MotoGP Mandalika, Cerita ‘Mengesankan’ Event Internasional
Event MotoGP Mandalika telah usai dan berlangsung sukses, tapi di balik kesuksesan itu ada juga hal-hal yang menimbulkan cerita yang menarik perhatian
MATARAM.lombokjournal.com ~ Lombok mengukir sejarah baru, setelah bertahun-tahun Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pihak swasta sibuk menyiapkan pembangunan Sirkuit kelas dunia, akhirnya event internasional Pertamina Grand Prix of Indonesia yang digelar 18-20 Maret 2022, usai sudah dalam suasana gegap gempita.
Banyak penonton mengaku kecewa, karena Marc Marquez absen di MotoGP 2022. Pasalnya, Marc Marquez, pembalap tim Repsol Honda cedera usai mengalami kecelakaan horor di sesi pemanasan pada pagi hari, Minggu (20/03/22).
Setelah Valentino Rossi resmi menyatakan tidak tampil lagi pada ajang MotoGP, akhir tahun lalu, maka Marquez merupakan idola baru, setidaknya bagi publik Indonesia.
Tapi apa boleh buat, pada sesi pemanasan pembalap asal Spanyol itu mengalami kecelakaan fatal pada tikungan ke-7 yang membuat dirinya terlempar sekaligus membuat motornya hancur.
Absennya Marquez dalam MotoGP Mandalika 2022 mengecewakan publik Indonesia, seolah-olah ajang MotoGP tidak lengkap. Bahkan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, yang sempat berfoto bersama Marquez, mengaku sangat menanti performa Marquez dalam ajang MotoGP Mandalika 2022 ini.
Tidak turunnya Marquez, salah satu yang digadang-gadang menjadi juara adalah Miguel Olivier. Benar juga, Miguel Oliveira menjuarai MotoGP Mandalika 2022 yang mencapai finish dengan dengan catatan waktu tercepat 33 menit 27,223 detik, gelar pertama yang diraihnya setelah menjuarai GP Catalunya pada Juni 2021.
Memang Miguel Oliveira patut dapat acungan jempol. Aksinya cukup mencengangkan mengingat memulai balapan di posisi start kelima, tapi saat lampu hijau menyala, Oliveira menyalip ke kiri untuk melewati empat pembalap lainnya hingga menempati posisi pertama sampai akhir balapan.
BACA JUGA: MotoGP Mandalika 2022, Catatan Event Internasional di Lombok (1)
Dan andalan Yamaha, Fabio Quartararo naik podium menjadi juara kedua. Disusul J. Zarzo dari Ducati yang menempati posisi ketiga.
SERBA SERBI
Di tengah gegap gempita perhelatan MotoGP Mandalika 2022, banyak hal menarik untuk menjadi cerita dan catatan usai event balapan motor kelas dunia itu. Ini kutipan dari yang dialami netizen, penonton, wartawan, dan beberapa pihak yang dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan kabar MotoGP.
Kegesitan Para Marshall
Peran para Marshal di Sirkuit Mandalika sempat jadi perhatian, Sebelum perhelatan berlangsung, para Marshal lokal yakni petugas yang membantu di area lintasan saat terjadi insiden dalam balapan, dinilai tidak becus alias tidak profesional bekerja.
Tapi saat perhelatan MotoGP berlangsung, kegesitan para marshal mendapat pujian. Pujian itu datangnya dari Race Director MotoGP Mike Webb, mengaku puas kecakapan dan kecepatan marshal.
Para marshal sangat cakap dan cekatan dalam membersihkan permukaan lintasan. Dikutip dari D katadata.co.id terdapat 360 marshal yang disiapkan dalam balapan MotoGP Mandalika 2022 di Lombok. Mereka terdiri dari unsur Karang Taruna Kecamatan Pujut, Brimob Polda NTB, rescuer Basarnas, dan pendamping beberapa marshal dari Malaysia.
Mereka menunjukkan peningkatan kemampuan pesat sejak pertama dipekerjakan dalam ajang MotoGP di Indonesia.
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria di Sirkuit Mandalika, Minggu (20/03) mencontohkan, salah satu insiden besar, ketika bagian bawah motor Alex Rins (Suzuki Ecstar) mengeluarkan api setelah Tikungan 12. Alex kemudian meninggalkan motornya di Tikungan 13. Insiden tersebut meninggalkan cukup banyak oli di lintasan, dan para marshal yang sebagian sudah bertugas di Mandalika sejak World Superbike (WSBK) pada 19 – 21 November 2021 lalu, bergerak cepat.
Para Marshal memadamkan api, mengangkat serpihan, dan membersihkan lintasan dari oli sehingga sesi bisa dilanjutkan. itu salah satu contoh, banyak yang lainnya membuat pengetahuan para marshal lokal dinilai jauh berkembang setelah mendapatkan masukan dari beberapa marshal Malaysia yang dibawa untuk berbagi pengalaman.
TGB nonton dari tribun
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat dua periode, TGH. Zainul Majdi memilih menonton di tribun B yang tiketnya berharga murah. Penonton di tribun kalau turun hujan harus siap dengan mantel hujan, kalau tidak harus siap basah kuyup, Untung TGH. Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) yang menonton bersama istrinya, mengenakan mantel hujan. Pertanyaannya, kenapa TGB menonton di tribun? Bukankah TGB punya andil besar sehingga terwujudnya Sirkuit Mandalika, dan ia patut mendapat perhatian khusus untuk duduk di ruang VIP.
