Lombok Sudah Aman, Okupansi Hotel DI Lobar Masih Sepi
Kawasan Senggigi yang biasanya di bulan-bulan Juli-Desember selalu ramai dengan wisatawan dan kini sepi
LOBAR.lombokjournal.com — Dampak bencana gempa bumi terhadap pariwisata di Lombok Barat, selain mengancam pada tutupnya sejumlah hotel juga berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Gempa bumi yang mengguncang Lombok hingga lebih dari satu bulan, berdampak tutupnya sejumlah hotel di kawasan wisata Senggigi. Selain itu tenaga kerja tidk sedikit terancam dirumahkan.
“Rata-rata pihak hotel terpaksa merumahkan sementara para pegawainya,” tutur Kepala Badan Pendapatan (Bapenda) Lombok Barat, Lale Prayatni, Jum’at (07/09).
Hanya Hotel Aruna yang memilih tetap beroperasi. Namun mereka harus menyingsingkan lengan baju lebih tinggi, untuk mengefisiensikan pengeluarannya.
“Walau tingkat hunian rendah, kami tidak memilih merumahkan para pegawai. Saat ini pun manajemen masih membutuhkan pekerjaan mereka,” ujar Sofyan Hadi, sales di Hotel Aruna.
Menurut Manajer Pemasaran Kila Hotel Fauzan Akbar, tiap hotel memiliki kebijakan manajemen sendiri. “Kila Hotel juga tetap mempekerjakan secara normal para pegawai,” katanya.
Kawasan Senggigi yang biasanya di bulan-bulan Juli-Desember selalu ramai dengan wisatawan dan kini sepi. Persoalan ini membuat banyak manajemen hotel meminta solusi kepada Pemkab Lombok Barat.
“Rata-rata mereka meminta dispensasi. Ada yang meminta penundaan pajak, pengurangan, bahkan penghapusan,” cerita Lale sambil menyebut contoh-contoh hotel yang meminta keringanan seperti itu.
Menurutnya, intinya pemda harus bantu mereka. Termasuk dengan pemberitaan bahwa Lombok sudah aman dari gempa dan bagaimana mempromosikan lagi potensi wisata kita.
Mengenai keringanan tersebut, Lale mengaku sedang melakukan kajian.
“Kita sedang mengkajinya, toh secara aturan dibolehkan, apalagi semua diakibatkan oleh bencana,” ujarnya.
Sepinya tingkat hunian hotel juga menjadi pukulan tersendiri pada sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari target total 301 milyar PAD di tahun 2018, sekitar 129 milyar harus dipenuhi oleh Bapenda Lombok Barat.
Akibat minimnya kunjungan wisatawan , berdampak pada pendapatan pajak dan retribusi hotel, restoran, dan hiburan. Lale mengestimasi akan kehilangan 41 milyar dari target sektor pariwisata.
Harry