Sambi, Tempat Nyimpan Padi Yang Nyaris Punah

LOMBOK UTARA – lombokjurnal.com

Ada kebiasaan warga Kecamatan Gangga, Lombok Utara, menyimpan padi di lumbung, dikenal dengan “Sambi”. Beras di Sambi jadi gudang pangan saat gagal panen. Namun kini, tradisi menyimpan padi di Sambi mulai ditinggalkan warga.

Bangunan berbentuk persegi empat itu terlihat kurang terawat. Atap ilalangnya rontok. Pagar bambu dibangun berbentuk kotak itu bolong di beberapa bagian. Tiangnya pun oleng. Melihat di balik lubang hanya ada ruang kosong. Tak ada padi laiknya bangunan yang lain.

Bangunan itu dikenal masyarakat Desa Gondang, Rempek dan Bentek, Kecamatan Gangga, dengan nama Sambi (lumbung padi-red), tempat penyimpanan gabah sebelum digiling. Posisinya cukup tinggi dari tanah dan tertutup rapat, agar tikus kesulitan menggerogoti gabah yang tersimpan.  Dulu, masyarakat menyimpan gabah di Sambi, dan merupakan kebiasaan turun menurun.

Saat butuh makan, gabah dalam Sambi diambil secukupnya. Kemudian digiling menggunakan lesong (rantok, lesung panjang berbentuk laiknya perahu-red). “Dahulu, setahun kami tidak membeli beras, ada cadangan di Sambi,” kata Seni, Warga Rempek.

Padi yang disimpan di sambi sudah diperkirakan cukup untuk cadangan pangan keluarga selama setahun. Sementara lauk pauk dan sayur mayur masih bisa disediakan pekarangan rumah atau areal sawah. Hasil ternak juga masih cukup.

Padi dipanen dengan sistem potong menggunakan anai-anai kemudian dijemur serta disimpan didalam Sambi. Ada juga warga yang menyimpan di dalam karung lalu dimasukkan ke dalam bangunan yang berada di bagian sisi rumah itu.

Zaman dulu, satu rumah biasanya memiliki satu Sambi. Pemandangan seperti itu lumrah dijumpai di kampung-kampung tradisional di Gangga, khususnya di Desa Bentek dan Desa Rempek.

Namun, kini sangat jarang bahkan langka keluarga di desa memanfaatkan Sambi. Jika dulu para keluarga belum tenang sebelum Sambi kosong, tapi kini justru jarang Sambi yang sengaja diisi. Pertanda kuat masyarakat desa bakal meningggalkan tradisi nenek moyang.  Sambi yang rusak pun tidak diperbaiki. Bahkan kebanyakan warga di dua desa itu tidak lagi memiliki sambi.

Ini menandakan tradisi menyimpan padi di sambi perlahan-lahan nan pasti mulai bergeser. Kemudahan warga mendapatkan bahan makanan menjadi salah satu penyebab. Jika dulu kawasan Bentek dan Rempek berada di tengah kawasan hutan lebat, akses transportasinya cukup jauh, kini amat mudah diakses.

Begitu juga dengan Sambi di Desa Gondang dan Sambik Bangkol, perlahan nan pasti juga mulai berkurang. Kesan yang muncul kemudian, Sambi adalah pasangan setia rumah tradisional berbahan bambu.

Hilangnya Sambi ini berpengaruh pada sistem panen petani. Dulu para petani panen menggunakan anai-anai dan pisau kecil untuk memotong tangkai padi. Tidak dengan merontokkan bulir padi (merompes-red). Seluruh padi yang tersimpan di dalam sambi diikat kuat.

Setidaknya ada alasan logis yang membuat Sambi masih bertahan hingga saat ini di beberapa tempat di Gangga, yaitu padi yang disimpan didalam sambi tidak cepat rusak karena masih bertangkai lengkap dengan bulunya.

djn




Dewan Laporkan Warga, Massa Datangi Kantor DPRD KLU

Massa Juga Protes Anggaran Kunker Dewan

LOMBOK UTARA – lombokjurnal.com

Ratusan massa seruduk Kantor DPRD Kabupaten Lombok Utara, Senin (15/8). Aksi itu buntut lanjutan dari laporan dewan terhadap warga kecamatan Bayan (RAB-red) yang dianggap menghina institusi lembaga DPRD Lombok  Utara.

