Jusuf Kalla Menyinggung Pengelolaan Masjid Di NTB

Jusuf Kalla mengingatkan peran dan fungsi masjid sebagai pusat peradaban masyarakat harus makmur

MATARAM.LombokJournal.com ~ HM Jusuf Kalla, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) melantik pengurus baru Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Nusa Tenggara Barat, di Hotel Lombok Garden Mataram, Selasa (03/12/24).

BACA JUGA : Penanggulangan Kemiskinan, Menuju NTB Tanpa Kemiskinan

Jusuf Kalla sudah mengurus Dewan Masjid Indonesia sejak 2009
Ucapan selamat untuk pengurus baru DMI NTB

Dalam kesempatan itu Jusuf Kalla menyinggung, NTB yang sudah memiliki hampir 10.000 masjid ini memiliki tantangan tersendiri dalam pengelolaan masjid. 

“Kecenderungannya banyak jamaah mendirikan masjid sebagai simbol kemakmuran atau sebagai hadiah (hibah, wakaf dan lain lain) sehingga letaknya kadang berdekatan.”, ungkapnya. 

Namun demikian, JK mengingatkan peran dan fungsi masjid sebagai pusat peradaban masyarakat harus makmur dan memakmurkan lingkungan sekitarnya. 

Untuk itu ia berharap para pengurus baru DMI NTB dapat membuat program dan regulasi yang memaksimalkan fungsi tadi demi kemakmuran jamaah masjid. 

Salah satunya adalah memperbanyak fungsi dan peran muamalah seperti edukasi tentang ekonomi maupun mendirikan sekolah sekolah untuk anak di komplek masjid sehingga tak ditinggalkan oleh jamaah. 

BACA JUGA : Infrastruktur dan Kesiapan Bencana Jadi Tema Baktu PU ke 79 

Pj Gubernur NTB, Hassanudin yang hadir menyaksikan pelantikan itu mengapresiasi kiprah Jusuf Kalla dan organisasinya

“Pak JK sudah mengurus DMI sejak 2009 terimakasih sudah berkunjung ke NTB juga untuk komitmen dan konsisten memakmurkan mesjid kita,” ujar Pj Gubernur NTB.  

Sementara itu, Ketua PW DMI NTB terpilih, H  Muzihir juga mengakui jumlah masjid yang mencapai puluhan ribu tersebut harus mendapatkan perhatian dari pengurus, pengelola maupun masyarakat sekitar untuk berkomitmen memakmurkannya. 

“Ini wadah mencari ketenangan dan ridho Allah bagi saya dan saya berharap para pengurus juga memiliki motivasi yang sama dalam menjalankan organisasi untuk jamaah dan masyarakat,” ucapnya. 

Pelantikan pengurus PW DMI NTB periode 2024 – 2029 langsung dikukuhkan oleh Ketua  Umum dengan 53 orang pengurus dari berbagai disiplin ilmu untuk berbagai bidang. 

BACA JUGA : Peringatan Hakordia, Sekda NTB; Korupsi itu Pengkianatan

Dihadiri oleh pemgurus DMI se kabupaten/ kota dan beberapa pejabat dan kepala OPD terkait lingkup Pemprov NTB. jm

 

 




Penanggulangan Kemiskinan, Menuju NTB Tanpa Kemiskinan

Rakor terkait penanggulangan kemiskinan untuk berupaya mengentaskan kemiskinan ekstrem mewujudkan NTB tanpa kemiskinan

MATARAM.LombokJournal.com ~ Pj Gubernur menyampaikan bahwa penanggulangan kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem adalah tantangan besar yang membutuhkan sinergi dari seluruh elemen masyarakat.

Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Menuju NTB tanpa Kemiskinan
Pj Gubernur NTB, Hassanudin

Hal itu disampaikan Pj Gubernur NTB, Hassanudin saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) TKPD Provinsi dan TKPK Kabupaten/Kota, bertempat di Hotel Lombok Raya, Mataram, (03/12/24).

BACA JUGA : Infrastruktur dan Kesiapan Bencana, Jadi Tema Bakti PU ke 79 

Rakor tersebut bertajuk “Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Menuju NTB tanpa Kemiskinan”. 

Berdasarkan data BPS Maret 2024, Angka kemiskinan provinsi NTB turun menjadi 12,91 persen, mengalami penurunan sebesar 0,94 persen dibandingkan maret 2023 yang sebesar 13,85 persern. 

“Sementara itu, angka kemiskinan ekstrem pada tahun 2024 tercatat sebesar 2,04%, turun 0,6% dari 2,64% di tahun sebelumnya,” ungkap Pj Gubernur..

Namun, capaian ini masih di atas rata-rata nasional sebesar 9,03 persen. Karena itu, Pj Gubernur mengajak bekerja keras melakukan penanggulangan kemiskinan yang masih menjadi tantangan bersama.

“Melalui forum ini, mari kita sama-sama rumuskan langkah-langkah konkret, inovatif, dan kolaboratif dalam pengentasan kemiskinan,” jelasnya.

