Pariwisata jangan melulu bicara kuantitas. “Pariwisata saat ini harus bicara kualitas,” kata Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH.M.Si, pada Rapat Kerja Kebudayaan dan Pariwisata 2016 dalam rangka Penyelarasan Program/Kegiatan antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota se-NTB, di Hotel lombok Raya, Kamis, (02/06).
Menurut Wagub, salah satu unsur penting untuk menunjang kualitas pariwisata di NTB adalah melalui penyelarasan program, mulai dari tingkat pusat sampai ke Kabupaten/Kota.
“Apa yang kita lakukan harus menunjang pertumbuhan pariwisata. Kita tidak perlu malu belajar ke daerah atau negara yang sudah maju. Hari ini kita belajar kepada mereka, suatu saat mereka yang akan belajar ke kita,” ungkap Wagub
Selain menyelenggarakan rapat kerja, kegiatan tersebut juga ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan MUI, Telkomsel, GIZ dan BLKI Lombok Timur. Hal ini untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkualitas dan modern.
Saat itu, Wakil Gubernur menekankan penyelarasan tidak hanya pada program, namun juga pada kebijakan anggaran dan regulasi. Selain itu, orang nomor dua di NTB tersebut meminta semua pihak untuk aktif dalam mempromosikan pariwisata daerah yang ada.
“Kita harus bertindak sebagai pemasar, duta serta diplomat bagi daerah dan wisata kita,” ungkapnya saat itu di hadapan ratusan undangan yang hadir.
Karena itu, Wagub berpesan kepada seluruh peserta rapat untuk betul-betul memanfaatkan pertemuan tersebut sebagai forum mendiskusikan program kebudayaan dan pariwisata yang berkualitas. Namun, program tersebut tetap memperhatikan kearifan lokal yang berkembang.
“Artinya, semua program tersebut bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan angka kemiskinan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. NTB, H. Lalu Fauzal menjelaskan tujuan kegiatan tersebut untuk mengevaluasi program yang telah dilaksanakan selama ini, baik dalam komponen APBN, Komponen APBD Provinsi maupun kegiatan-kegiatan lain berasal dari APBD Kabupaten/Kota.
“Kegiatan ini juga bertujuan melakukan existing kegiatan dalam rangka mengawal sisa tahun 2016, mulai bulan Juni sampai Desember untuk kegiatan-kegiatan yang bersentuhan dengan promosi pariwisata NTB,” jelasnya di hadapan Wagub.
Selain itu, menurut Fauzal, raker tersebut dapat dijadikan forum untuk memantapkan langkah dan gerak semua pihak menjadikan Lombok-Sumbawa sebagai destinasi unggulan, seiring dengan penetapan peraturan daerah tentang wisata halal.
Selain melibatkan seluruh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten/Kota se-NTB, juga hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Lombok Utara, H. Najmul Ahyar, Pimpinan FKPD, tokoh agama, tokoh masyarakat dan budayawan.
Suk
Car Wash Dance, ‘Memalukan Kota Mataram’
MATARAM – lombokjournal.com
Meski terlambat, reaksi keras atas kegiatan Car Wash Dance di Lombok Epicentrum Mall (LEM), Minggu (29/5) datang dari JPRMI (Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia) Wilayah NTB, yang mengutuk kegiatan acara itu karena dianggap melukai perasaan masyarakat Pulau Seribu Masjid. “Acara ini memalukan Provinsi NTB,” kata Ketua JPRMI Wilayah NTB, TGH Lalu Pattimura Farhan,S.Ag, MHi dalam pernyataan sikapnya yang dikirim ke Lombok Journal, Kamis sore (2/6)
Acara yang digelar kelompok anak muda yang bekerja dalam EO Sebelas 12 itu, dianggap menodai iktiar NTB yang giat membangun citra ‘destinasi wisata halal’. Tak urung, jaringan remaja masjid mengecam Epicentrum Mall. “Ini tidak mendukung visi misi pembangunan Provinsi NTB maupun Kota Mataram visinya maju religius,” kata Lalu pattimura.
Menurut catatannya, kejadian car wash dance di LEM adalah kejadian kedua yg melukai masyarakat NTB, setelah sebelumnya pihak LEM melarang karyawannya berjilbab pada tahun 2015. Meski Epicentrum Mall akhirnya memperbolehkan karyawannya berjilbab, pada kasus car wash dance pun bersikap sama.meminta maaf dan tdk mengulangi kembali.
“Islam memposisikan perempuan dalam posisi mulia,sebagai ibu yang melahirkan generasi penerus bangsa dan melanjutkan cita cita luhur dari pendiri bangsa dan ulama yang membangun NTB,” kata Pattimura..
Kekhawatiran kelak Epinventrum Mall mengulangi kembali hal yang melukai masyararakat NTB, Dalam pernyataan sikapnya JPRMI menuntut;
Pemprov NTB maupun Pemkot Mataram membuat perjanjian dengan management Epicentrum Mall agar tidak membuat kebijakan atau kegiatan promosi yang bertolak belakang dengan visi pembangunan Prov NTB dan bertentangan dnegan nilai-nilai budaya yang beradab. Dan untuk itu, harus ada sanksi tegas bila perjanjian dilanggar
“Seluruh stake holder agar terlibat aktif dalam mendukung wisata halal dan visi pembangunan NTB,” kata Lalu Pattimura Farham daam pernyataan sikapnya.
Banyak Kecaman
Sebelumnya, acara car wash dance telah menuai banyak kecaman di media sosial. Komisi V DPRD Provinsi NTB telah memanggil pihak Managemen Lombok Epicentrum Mall. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia Kota Mataram menganggap kegiatan yang mengumbar aurat itu hukumnya haram.
Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi yang menilai kegiatan itu sebagai porno aksi, mendesak kepolisian agar segera menindak penyelenggaranya. “Polisi harus mempidanakan penyelenggara kegiatan tersebut,”kata gubernur.
Rst
Wagub NTB Membuka AFP
MATARAM – lombokjournal
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Muh. Amin, SH, M.Si membuka Pertemuan Nasional Pembelajaran Dan Berbagi Pengalaman Advokasi Keluarga Berencana Program Advance Family Planning (AFP) dan Improving Contraceptive Method Mix in Indonesia (ICMM) di Hotel Golden Tulip, Rabu (1/6).
Acara dengan tema “aksi bersama untuk keberlanjutan pembangunan keluarga berencana”, berlaangsung tanggal 31 Mei-2 Juni 2016, diselenggarakan oleh Yayasan Cipta Cara Padu (YCCP) yang bekerjasama dengan BKKBN dan Dinas Kesehatan.
Tampak hadir Bupati Karanganyar Drs. H. Juliatmono, MM, Bupati Karawang dr. Cellica Nurrachadiana, Bupati Lumajang Drs. As’at Malik, S.Ag, Bupati Sumbawa H.M Husni Djibril, M.Sc, Pimpinan Pusat BKKBN, Direktur Eksekutif YCCP Inne Silviane, dan Pimpinan SKPD terkait di lingkup Provinsi NTB.
Ada 13 Kabupaten/Kota yang menjadi daerah uji coba Program AFP dan ICMM, antara lain: Kabupaten Karang Anyar, Kabupaten Karawang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Tuban, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Kuningan, Walikota Ambon, dan Kabupaten Tual.
Pertumbuhan Ekonomi Dengan Cara meningkatkan UMKM
MATARAM – lombokjournal
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Muh. Amin, SH, M.Si membuka acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Ruang Serbaguna Kantor BI NTB, Rabu (1/6). Pertemuan itu antara lain membahas dampak resesi, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan UMKM.
Pada kesempatan itu, wagub menjelaskan sektor tambang merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar, tetapi paling berdampak terhadap resesi ekonomi. Karena itu, Provinsi NTB mengembangkan sektor lainnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi NTB, yaitu sektor pertanian, pariwisata, dan maritim.
“Ketiga sektor memiliki prospek yang bagus di NTB. Hal tersebut dapat dilihat dari Provinsi NTB yang berhasil menjadi salah satu lumbung pangan nasional dan terpilih menjadi World Best Halal Tourism”, ujar wagub.
Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurut wagub, harus memperhatikan tingkat kemiskinan. Karena seringkali pertumbuhan ekonomi diikuti juga dengan peningkatan angka kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tidak dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Oleh karena itu, kita harus mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang bisa dirasakan semua lapisan masyarakat. Salah satu caranya dengan meningkatkan industri kecil atau UMKM, karena industri ini melibatkan partisipasi masyarakat”, terangnya.
Mengakhiri sambutannya, wagub berpesan kepada pihak perbankan yang menawarkan kredit usaha untuk memudahkan persyaratan sehingga tidak menyulitkan masyarakat yang ingin mengajukan kredit untuk pengembangan usahanya.
“Mohon kepada pihak perbankan untuk tidak banyak memberikan persyaratan untuk pengajuan kredit. Disini kita harus sama-sama bersinergi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi NTB”, tutupnya.
(Biro Humas dan Protokol Sekda Pemprov NTB)
Rosiady Sayuti Dilantik Sebagai Sekda NTB
MATARAM – lombokjournal.com
Pelantikan Ir.Rosyadi H. Sayuti, M.Sc, Ph.D sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Barat berlangsung pada Rabu, (1/6) di Gedung Graha Bhakti Praja, Mataram. Pelantikan yang langsung dilakukan oleh Gubernur NTB, M Zainul Majdi itu juga dihadiri mantan Sekda NTB, H Muhammad Nur.
Rosiady Sayuti, mantan pengajar Faktultas Pertanian Universitas Mataram (Unram) itu menanjak karirnya di birokrasi pemerintahan provinsi sejak TGH M Zainul Majdi menjadi gubernur terpilih tahun 2008. Sosiolog pedesaan itu selama lima tahun memimpin Bappeda NTB, kemudian sempat menjadi Asisten I Pemprov NTB. Sampai bulan Mei 2015, Rosyadi menjadi Kepala Dinas Dikpora NTB, dan berakhir setelah dilantik sebagai Sekda NTB melalui seleksi terbuka.
Sejalan dengan pelantikannya sebagai Komandan Birokrasi pemprov NTB itu, ucapan selamat itu mengalir tidak hanya dari kalangan birokrasi. Berbagai dukungan mengalir dari kalangan masyarakat yang menyambut pelantikan itu, yang berharap mantan Kadis Dikpora itu dapat menjalankan tugas pemerintahan penuh integritas.
Rosiady diingatkan agar tidak menyimpang dari visi dan misi pembangunan daerah yakni menjadikan NTB semakin Beriman, Berbudaya, Berdaya Saing dan Sejahtera.
Suk – (Foto: Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB)
Gubernur Lounching Sistem e-MTQ dan Logo MTQ ke 26
Lombokjournal.com
Menteri Agama di dampingi Gubernur NTB melounching sistem e-MTQ dan Logo MTQ ke 26 di Jakarta pada Selasa (31/5/2016). Sistem e-MTQ merupakan sistem pendaftaran dan data base online peserta dan berbagai proses kegiatan lomba dengan menggunakan perkembangan teknologi komunikasi terkini. Tujuannya mempermudah keseluruhan proses pelaksanaan MTQ sejak pendaftaran, proses lomba hingga hasil lomba.
(Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB)
Berlindung Dalam Fiksi Dystopian *)
ALEXANDRA ALTER – New York Times
Basma Abdel Aziz berjalan di pusat kota Kairo suatu pagi, dan ia melihat orang-orang yang berbaris memanjang di depan sebuah gedung pemerintah yang tertutup. Saat kembali beberapa jam kemudian, Ms. Abdel Aziz, seorang psikiater pendamping korban penyiksaan, melewati orang-orang yang sama masih menunggu lesu – seorang wanita muda dan seorang pria tua, seorang ibu memegang bayinya. Gedung itu tetap tertutup.
Sampai di rumah, ia mulai menulis tentang orang-orang berbaris selama 11 jam itu. Kisah antrian panjang itu mewujudkan novel surealis **) perdananya. Novel ANTREAN berkisah situasi sosial setelah revolusi gagal di sebuah kota Timur Tengah (tidak disebutkan namanya). Cerita yang mengungkapkan penantian warga sipil lebih dari 140 hari ‘di garis tak berujung’ untuk mengajukan petisi pada penguasa bayangan yang disebut ‘gerbang’ terbukanya layanan dasar.
Ms Basma Abdel Aziz di Brooklyn. Novelnya “The Queue” merepresentasikan gelombang fiksi dystopian dari Timur tengah (Richard Perry/The New York Times)
“Fiksi memberi saya ruang sangat luas kemungkinan mengatakan apa yang ingin saya katakan tentang penguasa totaliter,” kata Ms Abdel Aziz dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Novel ANTREAN yang baru diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh Melville House, nyaris disejajarkan dengan klasik Barat seperti karya George Orwell’s “1984” and “The Trial” karya Franz Kafka. Ini merupakan gelombang baru distopian dan fiksi surealis dari penulis Timur Tengah yang bergulat dengan kekacauan dan sengatan kekecewaan dari ‘Musim Semi Arab’.
Lima tahun setelah pemberontakan yang terkenal di Mesir, Tunisia, Libya dan di tempat lainnya, situasi makin suram. Beban nasib malang sastra pasca-revolusioner telah berakar di wilayah tersebut. Beberapa penulis menggunakan fiksi ilmiah dan kiasan fantasi untuk menggambarkan kesuraman realitas politik. Penulis lainnya menggarap subyek kontroversial, seperti seksualitas dan atheisme. Atau mengorek kegetiran episode sejarah yang sebelumnya terlarang.
Dalam budaya sastra di mana puisi sudah lama menjadi media yang populer, penulis bereksperimen dengan berbagai genre dan gaya, termasuk komik dan novel grafis, novel horor halusinasi dan karya alegoris fiksi ilmiah.
“Ada peralihan dari realisme, yang mendominasi sastra Arab,” kata novelis Kuwait kelahiran Saleem Haddad, buku barunya GUAPA mengisahkan pemuda Arab gay yang temannya dipenjarakan setelah pemberontakan politik, “Apa yang muncul ke permukaan saat ini lebih gelap.”
Fiksi ilmiah dan surealisme telah lama menjadi katup pelarian bagi penulis yang hidup di rezim penindas. Di Amerika Latin, beberapa dekade fasisme dan perang saudara menginspirasi karya realisme magis dari penulis seperti Gabriel García Márquez dan Isabel Allende. Di Rusia, novelis postmodern Vladimir Sorokin menerbitkan novel futuristik yang kontroversial, mengusik dan diam-diam menusuk pemerintah represif negara itu.
Tema ‘dystopian’ tak sepenuhnya baru dalam fiksi Arab. Namun, seperti diakui penerbit dan penerjemah, menjadi sangat menonjol dalam beberapa tahun terakhir. Genre ini menjamur karena rasa putus asa yang ditangkap sebagian besar penulis. Mereka mengatakan menghadapi pusaran kekerasan dan represi. Pada saat yang sama, latar futuristik dapat mengeksplorasi ide-ide bermuatan politik tanpa membuat penulis dicap sebagai pembangkang.
“Cerita-cerita futuristik semuanya tentang hilangnya utopia,” kata Layla al-Zubaidi, co-editor koleksi karya pasca-Musim Semi Arab yang berjudul ‘Catatan Harian Revolusi yang Belum Selesai.’ “Orang-orang bisa membayangkan masa depan yang lebih baik. Sekarang (semuanya) hampir lebih buruk daripada sebelumnya. ”
Pada bulan-bulan bergolak setelah pemberontakan, ketika janji demokrasi dan kebebasan sosial lebih besar tetap sulit dipahami, beberapa novelis menyalurkan frustrasi dan ketakutan mereka ke kisah malapetaka yang muram.
Dalam novel berani Mohammed Rabie ini OTARED yang akan diterbitkan dalam bahasa Inggris tahun ini oleh American University di Kairo; mantan perwira polisi Mesir bergabung dengan pertarungan melawan penguasa pendudukan misterius yang memerintah negara itu tahun 2025.
Mr. Rabie mengatakan, ia menulis novel menanggapi “kekalahan beruntun” para pendukung demokrasi yang dihadapi setelah demonstrasi 2011 yang mengakiri 30 tahun pemerintahan Presiden Hosni Mubarak. Meskipun ada paralel untuk menyajikan-hari masyarakat Mesir masa kini, cerita tentang masa depan memungkinkannya menulis lebih bebas, tanpa menarik perhatian eksplisit penguasa Mesir saat ini. Hal itu dikatakannya dalam sebuah wawancara email yang diterjemahkan oleh penerbit Arab-nya
Nael Eltoulkhy, yang menyindir muramnya 2013 dalam Novel ‘Perempuan dari Karantina’ sebagian berlangsung di Alexandria yang penuh kejahatan di tahun 2064. Ia mengatakan bahwa lelucon futuristik adalah cara terbaik untuk mencerminkan suasana hati yang lelah di Mesir saat ini.
