Bupati Serahkan 100 Sertifikat untuk Nelayan KLU 

Bupati serahkan 100 sertifikat melalui program perolehan Sertifikat Hak Atas Tanah (SeHAT) nelayan Lombok Utara
TANJUNG.lombokjournal.com ~ Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP)  bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) menerbitkan 100 sertifikat.

Penyerahan sertifikat secara simbolis dilakukan oleh Bupati Lombok Utara H. Djohan Sjamsu SH di Aula Dinas KPPP, Jum’at (08/04/22).

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, dengan memfasilitasi perolehan Sertifikat Hak Atas Tanah (SeHAT) nelayan.

Pemda bekerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Bupati berpesan pada nelayan

Program Sehat nelayan merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui penataan atau legalitas aset dan penggunaan aset, sebagai modal pengembangan usaha nelayan. 

Bupati Djohan menyampaikan, pihaknya mengaku bersyukur bisa hadir di tengah-tengah para nelayan Lombok Utara.

Diingatkan, seorang nelayan harus memiliki mental yang kuat dan konsisten dalam bekerja.

”Tidak boleh minder dan berkecil hati karena orang yang sukses bisa melalui berbagai jalan salah satunya nelayan,” katanya.

Menurutnya, Lombok Utara yang memiliki sektor pertanian dan perikanan luas harus bisa dimaksimalkan bahkan menjadi komoditas unggulan. Mengingat pariwisata yang menjadi sektor unggulan KLU tengah berada dalam situasi sulit pasca Pandemi Covid-19.

Bupati dalam setiap kesempatan selalu mendorong anak muda untuk bisa menjadi petani yang sukses dan berhasil, serta mengubah anggapan bahwa petani bukanlah pekerjaan yang menjanjikan. 

BACA JUGA: Penting, Kesepakatan One Gate System ke Gili Matra

Bupati Djohan berpesan, agar para nelayan bisa bekerja sungguh-sungguh serta berharap para nelayan punya penghasilan yang bagus serta menjadi nelayan yang terampil.

Tahun 2021 sebanyak 3.100 sertifikat

Di tempat yang sama, Kadis KPPP,Tresnahadi melaporkan, penyerahan sertifikat merupakan salah satu bukti bahwa pemerintah terus berupaya melakukan terobosan guna mensejahterakan masyarakat, khususnya nelayan sebagai pelaku utama usaha perikanan.

”Mari manfaatkan fasilitas bantuan yang telah diberikan dengan baik dan bertanggung jawab,” ungkap Tresna.

 Mantan Sekdis Dukcapil KLU ini mengatakan, kerjasama lintas sektor merupakan kunci utama dalam upaya percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

“Berjalannya program penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah (SeHAT) nelayan juga tidak lain hasil dari kerjasama lintas sektor,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BPN KLU Supriadi mengukapkan penyerahan sertifikat program lintas sektor, menargetkan 100 sertifikat SEHAT NELAYAN (Sertifikat Hak Atas Tanah Nelayan) dan 300 sertifikat untuk masyarakat pelaku usaha UMKM, yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Lombok Utara.

BACA JUGA: Arsitektur Rumah Tradisi di Karang Bajo, Bayan, KLU

”Program ini sudah terlaksana sehingga total sertifikat Program Strategis Nasional (PSN) yang telah terselesaikan pada tahun 2021 sebanyak 3.100 yang mana terbit melalui kegiatan PTSL sebanyak 2.700 sertifikat, dan 400 terbit melalui kegiatan Lintas Sektor,” bebernya

Supriadi berharap, dengan dibagikannya sertifikat kepada para nelayan, dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat khususnya nelayan, serta dengan semangat Reforma Agraria yang di dalamnya mencakup Legalisasi aset dan akses reform.

 

”Dengan sertifikat ini nelayan bisa mendapat akses modal, pasar, teknologi dan pembimbingan penguatan kelompok nelayannya, tentu dengan difasilitasi oleh stakeholder terkait,” tutupnya. 

Turut hadir Kepala Diskoprindag Drs. Abdul Hamid serta para penerima sertifikat. Namun dari jumlah 100 sertifikat yang dibagikan hanya dihadiri 30 orang, sehingga penyerahan secara simbolis itu hanya ke 30 orang.***

 




Aksi Panah Misterius Menghantui Kota Bima, Siapa Pelakunya?

Beberapa waktu terakhir ada aksi panah misterius yang memakan beberapa korban

 

Penulis: Radiatul Adawiah. mahasiswa UMMAT nim: 2021B1B036

lombokjournal.com ~ Kota Bima dan Kota Dompu tidak aman. Kalimat itu dapat menggambarkan  situasi Kota Bima dan Dompu belakangan ini berubah seram dan menakutkan.. 

Tentu saja ini bukan tanpa sebab. Ada kasus ‘Panah Misterius’ yang menghantui kedua kota itu beberapa  bulan terakhir. Kasus itu sangat meresahkan warga. Sebab kejadian tersebut sudah memakan beberapa korban. 

Kejadian  Pada tanggal 31 januari 2022 sekitar pukul 21.00 WITA, remaja asal Simpasai Kecamatan Woja menjadi korban  pemanah misterius tersebut. Di jejaring media sosial Facebook  beredar video korban yang sedang dilarikan ke-RSUD Dompu, dengan anak panah yang masih tertancap di bagian lengan kanan  dan pelaku berhasil melarikan diri.

