MEMBERI UANG ORANG MISKIN, Membuat Malas? Salah

 

pengemis2
foto ilustrasi

Lombokjurnal.com

Benarkah uang pemberian Cuma-cuma pada orang miskin membuat mereka malas. Benarkah? Salah. Untuk mendapat uang, orang harus bekerja? Memang. Bagaimana kalau pekerjaan tidak ada? Berikan bantuan uang untuk tunawisma. Benar? Benar.

Beberapa cerita yang terjadi di mancanegara di bawah ini membuktikan, pemberian bantuan tunai langsung manfaatnya sangat besar bagi orang miskin. Baru-baru ini Pemerintah Ontario mengirimi warganya cek bulanan untuk menutupi biaya hidup seperti makanan, transportasi, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Uang bantuan langsung (yang cukup) tanpa ikatan, sangat membantu orang miskin. Ini membantu menurunkan kesenjangan, menurunkan kematian balita, mengurangi perkawinan dini dan kehamilan remaja, mengurangi tingkat kejahatan, tingkat penyelesaian sekolah lebih baik, derajat kesehatan membaik, dan berpengaruh meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tapi jangan percaya begitu saja. Coba ikuti cerita di bawah ini.

Manitoba, Kanada

Melalui Mincome, program pertama yang ada di Amerika Utara, antara tahun 1974 dan 1979 pemerintah federal dan provinsi memberikan uang kepada tiap orang dari keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Dauphin. Program ini dimaksudkan mengevaluasi, bila pemerintah memberikan pendapatan tahunan pada keluarga miskin, benarkah akan membunuh motivasi orang untuk bekerja? Ternyata tidak.

Sebaliknya, selama lima tahun, kemiskinan benar-benar menurun drastis. Usia perkawinan dini menurun signifikan, dan tingkat kelahiran turun. The Mincome Kohort memiliki catatan, dengan program itu angka putus sekolah juga turun.

Bantuan itu justru mendorong orang miskin kreatif mencioptakan lapangan kerja sendiri. Pencari, para buruh wanita menggunakan bantuan itu selama cuti hamil, sehingga kualitas hidup mereka membaik. Kalangan muda menggunakan bantuan itu untuk melakukan kegiatan tambahan belajar. Angka orang sakit menurun sebesar 8,5%

“Orang yang miskin karena mereka tidak memiliki cukup uang.Memberi mereka uang adalah cara yang bagus untuk mengurangi masalah.”
GAVIN JAMES

pengemis3
foto ilustrasi

Alaska, Amerika Serikat

Alaska memberikan bantuan uang tanpa ikatan sejak tahun 1982. Tiap tahun, negara bagian Alaska memberikan masing-masing warganya uang ratusan dan ribuan dolar, tanpa pamrih. Seriuskah ini? Iya nih.

ALASKA PERMANENT FUND didirikan pada tahun 1976 untuk mengamankan sebagian dari semua uang hasil kekayaan minyaknya, untuk kepentingan generasi mendatang. Pada tahun 1980, dividen Permanent Fund dialokasikan untuk membayar sebagian “Dana Permanen” yang dikelolanya untuk memberi bantuan warganya. Pembayaran pertama, dari $ 1.000 untuk setiap warga negara, dibuat pada tahun 1982. Dana terus berkembang, dan pada tahun 1998, pendapatan dari Dana itu melampaui pendapatan minyak negara.

Pada tahun 2014, laba bersih dari dana itu $ 6800000000 (enam milyar delapan ratus juta), dividennya dibagikan masing-masing $ 1.884 untuk 640.000 warga, meskipun terjadi penurunan pendapatan minyak. Pada 2015, pembayaran untuk setiap pria, wanita, dan anak melampaui $ 2.000. Pada Februari 2015, upah per kapita Alaska merupakan yang tertinggi di Amerika Serikat, Ternyata program bantuan untuk orang miskin ini mengurangi kesenjangan sosial. Alaska tercatat sebagai negara bagian yang ‘ketimpangan pendapatan’ warganya terendah Utah. Dan merupakan salah satu Negara bagian yang terkaya per kapita.

Namibia, Afrika

Dasar Pendapatan Hibah Koalisi (dipimpin Dewan Gereja, Serikat Pekerja Nasional Namibia, Forum LSM Namibia, Dewan Pemuda Nasional dan Jaringan Namibia AIDS Layanan Organisasi) melakukan proyek percontohan bantuan orang miskin selama dua tahun. Pelaksanaan proyek bantuan antara tahun 2007 dan 2009, berlangsung di Otjivero- Omitara, area pedesaan berpenghasilan rendah.