“Di Mesir, terutama setelah revolusi, semuanya mengerikan, tetapi semuanya juga lucu,” katanya dalam sebuah wawancara. “Sekarang, saya pikir itu lebih buruk dari saat Mubarak.”
Cerita futuristik yang suram terbukti digemari pembaca, dan beberapa novel ini mendapat apresiasi para kritisi dan laku di pasaran. OTARED adalah finalis untuk Prize International bergengsi tahun ini kategori fiksi Arab.
Tubuh baru sastra pasca-revolusioner ini menunjukkan pergeseran nada tajam dari curahan gembira setelah Musim Semi Arab, saat banyak penulis kehabisan nafas menerbitkan memoar atau menggali naskah kuno mereka yang disembunyikan selama bertahun-tahun.
Perayaan novelis Mesir seperti Ahdaf Soueif dan Mona Pangeran menulis protes 2011 di Tahrir Square. Novelis Suriah Samar Yazbek menerbitkan buku hariannya selama pemberontakan Suriah. Sebuah generasi baru penulis mendapat inspirasi dari adegan menakjubkan dari warga yang bersama-sama melawan kediktatoran yang lamaberkuasa.
“Ada sesuatu tentang pengalaman revolusi, di mana tiba-tiba Anda memiliki suara, dan suara Anda memiliki bobot dan makna,” kata Yasmine el-Rashidi, seorang wartawan Mesir yang menulis novel pertama Novel ‘Chronicle dari Musim Panas Terakhir’ tentang kebangkitan politik seorang wanita muda di Kairo selama dan setelah Mubarak. Novel ini akan diterbitkan di Amerika Serikat bulan depan.
Tahun-tahun sejak revolusi, optimisme itu sudah kering, dan pihak berwenang di kawasan ini menindak tegas ekspresi kreatif. Di Arab Saudi, penyair Ashraf Fayadh dijatuhi hukuman mati tahun lalu oleh otoritas keagamaan yang menudingnya telah menghujat ayat-ayat Allah. Setelah kecaman internasional, hukumannya dikurangi menjadi delapan tahun penjara dan 800 cambukan.
Di Mesir, di bawah pemerintahan yang ketat dari Presiden Abdel Fattah el-Sisi, pemerintah menutup galeri seni, menggerebek penerbit dan menyita salinan buku yang dinilai kontroversial. Tahun lalu, petugas bea cukai menyita 400 salinan “Walls of Freedom,” tentang seni jalanan politik Mesir, dan menuduh bahwa buku itu “menghasut pemberontakan.”
“Kami prihatin sekarang dengan apa yang kami publikasikan,” kata Sherif-Joseph Rizk, direktur Dar al-Tanweer Mesir, sebuah rumah penerbitan Arab. Jika ada sesuatu yang dilarang, memang bukan berarti menimbulkan masalah komersial
Meskipun perlindungan eksplisit untuk kebebasan berbicara di Mesir 2014 dijamin Konstitusi, pemerintah memiliki target terhadap penulis individu dan seniman. Novelis Ahmed Naji menjalani dua tahun hukuman penjara karena melanggar ‘kesopanan publik’ dengan ayat-ayat eksplisit secara seksual dalam novel eksperimental “The Use of Life.” Banyak yang khawatir bahwa penahanan itu menyebabkan lebih banyak penyensoran diri.
“Musim Semi Arab dan revolusi, ketakutan masyarakat memberi mereka inisiatif untuk mengekspresikan diri,” kata Ms Abdel Aziz, yang novelnya ANTREAN diterbitkan dalam bahasa Arab pada 2013. “Sekarang kita kembali ke penindasan,” tegasnya.
Ms. Abdel Aziz, 39, meraih gelar master dalam neuropsychiatry pada tahun 2005 dan sekarang bekerja paruh waktu di sebuah pusat di Kairo yang mendampingi korban penyiksaan dan kekerasan. Ia menerbitkan dua koleksi cerita pendek dan beberapa buku nonfiksi tentang subyek sensitif, seperti penyiksaan dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan Mesir.
Tapi setelah jatuh Mubarak, bukanlah cara yang tepat menulis kisah faktual untuk menangkap pengalaman nyata dari Mesir yang biasa hidup melalui pemberontakan dan penumpasan terus menerus, kata Ms Abdel azis. Ia bermaksud menulis cerita universal, yang mencerminkan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya namun melampaui geografi dan kejadian terkini.
Dia mulai menulis ANTREAN (The Antrian) pada September 2012. Novel ini dengan penokohan salesman muda, Yehya, yang ditembak selama pemberontakan yang gagal. Perawat medis menolak Yehya, dan terpaksa menunggu di garis tak berujung untuk mendapat izin menjalani operasi.
Ms. Abdel Aziz menggunakan bahasa kode untuk memuat istilah politik di novelnya yang diterjemahkan oleh Elisabeth Jaquette. Pemberontakan tahun 2011 terhadap Mubarak disebut ‘Storm Pertama.’ Pemberontakan sipil kemudian yang berakhir pada pertumpahan darah disebut sebagai “Peristiwa Memalukan.”
Ms. Abdel Aziz menyesalkan adanya pengawasan terhadap penulis dan aktivis Mesir. Sekitar selusin teman-temannya berada di penjara. Ia pernah ditangkap tiga kali saat mengambil bagian dalam demonstrasi dan protes.
Tapi ia menegaskan, hidup dalam ketakutan adalah sia-sia.
“Aku tidak takut lagi,” katanya. “Saya tidak akan berhenti menulis.