BACA JUGA : Peringatan Hakordia, Sekda NTB: Koru[si itu Pengkianatan

Hassanudin yang pernah menjabat sebagai Pj Sumut itu menyebutkan Pemerintah telah menggulirkan berbagai program dengan tiga strategi utama. Di antaranya pengurangan beban pengeluaran masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat dan meminimalkan wilayah kantong-kantong kemiskinan.

Karena itu, Hassanudin mengingatkan prioritas penanggulangan kemiskinan yang perlu dikedepankan meliputi; profiling kemiskinan provinsi NTB, penguatan koordinasi antara provinsi dengan kabupaten/kota.

Selain itu, Penajaman program kegiatan yang terintegrasi dalam SIPD, sehingga memastikan sasaran penerima manfaat tepat sasaran. Tagging alokasi anggaran dari APBD, APBN, dan sumber lainnya untuk mendukung program pengentasan kemiskinan, Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program secara berkala serta pelibatan multi pihak, termasuk mitra pembangunan dan organisasi masyarakat.

’’Saya percaya bahwa semangat gotong royong dan kebersamaan adalah kunci untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan di NTB. Mari kita jadikan rapat koordinasi ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen, menyelaraskan langkah, dan bekerja lebih keras demi mewujudkan NTB tanpa kemiskinan,’’ pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda NTB, Drs. H. Iswandi mengatakan 3 pilar utama yang dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem di NTB diantaranya, pengurangan beban pengeluaran masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat dan meminimalkan wilayah kantong-kantong kemiskinan.

“Ketiga hal ini diharapkan seluruh OPD dan berkontribusi dan berperan, mudah-mudahan pada Rakor yang digelar ini semua OPD dapat mengambil bagian dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem,” jelasnya.

Untuk diketahui, Rakor terkait penanggulangan kemiskinan ekstrim ini sebagai momentum evaluasi dan monitoring terhadap program yang sudah berjalan selama tahun 2024, sebagai bahan untuk menyusun rancangan untuk program tahun 2025.

BACA JUGA : Mega Planning Model, “Dunia Seperti Apa yang Kamu Inginkan?”

Turut hadir, kepala OPD lingkup Pemprov NTB, adapun Rakor diikuti oleh Kepala Bappeda Kabupaten/kota se-NTB sebagai Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan, stakholder kemiskinan dan tamu undangan lainnya.***




Infrastruktur dan Kesiapan Bencana Jadi Tema Bakti PU ke 79

Pesan Menteri PU melalui Pj Gubernur juga menekankan pentingnya ketahanan pangan serta keberlanjutan infrastruktur yang telah masif

MATARAM.LombokJournal.com ~ Outlook kebencanaan yang dirilis BMKG menjadi acuan agar seluruh instansi Pekerjaan Umum se Indonesia benar benar menyiapkan infrastruktur kesiapan bencana terutama bagi daerah daerah berpotensi tinggi kerawanan bencana. 

BACA JUGA : Peringatan Hakordia, Sekda NTB : Korupsi itu Pengkhianatan 

Seluruh instansi Pekerjaan Umum se Indonesia benar benar menyiapkan infrastruktur kesiapan bencana

Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hassanudin membacakan sambutan Menteri Pekerjaan Umum RI, Maruarar Sirait, saat peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum dengan menekankan pentingnya tanggap dan kesiapan bencana dan keberlanjutan infrastruktur.

Menteri PU melalui Gubernur juga menekankan pentingnya ketahanan pangan serta keberlanjutan infrastruktur yang telah masif dikerjakan selama sepuluh tahun terakhir. 

“Presiden juga telah memberikan arahan agar pembangunan infrastruktur tetap menjadi program pembangunan dalam meningkatkan daya saing dan akses ekonomi masyarakat,” ucap Gubernur di lapangan kantor PUPR NTB, Selasa (03/12/24).

Dalam visi Presiden Prabowo, swasembada pangan dan infrastruktur dua dari delapan Astacita yang dituangkan dalam program QuickWins.

BACA JUGA : Hari Antikorupsi NTB, Praja Harus Jaga Integritas

Yakni ketahanan pangan melalui pemanfaatan bendungan, irigasi, jalan dan jembatan yang mendukung food estate, wajib belajar dengan renovasi 11.420 bangunan sekolah dan pembangunan tiga juta rumah.

Program strategis pemerintah di antaranya ibukota negara, kawasan ekonomi dan lainnya. Adapun terkait kebencanaan, Menteri PU menekankan ketersediaan anggaran darurat, alat berat, infrastruktur penghubung, komunikasi dan koordinasi serta sosialisasi kebencanaan yang masif.

Apel peringatan Hari Bakti PU ke 79 juga dirangkai dengan pemberian penghargaan Menteri Dalam Negeri melalui Pj Gubernur kepada para penjabat sementara Bupati dan Walikota yang telah menjalankan tugas selama tahapan Pilkada. 