Aksi itu memprotes tindakan dewan yang dianggap terlalu reaktif menyikapi tulisan warga di akun media sosial yang dianggap menghina dan dilaporkan ke kepolisian. Warga yang tergabung beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Lombok Utara itu menggelar aksi menuntut dewan mencabut laporan yang telah dilayangkan ke aparat kepolisian.

Pantauan media ini, warga yang datang dari berbagai wilayah kecamatan itu mulai pukul 22:00 Wita. Kedatangan kali ini sebagai buntut dari adanya pernyataan dewan via pesan singkat yang menganggap LSM dan ormas di KLU tidak berani anarkis sampai menimbulkan kerusakan.

Mereka tak bbisa menahan emosi, masuk ke gedung dewan merusak meja kursi yang ada di ruang rapat utama. Beberapa massa kemudian mencari dan mengejar oknum dewan yang melayangkan pesan via sms tersebut.

Pada aksi tadi malam massa pun yang ikut jauh lebih besar dari kemarin pagi. Penambahan massa aksi ini sebagai bukti janji mereka yang akan menggelar aksi kembali dengan mendatangkan massa jauh lebih besar bila tuntutan mereka tidak direspon.

“Dewan ini tak pernah gubris kemauan kita, malah mereka melayangkan pernyataan menantang, akibatnya ya kami rusak fasilitas kantor ini,” celoteh seorang pendemo dengan nada tinggi.

Tidak Transparan

Massa aksi juga menuntut dewan transparan terhadap penggunaan anggaran kunjungan kerja yang dianggap cuma menghamburkan-hamburkan anggaran daerah. Menurut mereka, hasil kunker selama ini nihil sedangkan anggaran daerah yang terkuras amat besar yaitu Rp. 9,14 miliar tiap tahun.

Terbukti, selama ini dewan sama sekali belum melahirkan usulan peraturan daerah inisiatif. Padahal, anggaran yang dikeluarkan daerah cukup besar. “Dewan terhormat ternyata kedap kritik dan buta realitas. Padahal mereka dipilih oleh masyarakat. Dewan ini sangatlah berlebihan. Sikap ini mencerminkan dewan kita seperti anak kecil,” cetus Anton dalam orasinya.

Menurutnya, RAB yang mengkritik kualitas dewan karena rutin keluar daerah cuma menghabiskan anggaran daerah kurang lebih sebesar Rp. 440 juta setiap kali keluar daerah. Melihat hasil kinerja dewan selama ini belum maksimal dalam merealisasikan Prolegda. Dari 27 usulan eksekutif, dewan baru bisa menyelesaikan 11 Ranperda saja.

Di sisi lain, tidak pernah satu pun Perda diinisiasi Dewan. “Lalu apa kerjaan dewan yang selama satu bulan 4 kali melakukan kunjungan kerja,” teriak Anton.

Kalau memang tidak terima dengan kritikan dari masyarakat, lanjutnya, jangan jadi dewan. Pasalnya, dewan itu wakil rakyat yang dipilih untuk mewakili aspirasi rakyat di pemerintahan. “Jangan lupa, dewan itu dipilih masyarakat untuk menyuarakan aspirasinya. Jangan marah kalau masyarakat mempertanyakan bagaimana hasil kinerja wakilnya,” ketusnya dengan suara keras.

Senada koordinator Aksi, Agus Salim juga meneriakkan, dewan bukanlah manusia suci yang tidak boleh dikritik rakyat. Upaya represif dewan yang berniat memenjarakan warganya ini sama saja merupakan bentuk penodaan perwakilan rakyat terhadap kebebasan berpendapat yang dijamin oleh Undang-Undang.

“Kami atas nama warga dayan gunung bersatu dalam Aliansi Masyarakat Menolak Kriminalisasi Warga menggelar aksi solidaritas untuk RAB menuntut dewan mencabut laporannya ke polisi itu 1×24 jam,” teriak Agus cukup lantang.

