat atas perhatian besar untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan pembangunan daerah.

“Jika setiap jengkal tanah dapat dimanfaatkan secara optimal untuk budidaya tanaman yang produktif, maka ketahanan pangan di NTB semakin meningkat,” jelasnya.

Ketua TP-PKK Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah yang dijumpai usai kegiatan mengatakan, Provinsi NTB tidak memiliki kekurangan dalam hal pangan, namun yang kurang dari diri kita yaitu perlu melakukan diversifikasi pada pangan yang masyarakat konsumsi.

“Terlalu banyak bergantung pada beras atau nasi, secara kesehatan tidak baik. Semakin bervariasi makanan yang kita asup akan semakin baik efeknya bagi kesehatan kita,” jelasnya.

Selain itu, gerakan diversifikasi lanjutnya merupakan salah satu upaya dalam melakukan sosialisasi sehingga masyarakat tidak terlalu bergantung pada nasi. Harusnya, masyaakat juga membiasakan mebudayakan dan memperbanyak alternatif pangan yang lain selain nasi tadi.

“Ini tentunya bukan perkara mudah karna kita akan mengubah kebiasaan, tapi saya pikir ini bisa dilakukan dengan kita memperbanyak informasi dan sosialisasi tentang pentingnya diversifikasi pangan hari ini,” tuturnya.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Drs. Fathul Gani mengatakan, acara ini gencar dilakukan khususnya di Provinsi yang memiliki beras yang berlimpah.

“Diharapkan kita mulai saat ini dan seterusnya untuk mengkurangi makan nasi atau konsumsi beras dan mulai menkonsumsi pangan yang mengandung karbohidrat selain nasi”, ujarnya.

Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Provinsi NTB, Perwakilan Rektor Universitas Mataram, serta civitas akademika Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Rr/HmsNTB




Posyandu Keluarga, Wadah Sosialisasi Bahaya Narkoba dan Pernikahan Usia Anak

Narkoba adalah salah satu masalah besar yang dihadapi NTB, pemahaman masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba masih rendah

KOTA BIMA.lombokjournal.com

Kunjungan Kerja Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah di Pulau Sumbawa, hari ini meresmikan Posyandu Keluarga. berlanjut ke Kota Bima, Kamis (22/10/20).

Wagub kembali mengungkapkan,  salah satu fungsi Posyandu Keluarga yaitu sebagai tempat sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan pernikahan usia anak.

Saat meresmikan Posyandu Keluarga di Kelurahan Nungga, Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima ia mengatakan, Posyandu Keluarga dalam pembentukannya tidak terlalu sulit, karena hanya membutuhkan beberapa tambahan pelayanan.

“Melalui Posyandu Keluarga kita bisa mengedukasi masyarakat supaya jangan ada pernikahan anak, karena pernikahan anak ini adalah salah satu masalah di NTB. Harus terus diedukasi, jangan sampai putus sekolah, selesaikan sekolahnya dulu baru berpikir menikah,” jelasnya.

Narkoba adalah salah satu masalah besar yang dihadapi NTB, tak terkecuali di Kota Bima. Pemahaman masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba masih rendah.

Karena itu Posyandu Keluarga dapat berfungsi sebagai wadah sosialisasi tentang bahaya narkoba.

“Kemudian narkoba, ini menjadi PR besar juga. Apa lagi di Bima, jangan sampai ada anak-anak kita yang terkena pengaruh narkoba ini,” tegas Wakil Gubernur yang kerap disapa Umi Rohmi.

Selain edukasi terkait bahaya narkoba dan pernikahan usia anak, edukasi terkait buruh migran juga menjadi salah satu fungsi dari Posyandu Keluarga.

Edukasi-edukasi tersebut jika dimasifkan, akan dapat mengubah masyarakat menjadi lebih baik, Itulah tujuan dibentuknya Posyandu Keluarga.

“Bayangkan bapak ibu kalau edukasi tersebut kita lakukan terus menerus kita berikan setiap bulan tanpa henti di setiap dusun atau lingkungan, maka masalah-masalah kesehatan, ekonomi, sosial yang ada di tempat kita bisa teratasi,” terangnya.

Terkait masalah pandemi Covid-19,, Umi Rohmi meminta kepada para kader Posyandu untuk turut serta dalam melakukan sosialisasi tentang penanganan pandemi di masyarakat luas.

Tak lupa, Umi Rohmi mengingatkan kepada masyarakat, untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar masyarakat sekitar tidak terpapar Covid-19. Ia berharap Kota Bima mampu menyelesaikan 100 persen Posyandu Keluarga dalam waktu singkat.

Walikota Bima, Muhammad Lutfi yang turut hadir pada acara tersebut menyampaikan, penegakan Peraturan Daerah terkait pencegahan penyakit menular sedang digencarkan.

Hampir setiap hari dilakukan razia, bukan hanya di jalan umum namun juga masuk ke lingkungan dan kelurahan di kota Bima.

Hal inj dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penyebaran wabah ini.

