Bulan Madu, Harapan dan Optimisme pada Meritokrasi

Bulan madu kepemimpinan (atasan dengan bawahan) dan meritokrasi memiliki hubungan yang signifikan. 

Selama "bulan madu" ini, pemimpin dan bawahan seringkali memiliki hubungan yang sangat baik, penuh harapan, dan optimisme
Catatan : Agus K. Saputra

lombokjournal.com ~ Bulan madu adalah sebuah tradisi yang biasanya dilakukan oleh pasangan yang baru menikah. Mereka akan pergi berlibur bersama-sama ke suatu tempat yang indah dan romantis, biasanya ke luar kota atau luar negeri, untuk merayakan dan memperkuat hubungan mereka.

Tujuan bulan madu adalah untuk memberikan kesempatan kepada pasangan untuk menghabiskan waktu bersama-sama, menikmati kebersamaan, dan membangun hubungan yang lebih kuat dan intim. Bulan madu juga dapat menjadi kesempatan untuk melepaskan stres dan kelelahan setelah proses pernikahan.

BACA JUGA : Tunggang Gunung Rilis “Bungkam”, Tolak Pembungkaman

Biasanya, bulan madu berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada keinginan dan kemampuan pasangan. Beberapa pasangan memilih untuk pergi ke tempat yang eksotis dan mewah, sementara yang lain memilih untuk pergi ke tempat yang lebih sederhana dan alami.

Bulan madu dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga dan romantis bagi pasangan, dan dapat membantu memperkuat hubungan mereka untuk masa depan.

Bulan Madu dalam Kepemimpinan

Bulan madu dalam konteks kepemimpinan atau hubungan atasan-bawahan merujuk pada periode awal ketika seorang pemimpin baru mulai menjabat atau ketika seorang bawahan baru bergabung dengan tim.

Selama “bulan madu” ini, pemimpin dan bawahan seringkali memiliki hubungan yang sangat baik, penuh harapan, dan optimisme. Pemimpin mungkin memberikan kesan yang sangat positif dan mendukung, sementara bawahan mungkin merasa sangat termotivasi dan bersemangat.

Namun, setelah “bulan madu” berakhir, hubungan antara pemimpin dan bawahan mungkin mulai mengalami perubahan. 

Pemimpin mungkin mulai menunjukkan sisi yang lebih keras dan menuntut, sementara bawahan mungkin mulai merasa tertekan dan kecewa.

Oleh karena itu, “bulan madu” dalam konteks kepemimpinan dapat diartikan sebagai periode awal yang penuh harapan dan optimisme, tetapi juga dapat menjadi awal dari perubahan hubungan yang lebih kompleks dan menantang.

BACA JUGA : Harta Karun Bawah Laut, Pemanfaatannya Harus Libatkan Pranormal

Merawat Bulan Madu

Merawat “bulan madu” kepemimpinan antara atasan dan bawahan memerlukan usaha dan komitmen dari kedua belah pihak. Berikut beberapa tips untuk merawat “bulan madu” kepemimpinan:

# Dari Atasan:

  • Komunikasi yang efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan bawahan, dan pastikan bahwa Anda mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran mereka.
  • Pemberian umpan balik: Berikan umpan balik yang konstruktif dan spesifik kepada bawahan, sehingga mereka dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka.
  • Pemberian kesempatan: Berikan kesempatan kepada bawahan untuk belajar, berkembang, dan mengambil risiko yang terkontrol.
  • Membangun kepercayaan: Bangun kepercayaan dengan bawahan melalui tindakan yang konsisten, jujur, dan transparan.

# Dari Bawahan:

  • Komunikasi yang efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan atasan, dan pastikan bahwa Anda mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran mereka.
  • Mengambil inisiatif: Ambil inisiatif untuk belajar, berkembang, dan mengambil risiko yang terkontrol.
  • Membangun kepercayaan: Bangun kepercayaan dengan atasan melalui tindakan yang konsisten, jujur, dan transparan.
  • Menerima umpan balik: Terima umpan balik dari atasan dengan terbuka dan jujur, dan gunakan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

# Bersama:

  • Membangun hubungan: Bangun hubungan yang kuat dan saling menghormati antara atasan dan bawahan.
  • Mengembangkan kepercayaan: Kembangkan kepercayaan antara atasan dan bawahan melalui tindakan yang konsisten, jujur, dan transparan.
  • Mengatasi konflik: Atasi konflik yang mungkin timbul dengan cara yang konstruktif dan profesional.
  • Mengembangkan tim: Kembangkan tim yang kuat dan solid melalui kerja sama, komunikasi, dan kepercayaan.

Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat merawat “bulan madu” kepemimpinan antara atasan dan bawahan, dan membangun hubungan yang kuat dan saling menghormati.

Konflik dalam Bulan Madu

Ya, konflik dapat terjadi dalam masa “bulan madu” kepemimpinan antara atasan dan bawahan. Meskipun masa “bulan madu” biasanya diidentik dengan periode awal yang penuh harapan dan optimisme, namun konflik dapat muncul karena berbagai alasan.

# Alasan Konflik:

  1. Perbedaan harapan: Atasan dan bawahan mungkin memiliki harapan yang berbeda tentang bagaimana mereka ingin bekerja sama.
  2. Perbedaan gaya kepemimpinan: Atasan mungkin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dengan apa yang diharapkan oleh bawahan.
  3. Kurangnya komunikasi: Kurangnya komunikasi yang efektif dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik.
  4. Perbedaan nilai dan budaya: Perbedaan nilai dan budaya antara atasan dan bawahan dapat menyebabkan konflik.
  5. Kurangnya kepercayaan: Kurangnya kepercayaan antara atasan dan bawahan dapat menyebabkan konflik.

# Tanda-Tanda Konflik:

  1. Kurangnya komunikasi: Atasan dan bawahan mulai berhenti berkomunikasi secara efektif.
  2. Kesalahpahaman: Kesalahpahaman mulai terjadi karena kurangnya komunikasi dan kepercayaan.
  3. Perilaku defensif: Atasan dan bawahan mulai menunjukkan perilaku defensif dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
  4. Kurangnya kerja sama: Atasan dan bawahan mulai berhenti bekerja sama secara efektif.

