Mengharukan, Apel Bendera 17 Agustus DPC PDIP KLU dan Pengungsi

Saat ini kehidupan warga KLU sedang mengalami ujian tapi warga KLU tidak boleh larut oleh rasa duka yang berkepanjangan

LOMBOK  UTARA.lombokjournal.com — Upacara apel bendera HuT RI ke 73, Jumat (17/08)  pagi yang dilakukan DPC PDIP KLU bersama sejumlah pengungsi di Posko Baguna PDIP, depan pasar  Tanjung – Lombok Utara,  berlangsung hikmat dan penuh haru.

Semua peserta upacara apel bendera  sudah tidak memiliki rumah tinggal yang utuh , baik itu pengurus PDiP maupun pengungsi . Mereka semua tinggal di tenda pengungsian di beberapa titik pengungsian .

Pelaksanaan upacara HUT RI ke 73 didahului dengan upacara menaikkan bendera sang saka merah putih oleh tiga orang siswi, yaitu Denek Bini giskha asal SMA 1 Tanjung,  Bini Wulan asal SMK 1 Tanjung Laora asal SMP 1 Tanjung.

Sekolah mereka pun rusak dan hancur  akibat gempa. Ketiganya tinggal di posko pengungsian bersama orang tuanya .Sedangkan komandan upacaranya Dan Satgas PDIP KLU , Hasanuddin .

Sementara itu Ketua Baguna PDIP NTB , Ahmad Sukro didaulat  membacakan Teks Pancasila. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Ketua DPC PDI KLU , Raden Nuna Abriadi sekaligus yang membacakan teks Proklamasi .

Dalam amanat  pesan upacara apel bendera , inspektur upacara Raden Nuna Abriadi mengatakan saat ini kehidupan warga KLU sedang mengalami ujian oleh Yang Maha Kuasa.  Untuk itu warga KLU tidak boleh larut oleh rasa duka yang berkepanjangan.

Saat seperti inilah wajah kemanusian partai harus ditampilkan. Nuna mengajak kembali kepada jati diri bangsa yaitu Pancasila, sari patinya adalah gotong royong membangun semangat kebersamaan,  memeras keringat bersama,  membanting tulang bersama,  bantu membantu  bersama,  berat sama di pikul tingan sama di jinjing,  semangat itulah yang harus dipupuk dan gelorakan dalam menghadapi musibah.

“Saya mengajak smua elemen terutama para kader partai utk bergandengan tangan tertawa dan menangis bersama rakyat,  berhentilah menangis ayo bangkit dan berdiri tegak kita songsong hari esok yg lebih baik,” tambah Raden Nuna .

Kesan peserta upacara HUT RI

Peserta upacara Findri Puspita Sari dari Baguna PDIP DKI sangat terkesan bisa mengikuti upacara detik-detik proklamasi di Tanjung bersama PDIP KLU dan pengungsi, meskipun sejatinya mereka semua korban gempa bumii.

Findri mengakui pelaksanaan upacara bendera ini jauh dari kemewahan.Itu menunjukkan kami sebagai kader PDIP  Perjuangan dimana pun dan dlm situasi apa pun selalu  ada di tengah-tengah rakyat, termasuk dalam situasi bencana sekali pun.

“Kami tetap ingin bendera merah putih berkibar. Sebagai bentuk kecintaan kami terhadap negara republik Indonesia,” ungkapnya.

Seorang pengungsi , Hasmah mengutarakan dirinya ikut apel HUT RI ke 73 bersama PDIP sebagai bagian untuk mengenang dan menghormati jasa  para pahlawan bangsa, yang telah memerdekakan NKRI dari belenggu penjajah.

Selanjutnya, Bendahara DPD PDI NTB, Edi Sukmono yang hadir mewakili Ketua DPD PDIP NTB , H Rachmat Hidayat merasa terhormat bisa mengikuti peringatan detik – detik proklamasi bersama DPC PDIP KLU dan para  pengungsi.

“Ini bentuk JasMerah ( Jangan sekali-kali melupakan Sejarah) yakni tetap mengenang para the founding Father negeri ini,” pungkasnya

Me