“Harapannya, dengan sadarnya masyarakat terhadap protokol Kesehatan, tidak ada lagi yang terjangkit virus COVID-19 ini,” kata Lutfi.

Rr/HmsNTB




Plt Bupati Monev Pemdes di Kecamatan Tanjung, Pj Sekda di Kecamatan Pemenang

Menyoroti bangunan fisik maupun non fisik yang sudah dilakukan oleh pemerintah, seberapa jauh  insfrastruktur desa yang strategis dengan akses jalannya

TANJUNG.lombokjournal.com

Pelaksana Tugas Bupati Lombok Utara, H Syarifudin SH MH bersama Pj. Sekda KLU Drs H Raden Nurjati lawatan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan kecamatan dan desa di Kecamatan Tanjung dan Pemenang, Selasa (21/10/20).

Turut hadir pada acara di Kecamatan Tanjung Kapolres Lombok Utara AKBP Fery Jaya Satriansyah SH, Asisten Bidang Hukum dan Pemerintahan Kawit Sasmita SH dan Asisten Bidang Administrasi Umum Evi Winarni M Si, unsur pimpinan OPD, para kepala desa dan para tamu undangan.

Plt Bupati Lombok Utara H Syarifudin SH MH dalam sambutannya menyampaikan, monev kali ini menyoroti bangunan fisik maupun non fisik yang sudah dilakukan oleh pemerintah.

Seberapa jauh  insfrastruktur desa yang strategis dengan akses jalannya. Semisal jalan yg dilalui di Desa Sokong dan desa lainnya.

“Harapan saya kunjungan hari ini ada hasilnya, bukan hanya seremonial,” tegasnya.

Terkait pilkada. Plt Bupati menyatakan, semua tim memiliki cara untuk merayu, mempunyai cara untuk menggoda. Apa yang dilakukan pemerintah saat ini bisa jadi bahan mereka dalam menjatuhkan atau memenangkan lawan.

“Saya tidak ingin, kedua kandidat kita cacat, karena ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kita ingin demokrasi yang baik, berkulitas sehingga hasilnya juga akan baik,” ujarnya.

Pilkada nantinya bisa dilaksanakan dengan aman dan dan lancar, sesuai tahapan yang ada.

Pj. Sekda KLU Drs H Raden Nurjati di Kantor Camat Pemenang menyebutkan, hal yang mungkin perlu mendapatkan klarifikasi tentang bagaimana pengaturan perangkat yang ada di desa misalnya di Desa Sesait dan baru-baru ini di Desa Segara Katon.

Selain itu pula, terkait dengan program RTG, mendapat banyak permasalahan di lapangan yang memang saat ini kebijakannya masih di pemerintah pusat. Kemudian yang berkembang di masyarakat yaitu terkait Jadup, terus berupaya.

Menanggapi masalah pandemi Covid-19, Pj Sekda KLU mengatakan penanganan harus serius, karena per hari ini (21/10) sudah ada 15 orang yang terdampak positif.

“Kita harus betul-betul serius menanganinya. Membuat surat edaran, kita sederhanakan acara-acara tidak perlu ada acara yang berlebihan di tingkat masjid, dusun, atau masyarakat. Pelaksanaan Maulid Adat, mohon jadi perhatian kita. Karena ini potensi besar yang menimbulkan kerumunan-kerumunan,” tandasnya.

 

Roadshow kali ini merupakan roadshow monev Pemdes dan kecamatan yang terakhir dikunjungi.

Sebelumnya, Selasa (20/10), Plt Bupati bersama Pj Sekda didampingi para asisten dan unsur pimpinan OPD melakukan monev di Kecamatan Gangga. Rangkaian acara roadshow tiap kecamatan, diakhiri dengan penyerahan santunan kematian bagi ahli waris yang berhak menerimanya.

sas




Pasangan SALAM Meneladani Pahlawan Nasional, Berziarah ke Makam Almagfurullah

’21 Oktober 23 tahun lalu, Almagrufullah Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid wafat. 21 Oktober 2020 kemarin, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan datang berziarah ke makam ulama kharismatik yang juga Pahlawan Nasional dari NTB tersebut’

lombokjournal.com

MATARAM ;   MELEPAS alas kaki, dengan takzim Hj Putu Selly Andayani berjalan ke area makam Almagfurullah Maulana Syaikh. Dan selanjutnya adalah khidmat.

Di depan makam yang terletak dalam kompleks Musala Al Abror, Pondok Pesantren Darunahdhlatain Nahdlatul Wathan tersebut, Selly bersimpuh. Calon Wali Kota Mataram tersebut khusyuk dalam dzikir dan doa.

Ziarah digelar sederhana. Selly hanya membawa rombongan kecil dari Mataram. Didampingi Calon Wakil Wali Kota Mataram TGH Abdul Manan beserta isteri tercintanya dan keluarga inti.

Turut serta Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Mataram Hj Istiningsih dan Sekretaris DPC PDIP Kota Mataram Nyayu Ernawati.

Ziarah tersebut dilakukan tepat pada haul ke-23 Maulana Syaikh. Pendiri Madarasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) tersebut wafat pada Selasa, 21 Oktober 1997.