# Mengatasi Konflik:

  1. Komunikasi yang efektif: Atasan dan bawahan harus berkomunikasi secara efektif dan terbuka.
  2. Mendengarkan pendapat orang lain: Atasan dan bawahan harus mau mendengarkan pendapat orang lain dan mempertimbangkan perspektif yang berbeda.
  3. Membangun kepercayaan: Atasan dan bawahan harus membangun kepercayaan antara satu sama lain.
  4. Mencari solusi bersama: Atasan dan bawahan harus mencari solusi bersama untuk mengatasi konflik.

Pentingnya Bulan Madu dalam Kepemimpinan

Bulan madu kepemimpinan (atasan dengan bawahan) sangat penting. Berikut beberapa alasannya:

# Membangun Hubungan yang Kuat

Bulan madu kepemimpinan memungkinkan atasan dan bawahan untuk membangun hubungan yang kuat dan saling menghormati. Hubungan ini dapat membantu meningkatkan komunikasi, kepercayaan, dan kerja sama.

# Meningkatkan Produktivitas

Dengan membangun hubungan yang kuat, atasan dan bawahan dapat bekerja sama lebih efektif, sehingga meningkatkan produktivitas dan mencapai tujuan yang lebih baik.

BACA JUGA : Titik Tengah, Posisi Ideal antara Dua Ekstrem

# Mengurangi Konflik

Bulan madu kepemimpinan dapat membantu mengurangi konflik antara atasan dan bawahan. Dengan memahami kebutuhan dan harapan masing-masing, mereka dapat menghindari kesalahpahaman dan konflik.

# Meningkatkan Kepuasan Kerja

Bulan madu kepemimpinan dapat membantu meningkatkan kepuasan kerja bagi bawahan. Dengan merasa didengar dan dihargai, mereka dapat merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka.

# Membangun Tim yang Kuat

Bulan madu kepemimpinan dapat membantu membangun tim yang kuat dan solid. Dengan membangun hubungan yang kuat antara atasan dan bawahan, mereka dapat bekerja sama lebih efektif dan mencapai tujuan yang lebih baik.

Dalam keseluruhan, bulan madu kepemimpinan sangat penting karena dapat membantu membangun hubungan yang kuat, meningkatkan produktivitas, mengurangi konflik, meningkatkan kepuasan kerja, dan membangun tim yang kuat.

Bulan Madu dan Meritokrasi

Bulan madu kepemimpinan (atasan dengan bawahan) dan meritokrasi memiliki hubungan yang signifikan. Berikut beberapa cara mereka terkait:

# Pengembangan Tim yang Berbasis Prestasi

Dalam sistem meritokrasi, promosi dan pengembangan karir didasarkan pada prestasi dan kemampuan individu. Bulan madu kepemimpinan dapat membantu atasan dan bawahan membangun hubungan yang kuat dan saling menghormati, sehingga memungkinkan pengembangan tim yang berbasis prestasi.

# Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja

Meritokrasi mendorong individu untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja mereka. Bulan madu kepemimpinan dapat membantu atasan dan bawahan memahami kebutuhan dan harapan masing-masing, sehingga memungkinkan mereka bekerja sama lebih efektif dan meningkatkan produktivitas dan kinerja.

# Mengurangi Favoritisme dan Diskriminasi

Meritokrasi bertujuan untuk mengurangi favoritisme dan diskriminasi dalam promosi dan pengembangan karir. Bulan madu kepemimpinan dapat membantu atasan dan bawahan membangun hubungan yang berbasis pada prestasi dan kemampuan, bukan pada hubungan pribadi atau favoritisme.

# Meningkatkan Kepuasan Kerja dan Retensi Karyawan

Meritokrasi dapat meningkatkan kepuasan kerja dan retensi karyawan dengan memberikan kesempatan yang adil dan berbasis prestasi. Bulan madu kepemimpinan dapat membantu atasan dan bawahan membangun hubungan yang kuat dan saling menghormati, sehingga memungkinkan meningkatkan kepuasan kerja dan retensi karyawan.

Dalam keseluruhan, bulan madu kepemimpinan dan meritokrasi memiliki hubungan yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas, kinerja, dan kepuasan kerja, serta mengurangi favoritisme dan diskriminasi.     

Penutup

Dalam Al-Qur’an, tidak ada istilah “bulan madu kepemimpinan” dan “meritokrasi” secara eksplisit. Namun, ada beberapa ayat yang dapat diinterpretasikan sebagai prinsip-prinsip kepemimpinan dan meritokrasi:

# Kepemimpinan

  1. Surat Al-Baqarah ayat 247: “Dan Allah telah membuat beberapa orang dari kamu menjadi pemimpin atas yang lain. Maka bagaimana kamu akan bertindak jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu?” (QS. Al-Baqarah: 247)
  2. Surat An-Nisa’ ayat 58: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia, supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa’: 58)
  3. Surat Al-An’am ayat 165: “Dan Dia telah menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi, dan Dia telah meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang telah diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am: 165)
  4. Surat Al-Mu’minun ayat 1-11: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna…” (QS. Al-Mu’minun: 1-11)

Dalam konteks Al-Qur’an, prinsip-prinsip kepemimpinan dan meritokrasi dapat diinterpretasikan sebagai:

  1. Keadilan: Kepemimpinan harus berdasarkan keadilan dan kebenaran.
  2. Kemampuan: Kepemimpinan harus diberikan kepada orang yang memiliki kemampuan dan keahlian.
  3. Tanggung jawab: Kepemimpinan harus disertai dengan tanggung jawab dan akuntabilitas.
  4. Pengembangan: Kepemimpinan harus berorientasi pada pengembangan dan kemajuan.

Dalam keseluruhan, Al-Qur’an menyajikan prinsip-prinsip kepemimpinan dan meritokrasi yang berdasarkan keadilan, kemampuan, tanggung jawab, dan pengembangan.