Rayne Qu (Sumber: New York Times)
*) Dystopias kadang-kadang ditemukan dalam novel fiksi dan cerita ilmiah. Tidak ada satu definisi, sebagai istilah biasanya digunakan untuk merujuk sesuatu yang jauh lebih spesifik dari sekedar sebuah dunia mimpi buruk atau masa depan yang tidak menyenangkan. Dystopian kadang dihubungkan dengan istilah post-apocalyptic novel atau cerita fiksi ilmiah tentang penguasa totaliter (Wikipedia)
**) Surealisme adalah gerakan budaya yang dimulai pada awal 1920-an, dan terkenal karena karya-karya seni dan tulisan visual. Tujuannya adalah untuk “menyelesaikan kondisi sebelumnya bertentangan dari mimpi dan kenyataan” (Wikipedia)
Pelantikan Pengurus PDBI; Drumb Band Dipertandingkan di PON
MATARAM – lombokjournal
Drum band saat ini dipertandingkan di PON dengan memperebutkan 10 medali emas. Ini kesempatan bagi daerah-daerah menunjukkan prestasi melalui drumband. “Bila sepak bola hanya memperebutkan 1 medali emas, maka drumband memperebutkan 10 medali,’’ kata Ir Gatut Sutanta, Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Persatuan Drumb Band Indonesia (PDBI).
Gatut Sutanta mengatakan itu, di hadapan ratusan pemain drum band yang ikut menyaksikan peantikan Pengurus PDBI wilayah Nusa Tenggara Barat resmi yang dilantik di Gedung Pentas Budaya, Taman Budaya NTB, Selasa, (31/05). NTB merupakan provinsi ke-26 yang memiliki pengurus PDBI di Indonesia dan ini merupakan sejarah bagi NTB. Karena selama ini belum ada organisasi resmi yang membina dan membentuk karakter pemuda melalui drum band.
Jajaran pengurus yang dilantik adalah H. Iswandi Ibrahim Sebagai Ketua Umum, dan Ahmad Nuraulia, Sabaruddin dan Muhariyadi Kurniawan sebagai Wakil Ketua. Sementara, Sekretaris dan Bendahara masing-masing dijabat Muhammad Ishak dan Dina Silatuhmi.
Selain itu, Gatut Sutanta menyampaikan bahwa kompetisi drum selama ini cenderung dilaksanakan di dalam ruangan. Padahal menurutnya, permainan drum band dapat dilaksanakan di tempat-tempat yang bernuansa pariwisata, seperti pantai. Selain mempromosikan daerah wisata, juga menjadi ajang untuk membentuk karakter generasi muda terkait potensi daerah.
“Semoga di NTB ini ada agenda tahunan untuk kegiatan drum band. Tentu sangat menarik bila tahun 2017 bisa kita laksanakan di pantai sanggigi,” harapnya yang disambut tepuk tangan hadirin undangan.
Di tempat sama, menjawab tantangan Pengurus Besar PDBI yang hendak melaksanakan kompetisi drum band di pantai, Ketua Umum Koni, Andi Adianto mendukung dan memastikan kegiatan tersebut dapat dilaksankan di NTB tahun 2017 mendatang. “Saya pastikan untuk tahun 2017 kompetisi nasional drumband dilaksanakan di NTB,“ ucapnya penuh semangat
Andi menjelaskan, drum band merupakan cabang olah raga yang akan membentuk karakter anak muda. “Saya melihat drum band ini tiga hal. Yang pertama, drum itu membentuk karakter disiplin. Yang kedua, fisik dan yang ketiga sangat dinamis. Untuk karakter-karakter pemuda NTB yang hebat,” jelasnya dengan semangat yang tinggi.
Kepala Dinas Dikpora Prov. NTB, Dr Rosiady Sayuti yang mewakili gubernur menjelaskan, drum band terus berkembang di NTB, terutama di sekolah-sekolah di semua tingkatan baik sekolah negeri, swasta bahkan hingga di pondok-pondok pesantren. Banyak hal posistif yang diperoleh murid sekolah dari kegiatan drumband karena sebagai salah satu cabang olah raga, selain diajarkan keterampilan bermain musik, juga diajarkan tentang disiplin, kreatifitas, sportifitas, semangat juang, prestasi dan kerjasama.
“Membina sebuah kelompok drum band memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, karena selain membutuhkan keterampilan bermusik juga membutuhkan kekompakan dan harmonisasi seluruh anggota,” jelasnya saat itu.
Saat ini minat masyarakat dan anak muda dalam bermain drum semakin meningkat. Sehingga, dengan bermain drumband pemuda memiliki kesempatan untuk meningkatkan inteligensi mereka, selain fisik, yang pada gilirannya akan membentuk karakter, akhlak mulia dan kedisiplinan.
Rosiadi Sayuti berpesan kepada jajaran pengurus untuk segera menyusun program kerja yang dapat meningkatkan prestasi. “PDBI harus siap dalam membina dan menggembleng generasi, harus mampu membangkitkan semangat seluruh anggotanya,” harapnya.
Selain Kepala Dinas Dikpora Provinsi NTB, Dr.Ir. Rosiadi Sayuti yang mewakili Gubernur Nusa Tenggara Barat, Ketua Koni NTB, Andi Adianto, juga Hadir dalam pelantikan tersebut anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah.
Ka-eS
Mendorong Masyarakat Cinta membaca
MATARaM – lombokjournal
Meningkatkan kualitas diri bisa dilakukan dengan membaca. Wagub NTB, H Muhammad Amin mendorong masyarakat, khususnya siswa, agar meningkatkan kualitas diri. “Itu bisa dilakukan dengan banyak membaca,” kata Muhammad Amin.
Wagub NTB, Muhammad Amin menyampaikan itu, saat Peluncuran dan Pencanangan Gerakan Cinta Membaca, Pembangunan Arsip Gubernur dan Program Arsip Digital di Tangan, di Kantor Badan Perpusatakaan dan Arsip Daerah Provinsi NTB, Senin (30/05).