930 penduduk menerima pembayaran bulanan dari 100 Dolar Namibia. Bantuan itu termasuk kecil. Tapi hasilnya mengejutkan: jumlah balita kekurangan gizi menurun dari 42% menjadi 10%. Angka putus sekolah yang semula turun 40% turun menjadi hampir 0%. Jumlah usaha kecil meningkat, karena daya beli penduduk meningkat, sehingga menciptakan pasar untuk produk-produk baru.

London, Inggris
Pada bulan Mei 2009, sebuah badan amal setempat memutuskan memberikan uang – masing-masing sebanyak £ 3000 tanpa ikatan – dari 13 pemuda miskin yang telah hidup lama di jalanan. Tidak, tidak ada ‘pemuda mujur’ yang membelanjakan uang mereka untuk alkohol, obat-obatan atau perjudian. Setahun kemudian, 11 dari 13 pemudan itu mulai meningalkan dunia jalanan.

Mereka mulai membuat rencana untuk masa depan, berhubungan kembali dengan keluarga, mengembangkan keterampilan hidup mandiri (seperti memasak dan membayar tagihan), dan mengatasi masalah kesehatan dan penyalahgunaan narkoba. Total belanja pada tahun pertama rata-rata £ 794 per orang, bandingkan dengan jumlah bantuan masing-masing sebesar £ 3.000.

India

Pada tahun 2010, Penghasilan Dasar parsial diperkenalkan di India. Skema proyek percontohannya didukung UNICEF. Selama satu tahun, setiap pria, wanita, dan anak di delapan desa di negara bagian Madhya Pradesh, diberikan bantuan uang bulanan. Semula jumlahnya 200 Rupee India untuk tiap orang dewasa dan 100 Rupee India untuk tiap anak,.

Kemudian dinaikkan 300 Rupee untuk orang dewasa dan 150 Rupee untuk anak-anak. Selama 12 bulan percobaan itu, terjadi peningkatan standar hidup dan pembangunan ekonomi berbasis masyarakat. Banyak penerima menggunakan uang itu untuk memperbaiki rumah mereka, jamban, dinding dan atap, dan mengambil tindakan terhadap malaria, perbaikan gizi ditingkatkan. Kesehatan lebih baik menyebabkan anak-anak rajin ke sekolah, dan orang tua meningkat kinerjanya.

Kenya
Bernard Omondi, tinggal di sebuah desa Kenya kecil adalah buruh dan penghasilannya sekitar $ 2 sehari ketika kalau bekerja. Kalau tidak kerja, dua putranya akan kelaparan. Pada tahun 2012, Omondi bangun karena menerima kabar gembira. Belakangan, ia bercerita kepada wartawan The New York Times yang mewancarainya, “Ketika saya melihat pesan, aku melompat. Istri saya terkejut dan bertanya, ‘Bernard, ada apa itu? “Aku bilang aku baru saja diberikan bantuan $ 500 tanpa ikatan.” Untuk Omondi, angka sebesar gaji hampir satu tahun.

Siapakah yang memberinya uang itu?
BERIKAN LANGSUNG, sebuah organisasi nirlaba yang membantu warga yang hidup dalam kemiskinan ekstrim di Kenya dan Uganda, mentransfer tunai bersyarat kepada mereka melalui ponsel.

Beberapa bulan kemudian, Omondi memperoleh penghasilan $ 6 sampai $ 9 per hari berkeliling dengan ‘Bajai Boxer’ barunya. Kendaraan bermotor produk India itu menjadi bisnis Omondi untuk menyediakan transportasi bagi warga setempat. Dia tidak sendirian. Banyak orang miskin seperti dirinya yang memperoleh bantuan tanpa ikatan. Mereka menggunakan untuk memperbaiki rumah mereka dan mulai membuka usaha kecil-kecilan.

Di-Indonesiakan: Roman Syair (AnonHQ.com)




Kunjungan Dirut ITDC

lombokjurnal.com

gubernur dan direktur ITDC
Gubernur NTB, DR TGH M Zainul Majdi saat menerima kunjungan Direktur Utama (Dirut) ITDC Abdulbar M. Mansoer beserta rombongan

Perkembangan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort disampaikan Direktur Utama (Dirut) ITDC Abdulbar M. Mansoer beserta rombongan kepada Gubernur NTB, DR TGH M Zainul Majdi di ruang kerjanya, Kamis (10/3/2016).