BACA JUGA : Lepas Benih dan Tanam Pohon untuk Pelestarian Alam

Mereka adalah Tribudi Prayitno sebagai Pjs Walikota Mataram, Najamudin Amy sebagai Pjs Bupati Sumbawa, Julmansyah sebagai Pjs KSB, Baiq Nelly Yuniarti sebagai Pjs Bupati Dompu dan H Abdul Aziz sebagai Pjs Bupati Loteng.jm

 

 




Peringatan Hakordia, Sekda NTB: Korupsi itu Pengkhianatan

Peringatan Hakordia atau Hari Antikorupsi Sedunia di Praya, Loteng, dihadiri Bupati Loteng H. Fathul Bahri, Forkopimda, para pejabat Pemprov NTB dan Pemkab Loteng

PRAYA.LombokJournal.com ~ Saat peringatan Hakordia itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., membacakan penegasan sikap bersama dalam pemberantasan korupsi, dan korupsi sebagai bentuk pengkhianatan.

BACA JUGA : Lepas Benih Ikan dan Tanam Pohon untuk Pelestarian Lingkungan

Selain upacara peringatan Hakordia, pihak Pemprov NTB menyelenggarakan pula sosialisasi penguatan antikorupsi dihadapan praja IPDN NTB
Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi

Pembacaan sikap bersama itu disampaikan pada Peringatan Hari Hakordia atau Hari Antikorupsi Sedunia 2024, kali ini diadakan Kampus Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) Nusa Tenggara Barat di Praya Lombok Tengah (02/12/24). 

“Korupsi adalah bentuk pengkhianatan atas kepercayaan yang diberikan masyarakat. Korupsi tidak bisa dilawan hanya dengan kata-kata tapi membutuhkan tindakan”, tegasnya saat membacakan sambutan Pj Gubernur di Lapangan Parade IPDN. 

Dikatakan, NTB baru saja selesai melaksanakan proses demokrasi pemilihan Kepala Daerah. Para pemimpin yang terpilih diharapkan dapat melanjutkan pembangunan. 

Terlebih menyambut Hari Ulang Tahun ke-66 NTB, untuk kemajuan daerah yang bebas korupsi. Untuk itu lanjutnya, antikorupsi mesti dimulai dari diri sendiri, dengan komitmen membangun budaya malu, menepati janji kepada masyarakat. 

BACA JUGA : Kemah Bakti dan Outbond untuk Apresiasi Kinerja ASN

Sekda juga memberikan penghargaan kepada dua anggota Forum Penyuluh Antikorupsi. Sebelumnya, seluruh peserta upacara menyatakan ikrar antikorupsi serta penyematan tanda lencana Antikorupsi kepada dua praja IPDN NTB. 

Dalam rangkaian apel peringatan Hakordia itu dihadiri Bupati Loteng H. Fathul Bahri, Forkopimda, para pejabat Pemprov NTB dan Pemkab Loteng, Forum Penyuluh Antikorupsi serta praja dan mahasiswa Poltekpar, STMIK Bumigora. 

Hadir pula unsur Asosiasi Profesi Media Cetak-Elektronik-Online beserta para tamu undangan. Adapun tahun ini, Hakordia 2024 bertajuk “Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju”. 

BACA JUGA : Mega Planning Model; “Dunia Seperti Apa Kamu Inginkan.”?

Selain upacara peringatan Hakordia, pihak Pemprov NTB menyelenggarakan pula sosialisasi penguatan antikorupsi dihadapan praja IPDN NTB. jm/opk

 

 

 




Hari Antikorupsi NTB; Praja Harus Jaga Integritas

Di Hari Antikorupsi  diselenggarakan rangkaian kegiatan sosialisasi antikorupsi yang dihadiri unsur Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melibatkan praja IPDN 

PRAYA.LombokJournal.com ~ Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia tahun 2024 di Nusa Tenggara Barat diadakan di Kampus Institut Perguruan Dalam Negeri (IPDN) Praya Lombok Tengah (02/12/24), dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., sebagai inspektur upacara. 

BACA JUGA : Peringatan Hakordia, Sekda NTB ; Korupsi itu Pengkianatan

Mewujudkan komitmen antikorupsi, diharapkan kegiatan sosialisasi di hari antikorupsi dapat membentuk sikap berintegritas dari para praja.

Dalam peringatan Hari Antikorupsi  tersebut, diselenggarakan pula rangkaian kegiatan sosialisasi antikorupsi yang dihadiri unsur Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Melibatkan para praja IPDN dan anggota Forum Penyuluh Antikorupsi NTB dengan menekankan pada penguatan nilai integritas bagi praja IPDN sebagai generasi penerus bangsa. 

Seperti dikatakan Direktur IPDN Dr. Dedy Suhendi, S.Sos., M.Si.l, para praja yang sedang menimba ilmu kepemerintahan, disampaikan kejujuran berbeda dengan kecerdasan, ketidakjujuran sulit diperbaiki. 

Untuk itu sebagai generasi muda dan calon pemimpin masa depan, penting menjaga integritas dalam menjalankan peran di pemerintahan nantinya. 