Hari yang akan selalu dikenang mengingat kehilangan dan duka mendalam yang dialami umat Islam Bumi Gora kala itu.

Bagi Hajjah Selly, ziarah ke makam Almagfurullah memiliki arti yang teramat penting. Bukan lagi sebagai kewajiban insan yang masih hidup. Atau wujud dharma bakti generasi penerus pada pahlawan kusuma bangsa. Tapi lebih dari itu.

Selly mendapat banyak wejangan dari sang suami H Rachmat Hidayat. Betapa Almagfurullah telah begitu banyak memberi pada keluarga besar mereka.

Mendiang mertuanya, Guru Ramiah dan Ratnasih di Rumbuk, Sakra, Lombok Timur, begitu dekat dengan Almagfurullah.

“Sebagai ulama, doa beliau diijabah oleh Allah. Apa yang kami capai sebagai keluarga hari ini, adalah karena doa dan karomah Almagfurullah,” kata Selly usai menjalani ziarah.

Semasa hidupnya, dalam setiap perjumpaan dan silaturahmi keluarga, Almagfurullah selalu memanjatkan doa untuk pencapaian terbaik suaiminya dan keluarga.

Selly diberitahu, bagaimana Almagfurullah memegang kepala suaminya yang masih muda kala itu dan meniup ubun-ubunnya di setiap penghujung doa.

Publik Bumi Gora kini mencatat, betapa Rachmat Hidayat memiliki karir politik yang gemilang. Saat ini adalah periode ketiga politisi berambut perak tersebut duduk sebagai Anggota DPR RI setelah sebelumnya berkarir panjang di DPRD kabupaten dan provinsi.

Selly mengungkapkan, Almagfurullah adalah qudwah hasanah. Teladan kebaikan bagi dirinya, sang suami, dan seluruh keluarga besar.

“Almagfurullah adalah panutan kami,” katanya.

Penjabat Wali Kota Mataram tahun 2015 ini tahu, bagaimana Almagfurullah menjadi mercusuar pengembangan pendidikan Islam dan pendidikan umat di NTB.

Tiada hendak menafikan peran serta para aulia dan ulama kharismatik Bumi Gora yang lain, Selly menekankan betapa kecemerlangan dan kegemilangan dunia pendidikan Islam di NTB saat ini, atas sumbangsih besar Almagfurullah.

Sejarah mencatat, ulama kharismatik yang lahir pada 5 Agustus 1898 di Bermi, Pancor tersebut, selain sebagai ulama dan pejuang, juga adalah pelopor pendidikan di Pulau Lombok. Almagfurullah adalah orang pertama di NTB yang memperkenalkan penggunaan kursi dan meja dalam belajar agama.

Sistem ini diterapkan pada lembaga pendidikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniah Islamiyah dan Madrasah Nadhlatul Banat Diniah Islamiyah yang didirikannya selepas kembali dari menimba ilmu di Makkah pada 1937 silam.

“Dan itu dilakukan beliau dalam intimidasi penjajah kolonial Belanda,” kata Selly.

Karena itu, bagi Selly, Almagfurullah adalah pejuang agama dan juga pejuang negara. Sebab, lembaga pendidikan yang didirikan Almagfurullah pada akhirnya lebih dari sekadar tempat belajar ilmu keagamaan.

Madrasah NWDI dan Madrasah NBDI yang didirikannya digunakan sebagai basis perlawanan terhadap penjajahan. Bahkan saat perang revolusi kemerdekaan, Almagfurullah bersama para guru menginisiasi pembentukan “Gerakan Al-Mujahidin”.

Sejarah mencatat, bersama gerakan-gerakan rakyat lain di Pulau Lombok, Al-Mujahidin berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkan Soekarno-Hatta di Jakarta.

Almagfurullah memimpin penyerbuan tanksi militer milik NICA, Tentara Sekutu, di Selong pada 7 Juli 1946. Dalam peristiwa tersebut, TGH Muhammad Faisal Abdul Majid, adik kandung Almagfurullah gugur.

Kemarin, selepas ziarah dari makam Almagfurullah, Selly bersama TGH Abdul Manan dan rombongan kemudian berziarah dan melakukan tabur bunga pula ke makam TGH Muhammad Faisal di Makam Pahlawan Rinjani di Selong. Almarhum TGH Muhammad Faisal adalah pejuang pertama yang dimakamkan di Makam Pahlawan tersebut.

Ziarah ke Makam Orang Tua

Sementara itu, sebelum ziarah ke makam Almagfurullah Maulana Syaikh, Selly terlebih dahulu nyekar ke makam mendiang orang tua sang suami, Guru Ramiah dan Ratnasih, di kompleks pemakaman keluarga besar di Rumbuk, Kecamatan Sakra, Lombok Timur.

Di kompleks pemakaman tersebut, Hajjah Selly berdzikir dan memanjatkan doa dengan khusyuk agar kedua orang tuanya dan seluruh keluarga yang telah berpulang mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah SWT.