Dalam kunjungan itu disampaikan rencana pembangunan KEK Mandalika saat ini, antara lain: pembangunan jalan di sekitar kawasan sepanjang ± 4 km, pembangunan kantor Mandalika Resort, Penataan Pantai Kuta, Pembangunan Danau Buatan, dan Pembangunan Masjid.

KEK Mandalika Resort akan dibangun dengan konsep Beachwalk, sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan pantai sekaligus berbelanja. Masjid akan dibangun di sekitar Pantai Kuta dengan kapasitas 1.000 jamaah.

“Peletakan batu pertama akan dilaksanakan pada bulan Juni 2016 dengan desain menggunakan referensi Masjid Tua Bayan,” ujar Abdulbar M Mansoer.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur ingin pembangunan KEK Mandalika Resort segera direalisasi. Apalagi pembangunan KEK tersebut sudah mendapat dukungan penuh dari Presiden RI Joko Widodo.

Gubernur setuju pembangunan masjid di Pantai Kuta menggunakan desain masjid tua yang ada di NTB. Sehingga, wisatawan yang berkunjung ke masjid itu akan disuguhi keindahan yang menonjolkan seni lokal yang ada di NTB.

” Saya juga ingin di tembok masjid ada kaligrafi sehingga budaya lokal bercampur dengan seni budaya islam,” kata gubernur.

Ka-eS (Humas Prov NTB)




3 Kapal Perikanan Asing (KIA) ilegal Asal Malaysia Ditangkap

lombokjurnal.com

tiga kapal
3 kapal perikanan asing (KIA) ilegal asal Malaysia yang ditangkap

Tindakan tegas ditunjukkan Konsistensi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memerangi illegal fishing. 3 kapal perikanan asing (KIA) ilegal asal Malaysia ditangkap di perairan teritorial Selat Malaka oleh Kapal Pengawas (KP) Hiu 14 dan Hiu 15, Kamis, (3/3).

Sikap konsisten yang ditunjukkan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memerangi illegal fishing itu, untuk mewujudkan kedaulatan dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan informasi yang diterima, kapal yang ditangkap yaitu 1). KM.PKFB 1512 TS (GT 37, ABK 4 org ); 2). KM.KHF 1917 TS (GT 47, ABK 4 org) dan 3). KM.SLFA 4625 (GT 37, ABK 5).

Ketiga kapal tersebut tertangkap tangan saat sedang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) tanpa dilengkapi dokumen-dokumen perizinan kegiatan penangkapan ikan dari Pemerintah RI dan penggunaan alat penangkap ikan terlarang (Trawl).

Kapal-kapal penangkap ikan tersebut sementara diduga melanggar Pasal 93 ayat (2) jo Pasal 27 (2) UU No. 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp. 20 milyar.

Selanjutnya, terhadap 13 ABK dan 3 KIA Malaysia tersebut dikawal oleh KP Hiu 15 ke Satuan Kerja PSDKP Batam, untuk menjalani proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan.
(KKPNews),




HANYA LULUSAN SMP, Menteri Susi Memberi Kuliah di Harvard

lombokjurnal.com

?????????????????????????????????????????????????????????
Menteri Susi memberi kuliah umum sebagai dosen tamu kehormatan di Harvard University, Senin malam

Pendidikan formal rendah, tak menjadi halangan terus maju. Meski hanya lulusan SMP, dengan percaya diri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi kuliah umum sebagai dosen tamu kehormatan di universitas terkemuka di Amerika Serikat yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University.

 

Sejak diumumkan duduk dalam jajaran kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla, mulai diketahui luas pendidikan Menteri Susi. Karena tak menyelesaikan pendidikan menengah atas, atau hanya mempunyai ijasah SMP, banyak kalangan mempertanyakan kapabilitas Menteri Susi.

Tapi pengusaha perikanan sukses pemilik Susi Air yang dikenal ‘nyentrik’ itu tak ambil pusing. Waktu banyak yang mencibir pendidikannya, ia hanya menceritakan pertemuannya dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja. “Susi itu sudah terlalu pintar, jadi tidak perlu sekolah’,” ujar Susi menirukan perkataan Sarwono, waktu itu di depan wartawan.

Selanjutnya, mantan menteri yang juga adik kandung Mantan Menlu Mochtar Kusumaatmaja itu menegaskan, “’Tenang saja ya Sus, yang perlu sekolah itu ya kita-kita yang bodoh ini’,” kata Sarwono waktu itu.