Senada dengan hal itu, Kasatgas Sertifikasi dan Pemberdayaan Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi, selaku Plh. Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK Sugiarto, SE., MM., menegaskan kontribusi semua pihak diperlukan dalam pemberantasan korupsi. 

BACA JUGA : Mega Planning Model, “Dunia Seperti Apa Kamu Inginkan,”?

Diuraikannya, sebagai calon abdi negara, para praja memiliki kontribusi besar membangun pondasi integritas seperti kejujuran dan perilaku taat hukum lainnya. 

Dalam sikap sebagai praja dengan mencontoh pada tokoh tokoh berintegritas sepanjang sejarah Indonesia. Seorang pegawai negeri terlebih pejabat, tidak berhak meminta imbalan atas pelayanannya atau meminta lebih dari apa tugas dan kewajibannya. 

Untuk itu, kegiatan sosialisasi menerapkan pula pola dinamika kelompok yang mengusung sikap integritas sebagai komitmen untuk dijadikan slogan membuat publikasi video sebagai sikap antikorupsi. 

BACA JUGA : Kemah Bakti dan Outbond untuk Apresiasi Kinerja ASN

Dalam proses diskusi menentukan integritas sikap tertentu, pemateri lainnya, Master Nurhikmah dan Nabhan Rabbani dari Forum PAKSI NTB, membersamai dan mendampingi para praja dibantu unsur Forum Penyuluh Antikorupsi lainnya, menyusun teknis perihal antikorupsi. Mewujudkan komitmen antikorupsi, diharapkan kegiatan sosialisasi di hari antikorupsi dapat membentuk sikap berintegritas dari para praja.

Selamat Hari Antikorupsi. jmy/opk

 

 

 




Mega Planning Model; “Dunia Seperti Apa Kamu Inginkan”

Inilah model berpikir Mega Planning yang dimulai dengan menjangkau dunia, “yang kamu inginkan untuk anak-anakmu dan cucu-cucumu kelak?“

Model berpikir mega planning harus memiliki spirit of giving
Catatam Manajemen : Agus K. Saputra

lombokjournal.com ~ Adalah Roger Kaufman, seorang pakar Strategic Management, Profesor Emeritus di Florida State University dan Distinguished Professor di Sonora Institute of Technology yang telah membuat model untuk berpikir Mega (Mega Planning Model)

Kaufman berpendapat, perencanaan perusahaan seharusnya tidak dimulai dan diakhiri dengan indikator internal atau kinerja perusahaan semata. Akan tetapi harus mempertimbangkan nilai-nilai apa yang diberikan kepada community (society).

BACA JUGA : BCG Matrix, Mengelola Portofolio Bisnis yang Efisien dan Efektif

Mega Planning dimulai dengan pertanyaan : “Dunia seperti apa yang kamu inginkan untuk anak-anakmu dan cucu-cucumu kelak?“. 

Mega planning ini disebut juga “Mother’s Rule” karena serupa dengan apa yang dipikirkan oleh seorang ibu yang membayangkan dunia seperti apa yang terbaik bagi anak-anaknya. Mother’s rule tidak bicara tentang means (credentials of teachers, money spent) tetapi lebih kepada survival, kesehatan, dan kebahagiaan untuk anak-anaknya. (Wikipedia)

Menurut Kaufman, cara berpikir dan bertindak yang benar adalah : berpikirlah mulai dari level Mega, kemudian Makro, dan terakhir Mikro. 

Begitulah seharusnya orang berpikir. Sedangkan dalam bertindak, mulailah dari level Company, kemudian Customer, dan terakhir Community (Arief Yahya, Paradox Marketing: April 2013, hal. 205-208 > Buku “Paradox Marketing” tersebut dilandaskan pola berpikir Mega). 

Adapun tingkatan-tingkatan berpikirnya adalah :

Pertama, berpikir Mega. Artinya berpikir untuk level societal needs (kebutuhan masyarakat/community) yang akan memberikan outcomes, berpikir untuk kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia, atau bahkan berpikir bagi seluruh umat manusia (rahmatan lil alamin). Untuk berpikir mega ini memerlukan pemikiran yang strategic.

Kedua, berpikir Makro. Artinya berpikir untuk level industrial needs (customer) yang akan mendapatkan outputs dan untuk ini memerlukan perencanaan tactical.

Ketiga, berpikir Mikro. Artinya berpikir untuk level professional needs (company) yang akan menghasilkan product dan memerlukan perencanaan yang sifatnya operasional.

BACA JUGA : Perubahan Radikal dalam Bisnis

Jika kita berpikir Makro, maka level Mikro dan level Makro akan kita peroleh. Contohnya jika kita berpikir untuk customer, maka kita akan mendapatkan kedua-duanya. Customer kita akan terpuaskan dan loyal, sekaligus company kita akan dapat menikmati keuntungan dari customer tersebut.