“Masyarakat yang memperoleh pengetahuan dan wawasan baru akan semakin membuat kehidupannya cerdas. Sehingga, apa pun tantangan zaman ke depan, mereka mampu menjawabnya,” kata Wagub.
Dikatakannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar membaca. Sebab masyarakat yang gemar membaca adalah masyarakat yang gemar belajar. Karena itu ditekannya agar siswa terus meningkatkan kualitas diri dengan membaca.
Di tempat sama, Plt. Kepala Perpustakaan Nasional, Drs. Dedy Junaedy, M.Si menyampaikan gerakan gemar membaca sudah dicanangkan di tujuh provinsi di Indonesia. NTB merupakan provinsi ketujuh yang mencanangkan gerakan tersebut.
Tapi khusus di NTB dikatakannya agak unik. “Pak Wagub. Kalau di tempat lain menggunakan Gerakan Budaya Membaca, tapi di sini pakai Gerakan Cinta Membaca. Berarti itu melekat dari anak yang kecil, sampai remaja, dewasa dan orang tua. Kalau sudah cinta, Insya Allah kita akan terus membaca,” ungkapnya di hadapan ratusan siswa dan guru yang hadir di acara tersebut.
Dedy Junaedi berharap, gerakan cinta membaca menjadi contoh teladan bagi orang tua dan masyarakat dalam menumbuhkembangkan cinta membaca. Sehingga, dengan tumbuhkembangnya cinta membaca, masyarakat tidak ketinggalan dan siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Eropa.
Terkait arsip, Wagub mengungkapkan banyaknya arsip daerah yang belum diolah dan ditata dengan baik, sehingga sangat mungkin arsip yang bernilai guna dan bersejarah tersebut masih ditemukan atau ditempatkan tidak semestinya.
“Saya berharap lembaga kearsipan secara aktif menelusuri dan mengambil alih arsip-arsip tersebut. Arsip ini kemudian diolah agar dapat bercerita dan memberikan informasi yang objektif kepada masyarakat,” harap jelas Wagub di hadapan Plt. Kepala Perpustakaan Nasional, Drs. Dedy Junaedy, M.Si dan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Imhal.
Senada dengan Wagub dan Plt. Perpustakaan Nasional, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi NTB, Drs. H. Imhal menyampaikan kegiatan-kegiatan yang akan menunjang suksesnya gerakan cinta membaca di masyarakat.
“Dengan koleksi perpustakaan yang mencapai satu juta enam ratus ribu, akan mendukung kebutuhan masyarakat. Kita juga telah menyelenggarakan lomba perpustakaan, lomba cerita, lomba menulis di media, semua itu dalam rangka menumbuhkan kecintaan terhadap perpustakaan,” jelasnya saat itu.
Karena itu, pihaknya terus melakukan inovasi melalui E-Perpustakaan. Sehingga, masyarakat yang membutuhkan referensi atau buku dapat mengaksesnya dengan mudah, bahkan dalam hitungan beberapa detik, daftar referensi yang dibutuhkan akan langsung muncul.
HAYKAL, DUTA NTB UNTUK NASIONAL
Muhammad Haykal Faturrahman, mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat di ajang Lomba Cerita Tingkat Nasional tanggal 16 Agustus 2016 mendatang. Siswa Kelas IV SDN Inpres Leu Kabupaten Bima tersebut peraih peringkat pertama pada Lomba bercerita Daerah Tingkat Provinsi, yang diselenggarakan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi NTB.
Awalnya, Haykal, 11, mengikuti seleksi tingkat kecamatan. Setelah berhasil menyisihkan ratusan siswa di tingkat Kabupaten, ia berhak mewakili Kabupaten Bima di tingkat Provinsi.
Di tingkat provinsi, Haykal menduduki peringkat pertama setelah bersaing ketat dengan Halimatus Sa’diah, siswa SDN 05 Kota Bima, pada peringkat kedua. Di peringkat ketiga ditempati siswa SDK Tunas Daud Kota Mataram, Paulina Devina Wijaya.
“Kuncinya, kita tidak boleh takut, harus berani tampil di depan siapa saja,” ungkap Haykal setelah tampil membawakan cerita Daerah Bima di hadapan Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH.M.Si pada Peluncuran dan Pencanangan Gerakan Cinta Membaca, Pembangunan Arsip Gubernur dan Program Arsip Diigital di Tangan, di Kantor Badan Perpusatakaan dan Arsip Daerah Provinsi NTB, Senin (30/05).
Guru Pembina Haykal, Siti Aisyah, S.Pd meminta do’a dan dukungan semua pihak untuk keberhasilan anak didiknya pada saat berlaga di tingkat nasional. “Anakda Haykal akan mewakili NTB. Jadi, kalau ada kerjasama yang baik, Insya Allah saya yakin akan berhasil. Semoga ada perhatian khusus dari pemerintah daerah kita,” ungkapnya di sela-sela acara tersebut.
Aisyah juga menyampaikan tips sehingga anak didiknya dapat bersaing dengan siswa lain, baik di level kabupaten, provinsi maupun nanti di level nasional.
“Tumbuhkan rasa keberaniannya. Lalu, tampilkan sesuatu yang berbeda dengan kebanyakan orang. Dan yang lebih penting, tidak sombong saat mencapai prestasi terbaik,” jelasnya saat itu.
Suk
Foto;
(atas) Dedy Junaedy memukul gendang beleq tanda dimulainya Peluncuran dan Pencanangan Gerakan Cinta Membaca, Pembangunan Arsip Gubernur dan Program Arsip Digital di Tangan.