Dewan dihimbau untuk mengurangi kunker yang tidak bermanfaat guna mengefisienkan anggaran daerah. Yang terakhir adalah dewan jangan lagi melakukan kriminalisasi terhadap masyarakat yang memberikan kritik.

djn

 

 

 




Peluang Agrowisata di Desa-desa Kecamatan Gangga

LOMBOK UTARA – lombokjournal.com

Lahan pertanian dan perkebunan yang luas nan eksotik di desa-desa di Kecamatan Gangga, cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai pusat agrowisata yang maju dan profesional. Di antara wilayah yang menjanjikan peluang ini adalah wilayah Desa Bentek, Desa Genggelang dan Desa Rempek.

Kawasan pertanian terutama tanaman perkebunan seperti kopi, kakao, cengkeh maupun tanaman buan-buahan seperti durian, manggis, rambutan, pepaya, membuka peluang pengembangan agrowisata di Gangga
Kawasan pertanian dengan tanaman perkebunan seperti kopi, kakao, cengkeh maupun buah-buah

Potensi wisata di ketiga wilayah ini misalnya wisata alam, wisata sejarah/ budaya dan wisata religi. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan bagi ketiga desa, yang cukup besar menyumbangkan PAD bagi Kabupaten Lombok Utara, meski tidak sebesar kontribusi Senggigi dan Tiga Gili (TraMeNa) di Kecamatan Pemenang.

Objek-objek wisata ini disamping menyumbang PAD juga mendatangkan devisa dan tentunya menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat tiga desa tersebut. Apalagi, pada hari ulang tahun ke-8 pada bulan juli lalu, Lombok Utara telah mendeklarasikan diri sebagai Destinasi Wisata Dunia.

Berbagai potensi wisata yang dimiliki termasuk wisata agro ini harus jadi pintu masuk pembuktian tagline tersebut agar punya branding wisata yang jelas dan keberadaan Lombok Utara sebagai salah satu destinasi wisata dunia di Indonesia diakui secara defacto oleh dunia internasional.

Brand wisata Kecamatan Gangga bertumpu pada penjualan alam dan seni budaya (kesenian tradisonal, tarian tradisional, musik tradisional, pusaka bertuah). Karena pengembangan agrowisata di wilayah ini belum tergarap maksimal, padahal, bila diselami secara utuh dan menyeluruh, potensi kearah itu amatlah cerah dan sungguh menjanjikan.

Kecamatan ini sebetulnya memiliki sejumlah simpul wisata yang bisa dijadikan paket agrowisata menarik. Ini mengacu pada kegiatan wisata yang mengandalkan kawasan pertanian terutama tanaman perkebunan seperti kopi, kakao, cengkeh maupun tanaman buan-buahan seperti durian, manggis, rambutan, pepaya.

Salah satu daya tarik menawan dalam agrowisata ialah adanya kesempatan bagi para pengunjung untuk melihat dan memanen buah dan hasil-hasil perkebunan yang lainnya. Kemudian, hasil panen ditimbang dan dihargai pengunjung sesuai harga yang ditetapkan oleh petani.

Dengan cara itu, pengunjung akan memperoleh kepuasan, pengalaman serta kesan mendalam dan tentunya akan sulit dilupakan. Sebagai wilayah agrowisata, kecamatan ini sudah sepatutnya dikembangkan jadi wisata agro sebagai bagian trademark wisata di Kabupaten Lombok Utara, hamparan bumi dengan sesanti Tioq Tata Tunaq. Dengan kata lain, agrowisata itu salah satu bentuk pariwisata dengan objek utamanya lanskap pertanian, wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian.

Di samping itu, agrowisata juga aktivitas wisata yang integral dengan keseluruhan sistem pertanian dan pemanfaatan objek pertanian sebagai objek wisata, seperti teknologi pertanian dan komoditas pertanian.

djn                            




MEJET, Pemandian Wisata Alam yang Elok Nan Eksotis

LOMBOK UTARA – lombokjournal.com

MENCARI lokasi pemandian indah dan elegan di Kecamatan Gangga terbilang mudah dan bayak  pilihan. Sebut saja di Desa Bentek, banyak lokasi wisata bahkan yang terdekat dengan jantung kota Tanjung sekali pun. Lokasi yang dimaksud ada di Dusun Sengaran (Tiu Saong) dan Dusung Kakong (Tiu Mejet).

Lokasi ini menawarkan panorama alam yang luar biasa indah dan memukau setiap mata memandang bahkan bisa memantik naluri decak kagum kita pada eksotika lingkungan sekitarnya. Selain airnya terus mengalir setiap saat, ciri khas berikutnya, ialah tebing-tebing di sekitarnya landai serta pepohonan yang ada rindang kehijau-hijauan dapat menyejukkan jiwa dan saban waktu, bisa merasuki alam bawah sadar kita.