Setelah kejadian itu, krmudian disusul lagi aksi panah pada tanggal  5 April dini hari sekitar pukul 03.00 WITA.

BACA JUGA: Rekening Nasabah Dibobol, Bank Harus Bertanggung Jawab

Ada tiga motor  dan sekitar  7 orang  melaju dari utara di wilayah parkiran  barat RSUD Bima, melayangkan tiga anak panah pada penjaga parkiran. 

Kejadian susul menyusul terkait panah misteriun itu membuat warga takut keluar di malam hari.   

Menyikapi hal ini warga setempat menyarankan agar para pemilik toko depan jalan raya memasang CCTV untuk bisa memantau aksi korban yang meresahkan warga Kota Bima dan sekitarnya.

Sepertinya para pelaku lagi membangun trend bahwa  Bima dan Dompu tidak boleh aman dari ancaman anak panah. Mereka lagi membuat citra polisi buruk di mata masyarakat Bima dan Dompu. 

Ini semacam gerakan menghabiskan nama institusi kepolisian di wilayah Bima dan Dompu. Atau juga bisa  dikatakan, semacam aksi menantang aparat.

Ayo kita dukung aparat kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku di balik anak panah nyasar itu. Jangan sampai ke depan keluarga dan kerabat kita jadi korban. 

BACA JUGA: Arsitektur Rumah Tradisi di Karang Bajo, Bayan, KLU

Laporkan apabila ada gerak gerik yang mencurigakan di balik tingkah laku si pemanah misterius. 

Dimohon pada pihak kepolisian yang bertanggung jawab atas keamanan warga, untuk bertindak tegas pada kasus ini agar tidak memakan banyak korban. ***

 




Gili Trawangan Tuan Rumah Perkemahan Pemuda 2022

400 putra-putri ahli dalam riset akan melakukan Perkemahan Pemuda Inovasi Riset Nasional (PIRN) 2022 akan berlangsung di  di Gili Trawangan

MATARAM.lombokjournal.com ~ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Pemerintah Provinsi NTB akan menggelar program pembinaan ilmiah Perkemahan Pemuda Inovasi Riset Nasional (PIRN) 2022 di Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada awal Juni.

Acara tersebut akan dihadiri sekurangnya 400 (empat ratus) putra-putri yang ahli dalam riset dan inovasi dari seluruh Indonesia. 

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, menyambut baik rencana tersebut, dan berharap para peserta dapat menikmati keindahan alam Gili Trawangan saat PIRN digelar.

Gili Trawangan jadi Tuan Rumah perkemahan pemuda
Gili Trawangan

“Bisa sambil melihat bintang-bintang dan air laut,” tutur Gubernur Zul.

Ia menyampaikan itu setelah menerima kunjungan Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Tekonlogi BRIN beserta rombongan di Ruang Kerja Pendopo Gubernur, Mataram, Kamis (07/04/22).

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Edy Giri Rachman Putra  menjelaskan, kegiatan ini akan mendatangkan putra-putri yang ahli dalam riset dan inovasi dari berbagai daerah di Indonesia. 

BACA JUGA: Penting, Kesepakan One Gate System ke Gili Matra

Target Peserta PIRN ini adalah Pelajar SMP-SMA, Guru SMP-SMA, Mahasiswa, dan Periset. 

Sedangkan Keluaran dari Kegiatan PIRN ini adalah berupa Gagasan Penelitian, Kajian dan Laporan Riset Inovasi, Idea Concept Paper dan Peningkatan Budaya Riset Inovasi.

BACA JUGA: Arsitektur Rumah Tradisi di Karang Bajo, Bayan, KLU

“Kita harapkan acara ini bisa menghasilkan potensi permasalahan yang ada. Kita lihat teknologi apa yang bisa dipakai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,” harap Edy Giri Rachman Putra.***

 

 




Penting, Kesepakatan One Gate System Ke Gili Matra

Bupati Djohan berharap Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Visitor Management System (VMS) menghasilkan kesepakatan penting, yaitu terkait pintu masuk menuju Gili Matra, yaitu Bangsal dan Teluk Nara

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pemda Kabupaten Lombok Utara berupaya meningkatkan efektivitas pengelolaan destinasi wisata Gili Matra Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan) dengan cara meningkatkan daya dukung lingkungan, dengan mengatur dan mengelola jumlah wisatawan yang datang maupun keluar dari tiga gili tersebut. 

Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH mengatakan itu saat membuka  Focus Group Discussion (FGD) pembahasan roadmap dan finalisasi tahapan Visitor Management System (VMS) bertempat di Aruna Resort, Jum’at  (08/04/22). 

Kegiatan FGD diselenggarakan untuk mendukung Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang sebagai upaya mewujudkan penguatan tata kelola dan efektivitas pengelolaan yang berkelanjutan di Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra.

Penting sistem satu pintu ke Gili Matra

“Kami mengapresiasi kegiatan terbuka mengenai roadmap dan finalisasi tahapan Visitor Management System ini,” ucap bupati.

Menurutnya, untuk mendukung efektifitas dan efisiensi VMS dan juga diperlukan pendekatan inisiasi one gate system sebagai akses awal menuju ke Gili Matra.

BACA JUGA: Arsitektur Rumah Tradisi di Karang Bajo, Bayan, KLU

One gate system atau sistem satu pintu dari VMS terintegrasi, dengan pondok informasi yang rencana lokasi pembangunannya di Teluk Nara.