Turut mendampingi ziarah ke makam keluarga ini para keluarga besar yang ada di Rumbukdan sejumlah Tuan Guru.

Sementara itu, bersama TGH Manan, selepas dari Makam Pahlawan Rinjani, rombongan Hj Selly juga melihat dari dekat Tugu Nasional yang ada di Selong. Tugu ini adalah tugu pahlawan.

Tugu tersebut kini berada di depan kompleks kediaman resmi Bupati Lombok Timur. Tadinya, tempat di mana tugu ini berada, adalah lokasi makam pahlawan di Lombok Timur sebelum kemudian dipindahkan ke Makam Pahlawan Rinjani di lokasi sekarang. Selepas dari sana, rombongan kemudian kembali ke Mataram.

Silaturahmi dengan TGB

Di lain sisi, kemarin, awak media juga menyampaikan pertanyaan menggelitik ke Hajjah Selly. Ini terkait langkah dirinya yang tidak terlihat bersilaturahmi ke TGB HM Zainul Majdi, seperti sejumlah kandidat yang akan maju dalam Pilkada Kota Mataram.

Selly menuturkan betapa hubungan dan kedekatan dengan Gubernur NTB dua periode tersebut masih terjalin sangat erat. Komunikasi juga terjalin dengan sangat baik. Bagi Selly, TGB adalah sosok yang dijunjung tinggi dan akan selalu ditempatkannya sebagai pemimpin dan panutan.

“Beliau akan selalu seperti itu. Karena buat saya, tidak ada istilah mantan pemimpin,” kata Selly.

Dia menegaskan, TGB saat ini adalah milik seluruh umat. Milik seluruh masyarakat Bumi Gora. Bahkan, saat ini cucu pahlawan nasional Almagfurullah Maulana Syaikh tersebut bukan hanya tokoh Bumi Gora. Melainkan sudah menjadi tokoh nasional menyusul kiprah dan sumbangsihnya untuk Indonesia.

Karena itu, Selly tidak ingin mengkoyak-koyakkan hal tersebut. Apalagi dengan datang bersilaturahmi lalu berharap-berharap mendulang insentif elektoral dari hal tersebut. Dirinya tak mau seperti itu.

Buat Selly, sebagai pemimpinnya di lingkup birokrasi Pemprov NTB, TGB tahu persis kapasitasnya. Hafal kemampuan dirinya. Mengenal persis bagaimana cara dirinya bekerja. Mulai dari perencanaan hingga mengeksekusi dan mengevaluasi program di lapangan.

Bahkan TGB pula yang pada masa jabatannya sebagai Gubernur NTB menunjuk dan melantik dirinya sebagai Penjabat Wali Kota Mataram tahun 2015. Sebuah kepercayaan yang kemudian bertekad dibalas Selly dengan bekerja sebaik-baiknya untuk kemaslahatan masyarakat Kota Mataram.

Me




Rakor Persiapan Event MotoGP, Gubernur Mengapresiasi Dukungan Pemerintah Pusat

MotoGP yang akan terselengara di KEK Mandalika, harus lebih baik dari penyelenggaraan MotoGP Thailand

LOTENG.lombokjournal.com

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc didampingi Asisten Bidang Perekonomian, membuka acara Rapat Koordinasi (Rakor ) Kerjasama Kementerian/Lembaga/dunia usaha, Pemda dan percepatan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika di Novotel, Lombok Tengah, Kamis (22/10/20).

Rakor bertema “Kebijakan Pemerintah Provinsi NTB mendukung Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Mandalika” itu, untuk memastikan persiapan event MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika berjalan sesuai berjalan baik, serta membahas destinasi prioritas untuk wisata nasional.

Gubernur berharap agar Rakor ini memiliki hasil yang menggembirakan, sebab pemerintah dan masyarakat sama-sama menginginkan pembangunan yang berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

“Mudah-mudahan rapat koordinasi ini berbuah manis bagi kita semua. Saya kira kita semua on the right track walaupun adal hal-hal yang masih kurang kita koordinasikan agar menemukan solusi yang terbaik”, kata Bang Zul, sapaan akrabnya.

Bang Zul mengapresiasi keseriusan Pemerintah Pusat, untuk membantu persiapan MotoGP di Mandalika yang akan dihelat tahun depan tersebut.

“Jadi luar biasa usaha pemerintah pusat dan saya melihat usaha pak Deputi juga luar biasa”, ungkapnya.

Dengan adanya Rakor ini, diharapkan persiapan bisa dilaksanakan semakin cepat dan segala kekurangan agar bisa diatasi secara bersama sama.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Odo RM Manuhutu menyampaikan, MotoGP yang akan terselengara di KEK Mandalika, harus mampu lebih baik dari penyelenggaraan MotoGP Thailand.

“Harapannya adalah Mandalika bisa lebih baik dari Thailand, baik dari sisi akomodasinya, maupun aksesibilitas,” ungkap Deputi.

Dalam pembangunan MotoGP Mandalika ini, Deputi Odo menekankan bahwa masyarakat tidak boleh dirugikan.