Dan jika kita berpikir Mega, maka level Mikro, level Makro dan level Mega akan kita peroleh semuanya. Contohnya adalah Google, Facebook, dan juga i-pad. Para pembuatnya kemungkinan besar memikirkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

Steve Wozniak (co-founder Apple bersama Steve Jobs dan Ronald Wayne) menyampaikan bahwa i-pad dibuat dengan pemikiran agar umat manusia bisa lebih memanfaatkan panca indera yang dimilikinya. Dalam hal ini adalah indra peraba. 

Terbukti dengan cara berfikir Mega seperti itu, Apple bisa mendapatkan semuanya: company, customer dan community.

Untuk dapat berpikir Mega, kita harus memiliki spirit of giving. Melalui cara berpikir Mega berarti pula kita menerapkan konsep The More You Give, The More You Get. Seperti cara berpikir dan bertindak seorang ibu.

Mengapa kita harus berpikir Mega?  Menurut Kaufman setidaknya ada dua alasan. Pertama, sustainability. Perusahaan yang ingin memiliki masa depan, harus berpikir melampaui dirinya sendiri yaitu memikirkan masyarakat, bahkan dunia. 

Kedua, Engagement. Karyawan yang mengetahui mereka bekerja untuk perusahaan yang berkomitmen untuk melakukan hal-hal baik terhadap masyarakat, akan bekerja lebih antusias dan memiliki keterikatan yang lebih baik terhadap perusahaan.

Pun demikian, dalam hal kemungkinan perusahaan dalam posisi terancam, maka kemampuan leadership dipertanyakan. Oleh karena itu, Arief Yahya (dalam Marketeers, 22 April 2020) mengedepankan konsep leadership berbasis pemikiran yang strategis (strategic thinking). Yang terdiri dari Mikro, Makro dan Mega.

BACA JUGA : Perguruan Tunggi, From Passenger to Be Drivers

Seorang pemimpin dengan strategic thinking di level mikro hanya berpikir mengenai perusahaan dan produk. Pemikirannya hanya mengacu kepada “apa”, bukan mengenai “bagaimana” dan “mengapa”.

Sementara, seorang pemimpin dengan pemikiran makro, memiliki orientasi kepada customer (output). Secara sederhana, pola kerja mereka mengacu pada pemikiran “who wins the customer, wins the game”. Pemimpin dengan pemikiran makro cenderung mengedepankan customer, tanpa memikirkan perusahaan.

Seorang leader yang baik, menurut Arief Yahya harus memiliki kemampuan strategic thinking di level mega. Pasalnya, pemimpin di level ini, bukan lagi sekadar memikirkan perusahaan maupun customer, melainkan komunitas.

Ketika Facebook dibuat, Mark Zuckerberg tidak memikirkan diri sendiri atau pun perusahaan yang ia bangun. Lebih dari itu, ia berpikir ingin menciptakan kehidupan yang lebih baik dan mudah bagi setiap orang ketika Facebook hadir.

 Google pun demikian. Mereka bisa sebesar ini karena orientasi mereka untuk memberikan yang terbaik bagi komunitas.

BACA JUGA : Kemah Bisnis dan Outbond untuk Apresiasi Kinerja ASN

Mega thinking merupakan aspek yang harus dimiliki seorang leader. Mega thinking berdasarkan pada konsep spiritual, dan roh yang berbicara. Roh yang konon diciptakan dari cahaya selalu membawa kita ke arah yang tinggi sehingga mereka yang berpikir mega akan menciptakan sesuatu yang besar. Konsepnya, the more you give, the more you get,” jelas Arief Yahya. ***

#AKUAIR-Perumnas Ampenan, 02-12-2024

 

 




Lepas Benih Ikan dan Tanam Pohon untuk Pelestarian Alam

Pj Gubernur NTB melakukan lepas benih ikan menggunakan perahu yang disediakan panitia menuju ke tengah di Taman Wisata Gunung Jae, Sedau, Lombok Barat

LOBAR.LombokJournal.com ~ Pj Gubernur NTB, Hassanudin didampingi Sekda Lalu Gita Ariadi melakukan lepas benih ikan sebanyak 50 ribu benih dan menanam pohon, di Taman Wisata Gunung Jae, Sedau Lombok Barat, Sabtu (30/11/24) 

BACA JUGA : Kemah Bakti dan Outbond Apresiasi Kinerja Apatur Sipil Negara

Penanaman pohon dan lepas benih ikan sebanyak 50.000 ribu benih merupakan upaya menjaga kelestarian alam

Setelah melakukan pelepasan benih, Pj Gubernur NTB, Hassanudin didampingi Sekda Lalu Gita Ariadi melakukan senam bersama Forkompimda, dan pejabat struktural lainnya untuk kebugaran tubuh dalam. 

Penanaman pohon dan lepas benih ikan sebanyak 50.000 ribu benih merupakan upaya menjaga kelestarian alam lingkungan untuk generasi muda yang akan datang.

BACA JUGA : Dua Desa di NTB Raih Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik

Suasana hujan gerimis mengiringi kebersamaan Pj Gubernur saat melakukan lepas benih ikan menggunakan perahu yang disediakan panitia menuju ke tengah. 