“Harapan kita pertemuan ini dapat menghasilkan kesepakatan bersama terkait pintu masuk menuju Gili Matra, yaitu Bangsal dan Teluk Nara,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan, ke depan fast boat dari Bali yang melakukan kunjungan  harus bersandar di Pelabuhan Bangsal ataupun Teluk Nara terlebih dahulu. 

Kemudian penumpang diantar menggunakan publik boat, speed boat ataupun lainnya. 

Hal terpenting dari FGD roadmap dan pembagian peran, jika memang dibutuhkan kebijakan atau Perda untuk payung hukum implementasi VMS maka bisa disepakati bersama di FGD.

“Kami percaya dengan inovasi ini bisa mendorong membangkitkan pariwisata di daerah di masa mendatang,” tuturnya.

Menurut Perwakilan ICCTF Bappenas, Leonas Chatim, VMS adalah sebuah aplikasi yang sangat berguna nantinya sebagai alat untuk menata dan mengorganisir pengunjung yang datang dan pergi di suatu tempat. 

Melalui FGD  kita sama-sama mengharapkan  dukungan dari Pemda KLU.

“Tentunya kami sebagai pelaksana proyek, sangat membutuhkan kerjasama dengan Pemda KLU agar proyek yang sedang Kami jalankan terlaksana dengan baik,” harap Leonas Chatim.

Hal yang sama juga dikatakan Kepala BKKPN Kupang, Ilham Fauzi pihaknya mendukung kegiatan FGD yang di selenggarakan ICCTF, sangat membantu kegiatan usaha pariwisata di Gili Matra. 

Melalui One Gate system nantinya para wisatawan yang datang bisa terkontrol dan terorganisir dengan baik. 

BACA JUGA: Bulan Ramadhan yang Menakjubkan

FGD sangat penting membantu bangkitkan pariwisata di Gili Matra

Sehingga segala aktivitas wisata bahari dapat menjaga dan melestarikan terumbu karang pada Taman wisata perairan Gili Matra.

“Kegiatan FGD ini sangat penting dalam kita mengatur ulang sistem pariwisata di Gili Matra,” tutupnya 

Nampak hadir juga Asisten II Setda KLU H.Rusdi ST, Kepala BKKPN Kupang Ilham Fauzi, Perwakilan ICCTF Bappenas, Leonas Chatim, dan para perwakilan OPD serta undangan lainnya.***.

 




Arsitektur Rumah Tradisi di Desa Karang Bajo, Bayan, KLU (Dua)

Kearifan lokal yang melekat dalam arsitektur rumah tradisi di Desa Karang Bajo, Bayan, hingga kini seutuhnya masih dipertahankan

lombokjournal.com ~ Posisi-posisi yang mengikuti arah mata angin ini, baku dalam aturan adat Sasak, utamanya di Bayan dan tidak boleh sembarang menempatkannya. Demikian pula dengan arah hadap rumah. 

Menghadap Timur atau Barat

Rumah adat Sasak hanya boleh menghadap arah timur dan barat, begitu aturannya. Ketika pagi tiba, maka rumah-rumah adat Sasak yang menghadap ke timurlah yang mendapatkan matahari sepenuhnya masuk ke dalam ruangan. 

Dan ketika sore tiba, sinar matahari akan dinikmati sepenuhnya oleh rumah yang menghadap Barat. Teras rumah adat penduduk secara umum mengikuti panjang rumah tersebut. 

Letak rumah untuk keluarga juga telah diatur dengan pertimbangan untuk kebaikan dan menghindari saling singgung antara satu dengan lainnya. Rumah orang tua akan berada pada bagian paling ujung selatan menghadap ke barat. 

Bagian arsitektur rumah tradisi
Berugaq

Lalu anak pertama keluarga itu akan mendapat jatah posisi rumah yang berhadapan dengan rumah orang tuanya sebelah barat menghadap ke timur. Kemudian jika lahir anak kedua mendapat posisi rumah pada sebelah timur bagian utara dari rumah orang tuanya atau sebelah utara rumah kakaknya menghadap ke timur. Anak ketiga dari keluarga tersebut akan tetap mengikuti orang tua hingga waktunya ia menikah.

Dan ketika ia sudah berkeluarga posisinya saling mengisi. Anak pertama akan pindah ke rumah orang tuanya, anak kedua bergeser rumah kakaknya yang pertama dan anak ketiga menempati rumah kakak keduanya. Begitu seterusnya. 

Urut-urutan ini sudah terpikirkan kebaikannya oleh leluhur masyarakat adat Sasak, yakni menghindari saling curiga dan meningkatkan saling menyayangi dan melindungi satu sama lain. Bahwa yang lebih tua akan selalu melindungi dan memberikan rasa aman bagi yang lebih muda. 

Maka diaturlah sedemikian rupa. Kesadaran masyarakat adat seperti ini dapat menciptakan kedamaian, ketertiban dan keamanan hidup berkelompok.

BACA JUGA: Rekening Nasabah Dibobol, Bank Harus Bertanggung Jawab

Di tengah dua rumah yang saling berhadapan, timur dan barat, terdapat berugaq (rumah terbuka tempat aktivitas lain khas Sasak) dengan ukuran besar bertiang enam (sekenam). Masing-masing rumah memiliki satu berugaq atau menjadi milik bersama dan dibangun secara gotong royong. 