#Akuair-Ampenan, 10-03-2025

 

 




Tunggang Gunung Liris ‘Bungkam’, Tolak Pembungkaman

Lagu ‘Bungkam’ yang dirilis band Tunggang Gunung menegaskan tiap manusia berhak dan jangan dilarang untuk mengekspresikan kegelisahannya

LombokJournal.com  ~ “Tunggang Gunung” band asal lombok, kembali merilis sebuah single baru berjudul “Bungkam”, sebuah lagu yang menggambarkan betapa getirnya sebuah perlawanan dalam kehidupan sosial

BACA JUGA : Ary Juliyant Melawan ‘Aroes’ Besar Musik Industri

Tunggang Gunung menegaskan, menyuarakan langsung baik dengan lisan maupun tulisan tentang apa pun merupakan hak setiap manusia
Tunggang Gunung merilis BUNGKAM

Lagu ini mencoba mendeskripsikan betapa demokrasi menjadi samar ketika sebuah protes selalu dihalangi oleh kekuasaan.

Merespon beberapa tragedi yang sering mereka lihat dan dengarkan, “Sangga” (vocalis band tunggang gunung), berharap lagu berjudul “Bungkam” ini bisa menjadi media protes kepada setiap kebijakan yang dirasa masih memberatkan rakyat kecil.

Dengan satire yang tidak terlalu menyinggung pihak manapun, lagu ini diharapkan bisa mewakili semua kalangan untuk bersuara.

“Lagu ini merupakan bentuk kegelisahan kami dengan semua omong kosong yang selalu disebut kebijakan oleh oknum-oknum pejabat.” pungkas Sangga.

Lirik lagu “Bungkam” banyak menegaskan bahwa kebebasan berpendapat seharusnya tidak disamarkan dengan dalih apapun. Menyuarakan langsung baik dengan lisan maupun tulisan tentang apapun merupakan hak setiap manusia.

Pada penggalan liriknya “Kata adalah senjata, ketika mulutku di bungkam” merupakan penegasan bahwa setiap manusia berhak menulis kegelisahannya jika tidak dapat menyampaikan secara lisan kepada penguasa.

BACA JUGA : Komitmen Gubernur NTB untul Selesaikan Isu Hutan dan Sampah

Lagu “Bungkam” juga menjadi perwakilan terhadap fenomena era modern dimana sedang maraknya generasi yang pandai dalam menulis segala keluh kesah mereka, namun kesulitan dalam menyampaikan secara lisan. 

Hadirnya lagu “Bungkam” dirasa sangat bisa menjadi penjabaran betapa sebuah karya tulis dapat menjadi media alternatif dalam menyampaikan pendapat. 

Single “BUNGKAM” milik band Tunggang Gunung ini mengajak kita untuk sesekali mencoba menyuarakan ketidakadilan meski hanya lewat tulisan yg tentunya dengan konsekuensi yang perlu di fikirkan lebih matang juga.

“Meski lisan dan tulisan bisa saja menjadi pedang bermata dua bagi diri sendiri namun tetap saja “kata adalah senjata, ketika mulutmu dibungkam,” jelas Sangga.

Tunggang Gunung merupakan Band asal lombok, anggota terdiri dari : Sangga (vocalis asal KLU), Kharisma (Gitaris asal Lombok Tengah), dan Fikhan (Bassist asal KLU). 

BACA JUGA : Harta Karun Bawah Laut, Pemanfaatannya Harus Libatkan Paranormal

Tunggang Gunung merilis lagu ‘Bungkam’ sebagai respon tiap fenomena maupun tragedi sosial dan lingkungan yang dirasakan manusia
TUNGGANG GUNUNG;
Fikhan. Kharisma dan Sangga

Band yang dianggap dekat dengan fenomena sosial ini terbentuk sejak 2015 dan telah merilis album bertajuk “Cermin”, kemudian dalam perjalanan menuju album ke-dua, Tunggang Gunung memulai dengan merilis beberapa single mereka.

Tentunya setiap karya musik Tunggang Gunung tidak lepas dari respon terhadap setiap fenomena dan tragedi sosial maupun lingkungan. fik

 




Pedagang Asongan Merupakan Ujung Tombak Ekonomi

Bank NTB Syariah sebagai BUMD  didorong memberi kesempatan ekonomi mikro dan ultra mikro termasuk pedagang asongan diberi permodalan

MATARAM.LombokJournal.com ~ Pengurus Asosiasi Pedagang Asongan (APA) Provinsi NTB masa bakti 2025 – 2030, dikukuhkan Gubernur NTB, Lalu ,Muhammad Iqbal,  Kamis (06/03/25) bertempat di Hotel Bidari Mataram.

Kehidupan ekonomi yang riil bukanlah perusahaan-perusahaan besar melainkan  pedagang asongan.

BACA JUGA : Tunggang Gunung Rilis “Bungkam”, Tolak Pembungkaman

Di tahun 1998 di kala ekonomi makro mengalami collaps para pedagang kecil asongan atau pedagang informal muncul sebagai pembangkit ekonomi nasional,” ungkap Miq Iqbal sapaan akrab Gubernur NTB dalam sambutannya..

Miq Iqbal tak lupa mengungkapkan kebanggaannya terhadap para pedagang asongan, yang dinilainya sangat bermartabat karena mampu meletakkan tangan mereka di atas tidak selalu dibawah.

“Dengan modal tidak besar mereka mampu tidak hanya menghidupi anggota keluarga namun ikut andil memajukan perekonomian daerah,” katanya.

Menurutnya, ke depan pemerintah harus hadir dan memberikan perhatian lebih pada pedagang asongan. Miq Iqbal akan mendorong Bank NTB Syariah sebagai BUMD memberikan kesempatan pada ekonomi mikro dan ultra mikro termasuk pedangang kecil dan asongan untuk diberikan permodalan untuk pengembangan usaha. 

“Saya ingin Asosiasi Pedagang Asongan membuat koperasi! sesuai arahan presiden yang akan menggalakan 60 ribu koperasi,” kata Miq Iqbal.

Ketua umum Asosiasi Pedagang Asongan (APA) NTB, Kamarudin menyatakan, bahwa kehadiran para pedagang asongan ini merupakan bagian terpenting dalam upaya memajukan pondasi perekenomian masyarakat di tengah maraknya modernisasi di perkotaan.

“Harapannya melalui asosiasi ini, para pedagang asongan bisa lebih sejahtera dan diakui kontribusinya bagi perekonomian daerah,” kata Kamarudin.