Saat itu ikut mendampingi, Sekda dan pejabat struktural meliputi, Asisten l dan ll Setda NTB serta para kepala OPD lingkup Pemprov.

Pj. Gubernur Hassanudin dalam momen tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh jajaran Pemerintah Provinsi NTB yang telah menginisiasi kegiatan yang memupuk keakraban sesama ASN tersebut. 

BACA JUGA : Siaga Darurat Bencana NTB 2024, Komitmen Lindungi Masyarakat

Ia pun berharap kekompakan dan kolaborasi pemerintah bersama masyarakat senantiasa terjaga menyambut berbagai tantangan ke depan dalam membangun daerah tercinta. ***

 

 




Kemah Bakti dan Outbond untuk Apresiasi Kinerja ASN

Dalam kemah bakti dan kegiatan outbond di Taman Wisata Gunung Jae, Pj Gubernur NTB menekankan pentingnya berkolaborasi dan selalu bahu membahu 

LOBAR.LombokJournal.com ~ Kegiatan Kemah Bakti dan Outbond memeriahkan HUT ke 53 Korpri yang diikuti Pj Gubernur NTB, Hassanudin dan Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi berlangsung di Taman Wisata Gunung Jae, Sedau Lombok Barat, Sabtu (30/11/24).

BACA JUGA : Lepas Benih Ikan dan Tanam Pohon untuk Pelestarian Alam

hadir pada acara kemah bakti dan outbond tersebut, yakni pejabat lingkup Pemprov NTB, termasuk Asisten l dan ll Setda NTB, para Kepala OPD
Kema Bakti dan outbond di Taman Wisata Gunung Jae

Kegiatan Kemah Bakti dan Outbond itu dalam rangka  memeriahkan HUT ke-53 Korpri tahun 2024 itu, untuk mengapresiasi aparatur sipil negara (ASN) anggota Korpri atas kinerjanya selama ini dalam mengawal pembangunan Provinsi NTB.

“Mari kita senantiasa bekerja sama, berkolaborasi dan bahu membahu. Inilah yang menjadi modal dasar kita yang utuh ini,” kata Hassanudin.

Diuraikan Hassanudin yang pernah menjabat sebagai Pj Gubernur Sumut itu bahwa bagaimanapun kuatnya tantangan dan gejolak mesti tetap bersama. Seberat apapun permasalahan bisa diurai dan diselesaikan dengan baik.

Terkait tema HUT Korpri ‘NTB Hebat NTB Emas’ itu, Hassanudin memahami harus harmoni dalam bekerja yang efektif, efisien, dan siap melanjutkan program yang berkelanjutan. Akuntabilitas dalam setiap kegiatan yang transparan.

BACA JUGA : Dua Desa di NTB Raih Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik

“Kita siapkan program yang berkelanjutan untuk Indonesia emas 2045. Selalu saya ingatkan, kita bekerja untuk negara, tak manis tak elok kalau dihukum oleh negara,” tandasnya.

Sebelumnya, Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi, di tengah kegiatan kemah bhakti mengajak seluruh pejabat struktural lainnya, melalui kegiatan kemah bakti malam renungan api unggun di Gunung Jae, menginspirasi langkah-langkah ke depan.

“Mari tetap di bawah kepemimpinan Pj Gubernur, kita gelorakan semangat untuk terus membangun NTB bersatu padu. Pilkada telah usai, kita lanjutkan perjalanan ke stasiun-stasiun yang telah menunggu,” ajak Sekda.

BACA JUGA : Guru yang Ngengeni, Mengenang Pendidik Sekolah Dasar

Turut hadir pada acara kemah bhakti dan outbond tersebut, yakni pejabat lingkup Pemprov NTB, termasuk Asisten l dan ll Setda NTB, para Kepala OPD dan pejabat struktural lainnya. san/dyd

 




Dua Desa di NTB Raih Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik 

Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nasional yang diraih dua desa di NTB , tak lepas dari ikhtiar yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016.

JAKARTA.LombokJournal.com ~ Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hassanudin diwakili Kepala Dinas Kominfotik NTB Dr. Najamuddin Amy. S.Sos, M.M. mendampingi dua Desa di Provinsi NTB, meraih Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) di Desa 2024 oleh Komisi Informasi Pusat (KIPdi Jakarta, Jum;at (29/11/24). 

BACA JUGA : Guru yang Ngangeni, Mengenang Pendidik di Sekolah Dasar

Kepala Dinas Kominfotik NTB mendampingi dua Desa di Provinsi NTB, meraih Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) di Desa 2024 oleh Komisi Informasi Pusat

Kedua desa yang dimaksud adalah Desa Aik Mual Kecamatan Praya Lombok Tengah dan Desa Beru Kecamatan Brang Rea Sumbawa Barat. 

“Saya tidak hanya hadir mewakili Pj Gubernur NTB Bapak Hassanudin tetapi juga sebagai PPID Utama Pemprov NTB yang salah satu tugasnya mengawal dan membina PPID kabupaten/kota sampai tingkat desa,” jelas Doktor Najam, sapaannya. 