Kolam renangnya berasal dari mata air yang masih sangat alami. Saking airnya berasal dari mata air alami, suhu airnya pun terasa sangat dingin laiknya es.

Sumber air dari hutan yang mengitari daerah sekitarnya juga menyumbang dampak positif terhadap ketersediaan air dan suhu air yang dingin ini. Namun, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, kawasan hutan seperti di Kakong dan Sengaran sudah mulai terjamah perlahan-lahan. Perlu perhatian yang serius dari pemerintah desa maupun pemerintah Kabupaten Lombok Utara untuk memelihara dan melindungi sumber daya alam hutan yang tersedia di kawasan seperti hutan mejet.

Tiu Mejet ini lebih identik dengan pemandian air pancuran yang berasal dari hutan Mejet dengan kolam renangnya yang mempesona, semakin banyak diminati penduduk yang hendak berwisata karena dekat dengan pusat kota, jalur tansportasi yang baik. keunggulan lain, berwisata dan berekreasi di sini lebih murah dan mudah.

Hutan Bebekeq dan Montong Gedang juga menyajikan pesona pemandangan yang juga tak kalah indahnya dengan Mejet karena di sana masih banyak pohon tua yang terpelihara dengan baik selama ratusan tahun.

Batang pohon yang menjulang tinggi, akar pohon yang menggelantung rapi serta dedaunan yang rindang juga turut mewarnai pemandangan yang elok serta menjadi nilai wisata tersendiri yang eksotis dinikmati. Bahkan pohon tumbang yang melintang sekalipun bisa menjadi sesuatu yang mengasyikkan ketika dilewati dengan cara menyuruk. Kesan alami pun muncul dengan sendirinya seakan kita berada di hutan belantara yang membahana.

djn




Aksi Nekat Ibrahim Rusli, Berenang Dari Trawangan ke Bangsal

LOMBOK UTARA – lombokjurnal.com

Ibrahim Rusli, seorang pegawai negeri atau ASN dari Kota Tarakan, benar-benar membuktikan kenekatannya. Di usianya lebih setengah abad, pria asal Kalimantan Utara ini berenang dari Gili Trawangan menuju daratan Pulau Lombok, Sabtu (13/8).

Aksi luar biasa itu dilakukannya tanpa pelampung. Rusli cuma bercelana kolor warna krem. Ibrahim Rusli berenang di perairan laut yang memisahkan daratan Pulau Lombok dari Gili Trawangan, sepanjang 7,72 kilometer dalam waktu kurang tiga jam (tiga jam kurang dua menit-red). Ia memulai aksinya dari Trawangan, pukul 06.27 Wita dan baru menjejak daratan Pulau Lombok pada pukul 09.25 Wita.

Selama menjajal derasnya arus laut Trawangan – Bangsal, Ibrahim dikawal tiga kapal dari tim ekspedisi Renang Gili Trawangan-Bangsal, Polairut, dan Basarnas. Setelah tiba di daratan, Ibrahim kemudian menyerahkan bendera merah putih yang dibawanya selama berenang kepada Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lombok Utara, Sinar Wugiyarno, SH.

Aksi berenang jarak jauh ini bukan pertama dilakukan Rusli. “Selain di Lombok, sebelumnya saya juga pernah berenang jarak jauh di berbagai tempat, seperti menyeberangi Bali-Banyuwangi kemudian Madura-Surabaya (Suramadu) dalam satu hari,” cetusnya pada lombokjurnal.com ditemui usai mendarat.

Menurut Rusli, ia sudah memiliki banyak pengalaman berenang jarak jauh ini. Tapi baru kali ini ia sempat merasa pesimis bisa menyelesaikan perjalanannya hingga finish karena arus gelombang laut cukup kencang. ”Ini memang paling berat arusnya. Sempat mau naik ke kapal tapi saya tahan,” cetusnya sambil tersenyum.

Dari jarak 6 kilometer menuju pesisir pantai bangsal, cerita Ibrahim, mulai merasakan arus yang begitu kencang yang tidak memungkinkan dirinya bisa menuju arah pesisir pantai bangsal. Ia mengakui sempat melakukan tindakan berenang melawan arus agar sampai tujuan target namun tetap tidak bisa.