BACA JUGA : Harta Karun Bawah Laut, Pemanfaatannya Harus Libatkan Paranormal

Komeng, sapaan akrab Kamarudin menjelaskan bahwa asosiasi ini akan fokus pada beberapa program strategis, seperti pelatihan kewirausahaan, akses permodalan, dan advokasi kebijakan yang berpihak pada pedagang yang bersufar asongan. 

“Kami ingin memastikan bahwa para pedagang ini tidak lagi merasa sulit dalam perizinan serta tidak dipandang sebelah mata, tetapi diakui sebagai bagian penting dari perekonomian daerah,” tambahnya.

Kamarudin juga menambahkan bahwa APA NTB akan fokus pada beberapa program prioritas. Seperti pelatihan kewirausahaan, akses permodalan, serta advokasi terkait regulasi yang berpihak pada pedagang asongan bagi 6720 anggota APA NTB.

“Kedepan tidak ada lagi yang merasa terpinggirkan. Semua harus memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang,” tegasnya.

BACA JUGA : Sinta Aghatia Resmi Jadi Ketua Dekranasda NTB

Acara pelantikan ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara APA NTB dengan beberapa pihak, seperti Bank NTB Syariah dan BPJS Ketenagakerjaan serta Otoritas Jasa Keuangan NTB. ***

 

 




Harta Karun Bawah Laut, Pemanfaatannya Harus Libatkan Paranormal

Menurut MI6, potensi ekonomi dari pengangkatan dan pemanfaatan harta karun bawah laut BMKT sungguh sangat besar

MATARAM.LombokJournal.com ~ Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 mengusulkan agar negara memanfaatkan secara serius harta karun bawah laut, berupa barang muatan kapal tenggelam (BMKT) di dasar laut. 

Harta karun bawah laut yang berasal dari kapal-kapal kuno, baik milik kerajaan Nusantara, kapal dagang asing, maupun armada kolonial tersebut memiliki nilai ekonomi ratusan triliun. Ini bisa menjadi solusi di tengah negara yang tetiba getol melakukan efisiensi.

”Indonesia punya ’brankas’ kekayaan di dasar laut. Saat pendapatan negara sedang seret dan mengharuskan efisiensi sana sini, harta karun bawah laut ini bisa jadi penyelamat kas negara. Tentu harus dikelola dengan cermat, bukan sekadar jadi rebutan,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto di Mataram didampingi Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah dan Dewan Pendiri Mi6, Hendra Kusumah, Kamis (06/03/25).

BACA JUGA : Sinta Agathia Resmi Jadi Ketua Dekranasda NTB

Potensi ekonomi dari pengangkatan dan pemanfaatan harta karun bawah lautsungguh sangat besar

Analis kawakan Bumi Gora yang karib disapa Didu ini menegaskan, harta karun bawah laut BMKT bukan sekadar peninggalan masa lalu. Ini peluang emas untuk mengisi pundi-pundi negara yang sedang butuh tambahan pemasukan.

Didu tak menampik, eksplorasi dan eksploitasi harta karun BMKT ini memang masih menjadi topik kontroversial lantaran melibatkan aspek hukum, budaya, dan lingkungan. 

Namun, Mantan Eksekutif Daerah WALHI NTB dua periode ini menekankan, potensi ekonomi dari pengangkatan dan pemanfaatan harta karun BMKT sungguh sangat besar.

Berdasarkan proyeksi Kementerian Kelautan dan Perikanan, potensi kekayaan harta karun di bawah laut Indonesia ditaksir mencapai 12,7 miliar dollar atau sedikitnya Rp 190 triliun. Kementerian Kebudayaan menyebut, terindikasi ada sedikintya 500 titik kapal karam di laut Nusantara yang memiliki harta karun.

Sejarah mencatat, sejak abad ke-7 hingga abad ke-19, perairan Nusantara telah menjadi kuburan bagi bangkai kapal-kapal yang tenggelam. Antara lain kapal-kapal dagang Cina dari berbagai dinasti, kapal-kapal VOC, Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris, dan juga Jepang. Ribuan kapal mengalami nasib buruk sampai akhirnya karam karena berbagai musabab.

BACA JUGA : Harga Cabai Melambung, Gubernur NTB Beri Perhatian

Didu memberi contoh, kapal Prins Willem Hendrick yang karam di Selat Bangka lantaran menabrak karang. Kapal Belanda itu bertolak dari Siam pada September 1686 dengan membawa 400 penumpang dan 400 ribu koin emas. Dalam musibah ini, hanya enam awak yang selamat, tetapi harta karun berupa 400 ribu koin emas masih misteri dan berada di dasar laut bersama bangkai kapal.

“Daripada dibiarkan atau dijarah pihak asing, harta karun laut Nusantara bisa dikelola jadi sumber pendapatan negara. Sejarah tetap terjaga, ekonomi pun bergerak,” ucap Didu.

Bentuk Task Force

Terpisah, Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah menekankan, tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana memastikan pemanfaatan harta karun BMKT tersebut dikelola dengan baik. Hal ini sangat penting karena potensi ini bisa hilang karena penjarahan ilegal atau terbengkalai tanpa memberikan manfaat bagi negara.

Oleh karena itu, Lalu Athari mengusulkan agar negara membentuk Task Force khusus, yang tugasnya memastikan eksplorasi dan eksploitasi harta karun BMKT dilakukan secara legal, berkelanjutan, dan menguntungkan bagi negara.

“Mengapa perlu Task Force? Untuk mencegah penjarahan oleh pihak asing. Tanpa pengawasan ketat, harta  karun bawah laut ini sering menjadi sasaran pemburu harta karun ilegal. Task Force bisa bertugas melakukan patroli, investigasi, dan menindak tegas praktik eksploitasi ilegal,” tandas Athari

Selain itu, keberadaan Task Force ini akan menjadikan negara bisa memastikan bahwa hasil dari lelang artefak masuk ke kas negara, bukan ke oknum tertentu. Pada saat yang sama, Task Force juga bisa berperan dalam menyusun kebijakan yang seimbang antara eksploitasi ekonomi dan pelestarian sejarah serta lingkungan laut.

