Gerabah, Primadona Kerajinan Yang Makin Redup

Kerajinan gerabah dari Banyumulek yang sempat mengangkat pariwisata Lombok, kini harus memperbaiki kualitas bentuk dan coraknya

Baiq Eva Parangan, Kadis Perindustrian NTB (foto: AYA)

MATARAM.lombokjournal.com – Gerabah asal banyumulek, Lombok Barat, pernah menyedot minat pasar mancanegara. Kini, nasib kerajinan gerabah yang sebelumnya jadi primadona produk ekspor Provinsi NTB, kini biisa dibilang mati suri.

Sebelumnya pangsa pasar ekspor gerabah sebagian besar ke negara Eropa, Asia, bahkan Timur Tengah, sekarang meredup. Meredupnnya ekspor gerabah itu diunbgkapkan Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NYB, Baiq eva Parangan di Mataram, Senin (7/8).

Dinas Perindustrian Provinsi NTB kini mulai fokus membangkitkan kembali gairah industri kerajinan gerabah, dengan melakukan inovasi dari bentuk serta coraknya, khususnya sentra gerabah di Desa Banyumulek, Lombok Barat.

Tahun 2017, pihak Dinas Perindustrian Provinsi NTB akan memberikan perlakuan khusus bagi perajin gerabah Banyumulek.

“Mengajarkan kepada pembuat gerabah agar melakukan inovasi baik dari segi bentuk serta coraknya,” ungkapnya. Pengrajin gerabah di tahun 2017 akan diberikan pembinaan dan pendampingan khusus.

Eva mengatakan, salah satu upaya menghidupkan kembali kejayaan kerajinan gerabah Banyumulek yang mati suri adalah melalui program pendampingan, untuk peningkatan mutu dan kualitas dari produk kerajinan gerabah.

Pendampingan kepada para perajin gerabah di Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat tersebut akan dilakukan para profesional di bidangnya.

Pendampingan bisa berupa peningkatan mutu produk, kreatifitas dan inovasi. Misalnya, perajin dibina agar mampu menghadirkan produk-produk gerabah yang memiliki nilai arsitektur dan ciri khas kelokalan.

Selain itu, serta produk yang dihasilkan tersebut tidak bertentangan dengan aturan dari negara tujuan ekspor. Seperti penggunaan bahan baku yang dilarang negara tujuan ekspor, termasuk kualitas dari produk gerabah itu sendiri.

Fokus pendampingan produk gerabah dilakukan di  Banyumulek tahun 2017, karena memang disitu penghasil gerabah terbesar di NTB.

“Harapannya, kerajinan gerabah ini bisa lagi eksis di pasar ekspor NTB seperti tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya.

AYA