“Di pertengahan jalan, saya hampir 1 jam muter-muter lawan arus, ini yang paling berat saya rasakan selama melakukan eksepedisi,”ketus pria yang pernah menjajal perairan laut Kalimantan Utara ke Malaysia ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Utara, Muhadi, mengaku pihaknya mempunyai rencana menjadikan renang Gili Trawangan-Pemenang ini sebagai agenda tahunan, karena antusiasme masyarakat cukup fantantis setelah mendengar informasi rencana aksi berenang Ibrahim Rusli ini.

”Saya banyak sekali mendapat telepon protes, kenapa acara ini tidak digelar untuk peserta lain. Kita akan agendakan nanti, mungkin tahun depan untuk memeriahkan HUT Lombok Utara ke-9 sebab animo masyarakat lumayan tinggi,” pungkasnya.

 

djn




PKB Lombok Barat, Siapkan Kader Dampingi Fauzan Halid

LOMBOK BARAT – lombokjournal.com

Masih kosongnya kursi Wakil Bupati,  menjadi incaran pollitisi di Lombok Barat yang dulu partainya menjadi partai pengusung BUpati Fauzan Halid. Dari kelima partai pengusung; masing-masing Partai Golkar, Partai Demokrat PDI Perjuangan, PAN dan Partai HANURA muncul tiga jago yang disebut-sebut, yaitu Hj Sumiatun (Golkar), H Umar Said (Golkar), F. Farinduan (non partai), dan belakangan sering disebut, Lalu Sajim Sastrawan.

jamhur lobar
H Muhammad Jamhur

Di luar partai pengusung, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lombok Barat, juga menyiapkan kadernya. “Sekalipun bukan sebagai partai pengusung, tapi juga menyiapkan kadernya untuk mendampingi bupati,” kata H Jamhur, anggota Komisi III DPRD Lombok Barat, hari Minggu (14/8).

Menurut Jamhur, PKB punya kader yang layak mengisi kursi Wakil Bupati,  antara lain, TGH Khudori (DPRD Provinsi NTB) dan Ir Sulhan Muhlis (Wakil ketua DPRD Lombok Barat).

Dari Giri Menang dikabarkan, meski banyak nama muncul  hanya dua nama yang akan disodorkan DPRD yang kemudian dipilih Bupati Fauzan Halid untuk proses selanjutnya. Dua nama dari partai pengusung yang santer disebut, yaitu Farinduan dan Hj Sumiatun. Dua nama itu berasal dari internal partai pengusung.

Nama-nama itu segera diverifikasi oleh Panitia Pemilihan (Panlih) yang akan mengirimkan calon Wakil Bupati itu ke Mendagri. Namun saat ini sedang berlangsung proses pembentukan Panlih yang akan menyusun Tatib.

Panlih harus bergegas menyusun tatib. Jangan sampai terlambat, sebab delapan bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Bupati, tak bisa lagi mengisi kursi Wakil Bupati. Perlu diketahui, Lombok Barat akan melangsungkan pemilihan Bupati berikutnya pada tahun 2018.

“PKB hanya wait and see. Tapi, posisi PKB bisa menentukan,” kata Jamhur.

Meski bukan partai pengusung, karena umumnya partai menjalankan “demokrasi terpimpin” (ditentukan DPP), bisa jadi kader PKB masuk bursa yang akan mendampingi Fauzan Halid.

Emas F

 




Baru Di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Terpasang Traffic Light

MATARAM – lombokjournal.com

Kabupaten Lombok Utara (KLU) saat ini baru mempunyai traffic light yang sudah terpasang baru di Kecamatan Pemenang di perempatan Pemenang menuju Bangsal. Di tiga kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Tanjjung, Gangga, Kayangan dan Bayan masih belum terpasang. “Memang sekarang di Pemenang belum berfungsi sebagaimana mestinya,” kata Sekretaris Dishubkominfo, Ahmad Sujanadi, Minggu (14/3).

Traffic Light di KLU, 14 Agustus1

Hal itu dikatakannya untuk meluruskan berita di lombokjournal.com (Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas Siswa KLU, Sabtu, 13/8). “Bukan belum terpasang. Sudah terpasang tapi belum berfungsi maksimal,” tegasnya.