Sebab, kata Athari, selain mendatangkan ekonomi dengan menjual artefak, harta karun bawah laut berupa kapal karam bisa menjadi objek wisata bawah laut dan juga sumber penelitian. Dengan begitu, manfaat ekonominya bisa berkelanjutan.

Libatkan Paranormal

Selain itu, kemitraan yang luas sangat diperlukan dalam upaya eksplorasi dan eksploitasi harta karun BMKT mampu memberi kemanfaatan besar. Kemitraan itu sambung Dewan Pendiri Mi6, Hendra Kusumah akan memungkinkan partisipasi para pihak yang diorganisir secara serius oleh negara.

Salah satu unsur yang perlu dilibatkan dalam Task Force harta karun bawah laut ini kata Hendra adalah komunitas paranormal

BACA JUGA : Titik Tengah, Posisi Ideal Antara Dua Ekstrem

Ia  menegaskan, paranormal memiliki clairvoyance atau penglihatan jauh. Memungkinkan mereka bisa “melihat” lokasi tersembunyi atau peristiwa yang telah terjadi.

Paranormal juga memiliki kemampuan psychometry, yakni kemampuan membaca energi dari benda tertentu. Termasuk artefak sejarah. Selain itu, mereka juga memiliki telepati, yakni sebuah kemampuan membaca pikiran atau menerima pesan dari entitas lain.

Hendra menegaskan, sejumlah negara barat bahkan melibatkan komunitas paranormal untuk memecahkan sejumlah kasus-kasus penyelidikan yang pelik. Di Amerika Serikat misalnya, bagaimana paranormal yang memiliki kemampuan telepati pernah dilibatkan dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian. Bahkan dalam banyak kasus di negara barat, keyakinan pada paranormal telah memberikan motivasi atau arah baru dalam berbagai proses penyelidikan.

“Jangan pernah lupa, alam ini menyimpan rahasia. Mungkin saatnya negara memberi ruang bagi kemampuan di luar nalar. Paranormal adalah jembatan untuk mengungkapnya,” tandas Hendra 

Selanjutnya didu yakin, kemampuan dari paranormal tersebut akan bisa dipadupadankan dengan kemampuan teknologi modern seperti sonar pemindaian samping, detektor logam bawah air, dan pemetaan batimetri untuk memastikan penemuan objek di dasar laut semakin akurat.

“Manakala teknologi memiliki batas, tidak ada yang keliru jika mulai melibatkan kekuatan di luar batas,” tutup Didu. (*)

 




Sinta AgathIa Resmi Jadi Ketua Dekranasda NTB 

Ketua Dekranasda NTB, Ibu Sinta Agatha memiliki peran penting dalam menggerakkan UMKM di daerah 

MATARAM.LombokJournal.com ~ Isteri Gubernur NTB, Ibu Sinta Agatha Soedjoko resmi dilantik menjadi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTB periode 2025-2030 di Istana Wakil Presiden.di Jakarta, Senin  (04/03/25).  

BACA JUGA : Harga Cbai Melambvung, Gubernur NTB Beri Perhatian Khusus

bu Sinta Agatha Soedjoko resmi dilantik menjadi Ketua Dewan Kerajinan Nasional

Menggunakan kebaya dan jilbab putih, Ibu Sinta Agatha dilantik langsung oleh Ketua Umum Dekranasda, Ibu Selvi Gibran Rakabuming. Pelantikan tersebut diikuti oleh 33 Ketua Dekranasda dari provinsi lainnya di Indonesia. 

Acara pelantikan itu juga dirangkaikan dengan acara buka puasa bersama dan peringatan Hari Ulang Tahun Dekranas ke-45 tahun 2025.

Ketua Umum Dekranas, Ibu Selvie Gibran dalam sambutannya mengingatkan, pentingnya peran Dekranasda di setiap daerah. Yakni membina dan mendampingi UMKM agar mampu berkembang dan menembus pasar nasional maupun internasional.

BACA JUGA : Komitmrn Gubernur NTB Selesaikan Isu Hutan dan Sampah

Selvie Gibran saat itu mengatakan, para Ketua Dekranasda Provinsi memiliki peran penting dalam menggerakkan UMKM di daerah masing-masing. 

“Kita harus memastikan mereka mendapatkan pembinaan yang tepat, sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai jual tinggi dan dapat bersaing di berbagai tingkatan,” ujarnya dalam acara pelantikan 34 Ketua Dekranasda Provinsi di Auditorium Sekretariat Wakil Presiden.

Sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan UMKM sebagai pilar utama perekonomian nasional, Dekranasda Lampung di bawah kepemimpinan Wulan Mirza diharapkan mampu menghadirkan program konkret yang semakin memperkuat ekosistem UMKM di Lampung. 

BACA JUGA : Titik Tengah, Posisi Ideal Antara Dua Ekstrem

Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Lampung diharapkan semakin dikenal sebagai daerah dengan produk unggulan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. nov/opk

 

 




Harga Cabai Melambung, Gubernur NTB Beri Perhatian Khusus

Pemrov NTB akan mencari penyebab melambungnya harga cabai, apakah permasalahan di distributor atau di pihak petani

MATARAM.LombokJournal.com ~ Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, S.IP., M.Si, mengungkapkan Pemerintah Provinsi NTB akan memberikan perhatian khusus terhadap lonjakan harga cabai yang tengah terjadi.

BACA JUGA : Komitmen Gubernur NTB Selesaikan Isu Hutan dan Sampah

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Miq Iqbal selepas mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkai dengan Akselerasi Sertifikasi Produk Halal bersama Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia, di Command Center Kantor Gubernur NTB, Selasa (04/03/25) 

“Kita sudah rapat pendahuluan kemarin dan kita akan berikan perhatian khusus masalah cabai ini,” jelas Miq Iqbal, sapaan Gubernur. 

Perhatian khusus terkait lonjakan harga itu, dijelaskan Miq Iqbal, berupa intervensi pasar yang akan dilakukan Pemprov NTB. 

BACA JUGA : Titik Tengah, Posisi Ideal Antara Dua Ekstrem 

Pemrov NTB akan mencari penyebab melambungnya harga cabai, apakah permasalahan terjadi di distributor atau di pihak petani. Setelah menemukan akar masalahnya, Pemprov NTB akan bergerak cepat memberikan bantuan, termasuk memberikan subsisdi harga jika diperlukan. 