Najam menjelaskan, penghargaan yang diraih desa di NTB itu, tak lepas dari ikhtiar yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016. 

Pada tahun tersebut, Komisi Informasi NTB bekerja sama dengan Dinas Kominfotik dan berbagai stakeholders terkait pencetusan inovasi DBIP (Desa Benderang Informasi Publik). 

BACA JUGA : Siaga Darurat Bencana NTB 2024, Komitmen Lindungi Masyarakat

“DBIP kami presentasikan dan kami dorong menjadi program nasional,” ungkapnya berdejavu. 

Kedua Kepala Desa bersama Kadis Kominfotik KSB dan Lombok Tengah hadir membersamai Kadis Kominfotik NTB. 

Provinsi NTB menjadi provinsi yang berhasil menempatkan dua dari desa-desanya dalam ajang anugerah keterbukaan informasi publik ini. Anugerah diserahkan oleh Wakil Menteri PAN RB dan Wakil Menteri Desa Republik Indonesia. 

Pada Pembukaan Acara dibuka Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono.

BACA JUGA : Awardee Beasiswa Diharapkan Berkontribusi untuk NTB

“Terima kasih kepada KI Pusat, Komisi Informasi NTB, Kadis Kominfo KSB dan Kadis Kominfo Lombok Tengah beserta jajarannya, yang sudah bersinergi dan berkolaborasi sejauh ini. Ayo terus berkolaborasi untuk pemerintahan yang bersih dan transparan. Desa Berdaya, NTB Hebat menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. nov/dyd

 

 




Guru yang ‘Ngangeni’, Mengenang Pendidik di Sekolah Dasar*)

Peranan guru di kelas harus diubah, bukan sebagai pemberi ceramah, namun mengutamakan kemampuan merencanakan, mengelola dan mengawasi pembelajaran. 

Guru harus membuka ruang hati seluas-luasnya bagi semua emosi siswanya
Penulis : DR Bajang Asrin*

lombokjournal.com ~ Kurang lebih 40 tahun yang lau, guru Pak Milkan (almarhum) bertugas di SDN 2 Ganti-Lombok Tengah. Selain Pak Milkan, juga ada guru-guruku seperti Pak Hasan, Pak Sunarjo, Pak Malik, Pak Abu Bakar, Ibu Hariati, dan Pak Tajudin. 

BACA JUGA : Perguruan Tinggi : From Passengers to be Drivers

Pak Milkan merupakan sosok Kepala Sekolah yang sangat rajin dan gigih. Ia sosok guru yang sangat memperhatikan anak didiknya. Pak Milkan, sebagai Kepala Sekolah selalu siapa menggantikan pendidik lainnya yang tidak hadir .Ia memberi tauladan kepada siswa dan koleganya. Sosok yang melekat pada memori, tutur bahasanya sangat halus, menyapa siswa sehari-harinya. Ia sangat akrab dengan semua pendidik dan siswanya. 

Suatu hari saya sakit tapi tetap masuk sekolah. Pak Milkan, saat masuk ruang kelas, melihat mata saya merah-merah lalu ia memanggil saya. “Mata mu mengapa merah-merah Rin?” sapanya. 

Waktu saya katakan sedang sakit, spontan Pak Mikan mengajak berobat ke Puskesmas.Pak Milkan sangat memperhatikan siswa didiknya, ia datang lebih awal di sekolah, lalu mengontrol siswa-siswa yang sedang menyapu di ruang kelas, dan mengajak siswa untuk memungut sampah di halaman sekolah. Sosok guru yang penuh ketauladanan. 

Pada tahun-tahun tersebut, masyarakat desa sangat menghargai guru sebagai pendidik di desa. Setiap hari para siswa membersihkan halamannya sendiri. Kehadiran para guru di desa telah membawa semangat perubahan untuk anak-anak sekitarnya.  

Sepenggal memori di atas, menjadi menarik kita refleksikan para pendidik memiliki komitmen moril untuk mendidik siswa-siswanya. Mereka yang telah memberikan semua energinya untuk melahirkan siswa yang disiplin dan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitarnya. Dan memberikan darma baktinya untuk melahirkan siswa-siswa yang berkarakter kuat. 

Ketekunan pak Milkan untuk mendidik siswa-siswanya menjadikan sekolah ini mendapat kemajuan tinggi pada masanya. Sekolah ini telah hadir menjadi sekolah berkembang cukup maju di desa tersebut. 

Pak Milkan telah hadir di tengah sisiwa untuk memberikan pendidikan kepada siswa-siswanya di tengah keterbatasan fasilitas sekolah. Siswa-siswa pun memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti pendidikan, Siswa yang berdatangan dari berbagai kampung setiap paginya, melewati persawahan. Mereka berdatangan sekalipun hujan sedang turun dengan derasnya. 