“Jangan sekali kali merugikan masyarakat karena pembangunan bukan mengenai hanya fisik saja, tapi masyarakat yang ada tinggal disekitarnya bisa merasakan manfaatnya, tentunya harapan besar kita terhadap ITDC,” ungkapnya

Lebih jauh, top destination yang disandang oleh Mandalika diharapkan mampu memberikan yang terbaik, terlebih dalam membangun destinasi harus berkualitas dan melebihi Thailand.

Sehingga Rakor yang terlaksana tersebut diharap mampu menyelesaikan masalah-masalah dan menjadi wadah koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Derah maupun pihak ITDC.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Perwakilan dari ITDC, Perwakilan dari Kementerian PUPR, Perwakilan dari PT. Telkom dan PLN.

Rr/HmsNTB




Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api di Sumbawa, Masih Perlu Kajian Teknis

Berdasarkan hitungan kasar jumlah penduduk di Pulau Sumbawa jauh lebih sedikit dibanding penduduk di Pulau Lombok. Serta topografi dengan perbukitan dikhawatirkan menjadi penghalang rencana tersebut

MATARAM.lombokjournal.com

Rencana pembangunan jalur kereta api di Pulau Sumbawa, mulai dari Poto Tano hingga Sape, harus melalui pertimbangan teknis yang matang, termasuk dari segi kebutuhan masyarakat.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, Dr.H. Amry Rakhman menjelaskan,  jika pembangunan jalur kereta api, yang digagas oleh Dinas perhubungan NTB tersebut, benar-benar mendesak maka Dinas Perhubungan sebagai pihak yang berwenang dipersilakan melakukan survei awal sebelum feasibility study (FS) atau uji kelayakan.

Terutama untuk menjawab, apakah pembangunan jalur kereta yang direncanakan membentang melintasi seluruh kabupaten/kota di Pulau Sumbawa, secara teknis dan non-teknis benar-benar bisa dilakukan.

“Hal  itu membutuhkan pertimbangan panjang. Pasalnya, sampai saat ini belum ada kajian terkait hal-hal teknis baik dari segi komersial maupun kebutuhan masyarakat untuk pembangunan jalur kereta pertama di NTB tersebut,” ujar Amry Rakhman, Kamis (22/10.20).

Amry Rakhman menerangkan, fungsi kereta api akan sangat berbeda dengan transportasi massal lainnya.

“Kereta Api kan berbeda dengan bus yang memang fungsinya untuk (angkutan massal) itu. Satu kereta api dengan sekian gerbongnya, berarti paling tidak ada aspek-aspek komersial penumpang dan lainnya yang harus dipertimbangkan,” ujarnya

Menurutnya, Aspek non-teknis dan teknisnya seperti apa?

“Kalau nanti pertimbangannya kepada permintaan pasar dan jumlah penduduk Pulau Sumbawa. Kalau banyak tentu diharapkan pembuatan,’’ katanya.

Jika survei awal telah dilakukan, pihaknya akan meninjau kembali rencana pembangunan jalur kereta tersebut.

Diterangkan, berdasarkan hitungan kasar jumlah penduduk di Pulau Sumbawa jauh lebih sedikit dibanding penduduk di Pulau Lombok. Serta topografi dengan perbukitan dikhawatirkan menjadi penghalang rencana tersebut.

Kedua hal tersebut menjadi penghalang awal untuk mewujudkan pembangunan jalur kereta. Dengan demikian, dalam tahap awal survei diharapkan menampung aspirasi masyarakat di Pulau Sumbawa terkait kebutuhan transportasi massal seperti kereta.

“Kalau memang  sudah sesuai atau tidak sesuai? Kalau iya, kita pertimbangkan juga kebutuhan pasarnya,” pungkas Amry.

Aya




Wagub Minta Jajaran Rumah Sakit Jadi Pelopor Penerapan Protokol Kesehatan

Masyarakat diminta menghindari orang-orang yang tidak peduli terhadap protokol kesehatan

DOMPU.lombokjournal.com

Usai meresmikan Posyandu Keluarga di Desa Ta’a Kecamatan Kempo, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah langsung menuju ke Rumah Sakit Umum Dompu, memberikan bantuan berupa ventilator dan masker guna menunjang penanganan kasus Covid-19 di rumah sakit tersebut.

Wagub minta seluruh jajaran rumah sakit untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan, bukan hanya pada saat menjalankan tugas di rumah sakit, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.

Tentunya, tidak cukup hanya tenaga kesehatan saja, namun masyarakat juga harus menerapkan protokol kesehatan. Itulah pentingnya tenaga kesehatan menerapkan protokol Kesehatan dimanapun berada sehingga menjadi contoh baik bagi masyarakat dalam hal penanganan Covid-19.

“Tentunya itu semua tidak bisa hanya cukup dari rumah sakit saja ya, yang terpenting adalah kedisiplinan masyarakat kita ini, saya berharap rumah sakit ini menjadi pelopor penerapan protokol kesehatan,” kata Wagub.

