Dr Zul Jadi Khotib Jumat di Masjid Raya Bima

Menjadi khotib atau berdakwah bukan hanya kewajiban para ulama dan muballigh, karena dakwah adalah kewajiban asetiap individu muslim dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing

lombokjournal.com —

KOTA BIMA :   Kunjungan  Calon Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah SE., M.Sc di Kota Bima dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat setempat.

Doktor Zul—sapaan akrab calon bernomor urut 3 ini yang melaksanakan Sholat Jumat di Masjid Raya Bima, Jum’at (01/06), disambut masyarakat begitu hangat dan meriah. Bahkan jamaah setempat meminta Doktor Zul menjadi khotib.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah terbiasa menjadi khotib ini langsung bersedia. Dalam khutbahnya, Doktor Zul yang mengenakan baju koko putih tersebut menekankan pentingnya memaknai kata “Taqwa” sebagai muara akhir dari ibadah puasa.

Menurutnya, taqwa adalah kesadaran dan perasaan dekat dengan Allah SWT. “Ramadhan adalah instrumen luar bisa agar kita dekat dan cinta kepada Allah SWT,” kata Doktor Zul.

Dicegat usai sholat Jumat, tokoh kelahiran Sumbawa Besar tanggal 18 Mei 1972 ini, mengatakan bahwa menjadi khatib baginya bukan hal yang baru. Sejak menjadi mahasiswa sudah biasa dan rutin menjadi khotib di Universitas Indonesia (UI).

Bahkan pernah menjadi Imam di Masjid Arif Rahman Hakim UI Salemba Jakarta Pusat. Ketika kuliah di luar negeri pun juga sering tampil menjadi khotib dan imam sholat Jumat maupun sholat-sholat fardu berjamaah.

Menjadi khotib atau pendakwah bukan hal yang luar biasa, itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Dengan menjadi khotib secara tidak langsung telah menyebarkan kebaikan dan sarana untuk menyampaikan kebenaran dari ayat-ayat Allah maupun anjuran Rasulullah yang harus diikuti oleh umatnya.

Menjadi khotib atau berdakwah sambung Doktor Zul, bukan hanya kewajiban para ulama dan muballigh. Karena dakwah adalah kewajiban atas setiap individu muslim dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.

“Tugas dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Setiap pribadi muslim yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kewajiban untuk mengemban tugas dakwah. Berdakwah adalah tugas mulia dalam pandangan Allah, sehingga dengan dakwah atau menjadi seorang khatib Allah menyematkan predikat khoiru ummah (sebaik-baik umat) kepada umat Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam,” ujarnya.

Usai Sholat Jumat, figur enerjik ini kembali melakukan rutinitasnya menyapa masyarakat dan bersilaturahim dengan para tokoh agama, tokoh masyarakat dan sejumlah komunitas.

Doktor Zul berkesempatan bersama Walikota Bima, H. Qurais H Abidin dan Sekda Bima di Masjid Terapung, serta menemui dua mantan Sekda Kota Bima, Usman AK dan Roem.

Selanjutnya Dr Zul bersilaturahim dengan Forum Kerukunan Ummat Beragama Kota Bima, lalu Ketua Majelis Ulama Kota Bima. Setelah itu Pimpinan Pondok Pesantren Al Husaeny Kota Bima.

Doktor Zul juga tidak melewati waktu untuk menemui para pengusaha di Bumi Maja Labo Dahu ini. Seperti Abah Najid pemilik PO Jawa Baru, dan para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (KADIN). Kepada para tokoh-tokoh yang ditemui ini, Dr. Zul menyampaikan terima kasih atas doa dan dukungannya.

Me (*)