Menyinggung tentang kegiatan Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas dan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Transportasi Darat Tingkat Kabupaten Lombok Utara, dikatakan akan dibentuk Forum Pelajar Pelopor Keselamatan Transportasi. Selain itu dikatakannya, pengumuman pemenang Pelajar Pelopor  Keselamatan Transportasi akan diumumkan usai upacara peringatan HUT RI ke 71 di Lapangan Tiuq Tata Tunaq, Tanjung.

“Tentang forum itu, maksudnya agar ada duta pelajar yang bisa menjelaskan pentingnya keselamatan transportasi di sekolahnya masing-masing,” terang Ahmad Sujanadi.

Susunan pengurus forum tersebut, masing-masing; Ketua: L.M. Rizal Efendi (SMA 1 Tanjung), Wakil Ketua: Doni Damara (SMA 1 Kayangan), Seretaris: Ayu Soliha (SMA 1 Pemenang), Bendahara: Kinanti Pratiwi (SMA 1 Bayan).

“Sangat diharapkan masing-masing sekolah di tingkat SMA/SMK di Lombok Utara, bisa mentaati aturan lalu lintas,” katanya.

Emas F

 




Wayang Sasak Berdialog Soal Perdamaian, Ajak Penonton Menyanyikan Indonesia Raya

MATARAM – lombokjournal

Di tengah pertunjukan wayang di Pantai Ampenan,  Kapolsek Ampenan, Kompol Sujoko Aman, yang malam itu duduk di deretan penonton, dipanggil maju berdialog dengan tokoh-tokoh wayang. Kapolsek pun bicara soal perdamaian, yang menurutnya diawali dari diri masing-masing.  “Kalau kesadaran dalam diri sudah terbangun maka perdamaian bersama akan bisa kita wujudkan,kata Joko menjawab pertanyaan salah satu tokoh wayang, Amaq Ocong.

wayangsasak,13Agustus4

Juga Zulhakim, Pendiri Komunitas Semeton Ampenan, diajak berdialog. Zulhakim pun mengapresiasi Roah Ampenan, ” Kegiatan seperti ini kita butuhkan sebagai pengingat , perdamaian itu mutlak dibutuhkan untuk keharmonisan Ampenan.” katanya.

Dua dialog itu bagian dari pentas wayang perdamaian di taman eks Pelabuhan Ampenan, Sabtu, 13/8.  Pentas wayang itu, antara lain, menjawab kegelisahan makin renggangnya interaksi sosial warga Ampenan.

“Mereka tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Seolah tak ada lagi waktu buat bercengkrama,” kata Abdul Latif Apriaman, penanggung jawab pentas wayang itu, dalam rilisnya yang dikirim ke Lombok Journal.

Menurutnya, sekarang banyak orang sibuk membangun dunianya masing-masing;  dunia maya dengan komunitas sosial maya, tegur sapa maya, senyum dan kesedihan maya termasuk solidaritas maya.

Roah Ampenan; Pentas Wayang Perdamaian, adalah bagian dari kerja Hibah Cipta Perdamaian Kelola 2016. “Roah Ampenan adalah perwujudan rasa syukur atas semua anugerah yang telah diberikan Tuhan kepda kita, terutama nikmat perdamaian,” kata Abdul Latif Apriaman, Ketua Yayasan Pedalangan Wayang Sasak saat membuka pentas malam itu.

Menurut Latif,  ide Roah Ampenan digagas bersama sejumlah komunitas masyarakat di Ampenan. Bersama kelompok Semeton Ampenan, ide itu digulirkan dengan mengajak perwakilan yang ada di Ampenan untuk berembuk, merancang pertunjukan yang partisipatif dan bisa diterima semua kalangan.

“Roah Ampenan ini adalah pengingat bagi kita, bahwa Ampenan ini adalah Indonesia Kecil yang di dalamnya ada beragam etnis, suku dan agama yang berbeda. Perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan, bersama kita bisa merayakannya.” Kata Latif.

Wayang Alternatif                                                                                                    Dalang Bayu Azmi–siswa Sekolah Pedalangan Wayang Sasak— berinteraksi dengan penonton. Dalang tidak lagi bermonolog dan menjadi satu-satunya sumber “suara”, tapi penonton diajak berkomunikasi.