Wagub yang akrab disapa Umi Rohmi ini menjelaskan, wabah Covid-19 ini hingga sekarang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Jalan satu-satunya adalah tetap senantiasa menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas.

“Kita tidak tahu kapan selsesai, yang terpenting adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.

Wabah ini sangat sulit diketahui penularannya. Ia meminta masyarakat untuk menghindari orang-orang yang tidak peduli terhadap protokol kesehatan. Karena orang seperti itu memiliki kemungkinan risiko penyebar Covid-19.

“Tetap semangat bekerja, produktif tapi dengan protokol Covid-19, jangan biarkan orang yang tidak pakai masker di sekitar kita yang bisa memungkinkan untuk memberikan penularan satu sama lain,” katanya.

Umi Rohmi juga menyampaikan terimakasih kepada Direktur RSUD Dompu dan seluruh jajaran tenaga kesehatan RSUD Dompu atas sumbangsihnya selama ini. Mengingat, seluruh jajaran RSUD Dompu telah melayani masyarakat Dompu sedemikian rupa.

“Sudah beberapa bulan kita berkutat dengan wabah ini, jangan sampai kendor semangatnya,” seru Umi Rohmi.

Terakhir, Umi Rohmi menyampaikan terimakasih dan berpesan kepada seluruh tenaga kesehatan untuk terus semangat dalam melayani masyarakat dengan baik dan juga menjaga kebersamaan dalam menjalankan tugas, yang terasa mudah jika dilakukan secara bersama-sama.

 

“Yang terpenting, adalah kebersamaan yang harus dikedepankan, insyaallah dengan kebersamaan dapat membantu kita menyelesaikan masalah ini. Layani masyarakat kita dengan penuh cinta dan kasih sayang, agar masyarakat merasakan pelayanan kesehatan yang baik dari pemerintahnya,” kata Wagub.

Rr/HmsNTB




Pengembangan Posyandu Keluarga Paling Progresif, Dompu Akan Jadi Percontohan

Masyarakat bisa terlayani maksimal, bukan hanya pelayanan kesehatan, namun juga pelayanan edukasi masalah ekonomi maupun sosial

DOMPU.lombokjournal.com

Posyandu Keluarga di Dompu mendapatkan apresiasi,  karena menjadi salah satu kabupaten yang hampir seratus persen memiliki Posyandu keluarga.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, Kabupaten Dompu akan menjadi kabupaten percontohan bagi kabupaten/kota di NTB untuk program Posyandu Keluarga.

Dompu diniai sebagai kabupaten terdepan dalam pengembangan Posyandu Keluarga, karena paling progresif dari 10 kabupaten/kota.

“Kita ingin dompu ini menjadi contoh dan dilihat oleh kabupaten kota yang lain. Posyandu keluarga di sini harus dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Posyandu,” terang Wagub.

Di Dompu, hampir seratus persen Posyandu sudah berstatus Posyandu Keluarga, dan mayoritas Posyandu keluarga sudah terintegrasi dengan bank sampah. Dan hingga kini sudah lebih dari 200 Posyandu Keluarga yang sudah terintegrasi dengan bank sampah.

“Ini menunjukan bahwa Pemerintah Kabupaten dompu betul-betul memperhatikan kesehatan masyarakatnya,” tuturnya.

Wakil Gubernur yang kerap disapa Umi Rohmi ini mengatakan, Posyandu Keluarga yang telah terdata dengan baik dapat dikontrol dengan mudah. Sehingga masalah-masalah yang ada di desa dapat teratasi secara cepat berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Umi Rohmi menjelaskan, kelebihan Posyandu keluarga yaitu dapat melayani seluruh lapisan masyarakat, mulai dari bayi hingga lansia dengan berbagai macam permasalahan.

“Jika Posyandu ini kita intervensi dengan baik, dengan edukasi-edukasi yang cukup, maka tidak hanya masalah kesehatan yang dapat kita atasi, namun masalah sosial ekonomi juga dapat teratasi. Itulah fungsinya Posyandu keluarga,” jelasnya.

Pj Sekda Kabupaten Dompu, H. Muhibuddin mengatakan, kedatangan Wagub menjadi penyemangat para kader Posyandu dalam melaksanakan tugasnya.

Diharapkan, Posyandu Keluarga di kabupaten Dompu dapat berjalan dengan baik agar masyarakat bisa terlayani dengan maksimal. Bukan hanya pelayanan kesehatan, namun juga pelayanan edukasi masalah ekonomi maupun masalah sosial.

Rr/HmsNTB




UPDATE Covid-19: Hari Rabu, 21 Oktober 2020, Bertambah 25 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 42 Orang, Kasus Kematian 1 (Satu) Orang 

Covid-19 dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali, termasuk anak muda. Kelompok ini memiliki imunitas yang lebih baik sehingga mungkin dapat terpapar tanpa menunjukkan gejala (asimtomatik), tetapi berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi orang-orang disekitarnya (silent killer)

MATARAM.lombokjournal.com

Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium PCR RSUD Kota Mataram, Laboratorium PCR RSUD dr. R. Soedjono Selong, Laboratorium Prodia, Laboratorium TCM RS.H.L.Manambai, Laboratorium TCM RSUD Dompu dan Laboratorium TCM RSUD Kabupaten Bimamengkonfirmasi, ada tambahan 25 pasien positif Covid-19.

