Kunjungan Bappenas Ke KLU, Bahas Isu Strategis UMKM
Dirjen Bappenas dan Kemensos RI dalam kunjungan ke Lombok Utara juga mendiskusikan pengentasan kemiskinan ekstrem
TANJUNG.lombokjournal.com ~ Kunjungan Dirjen Bappenas dan Kemensos RI ke Lombok Utara, Rabu (18/05/22), mendiskusikan isu utama UMKM.
Selain itu, dalam kegiatan yang dipusatkan di kolam renang Mandala Desa Bayan, Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara itu, juga mendiskusikan pengembangan produk UKM, pengentasan kemiskinan ekstrem (PKE) pengembangan sektor pariwisata dan lain lain
Kegiatan itu dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lombok Utara.
“Dalam melaksanakan kegiatannya, UMKM harus ikut serta dalam penuntasan kemiskinan di daerah masing masing di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara,” tutur Parihin, Kepala BAPPEDA KLU kepada wartwan.
BACA JUGA: Program PKK NTB, Keluarga Sehat Jauh dari Narkoba
Kunjungan Bappenas dan Kemensos RI di Bayan juga dihadiri Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Drs Abdul Hamid, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UMKM, Kabupaten Lombok Utara, Drs. Abdul Hamid beserta rombongan.
Rombongan dari Pusat tampak Sekretaris Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian PPN/Bappenas, Annisa Sri Kusumawati, didampingi Dwi Rahayuningsih, Rosinta H.P. Purba, Ghiffany Zahra, Alya Syafira, Niken Larasati.
Selain itu, tampak hadir rombongan BPJS Kesehatan, Kepala Kantor Perwakilan BPJS Kesehatan Provinsi NTB turut serta hadir yang fasilitasi oleh Lembaga KOMPAK.
Kepala Bappeda KLU, Parihin menjelaskan, kunjungan Bappenas dan Kemensos RI juga untuk membangun kerja sama dengan perusahaan daerah, baik didalam pemberdayaan, permodalan, pemasaran dan lain-lainl.
Kunjunan Bappenas membagas beberapa isu; Pertama, perbedaan definisi UMKM antar lembaga serta belum adanya basis data terintegrasi.
Kedua, hanya 57 persen UMKM berkontribusi terhadap PDB dari total 99 persen UMKM. Ketiga, 93 persen UMKM belum menjalin kemitraan, dan hanya 14 persen UMKM berkontribusi terhadap total ekspor Indonesia.
BACA JUGA: 10 Mahasiswa Diamankan, Gubernur NTB Minta Bupati Bima Bantu Mahasiswa
Keempat, akses pembiayaan bagi UMKM masih rendah, dan Kelima, rendahnya pemanfaatan teknologi dalam menjalankan usahanya, termasuk digitalisasi.
Parihin menambahkan, lebih dari 90 persen UMKM tidak menggunakan komputer, dan hanya 10 persen yang menggunakan internet dalam menjalankan usahanya.
“Hal hal ini juga menjadi bahan diskusi dalam kunjungan Bappenas bersama rombongan,” jelas Parihin. ***