Menulis Sejarah Tanpa Keilmuan Akademi (5 – habis)
Dalam perjalanan merangkai fakta untuk menulis sejarah perjuangan Polri, Arif Wahjunadi tertuju pada peristiwa penting tanggal 21 Agustus 1945, Proklamasi Polisi Republik Indonesia
LombokJournal.com ~ Ketika melakukan penelitian untuk menulis sejarah jejak perjuangan Polri, Komjen. Pol. Purnawirawan Arif Wachjunadi awalnya hanya berangkat dari pertanyaan sederhana. Kapan Kepolisian Negara Republik Indonesia pertama kali ada? Apa saja peristiwa yang dapat mengungkap mengenai hal ini?
Menurut Arif, dua pertanyaan ini kerap menjadi tantangan baginya untuk menemukan jawabannya.
BACA JUGA : Hari Juang Polri, Kapolri Sapa Penggagas Hari Juang (1)
Jauh sebelum menulis sejarah perjuangan Polri (bahkan sejak menjadi Kapolda NTB tahun 2010), ia sudah mulai dihadang pertanyaan itu. Kemudian berlanjut saat menjadi Kapolda Bali 2013, ia lalu mengumpulkan data dan informasi tentang hal ini.
Ketertarikannya untuk menelusuri dan menulis sejarah jejak perjalanan perjuangan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) datang dari keinginan untuk melengkapi dan “memperkaya” sumber daya manusia yang ada di Polri.
Banyak Polisi yang tidak hanya mengembangkan karir sebagai Polisi profesional melainkan juga ahli dalam bidang lainnya.
“Hal ini penting untuk merespon peluang di era globalisasi yang membutuhkan tidak hanya Polisi profesional saja melainkan juga Polri harus memiliki Polisi berkarakter pejuang dengan wawasan yang mumpuni,” ungkapnya.
Sejak itulah ia tekun dan serius melakukan penelitian. Dalam perjalanannya merangkai-rangkai fakta untuk menulis sejarah Polri inilah, ia kemudian berhenti pada peristiwa penting yang terjadi tanggal 21 Agustus 1945, Proklamasi Polisi Republik Indonesia. Dari sanalah, dengan segala dinamika suka dukanya tantangan dan dilema yang tidak mudah, ia kukuh dengan terus fokus memperjuangkan Hari Juang Polri.
Seluruh data, informasi dan dokumen yang merupakan hasil risetnya, ia catat dan kumpulkan dalam dua buku yang pada akhirnya mendorongnya menulis sejarah lahirnya Hari Juang Polri. Ia menulis sejarah tanpa keilmuan sejarah secara akademis.
BACA JUGA : Proklamasi Polisi Republik Indonesia dan Hari Juang (2)
Meski tidak memiliki latar belakang keilmuan sejarah secara akademis, dalam menulis buku Arif Wachjunadi terbilang detil dan komprehensif. Penelitian-penelitian lapangan juga literasi yang dilakukannya selama 14 tahun, sangat serius dan menjangkau semua sumber-sumber informasi dan dokumen yang dibutuhkan.
Beberapa akademisi dan ahli sejarah yang turut memberi sambutan dalam buku karyanya berjudul Pearl Harbor Hiroshima Nagasaki Jejak Sejarah Perjuangan Polri, mengakui ketekunan, keuletan dan dedikasinya.
“Komjen Drs. Arif Wachjunadi memang tidak memiliki latar belakang keilmuan sejarah, tetapi beliau memiliki kecintaan yang besar dan kepedulian terhadap lembaganya, sehingga mendorongnya untuk melakukan dengan sungguh-sungguh berbagai langkah dan tahapan ‘penelitian sejarah’ sebagaimana yang biasa dilakukan seorang peneliti sejarah professional, atau bahkan mungkin melampuinya. Ini merupakan capaian luar biasa, buku setebal ini tidak mungkin bisa terwujud tanpa melalui sebuah proses kerja keras yang panjang penuh dengan ketekunan, keuletan, dan dedikasi yang tinggi dari penulisnya,” ungkap Dr. Abdul Wahid, M.Hum., M.Phil., Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Prof. Dr. Der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri, Dsc., Rektor UI 2007-2013 dan juga Anggota Senat Akademik PTIK/STIK, turut memberi apresiasi atas karyanya yang bernas ini.
“Kami sebagai sosiolog yang cukup lama berkecimpung di dunia Kepolisian, terutama sebagai dosen di S3 Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian; menyambut gembira hadirnya buku ini. Buku yang ditulis apik ini, didukung data sekunder dan primer yang bernas,” kata Prof. Dr. Der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri.