Lalu Gita Aryadi

Dalam siaran pers hari Rabu (21/10/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus  Tugas NTB, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 106 sampel dengan hasil 79 sampel negatif, 2 sampel positif ulangan, dan 25 sampel kasus baru positif Covid-19, pasien sembuh 42 orang, kasus kematian 1 (satu) orang.

Dijelaskan,  adanya tambahan 25 kasus baru terkonfirmasi positif, 42 tambahan sembuh baru, dan 1 (satu) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Rabu ini (21/10/2020) sebanyak 3.805 orang, dengan perincian 3.079 orang sudah sembuh, 215 meninggal dunia, serta 511 orang masih positif.

“Petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif,” kata Lalu Gita Aryadi.

TAMBAHAN 25  PASIEN POSITIF COVID-19, PASIEN SEMBUH 42 ORANG, KASUS KEMATIAN 1 (SATU) ORANG

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 3781, an. S, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Kumbe, KecamatanRasanae Timur, Kota Bima. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kota Bima;
  2. Pasien nomor 3782, an. MH, Perempuan, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Nae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3543. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kota Bima;
  3. Pasien nomor 3783, an. TR, perempuan, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Santi, KecamatanMpunda, Kota Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3684. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kota Bima;
  4. Pasien nomor 3784, an. DY, perempuan, usia 38 tahun, penduduk Kelurahan Mande, Kecamatan Mpunda, Kota Bima. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kota Bima;
  5. Pasien nomor 3785, an. YF, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Kelurahan Monggonao, Kecamatan Mpunda, Kota Bima. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kota Bima;
  6. Pasien nomor 3786, an.DAK, perempuan, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3621. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kota Bima;
  7. Pasien nomor 3787, an. YN, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Desa Naru, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3240. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kabupaten Bima dan Puskesmas Woha;
  8. Pasien nomor 3788, an. AF, perempuan, usia 35 tahun, penduduk Desa Rabakodo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3240. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kabupaten Bima dan Puskesmas Woha;
  9. Pasien nomor 3789, an. H, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Talabiu, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3156. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kabupaten Bima dan Puskesmas Woha;
  10. Pasien nomor 3790, an. A, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Desa Renda, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3240. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kabupaten Bima dan Puskesmas Woha;
  11. Pasien nomor 3791 an. MMA, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3240. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kabupaten Bima dan Puskesmas Woha;
  12. Pasien nomor 3792, an. R, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Renda, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 3240. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kabupaten Bima dan Puskesmas Woha;
  13. Pasien nomor 3793, an. IAR, laki-laki, usia 64 tahun, penduduk Desa Belo, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kabupaten Bima dan Puskesmas Palibelo;
  14. Pasien nomor 3794, an. T, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Bali Satu, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD Dompu;
  15. Pasien nomor 3795, an. DEA, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Monta Baru, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kabupaten Dompu;
  16. Pasien nomor 3796, an. MA, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Kareke, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kabupaten Dompu;
  17. Pasien nomor 3797, an. K, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Desa Adu, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kabupaten Dompu;
  18. Pasien nomor 3798, an. SM, perempuan, usia 61 tahun, penduduk Desa Bakajaya, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kabupaten Dompu;
  19. Pasien nomor 3799, an. AL, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Desa Daha, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kabupaten Dompu;
  20. Pasien nomor 3800, an. N, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Desa Marada, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kabupaten Dompu;
  21. Pasien nomor 3801, an. H, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Desa Sawe, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kabupaten Dompu;
  22. Pasien nomor 3802, an. H, perempuan, usia 16 tahun, penduduk Kelurahan Kelayu Jorong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD Dr.R.Soedjono Selong;
  23. Pasien nomor 3803, an. MJ, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Desa Aikmel, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD Dr.R.Soedjono Selong;
  24. Pasien nomor 3804, an. IGLGJA, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Uma Sima, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD H.L.Manambai Abdulkadir Sumbawa;
  25. Pasien nomor 3805, an. F, laki-laki, usia 47 tahun, penduduk Kelurahan Rabangodu Selatan, Kecamatan Raba, Kota Bima. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Pasien meninggal.