Netizen menulis di Facebook, bagaimana TGB mengatasi kesulitan dalam pengalihan lahan Mandalika yang saat itu dikuasai swasta (PTAN), lalu dipindahkan ke BUMN. TGB juga berperanan meyakinkan Dorna Sport bahwa proyek Mandalika ini adalah prospek. Belum lagi saat itu harus meyakinkan Presiden Joko Widodo, karena saat itu Proyek Mandalika harus bersaing dengan Provinsi lain seperti Jabar, Sumatera dan Lampung. Bahkan nyaris saja sirkuit dibangun di Palembang, karena Gubernur Sumatera Selatan (saat itu) Alex Noerdin, sudah maju satu langkah, mulai pembebasan tanah.
BACA JUGA: Hari Minggu, Sirkuit Mandalika Dihadiri Penonton Istimewa
Pembuat status di FB itu duduk di samping TGB di tribun, ia tahu persis pihak Dorna Sport mendatangi TGB dan mengajaknya masuk ke ruang VVIP, demikian juga Paspampres membisiki kalau Pak Jokowi mengajaknya bersama di ruang khusus. Tapi TGB lebih memilih tetap menonton di tribun B.
Adakah sesuatu yang membuat TGB ‘galau’ sehingga ia memilih tetap kekeh menonton dari tribun B?
Pawang hujan impor
Seorang Netizen mencatat Raden Rara Isti Wulandari, pawang hujan asal Denpasar Bali – yang mengaku diundang para penggede di ITDC untuk menjinakkan hujan – ternyata lebih trending dari kabar kecelakaan Marc Marquez.
Ternyata Rara yang bisa blak-blakan bicara tentang dirinya itu bukan sembarang pawang hujan. Ia mengaku sebagai pawang hujan kaliber internasional, karena terbukti mampu ‘merekayasa’ cuaca di event besar, contohnya Asian Games 2018.
Rara sempat ‘didiskriminasi’, karena sebagian publik Lombok menyesalkan pihak yang ‘mengimpor’ Rara dari Bali, padahal pawang hujan lokal banyak yang tak kalah ampuhnya.
Rara sendiri mengaku, sebenarnya hujan yang mengguyur arena Sirkuit Mandalika itu memang harapan pihak penyelenggara, khususnya tim teknis dari luar negeri. Dengan turunnya hujan, suhu aspal sirkuit tidak tinggi, maksimal 50 derajat. Nah, apakah Rara juga mendapat tugas menurunkan hujan?
Netizen menulis Rara telah menjadi bagian dari sejarah penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022. Setelah hujan lebat dan petir sempat menyambar arena sirkuit, setelah itu balapan MotoGP berlanjut setelah cuaca ‘terkendali’. Apakah Rara memang bisa mengendalikan cuaca?
Yang jelas, Tuhan Maha Penyayang. Selalu mengabulkan doa baik mahlukNya.
Mana bus penjemput?
Soal transportasi bus, baik yang hendak mengangkut penonton berangkat menuju Mandalika dan sebaliknya yang balik mengantar pulang, sempat menimbulkan kericuhan.
Padahal sebelumnya, pihak Dinas Perhubungan NTB yang didukung oleh Kementerian Perhubungan Indonesia yang menyediakan bus gratis mengatakan, shuttle Bus bergerak dari masing masing simpul transportasi dengan jam operasional yang telah ditetapkan.
Dishub NTB telah merilis rute bus gratis ke Sirkuit Mandalika dan waktu penjemputan serta pengantarannya, dan sebaliknya dari Mandalika balik ke tempat semula. Selain itu, bus gratis juga akan mengantarkan penonton MotoGP Mandalika pada 7 rute dari parkir barat dan parkir timur menuju gate 1, gate 2, dan gate 3 Sirkuit Mandalika.
Bahkan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi memastikan, untuk mensukseskan seri II MotoGP Mandalika, Presiden Joko Widodo memerintahkan semua harus berjalan dengan baik, sebab ini merupakan momentum bagi Indonesia agar semakin mendunia.
“Misi presiden membuat Indonesia makin mendunia. Kami dapat perintah untuk memastikan semua (transportasi-red) harus berjalan baik. Kami harus serius,” ungkap Budi Karya Sumadi. Sebab, transportasi bagi para penonton ini memang menjadi masalah krusial yang harus dipastikan berjalan baik.
Tapi nyatanya, banyak penonton yang mengaku tiba di rumah sampai larut malam. Tentu banyak penyebabnya,salah satunya banyaknya kendaraan yang lalu lalang di area Mandalika itu menyebabkan kemacetan.
Terus di event sebesar ini, yang juga dihadiri Presiden Jokowi, bagaimana pihak mengatur arus lalu lintas. Kalau penonton terlantar, baik saat berangkat maupun hendak pulang, tanggung jawab siapa ya.
Usai perhelatan MotoGP, penonton yang seharusnya dijemput menuju ke Parkir Barat atau ke Parkir Timur, harus menunggu sampai larut malam. Sebagian beruntung bisa menumpang ojek dengan biaya Rp 50 ribu ke Parkir Barat atau Rp100 ribu ke Parkir Timur.
Setelah sampai ke ke Parkir Barat/Timur pun bukan serta merta para penonton mendapat angkutan pulang.***