“Semoga ini hanya anomali saja, kita akan melihat lebih jauh situasinya,” tutur Gubenur. 

Karena baru berkantor dua hari, Miq Iqbal meminta waktu untuk mengkaji lebih dalam situasi yang tengah terjadi. 

Dinas-dinas terkait, seperti Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan, telah diminta berkontribusi secara lebih aktif untuk menyelesaikan lonjakan harga yang tengah terjadi

BACA JUGA : Reses Wakil Ketua DPRD Lobar, Siap Perjuangkan Kesejahteraan

“Mari berpuasa dengan tenang. InsyaAllah masalah harga cabai akan diselesaikan,” tandasnya. nov/opk

 




Komitmen Gubernur NTB Selesaikan Isu Hutan dan Sampah

Selain menyampaikan komitmen selesaikan isu hutan dan sampah, Gubernur NTB menegaskan pentingnya menyelesaikan kebersihan lingkungan sekitar

MATARAM.LombokJournal.com ~ Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhammad Iqbal menegaskan komitmen untuk menyelesaikan dengan cepat terkait isu hutan dan sampah di Provinsi NTB, hal ini disampaikan saat meninjau Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, Selasa (04/03/25).

BACA JUGA: Harga Cabai Melambung, Gubernur NTB Beru Perhatian Khusus

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhammad Iqbal menegaskan komitmen menyelesaikan dengan cepat isu hutan dan sampah

“Ini sebagai bentuk komitmen saya, semua kebijakan yang kita buat akan berwawasan lingkungan, sehingga urusan lingkungan tidak boleh dilokalisasi jadi urus Dinas LHK saja, tetapi semua visi misi dan program harus berwawasan lingkungan, terutama terkait urusan hutan dan sampah, yang harus kita coba ikhtiarkan untuk selesaikan secepat mungkin,” jelasnya.

Selain itu, Miq Iqbal menekankan agar kebersihan lingkungan kerja harus diperhatikan dengan lebih baik, sehingga memberikan pelayanan masyarakat dan kenyamanan bagi seluruh pegawai. 

BACA JUGA : Titik Tengah, Posisi Ideal di Antara Dua Ekstrem

“Jangan sampai kita mengurusi lingkungan, tetapi lingkungan sekitar tidak diperhatikan, karena lingkungan yang bersih dan sehat tentu akan menghasilkan pekerjaan yang baik,” ungkapnya. 

Terkait dengan kesejahteraan di lingkup Pemerintah Provinsi NTB, Miq Iqbal ingin memperbaiki situasi pemerintahan, mulai dari memperhatikan kesejahteraan pegawai.

“Saya ingin memperbaiki situasi pemerintah di NTB dan kesejahteraan teman – teman  menjadi tujuan utama saya, semua butuh waktu dan kolaborasi bersama,” pungkasnya. 

BACA JUGA : Safari Ramadhan, Ajang Silayurahmi dan Syukuran Pimpinan Daerah

Pada kesempatan tersebut, Miq Iqbal mengunjungi seluruh Bidang di Dinas LHK, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Balai Pengelolaan Aliran Sungai, Balai Laboratorium Lingkungan Dinas LHK Provinsi NTB. ***

 

 

 




Titik Tengah, Posisi Ideal Antara Dua Ekstrem

Aristoteles juga membahas konsep “titik tengah” sebagai prinsip yang dapat membantu untuk mencapai keadilan dan kesempurnaan dalam pemerintahan

titik tengah antara keadilan yang berlebihan (keadilan yang tidak rasional) dan ketidakadilan yang berlebihan (ketidakadilan yang tidak rasional)
Catatan : Agus K. Saputra

lombokjournal.com ~ Pemikiran atau pun gagasan, sudah menjadi suratan, membawa dampak bagi orang lain. Dengan dua formula hasil yang mudah sekali ditebak. Diterima mutlak dan atau ditolak habis-habisan. Relevan kalau kemudian kita membicarakan titik tengah

BACA JUGA : Gubernur NTB Hari Senin Mulai Aktif Berkantor

Pilihan diterima atau ditolak ini malah membawa kerumitan yang indah. Mengapa? Premis sederhananya adalah berlarut-larutnya argumen pada masing-masing pihak. 

Bukan berarti di kubu “diterima” tidak ada kerumitan yang indah. Hanya saja jembatannya seperti sudah tersedia. Sehingga bisa saling bertemu “segagasan”.

Itulah, selalu ada titik tengah, dalam hal ini. Intensitas komunikasi dan saling memberi sudut pandang merupakan rangkaian komitmen yang dilaksanakan bersama. inilah kutub yang sangat manusiawi.

Oleh karenanya, setiap karya selesai bahkan mati, begitu menjadi milik publik. Proses “kehidupan” selanjutnya ada di tangan mereka. Tentu saja dengan pilihan yang ada. Diterima atau ditolak.

Makanya tak heran, jika Titus Maccius Plautus mencetuskan ajimat sakti “homo homini lupus” (dipopulerkan Thomas Hobbes, 1651). “Manusia adalah serigala bagi manusia lain, ketika dia belum menemukan jati dirinya seperti apa”.

Bagaimana halnya jika kita tarik ke soal bernegara? Ada empat diskursus yang melatarinya. 

Pertama , meminjam Hobbes, manusia dalam pemenuhan kepentingannya akan selalu berkonflik satu sama lain. Dengan begitu manusia akan menumpahkan darah manusia lain untuk memenuhi kepentingannya. 

Namun di sisi lain, manusia takut binasa karena keadaan tersebut. Manusia memahami dalam lingkungannya selalu ada yang lebih kuat daripada dirinya, sehingga suatu saat dia akan binasa pula. 

BACA JUGA : Reses Wakil Ketua DPRD Lobar, Siap Perjuangkan Kesejahteraan 

Oleh karena itu, manusia melakukan kontrak sosial untuk membentuk pengatur masyarakat yang dalam karya  Hobbes digambarkan sebagai sebuah raksasa (leviathan). Pengatur tersebut adalah yang pada saat ini kita kenal sebagai negara.