Masyarakat Sasak yang tinggal dengan rumah adat Sasak yang asli seperti ini, lebih banyak menghabiskan waktu mereka di luar rumah, yakni di berugak. Aktivitas siang hari dari pagi, sore hari hingga menjelang tidur malam, dilakukan di berugak, termasuk makan. 

Rumah biasanya lebih banyak dipakai bagian dapurnya untuk memasak dan ruang lainnya untuk tidur di malam hari.

Berugaq juga berfungsi sebagai tempat menerima tamu. Masyarakat tradisional Sasak menerima tamu di berugaq, tidak di dalam rumah karena rumah hanya berfungsi sebagai tempat privasi. Kecuali ada musyawarah atau pembicaraan khusus yang menyangkut rahasia yang disebut pos sesepen. 

Selain sebagai tempat menerima tamu, berugaq juga berfungsi sebagai tempat musyawarah keluarga (sangkep/gundem). Juga sebagai tempat menggelar acara selamatan baik acara perkawinan, khitanan maupun acara kepaten (kematian).

 Acara tahlilan dalam kepaten disebut Dina Nelung yang dilaksanakan pada hari ketiga, Dina Tekang Ajian pada hari kelima dan Dina Nitu pada hari ketujuh. 

Rumah adat penduduk biasa yang ada di Bayan, tidak sama dengan rumah adat yang ditempati oleh pemangku adat atau pun pejabat adat lainnya. Teras rumah pemangku adat, tidak dibuat sepanjang rumah, melainkan hanya ada di depan pintu masuk saja.

Di kompleks rumah adat Karang Bajo terdapat kediaman resmi pemangku adat Sasak Bayan Lombok. Untuk dapat masuk dalam kompleks rumah adat Karang Bajo ini, wajib menggunakan pakaian adat Sasak seperti kain dan sapuq (ikat kepala khas Sasak untuk laki-laki). 

Dan ketika memasuki kediaman resmi pemangku adat yang ada di sini, harus membuka alas kaki dan beberapa pantangan tidak boleh dilakukan ketika berada di tempat yang disakralkan bagi tradisi Sasak Bayan ini, yakni dengan menjaga sopan santun dan perilaku yang baik. 

Inilah salah satu warisan nilai kearifan dari kehidupan tradisi masyarakat Bayan.

Hal ini dilakukan agar keaslian tradisi yang menyertai kehidupan masyarakat di dalamnya, tetap terjaga. Dan siapa pun yang masuk ke dalam kawasan ini, wajib menaatinya. 

Hal-hal yang bersifat tabu untuk dilakukan, dilarang di kawasan ini. Karena apa yang dilarang untuk dilakukan adalah hal yang kurang baik dan apa yang disarankan adalah hal-hal yang berkaitan langsung dengan sopan santun dan etika. 

Intinya, siapa pun yang datang, harus menjaga perilaku, etika dan sopan santun. Dilarang makan dan minum sambil berdiri, dilarang duduk dengan seenaknya, harus bersila ala lelaki dan perempuan, dilarang berkata kotor dan dilarang melakukan hal-hal yang kurang sopan lainnya, misalnya bicara dengan nada tinggi dan riuh dan sebagainya. 

Salah satu kearifan lokal arsitrktur rumah tradisi
Inan Bale

Dalam kawasan ini terdapat rumah-rumah tradisional Sasak dengan arsitektur asli yang tempati oleh masyarakat tradisional. 

Dan di dalam kompleks khusus ini pula terdapat sebuah lokasi yang menjadi rumah atau kediaman bagi pejabat adat Bayan yang disebut Balen Ma Loka, yang dipagari dengan pagar kampu (pagar yang mengelilingi rumah adat dimana tidak sembarang orang boleh masuk ke dalamnya). 

Kompleks ini serupa kediaman resmi atau pendopo pejabat tertingginya. Ketika memasuki kompleks ini, di depannya terdapat dua berugaq, yang di sebelah barat disebut Berugaq Agung dan sebelah timur disebut Berugaq Smalang. 

Berugaq agung tidak boleh diduduki para perempuan, begitulah ketentuannya. Difungsikan sebagai tempat acara-acara ritual seperti selamatan desa, Idul Fitri, Idul Adha, maulud adat, pesta alip atau untuk musyawarah. 

BACA JUGA: Daur Ulang Sampah Plastik di NTB Jadi Batako

Tempat untuk peralatan musik yang akan mengiringi ritual atau acara adat yang diselenggarakan, seperti gong, gendang dan lain-lain. Perempuan boleh duduk di berugaq smalang ini. Berugaq ini juga dipakai sebagai tempat memotong-motong ternak untuk keperluan konsumsi acara ritual. 

Masih dalam kompleks ini, masuk ke dalam meninggalkan dua berugaq itu, terdapat sebuah rumah yang disebut Bale Pedangan yakni rumah khusus untuk memasak.

 Seluruh aktivitas memasak untuk kegiatan ritual dilakukan di sini dipimpin oleh seorang yang diberikan otoritas untuk kegiatan memasak yang disebut Inaq Pedangan. Dialah yang bertanggung jawab mengurus dan mengatur masakan dalam kegiatan tersebut. 

Di dalam kompleks ini terdapat satu rumah adat inti sebagai tempat tinggal pemangku adat (Balen Ma Loka). 