Presiden Jokowi pernah menceritakan, Susi memulai usahanya dari menjual ikan di daerah Pangandaran, Jawa Barat, yang juga dikenal sebagai salah satu sentra nelayan di Tanah Air.
“Beliau (Susi Pudjiastuti) memulai usaha dari jualan ikan di TPI (tempat pelelangan ikan),” kata Presiden Jokowi di Jakarta, bulan Oktober 2014.

Memberi Kulaih Umum di Harvard

Hari Senin, awal minggu ini waktu setempat, secara maraton Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan kuliah umum sebagai dosen tamu kehormatan di di Amerika Serikat yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University. Selama Susi mengajar di.kedua kampus yang berada di Cambridge, Boston tersebut, banyaknya mahasiswa hadir dan berebut memberikan pertanyaan.

Menteri Susi memaparkan kebijakan yang ditempuh Indonesia dalam memerangi illegal fishing di kampus MIT Sloan School of Management. Pemerintah memperketat pengawasan di perairan Indonesia, tidak hanya dengan peningkatan armada namun juga dengan memanfaatkan teknologi.

Global Fishing Watch menjadi sistem informasi dan teknologi yang diandalkan mengontrol pergerakan kapal perikanan melalui satelit secara realtime. Siapa saja bisa ikut memantau usaha penangkapan ikan di Indonesia melalui aplikasi yang dikembangkan SkyTruth, Oceana dan Google ini.

Susi pun bicara bagaimana para pelaku illegal fishing saat ini lebih pintar dan lebih canggih melakukan aktivitas penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia. Banyak modus baru ditemukan, seperti pada kasus MV Viking yang telah di tangkap beberapa waktu yang lalu di perairan Kepulauan Riau. Kapal buruan interpol Norwegia tersebut kapal sudah 13 kali ganti nama, 12 kali ganti bendera dan 8 kali ganti Call sign.

Tiga Pilar Strategi

Sementara itu, dalam mewujudkan Poros Maritim Dunia dan Laut Masa Depan Bangsa dilakukan melalui tiga pilar strategi yakni Sovereignty, Sustainability, dan Prosperity. Pemberantasan illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing menjadi bentuk bagian dari penegakan kedaulatan (sovereignty) di laut.

Tiga pilar strategi pembangunan perikanan Indonesia di bahas secara gamblang oleh Menteri Susi saat berbicara di kampus Harvard Kennedy School, pada Senin siang waktu setempat atau malam hari waktu Indonesia. Indonesia sebagai negara maritim yang tiga alurnya dipergunakan sebagai lalu lintas laut dunia, dan panjang pantainya terpanjang kedua di dunia, tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari bidang kemaritiman.

Penerimaan negara dari industri perikanan pada 2013 hanya Rp227 miliar. Karena Indonesia membiarkan terjadinya penangkapan ikan secara ilegal. Lebih dari 10 ribu kapal milik perusahaan negara Tiongkok, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia melakukan penangkapan ikan secara tidak sah di perairan Indonesia.

“Menurut Wakil Presiden Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, setiap tahun minimal ikan yang ditangkap secara ilegal dari perairan Indonesia nilainya USD20 miliar,” sebut Susi. Sejak menjabat menteri, fokusnya agar Indonesia menegakkan kedaulatannya di bidang kemaritiman.

Awal menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Susi mengumpulkan dan menyampaikan kepada para duta besar negara sahabat bahwa Indonesia akan menindak keras kapal-kapal yang melakukan penangkapan ilegal. Setelah itu, beberapa kapal asing yang masih mencoba melakukan penangkapan ilegal telah ditindak, bahkan ditenggelamkan. Kini puluhan ribu kapal asing itu sudah keluar dari wilayah Indonesia.

Langkah tegas ini bukan hanya untuk kepentingan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu juga penting mencegah perdagangan manusia dan narkoba. “Manfaat lebih lanjut konsumsi solar nasional turun tiga puluh enam persen,” kata Susi.

Pakar ekonomi Universitas Harvard, Gustav Papanek mengajukan pertanyaan, sejauh mana perikanan bisa menyerap tenaga kerja Indonesia. Gustav yang banyak membantu perumusan kebijakan ekonomi Indonesia, berpandangan perikanan seharusnya bisa menggantikan sektor pertanian sebagai pembuka lapangan kerja.