Hari Rabu terdapat penambahan 42 orang yang selesai isolasi dan sembuh dari Covid-19, yaitu :

  1. Pasien nomor 3197,an. DNT, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima;
  2. Pasien nomor 3295, an. FF, perempuan, usia 24 tahun, penduduk Kelurahan Panggi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  3. Pasien nomor 3331, an. NH, perempuan, usia 16 tahun, penduduk Kelurahan Sandubaya, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur;
  4. Pasien nomor 3363, an. MRFL, laki-laki, usia 11 tahun, penduduk Desa Rakam, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur;
  5. Pasien nomor 3387, an. MA, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur;
  6. Pasien nomor 3487, an. MAA, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Kumbe, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima;
  7. Pasien nomor 3523, an. RA, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Kelurahan Sambinae, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  8. Pasien nomor 3540, an. MYA, laki-laki, usia 22 tahun, penduduk Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  9. Pasien nomor 3545, an. BLP, perempuan, usia 27 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram;
  10. Pasien nomor 3597, an. N, perempuan, usia 62 tahun, penduduk Desa Sukamulia Timur, Kecamatan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur;
  11. Pasien nomor 3600, an. Q, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima;
  12. Pasien nomor 3602, an. ML, perempuan, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Jatibaru Barat,Kecamatan Asakota, Kota Bima;
  13. Pasien nomor 3605, an. NPA, perempuan, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Jatibaru Timur, Kecamatan Asakota, Kota Bima;
  14. Pasien nomor 3612, an. SUF, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Lewirato, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  15. Pasien nomor 3615, an. D, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Kelurahan Kumbe, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima;
  16. Pasien nomor 3616, an. NU, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Kelurahan Sambinae, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  17. Pasien nomor 3619, an. SM, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Panggi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  18. Pasien nomor 3620, an. A, perempuan, usia 37 tahun, penduduk Kelurahan Panggi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  19. Pasien nomor 3621, an. DSSR, perempuan, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Sadia, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  20. Pasien nomor 3624, an. DY, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima;
  21. Pasien nomor 3625, an. NHT, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Kelurahan Monggonao, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  22. Pasien nomor 3626, an. GB, laki-laki, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Santi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  23. Pasien nomor 3631, an. AFK, laki-laki, usia 12 tahun, penduduk Desa Rabakodo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima;
  24. Pasien nomor 3645, an. DS, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat;
  25. Pasien nomor 3651, an. HAS, laki-laki, usia 16 tahun, penduduk wilayah kerja Puskesmas Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  26. Pasien nomor 3652, an. MKI, laki-laki, usia 11 tahun, penduduk Desa Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima;
  27. Pasien nomor 3666, an. AW, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Desa Selagik, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur;
  28. Pasien nomor 3668, an. DMK, perempuan, usia 21 tahun, penduduk Desa Pohgading, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur;
  29. Pasien nomor 3682, an. MH, laki-laki, usia 16 tahun, penduduk wilayah kerja Puskesmas Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  30. Pasien nomor 3684, an. MAA, laki-laki, usia 15 tahun, penduduk Kelurahan Santi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  31. Pasien nomor 3686, an. SH, laki-laki, usia 17 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  32. Pasien nomor 3692, an. H, perempuan, usia 35 tahun, penduduk Desa Poh Gading, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur;
  33. Pasien nomor 3693, an. H, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Desa Denggen, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur;
  34. Pasien nomor 3694, an. Y, perempuan, usia 27 tahun, penduduk Desa Lenek Pesiraman, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur;
  35. Pasien nomor 3695, an. SW, perempuan, usia 27 tahun, penduduk Desa Masbagik Utara, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur;
  36. Pasien nomor 3696, an. S, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Desa Kembang Kerang, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur;
  37. Pasien nomor 3704, an. AK, laki-laki, usia 15 tahun, penduduk Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara;
  38. Pasien nomor 3708, an. LAR, laki-laki, usia 13 tahun, penduduk wilayah Puskesmas Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  39. Pasien nomor 3723, an. DP, laki-laki, usia 11 tahun, penduduk Desa Rhee, Kecamatan Rhee, Kabupaten Sumbawa;
  40. Pasien nomor 3741, an. FA, laki-laki, usia 18 tahun, penduduk wilayah kerja Puskesmas Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat;
  41. Pasien nomor 3743, an. KK, laki-laki, usia 16 tahun, penduduk Desa Nyerot, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah;
  42. Pasien nomor 3745, an. HW, laki-laki, usia 17 tahun, penduduk Desa Sai, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima.

Hari Rabu ini juga terdapat penambahan 1 (satu) kasus kematian baru, yaitu pasien nomor 3805, an. F, lakilaki, usia 47 tahun, penduduk Kelurahan Rabangodu Selatan, Kecamatan Raba, Kota Bima. Pasien memiliki penyakit komorbid.

Lalu Gita Aryadi mengatakan, Covid-19 dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali, termasuk anak muda. Kelompok ini memiliki imunitas yang lebih baik sehingga mungkin dapat terpapar tanpa menunjukkan gejala (asimtomatik), tetapi berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi orang-orang disekitarnya (silent killer).

“Karenanya mari kita semua tetap patuh dan taat menerapkan protokol kesehatan dan pencegahan Covid19 dalam seluruh aktivitas dalam tatanan baru kehidupan ini. Tetap sehat dan produktif dengan selalu menggunakan masker, jaga jarak, rajin cuci tangan dengan sabun serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai gaya hidup baru,” kata Lalu Gita Aryadi.

Rr/Aya

 Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

 Layanan Provincial Call Centre (PCC)  Penanganan Penyebaran Pandemi Covid-19 NTB di nomor 0818 0211 8119.