Inilah kediaman resmi pemangku adat Sasak yang dipilih oleh masyarakat adat Sasak berdasarkan keturunannya. Di samping rumah pemangku adat ini, ada sebuah berugaq yang berfungsi sebagai tempat khusus menerima tamu pemangku adat. Dan di sekitar “rumah dinas” ini terdapat sebuah berugaq lagi yang disebut Berugaq Pengagi’an. Berugaq pengagi’an berfungsi sebagai tempat menyimpan seluruh masakan yang sudah matang dari bale pedangan. 

Di berugaq ini juga terdapat semacam loteng terbuka untuk menyimpan alat-alat masak tradisional seperti pemongkang, periuk dari tanah dan lainnya.

Pada halaman belakang bagian barat posisinya pada pojok selatan, terdapat sebuah rumah yang disebut Gedeng Cor yang dimaknai sebagai rumah khusus para leluhur orang Bayan (dunia gaib) yang tidak boleh dibuka sembarang waktu. Gedeng cor hanya boleh dibuka pada saat-saat tertentu. 

Dan berhadapan dengan gedeng cor di bagian timur pojok selatan terdapat sebuah rumah lagi yang disebut Balen Meni’ tempat menyimpan beras dan hasil bumi lainnya seperti sayur mayur, bumbu-bumbu dan ternak yang akan dipakai untuk acara ritual tersebut. 

Yang bertanggung jawab terhadap rumah ini adalah yang menjabat sebagai inan loka yang orangnya disebut dengan inan meni’.

Tata letak rumah yang disesuaikan dengan fungsi masing-masing dan ditangani oleh masing-masing orang yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu membuat kehidupan masyarakat tradisional di Bayan begitu teratur. Semua yang memiliki fungsi disini melaksanakan tugas masing-masing dengan baik dan penuh tanggung jawab sehingga tidak akan berbenturan satu sama lainnya. 

Inilah salah satu kearifan lokal dalam sistem pemerintahan masyarakat adat Sasak yang bisa diserap nilainya untuk keteraturan kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pemangku adat yang dipilih oleh masyarakat benar-benar berdasarkan kemampuan, tingkah laku dan catatan baik leluhurnya. 

Masyarakat adat tidak akan memilih pemangku atau pemimpinnya jika tidak memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan berdasarkan hasil musyawarah adat. ***

Baca sebelumnya: Arsitektur Rumah Tradisi di Desa Karang Bajo, Bayan, KLU (Satu)




Arsitektur Rumah Tradisi di Karang Bajo, Bayan, KLU (Satu)

Kearifan lokal yang melekat dalam arsitektur rumah tradisi di Desa Karang Bajo, Bayan, hingga kini seutuhnya masih dipertahankan

lombokjournal.com ~ Salah satu kekayaan budaya Nusa Tenggara Barat dengan tradisi yang masih sangat terjaga keasliannya adalah desa-desa tradisional yang ada Bayan, Lombok Utara. 

Dari desa tradisional Segenter, Semokan, rumah adat Karang Bajo, Karang Anyar, Senaru, Sukadana dan masyarakat adat Loloan. Hingga Dasan Bayan Dalam yang lokasinya berada di atas perbukitan dan di tengah hutan adat yang rimbun, sejuk dan lebat. 

Daya pikat budaya dan penjagaan tradisi dalam masyarakat Sasak Bayan Lombok yang masih utuh ini merupakan warisan leluhur masyarakat Bayan. 

Komunitas tradisional Suku Sasak Lombok ini masih menjaga berbagai kearifan lokal yang mengatur kehidupan masyarakat menjadi tertib dan teratur, termasuk arsitektur tradisional rumah adatnya.

Salag satu kearifan lokal arsitrktur rumah tradisi
Inan Bale

Satu Ruangan

Di desa tradisional itu, tidak hanya ditemukan keaslian rumah-rumah adat suku Sasak, melainkan juga keseharian masyarakatnya yang masih sangat tradisional. Salah satu keunikan yang ada di Bayan adalah soal nama yang dipakai secara turun temurun. 

Orang Bayan memiliki nama kebanyakan berakhiran Nap, Dip, Lip, Nom dan Lis. Ini merupakan nama turun temurun serupa marga bagi mereka. Semua nama berakhiran sama, dapat dipastikan mereka berasal dari satu keturunan atau masih berkerabat dekat dalam satu garis keturunan. Nama mereka mengikuti nama leluhurnya.

Di desa-desa tradisional ini, arsitektur rumah-rumah adat yang asli masih terus dipertahankan meskipun di sana-sini secara material tidak seutuhnya bisa dipertahankan lagi, seperti atap alang-alang yang semakin sulit dijumpai. 

Namun, di tempat-tempat tertentu khususnya di wilayah sakral adat, seperti kediaman resmi pemangku adat Karang Bajo dan Dasan Bayan, masih utuh murni dan asli.

BACA JUGA: Rekening Nasabah Dibobol, Bank Harus Bertanggung Jawab

Dalam rumah adat Sasak yang asli, hanya ada satu ruangan tanpa ada sekat atau kamar di mana antara dapur, tempat tidur dan tempat aktivitas lainnya tidak dipisahkan secara permanen. 

Beratapkan alang-alang dengan lantai tanah dan hanya memiliki satu pintu dengan tinggi 150-170 centimeter tanpa satu pun jendela. Kalau memasuki rumah adat Sasak, biasanya menunduk karena pintunya yang terbilang rendah. Inilah yang membuat rumah adat Sasak cenderung gelap di dalamnya. 