Menurut Menteri Susi, bila tiga pilar strategi bisa dijalankan, orang akan tertarik menggeluti perikanan. Pembukaan satu juta lapangan kerja bukan mustahil. Apalagi pemerintah sudah menghapuskan industri pengolahan produk perikanan dari daftar negatif investasi.
Rayne Qu (DS/www.kkp.go.id)




Princess Maha Chakri Sirindhorn’s dari Thailand Mengunjungi Mataram

TGB dan Puteri Thailand
TGH M Zainul Majdi bersama Ny Erica Majdi saat menyambut kedatangan Princess Maha Chakri Sirindhorn’s di Lombok International Lombok, Rabu (9/3)

Lombokjurnal.com

Princess Maha Chakri Sirindhorn’s berkunjung ke Mataram Nusa Tenggara Barat. Puteri Sulung Raja Thailand itu tiba di Lombok International Airport pada hari Rabu sore (9/3), dengan menggunakan pesawat Bangkok Air. Sebelum bertandang ke Lombok, sebelumnya Princess Maha Chakri Sirindhorn’s itu menyaksikan GMT di Ternate, Maluku Utara.

Puteri Thailand ke Museum
Spanduk di Museum NTB menyambut Princess Maha Chakri Sirindhorn’s

Puteri Thailand
Princess Maha Chakri Sirindhorn’s

H.R.H Princess Maha Chakri Sirindhorn’s rencananya akan mengadakan sejumlah kunjungan ke beberapa tempat di Pulau Lombok. Rencana kunjungan itu sudah dijadwalkan dari tanggal 9-11 Maret 2016. Salah satu yang menarik minat Princess Maha Chakri Sirindhorn’s adalah mengunjungi Museum Negeri NTB.

Daya tarik Pulau Lombok menjadi salah satu alasan Princess Maha Chakri Sirindhorn’s mengunjungi pulau ini. Kedatangannya menjadi promosi kepariwisataan NTB. “Putri Raja Thailand penasaran ingin menyaksikan dan merasakan langsung kTGH M Zainul Majdi.

(Ka-eS/foto-foto: Humas Prov NTB)




TGB TITIP DOA UNTUK NTB DAN INDONESIA

Lombokjurnal.com

TGB Sholat Gerhana
TGB ketika menjelaskan tatacara Sholat Sunnah Gerhana.

Gubernur NTB, Dr. TGH M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) titip doa untuk NTB danBangsa Indonesia kepada jamaah sholat sunnah Gerhana di Masjid Attaqwa, di Mataram (Rabu, 9/3). Sholat sunnah di Mataram itu dilakukan saat terjadinya Gerhana Matahari Total yang berlangsung di 11 provinsi di Indonesia, hari Rabu. NTB sendiri tidak termasuk lintasan peristiwa alam yang jarang terjadi itu.

“Selain mendoakan keluarga, saya mengajak jamaah sekalian juga mendo’a untuk Nusa Tenggara Barat dan Bangsa Indonesia agar diberkahi dan dijauhkan dari marabahaya,” kata TGB ketika memberikan sambutan sekaligus menjelaskan tatacara Sholat Sunnah Gerhana.

TGB menjelaskan, fenomena Gerhana Matahari Total merupakan bentuk kasih sayang Allah yang mengatur matahari dan bulan serta struktur tata surya lainnya, agar manusia bisa yang hidup di bumi merasakan kesempatan langka ini.

“Mungkin ini hanya dapat dilakukan sekali seumur hidup. Berbahagialah yang hari ini bisa melaksanakan saholat sunnah dan menikmati peristiwa alam yang langka ini,” ujar TGB.
(Ka-eS/foto: Humas Prov NTB)




Gerhana Matahari Total : Membuka Pengetahuan, Bukan Membuat Mitos

IMG_20160309_073142
seorang ibu menyaksikan Gerhana Matahari

IMG_20160309_073344
anak-anak pun tak ketinggalan menyaksikan Gerhana Matahari

lombokjurnal.com

Nusa Tenggara Barat (NTB), memang tidak termasuk 11 provinsi — mulai dari Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Babel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara – yang menjadi lintasan Gerhana Matahari Total (GMT). Tapi menyambut GM (Kamis, 9/3/2016), masyarakat muslim di Lombok melakukan shalat gerhana atau shalat khusuf. Fenomena alam disambut ibadah sunnah, doa dan zikir di masjid-masjid.