BACA JUGA : Awardee Beasiswa Diharapkan Berkontribusi untuk NTB

Semangat sekolah para anak-anak desa sangat tinggi waktu itu. Prof.Sodjiarto (1989) bahkan menemukan bahwa peranan guru di kelas harus diubah, bukan sebagai pemberi ceramah, yaitu guru hendaknya lebih mengutamakan kemampuan merencanakan, mengelola dan mengawasi terjadinya pembelajaran. 

Bahkan model “pemberi cermah” ini pernah dikritik Paulo Friere, sebagai model pendidikan gaya bank, keranjang sampah, yang mengurangi  perkembangan potensi-potensi siswa secara lebih luas.   

Saat ini para pendidik menghadapi kehidupan sosial yang padat dengan media sosial. Dunia digital menjadikan semua serba sangat cepat dan sangat mudah mengaksesnya. Per-orang dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan,teknologi dan budaya, kata Alfin Toffler ahli futurologi, semua orang jadi wartawan, pada bukunya, The Third Waves.

Semakin komplesknya perkembangan kehidupan masyarakat  membawa pengaruh terhadap lingkungan sekolah. Masalah-masalah peribadi siswa di keluarga atau di tengah masyarakat  memberi dampak pada pencapaian prestasi siswa. Sehingga siswa yang datang ke sekolah tidak lepas dari apa yang terjadi pada lingkungan keluarga atau pun pribadinya. 

Kondisi ini tentu merupakan bagian penting yang harus dipahami seorang guru terhadap diri  siswa. Untuk itulah  para pendidik dituntut untuk mengetahui latar belakang siswa agar dapat dibina potensinya secara maksimal. Guru tidak lagi memberikan informasi secara sepihak terhadap anak didik tetapi dituntut untuk menciptakan suasana agar anak dapat berkembang secara maksimal.

Guru Yang  “Ngangeni ”

John Goodlad (dlm. Prof.Suyanto, 2001) melakukan penelitian dengan publikasi penelitian Behind The Classroom Door menemukan bahwa kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh siapa pendidiknya,  manakala guru sudah memasuki ruang kelas serta pintu kelas tertutup, maka kehidupan kelas akan menjadi wewenang dan tanggung jawab  guru. 

Guru merupakan sosok penting yang mewarnai suasana keriangan sisawa di ruang kelas. Apakah guru merdidik siswa-siswa untuk bergembira atau tidak? Guru yang “Ngangeni” memberi ruang hati selalu ramah dengan pola tingkah laku siswa. Akrab dengan apa yang disenanginya di sekolah..

Guru yang “Ngangeni” menjadi tambatan hati siswa, yang lebih memerankan diri sebagai sahabat bermain di sekolah. Memberilan peran yang merasuk hati siswa untuk lebih dekat, lebih akrab pada jegiatan-kegiatan sekolah.  Guru menjadi idola para siswa  yang inspiratif dan memantulkan energi untuk berkegiatan di sekolah dengan penuh kegembiraan. 

BACA JUGA : Alat Peraga Kampenye Dibersihkan Jelang Pilkada

Pendidik  membuat siswa didiknya senang bertemu, ber sama-sama untuk mengurai permaian sekolah. Ia membawa irama siswa dalam emosi yang tidak menegangkan, tapi menarik siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang ngangeni, sehingga talenta-talenta  dasar  dapat tampak sejak  sekolah dasar.  

Guru yang “Ngangeni” yaitu guru yang mengembangkan pembelajaran yang  Deep Learning, guru menstimulasi agar siswa aktif pada pembelajarannya. Menciptakan suasana rekreatif sehingga siswa menajdi tumbuh berkembang kecerdasan, emosi dan kinestetiknya. 

Guru membuat mata pelajaran menjadi menyenangkan, joyfull and learning, dan anak didik merasa tanpa terbebani apapun dari gurunya. 

Pelajaran mengitung juga dikreasikan dalam permainan yang menarik emosinya dan motoriknya. Guru yang membuka ruang hati yang selaus-luasnya bagi semua emosi siswanya agar terbentuk menjadi karakter yang positif pada keidupan sehari-harinya. 

Mengapa guru yang “Ngangeni”? karena  melalui  respon inilah siswa menjadi bibit yang  tumbuh kembang pada ekosistem pembelajaran berdaya tarik tinggi serta memanamkan laku penjiwaan yang terkenang sepanjang masa, yang bisa mengaitkan diri siswa pada masa dewasanya kelak. Itulah sebabya saat dimana tokoh-tokoh dunia selalu bercerita tentang masa kecilnya, masa yang sangat menguatkan, “deep learning-deep memoriable”. 

Masa kecilnya Bung Karno, Bung Hatta, Nelson Mandela, Mahatma Ghandi dan Abraham Lincoln juga sangat intens dengan masa-masa usia sekolah dasarnya.  Guru yang  “Ngangeni” pasti dirindu siswanya dan banyak orang. Mencintai sepenuh jiwanya.

*)  Ketua Prodi Magister Pendidikan Dasar FKIP UNRAM dan Ketua ISMAPI NTB