Dinding rumah Sasak terbuat dari rangkaian bambu seperti pagar agak longgar yang disebut badak. Dari celah-celah bambu itulah, udara masuk dengan leluasa dan sedikit cahaya. Semacam ventilasi sehingga keunikan rumah adat Sasak sangat terasa. 

Meski tidak memiliki ruang-ruang, kata Rianom, salah seorang tokoh adat Sasak Bayan di Bayan, rumah adat Sasak memiliki tempat-tempat yang berfungsi memperlancar aktivitas pemiliknya. 

Ada yang disebut amben beri yang dipakai sebagai tempat tidur dan juga tempat makan bagi para tetua adat. Jika ada kegiatan makan para tetua adat, maka fungsi amben beri yang tadinya sebagai tempat tidur bisa berubah sewaktu-waktu. 

Ada juga yang disebut dengan amben beleq yang berfungsi sebagai tempat makan khusus bagi para tamu perempuan pada acara-acara ritual selamatan atau yang disebut menggawe rowah

Di dalam ruangan tersebut ada satu lagi bangunan yang posisinya berada di tengah-tengah rumah ruangan rumah adat Sasak yang tingginya menjulang menjelang atap yang disebut sebagai Inan bale (induk rumah) seperti rumah panggung.

Memiliki enam tiang yang disebut sekenam yang terbuat dari kayu-kayu pilihan. Sebelum membuat rumah adat Sasak, yang pertama kali dibuat adalah Inan Bale ini. 

Inan Bale berdiri kokoh di tengah-tengah rumah adat ini. Untuk dapat naik ke atas inan bale, menggunakan tangga atau undak-undak melewati amben beri dan amben beleq yang posisinya bertingkat.

Inan bale berfungsi sebagai tempat menyimpan barang keluarga, benda keramat atau bersejarah yang tidak boleh dilihat orang lain (umum) selain keluarga. Juga sebagai tempat menyimpan beras atau logistik lainnya. 

BACA JUGA: PLN Sukseskan MXGP di Samota, Usai Sukses di MotoGP

Khusus beras, kata Rianom, selalu diletakkan pada bagian pojok dekat tiang paling selatan, tepatnya di tenggara atau dalam Bahasa Sasak daye timu’ dari inan bale tersebut. Tiap kali mengambil beras dari tempatnya yang disebut tenebrasan selalu dilakukan ritual kecil, semacam niat memesan atau meminta izin mengambil beras tersebut kepada Sang Maha Pemberi. 

Masyarakat Bayan hanya makan dua kali sehari, tidak seperti umumnya tiga kali sehari yakni sekitar pukul 10-12 yang disebut mengan lema’ dan menjelang malam ketika usai waktu Magrib. Waktu makan yang secara turun temurun dan teratur telah dilakoni masyarakat tradisional Bayan memberikan rasa kenyang yang awet. 

Pada bagian timur dalam ruang Inan bale, terdapat ranjak yang berfungsi sebagai tempat menyimpan logistik lainnya. Ada pula tempat untuk menyimpan barang berharga atau bakul-bakul dan peralatan memasak saat acara-acara adat digelar yang disebut lamin.

Dalam ruangan rumah adat Sasak, selain ada Inan bale, amben beri dan amben beleq yang berada dekat pintu masuk bagian barat sebelah utara, ada pula tempat memasak atau dapur disebut jengkiran yang posisinya berada di pojok timur laut (lau’ timu’). 

Masyarakat adat Sasak secara umum masih memasak menggunakan tungku dengan kayu bakar. Sehingga, seluruh ruang rumah hingga atap, termasuk inane bale menghitam karena jelaga. 

Jelaga yang menghitam inilah yang membuat kayu, bambu dan bahan bangunan lain rumah adat ini menjadi kuat. Penerangan di malam hari yang dipakai juga berupa pelita atau lampu-lampu teplok yang turut menyumbang cukup banyak jelaga. ***

Baca selanjutnya: Arsitektur Rumah Tradisi di Desa Karang Bajo, Bayan, KLU (Dua)

 

 




Rekening Nasabah Bobol, Bank Harus Bertanggung Jawab

Ini kisah nyata, Rekening Nasabah dibobol secara bertahap tapi pihak Bank tak mau bertanggung jawab

Penulis: Erlin, mahasiswa UMMAT semester 2 Nim: 2021B1B021

lombokjournal.com ~ Beredar  berita kehilangan  isi saldo rekening Nasabah di salah satu Bank di Bima Rabu, 23 Maret 2022 senilai  Rp91.830.538,00. 

Aisyah dan Sirajudin pasangan suami istri yang memiliki rekening saldo sejak awal dari tanggal (23/03/22) terjadi transaksi dengan saldo awal Rp91.830.538,00, tiba-tiba rekening nasabah itu dibobol oknum tertentu (Ini nyata tapi maaf saya tak menyebut nama bank).

Dari dalam dengan pencairan awal Rp50.000.000,00 sehingga sisa saldo menjadi Rp 41.830.538,00, dibobol lagi Rp40.000.000,00 hingga disisakan  Rp1.824.038,00.

Dan dibobol lagi Rp1.500.000,00 hingga saldo di angka Rp317.000,00 dan dibobol lagi Rp200.000,00 hingga saldo terakhir Rp111.038,00.

Sementara Nasabah melapor kepada pihak Bank dan merasa tidak pernah menarik saldo dari rekeningnya. Pihak Bank meminta waktu kurang lebih 2 minggu, sedangkan Nasabah menolak dan uangnya minta dikembalikan. 