(bawah) Wagub Muhammad Amin bersama Muhammad Haykal Faturrahman
Gubernur Nusa Tenggara Barat DR. TGH M Zainul Majdi yangjuga Ketua Umum Tanfiziyah PB NW Pancor, menghadiri acara Adz-Dzikrol Hauliyyah Ma’had Darul Quran wal hadis Almajdiyah Asy syafiiyah NW ke 51 (lima Satau) yang bertempat di Al- Abrol Ponpes, di Mushalla Al- Abror lingkungan Yayasan Ponpes NWDI Pancor Lombok Timur (29/5). Turut hadir Dewan Penasehat PBNW ummi Ustazah Rauhun Zainuddin Abdul Majid.
Sekitar 1000 jamaah hadir menghadiri Hauliyyah yang ditandai penyerahan Toliban baru yang berjumlah 199 orang Tullab dan 166 orang Tullaban. Dengan demikian yang akan menjadi santri baru Darul Quran wal hadist Almajdiyah Asy syafiiyah NW berjumlah365 orang. Penyerahan ini diwakili TGH. H. Najmul Ahyar Lombok Utara, kemudian penyerahan diterima oleh Ummi Ustazah Hj. Rauhun ZM.
TGH M ZMajdi, Ketua Dewan Tanfidzyah ini menyerahkan ijazah kepada Mutkahrijin dan Mutkharijat
Setelah menerima santri baru, Ummi Hj. Rauhun menyerahkan kembali Mutakharijin dan mutakharijat yang telah menyelesaikan studinya selama kurang lebih 4 tahun di Ma’had Darul Quran wal hadis Almajdiyah Asy syafiiyah NW kepada wali santri yang hadir pada saat itu. Tercatat yang menyelesaikan studi pada Mahad Darul Quran wal hadist Almajdiyah Asy syafiiyah NW pada tahun 2016 berjumlah 50 orang.
Sebelum menyampaikan tauzyah (pengajian Umum), TGH M zainul Majdi, Ketua Dewan Tanfidzyah ini menyerahkan ijazah kepada Mutkahrijin dan Mutkharijat yang sukses menimba ilmu di Ma’had Darul Quran wal hadist Al majdiyah Asy syafiiyah .
Gubernur NTB DR. TGH M Zainul Majdi sebagai Syaihul Ma’had menyampaikan syukurnya dapat bersilaturrahmi dalam acara Tasyakur mahad yang sudah berusia 51 Thun. Kepada jamaah yang hadir, YGH zainul Majdi mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas keistikomahan untuk meneruskan amanah Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Majid Al- Pancory hingga berusia 51 tahun.
“Mudah-mudahan Allah memperpanjang usianya melipat gandakan keberkahannya dan memberikan Tulllab dan Tullibat kebaikan yang tidak putus-putus,” ujarnya.
Sebagai Syaihul Mahad TGB berpesan kepada seluruh santri baru maupun yang sudah lulus, hendaknya menjaga ketakwaan kepada Allah SWT jadilah Mutakarrijin dan Mutakarijat yang bertakwa kepada Allah, kalau sudah bertakwa insya Allah semua tugas akan dapat terselesaikan denagan baik. Kalau dipegang teguh pokok-pokok syariat hususnya seluruh rukun islamdan penjabaranya , yang ke tiga pegang teguh sifat-sifat dan ahlak mulia yang di contohkan Rasullallah SAW.
“Cukuplah kebanggaan kami sebagai mutakharrijin dan mutakharrijat, bila kalian bisa membawa pesan dan waksiat takwa dimana pun dan kapan pun anda berada,” wasiatnya
Dalam acara itu, hadir Ketua PB Muslimat NW Hj. Rahmi Djalillah, Anggota DPR RI H. Syamsul Lutfi, Bupati Lombok Utara DR. TGH Najmul Ahyar, Kadispora NTB DR. H Rosyiadi Syayuti, Kepala BKD dan Diklat Drs.H. Suruji dan kepala BPKAD NTB Ir. H. Iswandi dan hadir juga segenap Masaikh para Alim ulama Abituren Nahdatul Wathan.
(Syamsul/Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB)
Sekda NTB, H Muhammad Nur Pamitan
MATARAM – lombokjournal
Sekda NTB, H Muhammad Nur tidak mengenakan seragam harian pegawai negeri yang biasa dikenakan pada apel rutin hari Senin. Ia menjelaskan , saat menjadi Pembina Upacara Bendera, seragam berbeda itu suatu isyarat perpisahannya dengan seluruh pegawai di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. “Beberapa hari ke depan, kita tidak berjumpa seperti ini dan paripurnalah saya menjalankan profesi saya sebagai aparatur sipil negara,” ungkap Sekda
H Muhammad Nur bersalaman dengan Asisten II Bidang Ekonomi dna Pembangunan, H Lalu Gita Ariadi; paripurna sebagai pegawai negeri
Upacara hari Senin di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur, di Mataram (30/05), semestinya yang menjadi pembina upacara adalah Asisten Setda namun digantikan oleh Sekda. Ini berkaitan dengan pamitan Sekda kepada seluruh pegawai Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi NTB.
H Muhammad Nur yang dilantik menjadi Sekda NTB tanggal 10 November 20 10 itu, minta maaf jika selama ini terdapatkekurangan dan kesalahan terhadap tertib administrasi pemerintahan, keuangan, aset dan tata personalia yang menjadi tanggung jawabnya sebagai pejabat ASN tertinggi di Pemprov NTB.
“Kesempatan yang baik ini saya gunakan untuk minta maaf kepada kita semua selama saya berkarir di Nusa Tenggara Barat. Khususnya, selama 5 tahun 7 bulan saya menjadi Sekda di provinsiNTB,” ujarnya.