Selanjutnya ini adalah beberapa konsep utama tentang negara menurut Thomas Hobbes:

1.Keadaan Alam 

Hobbes percaya bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk yang egois dan kompetitif. Dalam keadaan alam, manusia hidup dalam keadaan “perang semua melawan semua” (bellum omnium contra omnes), di mana setiap orang berusaha untuk mempertahankan diri dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

2.Kontrak Sosial

Untuk menghindari keadaan alam yang tidak stabil dan berbahaya, manusia membuat kontrak sosial dengan membentuk negara. Kontrak sosial ini adalah perjanjian antara individu untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada negara dalam pertukaran untuk keamanan dan perlindungan.

3.Negara Absolut 

Bagi Hobbes, negara harus memiliki kekuasaan absolut untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Negara harus memiliki monopoli kekuasaan untuk membuat dan menegakkan hukum, serta untuk mempertahankan diri dari ancaman luar.

4.Souveren 

Hobbes menggunakan istilah “soveren” untuk menggambarkan negara yang memiliki kekuasaan absolut. Souveren adalah satu-satunya entitas yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menegakkan hukum, serta untuk mempertahankan diri dari ancaman luar.

5.Kewajiban Warga Negara 

Menurut Hobbes, warga negara memiliki kewajiban untuk patuh pada hukum dan perintah negara. Warga negara juga harus siap untuk mempertahankan negara dari ancaman luar.

Ringkasnya, konsep negara menurut Thomas Hobbes adalah sebuah entitas yang memiliki kekuasaan absolut untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. 

Negara dibentuk melalui kontrak sosial antara individu, dan warga negara memiliki kewajiban untuk patuh pada hukum dan perintah negara.

Lantas di mana titik tengahnya? Saya kira Hobbes tidak mendukung konsep titik tengah dalam politik, jika ditinjau berdasarkan pandangannya tentang negara dan kekuasaan.

Karena, sekali lagi menurut Hobbes, negara harus memiliki kekuasaan absolut untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Ia percaya bahwa kekuasaan yang terlalu terbagi atau terlalu lemah akan menyebabkan kekacauan dan perang.

Kedua , dalam bukunya “Etika Nikomakhea”, Aristoteles membahas tentang konsep “titik tengah” (dalam bahasa Yunani, “meson”) sebagai prinsip etika yang penting.

Menurut Aristoteles, titik tengah adalah posisi yang ideal antara dua ekstrem yang berlawanan. Ia percaya bahwa titik tengah ini dapat dicapai melalui proses pemikiran yang rasional dan pengalaman yang luas.

Aristoteles memberikan contoh tentang titik tengah dalam beberapa aspek kehidupan, seperti: 

  • Keberanian: titik tengah antara keberanian yang berlebihan (keberanian yang tidak rasional) dan ketakutan yang berlebihan (ketakutan yang tidak rasional).
  • Kemurahan hati: titik tengah antara kemurahan hati yang berlebihan (kemurahan hati yang tidak rasional) dan ketidakpedulian yang berlebihan (ketidakpedulian yang tidak rasional).
  • Keadilan: titik tengah antara keadilan yang berlebihan (keadilan yang tidak rasional) dan ketidakadilan yang berlebihan (ketidakadilan yang tidak rasional).

Aristoteles percaya bahwa titik tengah ini dapat dicapai melalui proses pemikiran yang rasional dan pengalaman yang luas. Ia juga percaya bahwa titik tengah ini dapat membantu individu untuk mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup.

Dalam konteks politik, Aristoteles juga membahas tentang konsep “titik tengah” sebagai prinsip yang dapat dapat membantu untuk mencapai keadilan dan kesempurnaan dalam pemerintahan. Ia percaya bahwa titik tengah ini dapat dicapai melalui proses pemikiran yang rasional dan pengalaman yang luas, serta melalui kerjasama dan dialog antara individu dan kelompok yang berbeda.

Ketiga , dalam pandangan pemikir islam, titik tengah bernegara (al-wasat al siyasi) memiliki beberapa karakteristik yang penting, yaitu:

  1. Keseimbangan antara kekuasaan dan keadilan 

Pemikir Islam seperti Al-Mawardi dan Ibn Khaldun menekankan pentingnya keseimbangan antara kekuasaan dan keadilan dalam bernegara. Mereka berpendapat bahwa kekuasaan harus digunakan untuk menjaga keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat.

  1. Moderatisme dalam pemerintahan 

Al-Ghazali dan Ibn Taymiyyah menekankan pentingnya moderatisme dalam pemerintahan. Mereka berpendapat bahwa pemerintahan harus menghindari ekstremisme dan fanatisme dalam membuat keputusan.

  1. Kepentingan umum di atas kepentingan pribadi 

Ibn Khaldun dan Al-Mawardi menekankan pentingnya memprioritaskan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dalam bernegara. Mereka berpendapat bahwa kepentingan umum harus menjadi prioritas utama dalam membuat keputusan.

  1. Keadilan sosial dan ekonomi 

Ibn Khaldun dan Al-Ghazali menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi dalam bernegara. Mereka berpendapat bahwa pemerintahan harus memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang sama kepada sumber daya dan kesempatan.

Dalam pandangan pemikir Islam tersebut, titik tengah bernegara memiliki beberapa manfaat, seperti:

  •  Mencegah ekstremisme dan fanatisme dalam pemerintahan
  •  Memastikan keadilan sosial dan ekonomi dalam masyarakat
  •  Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan warga negara terhadap pemerintahan
  • Membuat pemerintahan lebih efektif dan efisien dalam membuat keputusan.

Keempat , adakah titik temunya dengan pandangan tentang trias politika? Trias politika, sebagaimana kita ketahui adalah konsep yang dikembangkan oleh Montesquieu, seorang filsuf Perancis, yang menyatakan bahwa kekuasaan negara harus dibagi menjadi tiga cabang, yaitu:

  1. Kekuasaan Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat)
  2. Kekuasaan Eksekutif (Presiden atau Perdana Menteri)
  3. Kekuasaan Yudikatif (Mahkamah Agung)

Trias politika bertujuan untuk mencegah kekuasaan absolut dan memastikan bahwa kekuasaan negara tidak terkonsentrasi pada satu orang atau kelompok.