BACA JUGA: Daur Ulang Sampah Plastik di NTB Jadi Batako

Pada keesokan harinya istri korban kembali menemui pihak Bank, pagi itu istri korban membuat kehebohan saat sedang duduk di ruangan tunggu bersama para Nasabah lainnya yang melakukan antrian, tiba-tiba Aisyah berteriak histeris menuntut uangnya dikembalikan.

Sepertinya Aisyah tak mampu lagi membendung duka yang dialaminya, hingga dirinya berteriak histeris. Sontak saja kejadian tersebut menjadi perhatian Nasabah lainnya yang sudah memenuhi ruang tunggu Bank tersebut.

Aisyah kembali menuding pihak Bank yang terkesan tak mau bertanggung jawab atas raibnya saldo rekening milik suaminya. 

Aksi yang dikawal ketat oleh aparat pengamanan Bank tersebut, lagi-lagi tak membuahkan hasil dari pihak Bank. 

Bukan kali pertama kejadian seperti ini terjadi di kalangan masyarakat. Menurut saya ini adalah salah satu kelalaian pihak Bank dalam menjaga keamanan, membantu, dan melayani masyarakat. 

Kenapa saya katakan seperti itu, seharusnya pihak Bank merespon cepat aksi dan keluhan korban karena itu merupakan tanggung jawab penuh dari  pihak Bank.

Contohnya  pada jumat, 30 juli 2021 telah terjadi kasus yang sama meskipun di daerah yang berbeda, yaitu kehilangan isi saldo rekening Nasabah senilai Rp35.000.000,00. 

Karena ini bukan kasus pertama, artinya merupakan pengulangan dari kasus sebelumnya, seharusnya pihak bank menyadari bahwa keamanan harus diperketat agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. 

Artinya ada peningkatan dari kasus sebelumnya, peningkatan seperti apa? 

BACA JUGA: Bulan Ramadhan yang Menakjubkan

Ya, seperti yang kita ketahui bersama pada tahun 2021 kehilangan isi saldo senilai Rp35.000.000,00, dan di tahun 2022 kehilangan isi saldo senilai Rp91.830.538,00.

Saya tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, karena meningkatnya jumlah uang Nasabah yang hilang atau dibobol dalam kasus tersebut.

Saya harap kepada pihak Bank dan pihak yang berwajib lebih tegas dalam menjalani tugas dan kewajiban dalam menangani kasus seperti ini. 

Kejadian harus menjadi pelajaran bersama, dan semoga semua masalah terselesaikan tanpa ada pihak yang dirugikan.***

 




Latsitardanus 2022 di Lombok, Gubernur Ajak Berikan Kesan Baik

1.200 peserta Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara atau Latsitardanus 2022 dipusatkan di Lombok, Gubernur NTB pastikan layanan terbaik bagi 1.200 peserta

MATARAM.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengajak Bupati/Walikota meninggalkan kesan yang baik bagi 1.200 peserta Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) dipusatkan di wilayah Pulau Lombok NTB.

Peserta Latsitardanus 2022

“Bupati/Walikota dan Pimpinan OPD kita harus memastikan pelayanan yang terbaik diberikan untuk anak-anak atau tamu-tamu sebagai orang yang akan mengharumkan nama daerah NTB di kancah Nasional maupun Internasional,” kata Bang Zul sapaan populer Gubernur.

Ia menyampaikan itu  pada Rapat Pleno Latsitardanus XLII/2022 di Prov. NTB di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur, Kamis (07/04/22).

Bang Zul mengucapkan terimakasih kepada Danjen dan TNI yang memberikan kesempatan kepada Provinsi NTB sebagai tuan rumah pelaksanaan Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus). 

Gubernur bersama jajaran Pemprov akan mendukung penuh kegiatan pelatihan yang langsung berinteraksi dengan masyarakat.

BACA JUGA: PLN Siap Sukseskan Latsitardanus 2022, Usai Sukses di MotoGP

Sementara itu, Wadanjen Akademi TNI, Kukuh Surya selaku penanggung jawab kegiatan mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi NTB atas dukungan selama ini guna mensukseskan program tahun 2022.

“Dalam menyukseskan program kegiatan, karena itu kami mohon bantuan dan kerjasamanya agar kegiatan bisa berjalan dengan aman, tertib dan lancar,” katanya.

Disebutkan juga dalam program pelatihan integrasi ini melibatkan 1.200 peserta/personil terdiri dari unsur Anggota Tetap (Antap) Akademi TNI, Akmil, AAU, AAL, Akpol, IPDN dan Dosbing 249 orang. 

Serta dari Taruna/Mahasiswa 951 orang yang akan tinggal bersama masyarakat di wilayah Pulau Lombok mulai dari tanggal 14 Mei – 11 Juni 2022.

BACA JUGA: Daur Ulang Sampah Plastik di NTB Jadi Batako

Mengawali kegiatan akan ada pertunjukan Kirab Drumband Gabungan usai upacara pembukaan dari Kantor Gubernur dan finish taman Mayura Cakranegara Mataram.***

 

 




PLN Siap Sukseskan MXGP di Samota, Usai Sukses di MotoGP 

PLN siap sukseskan MXGP, baik infrastruktur kelistrikan dan Sumber Daya Manusia sudah disiapkan untuk gelaran MXGP

MATARAM.lombokjournal.com ~ Kesiapan PLN mendukung event MXGP itu  diungkapkan oleh Sudjarwo, General Manager PLN NTB. 