Pertunjukan malam itu juga diwarnai munculnya wayang-wayang berwarna.  Ada penari Rudat mengenakan pakaian warna-warni.  Ada naga berwarna yang meliuk-liuk mengikuti alunan musik Barongsae, bendera merah putih muncul di depan kelir.

Wayang-wayang berwarna itu terbuat dari plastik bekas air mineral yang dicat berwarna warni.  Model wayang berwarna dari bahan sampah plastik  ini ternyata mendapat respon positif penonton.

Pada akhir pertunjukan, penonton, berdiri bersama mengikuti  ajakan dalang, bersama-sama menyanyikan Indonesia Raya, menyambut HUT RI ke 71.

Suk




Wayang Sasak, Pentas ‘Perdamaian’ di Pantai Ampenan

MATARAM – lombokjournal

Remaja yang diasah di Sekolah Pedalangan Wayang Sasak  (SPWS) menggelar pertunjukan ‘Wayang Perdamaian’ di taman Pantai Ampenan, Sabtu (13/8). Tak hanya hendak menghibur, dalang remaja itu dengan pergelaran Wayang Sasak-nya malam itu juga membawa misi perdamaian. “Agar Ampenan tetap nyaman dan aman, hidup berdampingan dalam keberagaman,” kata Latif Apriaman, penanggung jawab program Roah Pentas wayang Perdamaian

wayangsasak,13Agustus2

Kalau banyak orang masih bicara melestarikan, tapi SPWS yang berdiri sejak 28 Mei 2015 sudah meloncat ke depan.  Dengan hajatan ‘Roah Ampenan’ di taman eks Pelabuhan Ampenan, 23 Juli-13 Agustus, pergelaran Wayang Sasak malam mingguan itu merupakan langkah memasuki ‘dunia baru’.

Merambah ke dunia baru itu berarti membuat pertunjukan Wayang Sasak tidak berjarak dengan persoalan kekinian penontonnya. Lebih jauh dan lebih ‘kontemporer’ untuk perjalanan seni tradisi ini yaitu menjalin interaksi dengan penonton.

Waktu menggelar pertunjukan beberapa waktu sebelumnya di Selagalas,  Mataram, dua orang siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) berdialog dengan tokoh-tokoh wayang. Dan dua siswa SLB itu sempat memberi masukan tentang topik pertunjukan.

Dalam pertunjukan Sabtu malam, Dalang remaja, Bayu Azmi, tak hanya terpaku mengantarkan jalan cerita dan dialog tokoh-tokoh wayangnya.  Selain menyindir remaja dan pelajar yang banyak disibukkan dengan telpon selularnya, Dalang itu masih sempat ‘menyutradarai’ pertunjukan gerak dan musik Diampenan Ansamble yang berlangsung di luar kelir/layar pewayangan,. Dalang pun mengajak penonton bertepuk tangan.

wayangsasak,13Agustus4

Dan penonton pun bertepuk tangan. Setidaknya, dari pertunjukan wayang sekitar dua jam itu, perjalanan seni wayang tadisi milik masyarakat Sasak itu tetap terlacak jejaknya.

“Kita punya harapan, sudah tumbuh generasi baru yang meneruskan tradisi Wayang Sasak. Kita harus mengapresiasi pihak yang bersusah payah menghidupkan dan merevitalisasi wayang sasak,” ujar salah seorang penonton di warung kopi pinggir pantai.

Suk   

 

 

 

 

 




Wagub Lantik Pengurus Koordinator Cabang PMII NTB

MATARAM – lombokjournal.com

Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin., SH, M. Si melantik Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nusa Tenggara Barat, periode 2016-2018, di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur Provinsi NTB, Jum’at (12/8).

PMII NTB diajak terus berkomunikasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait, mengenai program apa yang akan dilaksanakan, khususnya dalam rangka mendorong tiga juta wisatawan ke NTB.

Wagub juga berpesan agar mahasiswa bisa berkontribusi lebih besar mendorong wisata halal di NTB. Saat ini NTB telah mewmperoleh predikat sebagai halal tourism destination.

“Kritis tetapi tetap solutif dan argumentative. PMII hendaknya jangan hanya mengkritik tetapi juga memberikan solusi dan argumentasi-argumentasi yang membangun”, pungkas wagub.

Rer