Demikian pula dengan ahli sejarah, Prof. Anhar Gonggong, yang mengakui ketekunan dan kreativitasnya.
“Tentu saja hasil karya dari Komjen. Arif ini patut mendapat, tidak hanya ucapan selamat atas karyanya itu, melainkan juga patut mendapat apresiasi yang tinggi. Komisaris Jenderal (Komjen) Arif Wachjunadi kembali menunjukkan ketekunan-kreativitasnya dalam bentuk penulisan sebuah buku tentang perjalanan hidup dari lembaga negara: Kepolisian Negara Republik Indonesia (RI),” kata Prof. Anhar Gonggong.
Tidak ketinggalan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, turut memberi apresiasi atas karya tersebut.
“Saya mengapresiasi kegigihan dan keseriusan penulis untuk terus menyempurnakan buku sejarah perjalanan perjuangan Polri ini, dengan rajin mendatangi berbagai tempat dan narasumber yang bisa mengungkap setiap detil keberadaan Polri. Juga banyak meminta saran serta masukan dari berbagai pihak, termasuk saya. Setidaknya dua kali Penulis bertemu saya untuk berdiskusi,” ungkap Bambang Soesatyo.
BACA JUGA : Sejarah Proklamasi Polisi Bermula dari Tokubetsu Keisatsutai
Apa yang dilakukan Arif Wachjunadi, tidak hanya mendapat sambutan baik dari kalangan ahli dan akademisi, melainkan datang juga dari Jenderal TNI Try Sutrisno.
“Kerja keras dalam mewujudkan buku ini, tentu saja tidak mudah dilakukan oleh Komjen. Pol. Purnawirawan Arif Wachjunadi. Tak terhitung waktu dan tenaga, tentunya dengan kesabaran dan keikhlasannya secara terus menerus sepanjang satu windu, untuk bisa mewujudkan buku yang bisa menjadi pedoman tidak hanya bagi Polri melainkan juga bagi masyarakat luas, khususnya terkait sejarah Polri. Oleh sebab itu, Polri patut berbangga dan harus merasa beruntung memiliki Komjen. Pol. Arif Wachjunadi, yang telah dengan tekun menyusun buku bernuansa sejarah dengan rapi dan runut ini,” kata Try Sutrisno.
Begitu pula para seniornya yang nota bene adalah Kapolrii di masanya, yang turut memberi apresiasi atas lahirnya buku karyanya. Sebut saja Jenderal Polisi Purnawirawan Suroyo Bimantoro yang menyebutnya sebagai sosok yang langka.
“Menurut saya, Komjen. Pol. (P) Arif Wachjunadi adalah seorang yang langka, di tengah kelangkaan pecinta sejarah, khususnya pada sejarah institusi Polri yang dia dan kami cintai.Kelebihan dia dari yang lain, dia bukan hanya memiliki minat tetapi mendalami, meneliti dan lebih hebat lagi menuliskan dalam sebuah buku,” ungkap Bimantoro.
Jenderal Polisi Purnawirawan Bambang Hendarso Danuri, juga mengatakan bahwa karya ini membuka sejarah jati diri Polri.
“Membaca karya buku berjudul; Pearl Harbor Hiroshima Nagasaki Jejak Perjalanan Perjuangan Kepolisian Negara Republik Indonesia Jilid 2, yang ditulis oleh Komjen. Pol. Arif Wachjunadi ini, kita seperti diantar untuk membuka jendela sejarah jati diri Kepolisian Republik Indonesia yang sesungguhnya. Bahwa Polri itu pejuang yang gigih dan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Dan itu dicatat secara cermat selama lebih kurang delapan tahun oleh penulis melalui berbagai penelitian, baik lapangan maupun literasi yang terkait langsung dengan sejarah Polri,” kata BHD.
Demikian banyak apresiasi yang diberikan atas karya-karyanya dimaknai Arif sebagai perhatian banyak pihak kepada Polri, sebab ia menulis sejarah itu atas kecintaannya kepada institusi Polri.
BACA JUGA : Wasta Tenun dan Kriya Harapan Ekonomi Nerkelanjutan
Selain menulis sejarah Pearl Harbor Hiroshima Nagasaki Jejak Sejarah Perjuangan Polri (buku ini adalah buku ke 2 dari seri Hari Juang Polri), sebelumnya ia juga menulis buku pertama berjudul Pearl Harbor Hiroshima Nagasaki Polri (Buku pertama) dan buku ke tiga berjudul Hari Juang Polri. nik