Industri Garam Beryodium Di NTB Belum Meningkat
Pelaku usaha industri garam masih enggan untuk mengelolanya menjadi garam yodium, karena harga jualnya yang terlalu murah
MATARAM.lombokjournal.com — Industri pengolah garam yang dimiliki Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sejauh ini belum ada peningkatan. Meskipun telah dicanangkan untuk menjadi garam yodium, namun kini tak tampak sama sekali.
Bahkan NTB memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan produksi garam.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Andi Pramria mengatakan, untuk industri garam yang ada sampai saat ini masih tetap berjalan.
Tapi masih perlu untuk ditingkatkan lagi, agar produksi untuk garam yodium tersebut dapat lebih meningkat. Kendati diketahui untuk produksi garam di NTB setiap tahunnya terus bertambah.
“Industrinya masih ada, tetapi untuk sekarang ini kita mau tingkatkan. Karena memang mau dibuat garam yodium itu,” ujar Andi Pramria,
Namun sayangnya produksi garam dari dua pulau besar NTB, yakni Pulau Lombok dan Sumbawa belum dapat dioptimalkan. Mengingat pelaku usaha industri garam masih enggan untuk mengelolahnya menjadi garam yodium, karena harga jualnya yang terlalu murah dengan kemasan lebih bagus.
“Salah satunya seperti industri garam di Sumbawa, mereka itu lebih memilih menjual dengan kantok kresek, dari pada yang sudah dikemas rapi. Karena harga jualnya hanya Rp 1000 perbungkus itu,” terangnya.
Tidak hanya belum mampu memanfaatkan peluang produksi garam industri, selain itu juga belum bisa meningatkan kualitas produksi garam rakyat.
Minimnya perhatian dan pendampingan dari pemerintah menyebabkan capaian produksi dan kualitas jauh dari harapan. Untuk itu, yang dilakukan Disperin saat ini melatih para pelaku industri tersebut agar dapat meningkatkan kualitas garam mereka.
“Saya minta mereka di latih buat garam youdium itu, kita mulai dari kualitasnya dulu baru di kuantitas. Memang sudah ada industri kecil-kecil yang buat garam yodium itu baru di Lombok Timur, Bima saja yang belum, disana lebih senang dijual langsung,” akunya.
Sementara itu untuk produksi garam data terakhir mencapai hingga 104 ribu ton garam.
Namun dengan adanya bencana alam beberapa waktu lalu kemungkinan menurun. Selain itu untuk produksinya saja untuk lokal masih belum dapat terpenuhi, kendati hal ini perlu dorongan bagi pelaku usaha meningkatkan produksi mereka.
AYA