Dalam konteks titik tengah, trias politika dapat dianggap sebagai bagian dari konsep tersebut. Hal ini karena trias politika memastikan bahwa kekuasaan negara tidak terkonsentrasi pada satu titik, sehingga mencegah ekstremisme dan memastikan bahwa kekuasaan negara digunakan secara adil dan proporsional.

Dalam pandangan pemikir Islam, trias politika juga dapat dianggap sebagai bagian dari konsep titik tengah, karena memastikan bahwa kekuasaan negara tidak terkonsentrasi pada satu orang atau kelompok, sehingga mencegah ekstremisme dan memastikan bahwa kekuasaan negara digunakan secara adil dan proporsional.

BACA JUGA : Danantara, Super Holding Optimalkan Pengelolaan Asset Negara 

Namun, perlu diingat bahwa trias politika dan titik tengah adalah dua konsep yang berbeda, meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa kekuasaan negara digunakan secara adil dan proporsional.

Begitulah, titik tengah memiliki makna yang penting. “Dan demikianlah Kami menjadikan kamu umat yang moderat (al-wasat) agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas kamu.” (QS. Al-Baqarah:143)  

#Akuair-Ampenan, 03-03-2025

 

 




Gubernur NTB Hari Senin Mulai Aktif Berkantor 

Gubernur NTB menekankan pentingnya mengenal para pejabat Eselon 2 dan memahami peran mereka dalam pemerintahan

MATARAM.LombokJournal.com ~ Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, S.IP., M.Si., mulai aktif berkantor di Sekretariat Daerah Provinsi NTB pada Senin (03/03/25). 

BACA JUGA : Titik Tengah, Posisi Ideal Antara Dua Ektrem 

Gubernur menekankan pentingnya mengenal para pejabat Eselon 2 dan memahami peran mereka dalam pemerintahan

Dalam kunjungan perdananya, Gubernur meninjau beberapa lokasi strategis, termasuk ruang kerja Gubernur, Gedung Graha Bhakti Praja, dan Biro Pengadaan Barang dan Jasa. 

Usai peninjauan, Gubernur bersama Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri, S.E., M.I.P., bertemu dengan pejabat Eselon 2 lingkup Pemerintah Provinsi NTB di Ruang Rapat Anggrek.

“Ini pertama kalinya saya masuk kantor Gubernur. Saya gak akan ngasih briefing panjang lebar hari ini. Nanti saya akan memberikan arahan lebih mendetail setelah serah terima jabatan, termasuk menyampaikan instruksi dan arahan dari para menteri, terutama dari Pak Prabowo yang memberikan arahan panjang lebar,” ujar Gubernur.

BACA JUGA : Safari Ramadhan, Ajang Silaturahmi dan Syukuran Pimpinan Daerah

Pada pertemuan tersebut, Gubernur menekankan pentingnya mengenal para pejabat Eselon 2 dan memahami peran mereka dalam pemerintahan. 

“Yang penting hari ini saya mau kenalan. Saya mau dengar langsung dari teman-teman, siapa yang menangani apa, supaya saya kenal satu per satu,” katanya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., yang telah menjaga roda pemerintahan selama kegiatan retret di Magelang. 

“Terima kasih Pak Sekda sudah menjalankan roda pemerintahan selama masa kegamangan ini. Setelah pelantikan, kami langsung ke Magelang, jadi belum sempat memberikan arahan-arahan,” ungkapnya.

Setelah pertemuan tersebut, Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekda mengunjungi Command Center UPTD Pusat Layanan Digital Diskominfotik. Gubernur menegaskan bahwa seluruh kebijakan yang diambil akan berbasis data

BACA JUGA : Reses Wakil Ketua DPRD Lobar, Siap Perjuangkan Kesejahteraan

“Saya berharap fungsi dashboard dari Command Center semakin dikuatkan, agar setiap keputusan yang kita ambil benar-benar didukung oleh data yang akurat,” pungkasnya. *** 

 

 




Retret Kepala Daerah se Indonesia Resmi Ditutup

Usai penutupan retret Kepala Daerah se Indonesia, Gubernur NTB menyampaikan komitmennya mendukung arahan Presiden Prabowo majukan Indonesia dan NTB

MAGELANG.LombokJournal.com ~ Presiden RI Prabowo Subianto saat penutupan retret Kepala Daerah se Indonesia menekankan pentingnya kekompakan, hilirisasi, industrialisasi, serta semangat patriotisme dan nasionalisme sebagai kunci percepatan pembangunan daerah dan kemakmuran rakyat. 

BACA JUGA : Safari Ramadhan Ajang Silaturahmi dan Syukuran Kepala Daerah

Wagub NTB, Indah Damayanti

Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2025 yang berlangsung di Kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, resmi ditutup pada Jumat (28/02/25).

Para Kepala Daerah yang telah mengikuti kegiatan ini selama delapan hari mengaku mendapatkan banyak wawasan dan inspirasi yang dapat diterapkan di daerah masing-masing.

Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, S.IP., M.Si., seusai penutupan retret menyampaikan komitmennya dalam mendukung arahan Presiden untuk memajukan Indonesia, khususnya NTB.

BACA JUGA : Silaturahmi Gubernur NTB dan Wagub Bersama Kepala Daerah

Ia menegaskan bahwa kesamaan visi dan semangat berkorban menjadi faktor penting dalam mewujudkan kemajuan daerah dan bangsa.

“Intinya satu, kita harus maju. Mulai dari pusat sampai daerah, kita harus punya pikiran yang sama, yaitu memajukan Indonesia. Pengorbanan apa pun yang dibutuhkan untuk memajukan Indonesia, memajukan NTB, harus kita lakukan. Semua harus berkorban, semua harus berjuang bersama,” tegas Miq Iqbal sapaan Gubernur NTB, usai penutupan retret Kepala Daerah di Magelang.

Hal yang sama disampaikan oleh Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri, S.E., M.I.P., yang berharap hasil dari retret ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. 

BACA JUGA : Reses Wakil DPRD Lombok Barat, Siap Perjuangkan Kesejahteraan

“Hari ini kita sudah mengikuti arahan Presiden sekaligus menutup secara resmi kegiatan. Kita berharap apa yang kita pelajari bermanfaat untuk masyarakat kita di wilayah masing-masing,” katanya. ***