Di beberapa kampung di Mataram, sejak pukul 07.30 wita, ibu-ibu dan anak-anak ikut menyaksikan gerhana matahari. Mereka tak melihat matahari langsung, tapi juga tak membeli kacamata khusus. Sebagian terlihat menggunakan film bekas foto rontgen. Melalui bagian gelap film rontgen itu bisa melihat bayangan bulan yang menutupi matahari, sehingga terlihat seperti bulan sabit. Pemandangan ini tak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Sinar matahari terasa redup, karena sebagian sinarnya yang biasa langsung ke bumi terhalang bulan. Para ilmuwan menyarankan, melihat gerhana menggunakan kacamata matahari yang bisa meredupkan cahaya matahari 100.000 kali. Atau kacamata hitam yang bisa membantu meredupkan cahaya matahari. Atau kalau tidak punya, bisa menggunakan kaca dengan jelaga, atau disket.

Membuka Pengetahuan

ilustrasi GMT
ilustrasi GMT

NTB tidak termasuk daerah yang pernah menjadi lintasan sejak GMT tercatat di Indonesia pada tahun 1900. Sejak tahun 1900 wilayah Indonesia telah dilintasi sekitar 10 GMT, yaitu 18 Mei 1901 (di Sumatera Barat, Jambi, Kalbar,Kaltim, Sulteng dan Maluku), 14 januari 1926 (Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kalbar), 9 Mei 1929 ( Aceh dan Sumatera Utara), 13 Februari 1934 (Sulawesi Utara dan Maluku Utara) 4 Februari 1962 (Palu dan Papua), 11 Juni 1983 (Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Selatan, Papua), 22 November 1984 (Papua), 18 Maret 1988 (Sumatra Selatan, Bengkulu, Bangka), 24 Oktober 1995 ( Sangihe, Sulawesi Utara), dan 9 Maret 2016 (Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Babel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara).

Mungkin karena tak punya pengalaman menjadi lintasan GMT, di NTB hampir tak ada mitos tentang GMT. Sebagai gantinya, peristiwa alam itu dihubungkan dengan keadaan alam semesta melalui  ‘ajaran’ religius.

Alan Malingi dari Bima, pegawai Pemkab Bima yang dikenal banyak bergelut di dunia seni budaya, menulis status di akun facebook tentang GMT. “….merupakan sinyal berbenturannya benda-benda langit yang memberi tanda bahwa tata surya kita tidak stabil alias sudah semakin tua. Alquran sesungguhnya memberi tanda tentang proses berbenturannya sistim tata surya sebagai bukti akhir zaman….”

Seringkali peristiwa alam dihubungkan dengan akhir zaman. Proses berbenturannya tata surya, seperti ajaran Alquran yang disebutkan Alan Malingi, apa benar memang merujuk peristiwa GMT. Sebab peristiwa GMT bukanlah ‘berbenturannya sistim tata surya’ seperti dipahami Alan Malingi.

Gerhana matahari merupakan peristiwa di mana posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar dan berada pada garis lurus. Bulan akan melintas di antara Matahari dan Bumi, untuk beberapa waktu cahaya Matahari ke Bumi akan terhalang bayangan Bulan. Ketika fase total itu terjadi bulan menutupi Matahari, korona Matahari akan tampak seperti menjulur dari pinggir bagian yang ditutupi Bulan.

Penyebaran mitos yang sering berbenturan dengan ilmu pengetahuan, tidak mengedukasi masyarakat agar bisa memahami fenomena alam secara lebih benar. Ketika GMT melintasi wilayah Jawa, Sulawesi dan Papua pada 1983, pemerintah Suharto melarang masyarakat melihat gerhana secara langsung karena dianggap menimbulkan kebutaan.

Padahal. semua itu tak lepas dari mitos tradisional maupun mitos modern bahwa memandang GMT membuat mata buta. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, cahaya matahari ketika gerhana dan sehari-hari sama bahayanya. Jadi disarankan hanya melihat secara sekilas saja.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengoreksi kejadian tahun 1983, yang dianggapnya masyarakat diajarkan yang salah, untuk tidak bisa melihat dan harus tinggal di rumah. “Itu kesalahan besar. Oleh karena itu, dianjurkan justru untuk dilihat walaupun harus pakai kacamata khusus,” kata Jusuf Kalla akhir Februari.

Umumnya GMT berulangnya kejadian di suatu tempat, secara rata-rata itu di atas 300 tahun sekali. Sayang sekali kalau kita tidak menyaksikannya.
Rayne Qu (Dari berbagai sumber)




Lupakan Tambora, Letusan Rinjani Purba Jauh Lebih Dasyat

clive-oppenheimer
Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University, Inggris,

lombokjurnal.com

Letusan Gunung Rinjani purba yang dikenal sebagai Gunung Samalas, jauh lebih besar dari Krakatau dan Tambora. Kalau rekonstruksi tentang letusan Samalas dilakukan, peringatan 200 tahun Tambora, akan diganti dengan peringatan lebih dari 700 tahun letusan Samalas di Lombok.