Setelah Upacara selesai, Sekda menghamipiri barisan peserta upcara kemudia menyalami pegawai Setda Prov NTB satu persatu. Para Pegawai pun termasuk para Asisten Setda dan Kepala Biro Setda Pemprov NTB antusias dan mengantri berjabat tangan seling memaafkan. Tampak raut muka haru baik H Muhammad Nur maupun para pegawai yang bersalaman dengan Sekda kelahiran Bima ini.
Siapakah yang akan dilantik sebagai Sekda yang baru? Meski belum diumumkan secara resmi, namun sudah tersebar berita bahwa Kepala Dinas Dikpora, DR H Rosiady Sayuti, rencananya akan dilantik Gubernur menjadi Sekda NTB yang baru hari Rabu (1/6) mendatang.
Suk
(Foto; Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB)
Festival Makan Daging Anjing di China; Sekitar 10 ribu–15 ribu Anjing, Kucing atau Babi Disembelih
Lombokjournal.com
Bulan Juni mendatang, di daerah pedesaan Yulin, Provinsi Guangxi Zhuang, bagian selatan China, akan berlangsung The Lychee and Dog Meat Festival, yang biasa disebut sebagai Yulin Dog Meat Festival 2016. Festival yang dimulai tanggal 20 Juni hingga akhir bulan itu adalah acara tahunan yang akan membantai 10.000 – 15.000 anjing, kucing dan babi untuk jamuan menyambut musim panas.
Masyarakat di wilayah pedesaan Yulin, China bagian Selatan, memiliki tradisi makan anjing. Dan mereka membanggakan kepandaiannya memasak. Orang bagian lain negeri itu punya gurauan untuk orang Selatan itu: ‘Orang Selatan akan makan semua yang berkaki empat, kecuali kaki meja. Mereka akan masak semua yang terbang, kecuali pesawat terbang’.
Orang daerah Yulin yang makin makmur sejak tahun 1990, menghidupkan kebiasaan unik, yaitu mengadakan perjamuan dengan menu utama daging anjing untuk menandai datangnya musim panas. Para pendukung festival dan pemilik restoran menyatakan makan daging merupakan bagian tradisi orang Yulin. Festival itu mulai marak sekitar 20 tahun lalu, ketika masyarakat Yulin merasa perlu merayakan mulai terbitnya matahari di musim panas.
Tapi para pengkiritik mengatakan, tak ada unsur budaya dalam festival yang memperlakukan hewan dengan kejam. Sekitar 10-20 ribu anjing dibunuh untuk daging mereka tiap tahun di Cina. Namun pengkritik festival ini berpendapat, tidak ada nilai budaya dalam festival itu, kecuali dirancang hanya untuk mencari keuntungan uang.
Dog Days of Yulin.
Ya, hari yang berlimpah jamuan daging anjing. Bayangkan, di bagian dunia lain, anjing dianggap ‘teman baik’ manusia. Jangan heran bila aktivis hak-hak binatang seluruh dunia, termasuk di China, makin mengutuk Festival Daging Anjing. Mereka menyerukan, agar festival di Yulin dilarang. Perdagangan daging anjing dianggap ilegal, tidak diatur, dan kejam.
Sejak tahun 2013, Festival Daging Anjing di Yulin banyak mengundang berita negatif. Pemerintah daerah setempat menolak tradisi yang disebut makan daging anjing ‘saat matahari terbit di Musim Panas’ itu. Tapi penduduk setempat tak berhenti merayakannya. Para aktivis mati-matian mencoba menyelamatkan anjing sebelum pembantaian.
Festival jamuan makan dengan menu utama daging anjing ini memang kontroversial. Aktivis pecinta hewan menyerukan penghentian Yulin Dog Meat Festival. Laporan terbaru Humane Society International (HSI) pembantaian berlanjut sepanjang tahun di Yulin, dengan perkiraan 300 kucing dan anjing yang disembelih tiap hari.
Orang marah karena menyembelih anjing yang umum di Cina, dipandang sebagai bentuk kekejaman. Menjelang festival, anjing dan kucing diangkut truk, berdesakan dalam kandang kecil tanpa makanan dan minuman, menempuh jarak ratusan mil. Di antara hewan itu adalah hewan peliharaan keluarga yang dicuri.
Di belahan bumi lainnya, anjing merupakan ‘teman’ yang disayangi
Festival paling kontroversial di Cina itu makin marak sejak dua dekade terakhir. Banyak yang cemas –sebagian besar penduduk dunia menganggap ‘anjing sebagai teman bukan makanan’ — puluhan ribu anjing disembelih dan dimakan tiap tahun dalam acara yang berlangsung di kota Yulin, Provinsi Guangxi. Pegiat pecinta binatang tak bisa tinggal diam, karena 10.000 anjing dibantai menjadi santapan akhir pekan.
Akhir tahun 2014, para aktivis hak-hak binatang di berbagai Negara demo di luar gedung Pemerintah Kota Yulin. Tapi aksi itu mengundang kemarahan penduduk. Beberapa spanduk dirobek penduduk setempat. Terjadi baku mulut antara penduduk yang naik pitam dengan pengunjuk rasa. Aparat keamanan muncul membubarkan massa
Tapi pengunjuk rasa dari China masih bertahan, mengecam bagaimana moralitas masyarakat yang membantai anjing dan menjadi sajian di piring untuk para tamu. Tapi warga Yulin bersikukuh tidak akan menghentikan perjamuan dengan menu utama daging anjing itu. Malah dengan bangga sebagian penduduk mengtakan, acara itu akan membuat Yulin menjadi daerah yang makin terkenal.
“Anda tidak pernah protes Piala Dunia. Anda hanya meributkan tradisi kami, pada festival ini merupakan reputasi terbaik kami, punya masakan daging anjing terbaik di Cina. Di masa depan, Yulin akan menjadi lebih terkenal! ” teriak seorang penduduk.