Jalur Pendakian Rinjani Dibuka Bulan April
Semua jalur pendakian tidak dapat sampai hingga ke Segeranak, mengingat kondisi jalur kesana setelah dilalukan survei masih sangat berbahaya untuk dilakukan pendakian
MATARAM.lombokjournal.com — Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono mengatakan, Gunung Rinjani sebagai asset wisata yang potensial untuk menggaet wisatawan, dalam waktu dekat jalur pendakian itu akan dibuka.
“Estimasi mulai dibuka kembali jalur pendakian di Gunung Rinjani pada April 2019, tetapi itu tergantung dari Dirjen, “ kata Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono, Selasa (19/3).
Ia mengatakan, pihaknya beberapa waktu lalu sudah melakukan survei pada jalur pendakian yang aman dilewati.
Hal ini dilakukan dalam rangka melihat perkembangan keamanan jalur setelah pasca gempa pada Juli-Agustus 2018 lalu.
Semua team telah diturunkan untuk melakukan survei mulai dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dari bandung, kemudian BMKG dari TNI polri perwakilan tracking organizer (TO), guide, porter kemudian masyarakat untuk mengevaluasi.
“Hasil ini nanti baru dibahas oleh pusat dan dipetakan rencananya tanggal 28 Maret nanti. Kemudian hasil ini juga nanti akan kita laporkan ke pak Dirjen dan nanti ini yang buka pak Dirjen,” terangnya.
Diharapakanya, dari hasil diskusi yang diselenggarakan bisa ada kesepatakan antara pelaku pariwisata dan pemerintah, agar wisata TNGR dan lainnya harus berjalan, tetapi juga aman dan nyaman, sehingga tidak beresiko kecelakaan lagi.
“Itu yang kita harapkan, pertama pariwisata ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan terutama wisatawan asing,” ungkapnya.
Dijelasknya semua jalur pendakian tidak dapat sampai hingga ke Segeranak. Mengingat kondisi jalur kesana masih sangat berbahaya untuk dilakukan pendakian, setelah dilalukan survei.
Namun pihaknya nantinya akan kembali mensurvei jalur-jalur pendakian yang memang dapat digunakan. Sementara ini jalur dari Aik Berik hanya dapat hingga puncak kondo saja.
“Kemudian untuk jalur sembalun itu juga tidak bisa sampai ke puncak rinjani karena retakan-retakan masih banyak dan sangat beresiko, mungkin perlu waktu menstabilkan,” jelasnya.
AYA