Kisah letusan Rinjani purba itu, bermula dari para peneliti yang mengamati jejak abu dan beberapa serpihan kimia dari sebuah gunung api yang pernah meletus dengan dahsyat. Jejaknya itu terdapat pada lapisan es, baik di Kutub Utara maupun di Kutub Selatan. Temuan para ilmuwan itu dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Bayangkan, letusan tersebut disimpulkan yang terbesar dalam 7.000 tahun terakhir.

Semula, asal-usulnya membingungkan para glaciologists, vulkanologi, dan ahli iklim selama beberapa dekade. Hanya diketahui, ledakan misterius terjadi pada 1257, di abad ke-13. Luar biasa dahsyatnya, sehingga jejak kimiawinya terekam dalam es di Arktik dan Antartika. Pada Abad Pertengahan terdapat teks yang menceritakan tentang iklim yang mendadak mendingin dan panen yang gagal.

Baru Diketahui Biangnya

Baru kini para ilmuwan menemukan gunung berapi yang menjadi biang peristiwa tersebut. Jurnal sains, PNAS, tim internasional menunjuk pada Gunung Samalas di Pulau Lombok, Indonesia yang ini dikenal sebagai Gunung Rinjani. Gunung yang bernama Samalas yang kini “hampir tak tersisa dan hanya tinggal sisa letusannya” – sekarang lebih dikenal bernama Gunung Rinjani di Pulau Lombok. Rinjani dituding penyebab perubahan iklim mendadak di abad pertengahan untuk wilayah Eropa dan sekitarnya.

Tim ilmuwan mengaitkan jejak sulfur dan debu di es di kutub dengan data yang ditemukan di wilayah Lombok, termasuk unsur radiokarbon, tipe dan penyebaran batu dan abu, cincin pepohonan, dan bahkan sejarah lokal yang menyebut tentang runtuhnya Kerajaan Lombok di suatu masa Abad ke-13. “Buktinya sangat kuat dan menarik,” kata Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University, Inggris, seperti dimuat BBC, 30 September 2013.
Kolega Clive Oppenheimer yaitu Profesor Franck Lavigne dari Pantheon-Sorbonne University, Prancis yang telah menghadap Gubernur Zainul Majdi baru-baru ini mengatakan, “Kami melakukan sesuatu yang mirip investigasi kriminal.”

Penelitian yang mirip ‘investigasi kriminal’ itu awalnya tak diketahui tersangkanya. Hanya berbekal hari ‘pembunuhan’ dan jejaknya dalam bentuk geokimia di inti es. “Itu memungkinkan kami melacak gunung yang bertanggung jawab,” kata Franck Lavigne.
Meskipun, para peneliti lain menduga perubahan iklim mendadak dikarenakan letusan gunung api Okataina di Selandia Baru dan El Chichon di Meksiko, namun bukti lain tetap mengarah Samalas menjadi kandidat kuat ‘pelakunya.’ Menurut Clive, letusan dan erupsi Samalas juga dikait-kaitkan dengan sejarah lokal yaitu jatuhnya Kerajaan Lombok sekitar abad 13.

Seperti dimuat di National Geographic (01/10/13), terdapat teks dalam bahasa Jawa, Babad Lombok, yang menceritakan sebuah erupsi besar dari gunung api raksasa bernama Samalas yang menciptakan sebuah kaldera atau kawah. Ledakan 1257 yang semula dikaitkan dengan sejumlah gunung di Meksiko, Ekuador, dan Selandia Baru, gagal memenuhi prasyarat karbon dating dan geokimia. Hanya Samalas yang cocok.

Bila hasil rekonstruksi benar, maka Indonesia memiliki 4 gunung api dengan letusan dan erupsi maha dahsyat yang mempengaruhi iklim dunia, yaitu gunung Toba, gunung Tambora, gunung Krakatau. Dan kini yang terdasyat, gunung Samalas.