Ia menegaskan, PLN siap mendukung semua event nasional maupun internasional yang diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat, baik yang digelar di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa.

Setelah sebelumnya PLN sukses menghadirkan listrik tanpa kedip pada perhelatan internasional MotoGP Mandalika, PLN NTB berupaya kembali menyiapkan listrik yang prima pada event internasional Motocross Grand Prix (MXGP),  yang akan digelar di Kawasan Samota, Sumbawa Besar pada tanggal 24-26 Juni 2022. 

PLN Siapkan listrik
Kawasan Samota, Sumbawa

Kesiapan ini menjawab permohonan dukungan ketersediaan pasokan listrik untuk gelaran akbar tersebut oleh Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah.

BACA JUGA: Event MXGP di Samota. Sirkuit Bisa Dikerjakan 2 Minggu

Djarwo juga menegaskan, pihaknya melalui PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Sumbawa hingga saat ini terus melakukan koordinasi, baik dengan pelaksana event maupun stakeholder terkait untuk mempersiapkan infrastruktur kelistrikan yang diperlukan selama MXGP berlangsung.

Sementara itu, tahapan yang akan dilewati untuk melistriki MXGP adalah sama dengan tahapan yang diimplementasikan untuk MotoGP. 

Survey awal dilakukan untuk menentukan besaran daya listrik yang diperlukan dan juga titik titik lokasi penting yang harus dilistriki.

“Setelah kita mengetahui kebutuhan dan jumlah titiknya, PLN akan bergerak untuk membuat masterplan jaringan dan juga akan menentukan kebutuhan materialnya. Kemudian kita akan mulai membangun jaringan dan insfrastruktur kelistrikan di lokasi,” ujar Djarwo, Selasa (06/04/22).

PLN Siap sukseskan MXGP
Kawasan Samota, Sumbawa

Untuk kondisi Sistem Kelistrikan Sumbawa sendiri saat ini masih dalam posisi normal. Total daya mampu sebesar 128,85 MW dengan beban puncak 113,32 MW. 

Masih terdapat cadangan daya sebesar 15,53 MW yang dapat dioptimalkan, baik untuk gelaran MXGP ataupun kebutuhan pendukung yang lain.***

BACA JUGA: Bulan Ramadhan yang Menakjubkan

 

 

 




Daur Ulang Sampah Plastik di NTB Jadi Batako 

Wagub berharap semua sampah plastik di NTB bisa terkumpul dan dilakukan daur ulang 

MATARAM.lombokjournal.com ~ Solusi untuk daur ulang sampah plastik di NTB diharapkan akan diwujudkan dengan dibangunnya pabrik Block Solutions Lombok.

Dan Pemerintah berharap, semua sampah plastik di NTB itu bisa terkumpul dan didaur ulang

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengungkapkan itu saat beraudiensi dari Classroom of Hope.

Audiensi itu terkait dengan update Progress Eco Block dan Program Kolaborasi dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) di Pendopo Wagub NTB, Rabu (06/04/22).

Wagub berharap semua sampah plastik dilakukan daur ulang
Wagub Sitti Rohmi

“Kalau dari pemerintah tentunya berharap bagaimana supaya semua sampah plastik yang ada di NTB itu bisa terkumpul dan didaur ulang,” kata Wagub NTB.

Ummi Rohmi, sapaan akrabnya meminta pihak Classroom of Hope agar segera menyelesaikan proyek tersebut di tahun ini, sehingga NTB bisa memproduksi blocks (bata/batako) dari plastik sendiri.

BACA JUGA: Bulan Ramadhan yang Menakjubkan

“Harus dipastikan rencana ini diwujudkan tahun ini, jadi kita bisa memproduksi blocksnya (batako) disini,” ujar Ummi Rohmi.

Menurutnya, pemerintah akan siap memantau dan mengawal pembangunan pabrik Blocks Solution Lombok di NTB hingga nantinya mulai beroperasi.

“Bagaimanapun hal ini kita lakukan bersama, jadi kami ingin memantau dan mengikuti semua stepnya dengan baik sampai dengan nanti pabrik itu jadi dan mulai beroperasi,” jelasnya.

Siap bulan Oktober

Duncan Ward, selaku Founder dari Classroom of Hope menyatakan, proyek pembangunan pabrik Block Solutions Lombok diperkirakan akan selesai pada bulan Oktober 2022.

Hal tersebut dikatakan Duncan saat memaparkan rencana desain pembangunan pabrik Block Solutions Lombok kepada Wagub NTB.

“The factory is gonna be ready in October. Sejauh ini tidak ada masalah dengan rencana pembangunannya. Kami hanya tinggal menunggu mesin produksi Blocks (an Injection Molding Machine) yang masih dalam proses tes validasi di Jakarta, kemudian setelah itu akan dibawa ke Lombok sehingga bisa produksi blocks disini,” ujar Duncan.

Sederhananya, Block Solutions merupakan sebuah perusahaan yang mampu mengembangkan dan memproduksi model blocks (batako) dari hasil daur ulang plastik yang ramah lingkungan. 

Blocks tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun bangunan, seperti rumah dan sekolah.

BACA JUGA: Dr. H,MS. Udin, MA; Makna Kalah Bagi yang Berilmu

Turut hadir mendampingi Wagub NTB dalam audiensi tersebut, yaitu Kepala Dinas LHK Provinsi NTB, Kepala BRIDA Provinsi NTB, dan Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi NTB. ***