Festival Pesona Tambora, Mengangkat Pariwisata Pulau Sumbawa
Festival Pesona Tambora (FPT) bisa lebih sukses menarik kunjungan wisatawan serta mendorong FPT sebagai wonderful pariwisata Indonesia
MATARAM.lombokjournal.com — Selama dua kali dilaksanakan, Even Festival Pesona Tambora (FPT) Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses menarik minat dan perhatian dunia, terutama wisatawan melakukan kunjungan, nasional maupun mancanegara.
Festival Pesona Tambora (FPT) sendiri merupakan even tahunan yang dilaksanakan Pemprov NTB mrlalui Dinas Pariwisata pertama kali sejak 2015, Festival Tambora Menyapa Dunia, memperingati 201 tahun Gunung Tambora Pulau Sumbawa meletus
“Sejak pertamakali digelar pada 2015, FPT sukses menarik perhatian dan minat wisatawan nusantara maupun mancanegara, datang dan menyaksikan langsung Karena itulah FPT menjadi salah satu ikon mengangkat pariwisata Pulau Sumbawa,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Lalu Mohammad Faozal di Mataram, Kamis (23/028)
Melalui FPT tersebut, potensi sektor pariwisata lain di Sumbawa juga bisa terangkat seperti Pulau Lombok. Mengingat selama ini isu yang berkembang, ada kesan terjadi disparitas terkait pembangunan antara Pulau Lombok dan Sumbawa, terutama sektor pariwisata
Karena itulah pada calender even Dispar NTB, selain FPT, juga akan dilaksanakan Festival Moyo, Mantar dan Lakey, Kabupaten Dompu sebagai bagian dari upaya mengangkat dan mempromosikan pariwisata Pulau Sumbawa
“Kita ingin pelaksanaan FPT bisa lebih sukses menarik kunjungan wisatawan serta mendorong FPT sebagai wonderful pariwisata Indonesia,” katanya
Ditambahkan, selain itu salah satu kekuatan dari FPT, di dalam terdapat cerita dan sejarah bagaimana kedahsyatan tragedi meletusnya Gunung Tambora yang tidak saja berdampak bagi Indonesia, tapi juga jauh sampai Eropa
Deputi Menteri Bidang Pemasaran l, I Gde Pitana mengatakan, salah satu kelemahan mengapa sektor pariwisata di suatu daerah, karena kurangnya promosi. Sesuatu itu akan menjadi besar kalau dibesarkan melalui promosi terutama promosi online.
Dikatakan, dengan adanya konektivitas internet sekarang ini, hampir 80 persen orang mencari refrensi tentang pariwisata suatu daerah atau negara melalui media online.
“Promosi melalui media online juga akan cepat mendorong persepsi wisatawan tentang pariwisata, sebab persepsi lebih besar pengaruhnya daripada realitas,” terang Gede Pitana.
AYA