Rayne Qu (Bahan BBC/National Geographic)




Letusan Gunung Rinjani Purba Direkonstruksi

gubernur dan peneliti samalas1
gubernur NTB, TGH Zainul Majdi bersama Prof. Dr. Frank Lavigne dr Universitas Paris

Lombokjurnal.com

Tiga gunung api — selain Gunung Tambora di Pulau Sumbawa dan Krakatau di Selat Sunda) — yang letusannya masuk catatan dunia karena maha dahsyat adalah Gunung Samalas pada 1257M. Gunung Samalas di Pulau Lombok merupakan nama lain Rinjani zaman purba yang letusannya, konon, mempengaruhi iklim global.

Benarkah letusan Samalas lebih dasyat dari Tambora?

Peneliti gunung berapi ternama Prof. Dr. Frank Lavigne dr Universitas Paris 1 Pantheon Sorbone Prancis bersama Ketua Badan Arkeologi Nasional beserta para peneliti dari UGM akan merekonstruksi letusan Samalas yang menghebohkan pada masa itu. Didampingi Pembantu Rektor IV Universitas Mataram, para peneliti gunung berapi itu bertemu Gubernur NTB, Dr. TGH M. Zainul Majdi, Kamis pagi, (3/3) di ruang kerja gubernur. Mereka melaporkan rencana penelitian rekonstruksi pra dan pasca meletusnya Gunung Rinjani Purba itu.

Gubernur NTB menganggap penelitian ini penting. Selain bermanfaat bagi pembangunan dan masyarakat NTB, juga akan memberi perspektif bagi masyarakat Lombok,NTB maupun Indonesia tentang bagaimana Lombok masa itu.

“Kalau orang Lombok atau NTB paham hal besar tentang daerahnya, ini akan menciptakan apresiasi yang lebih baik tentang daerah,’ kata gubernur. Penelitian ini dapat memperkuat karakter masyarakat NTB, ungkapnya mantap.
(Ka-eS)




Peristiwa Budaya Paling Keren

IMG_20160228_160039
Bupati KLU, H Najmul Ahyar, saat membaca Wasiat Pemenang

Kalau peristiwa budaya konteksnya menggali peran masyarakat, acara ‘Bangsal Menggawe: Membasak’ berlangsung di Bangsal, Pemenang Lombok Utara (Minggu sore, 28/2), saya nilai paling keren (baca: paling kreatif) yang pernah ada di Lombok.

Saya tak bermaksud berlebihan. Pengorganisasi peristiwa budaya seperti ini bukanlah mobilisasi. Tapi merupakan dorongan kuat warga Pemenang untuk berekspresi, menyatakan dirinya sebagai pemilik Bangsal.

Pesta Rakyat itu berlangsung di pelabuhan kecil yang selama ini menjadi tempat penyeberangan para wisatawan menuju Gili Air, Gili Meno atau Gili Trawangan. Otty Widasari, kurator akumassa Crhonicle, melukiskan Bangsal era sekarang yang konstruksi pelabuhan dan dermaganya diperpanjang, garis pantai makin menyempit, bangunan-bangunan penunjang kepariwisataan masif menggusur kenangan bermain warga Pemenang sekitar 20 tahun silam. Hilanglah Bangsal yang partisipatif, yang semula menjadi milik warga Pemenang. Mayoritas warga Pemenang hanya jadi penonton, lebih dari 20 tahun sejak pariwisata di tiga gili maju pesat,

Hasil kerjasama Forum Lenteng Jakarta dan Komunitas Pasir Putih, Pemenang KLU itu merupakan bagian dari kegiatan Akumassa Chronicle. Bangsal Menggawe: Membasak menjadi ‘puncak’ seluruh proses yang berlangsung. Proses panjang para seniman mengolah gagasan artistiknya di ruang publik dan menggali potensi kultural warga. Selain dari NTB juga melibatkan kreator muda dari Jakarta,Jatiwangi, Jogja dan Surabaya. Para seniman itu melakukan riset, bekerja lintas disiplin, berkolaborasi, dan tentu saja menekankan peran aktif warga.

Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin, Bupati Lombok Utara, H Najmul Ahyar dan Wakil Bupati H Syarifuddin, mendukung acara itu menjadi event tahunan. Sekda Lombok Utara, pimpinan SKPD, termasuk Camat Pemenang dan beberapa Kepala Desa di Pemenang menganggap peristibudaya itu membuka kesadaran baru warga Pemenang. Tentu saja mereka mencocokkan kegiatan itu dengan program pariwisata sebagai program unggulan daerah. Tapi sebenarnya mereka melihat upaya pendayagunaan kearifan lokal. Serta menyaksikan hadirnya masyarakat yang berdaya. Dan seniman terlibat aktif dalam transformasi kultural itu. (Ka-Es)

 

 

atraksi