Djahri; Dengan JKN-KIS Keluarga Tidak Repot Pikirkan Biaya Berobat
Dalam keadaan sakit seperti ini, Djahri tidak perlu merepotkan keluarga untuk memikirkan biaya berobat yang harus rutin dikeluarkan setiap minggu
lombokjournal.com —
JAMKESNEWS – Djahri (82), seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Mataram sudah 2 tahun terbaring lemah karena menderita Hipertensi dan Prostat.
Pria yang dulunya bekerja sebagai seorang perawat di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUP NTB) ini menceritakan, dulu ia lah yang merawat pasien JKN-KIS, dan sekarang justru ia yang merasakan sendiri.
Djahri menuturkan, tahun 2018 ia terkena hipertensi dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama. Saat itu ia dibawa oleh anaknya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP NTB dalam keadaan hampir tidak sadarkan diri.
“Setelah diperiksa oleh dokter ternyata tensi saya 200/100 mmHg sehingga dokter menyarankan untuk rawat inap agar kondisi saya tidak semakin memburuk. Awalnya keluarga hanya menduga kalau saya dirawat tidak lama karena hipertensi biasa. Ternyata setelah dokter memeriksa lebih lengkap lagi, saya didiagnosa menderita Prostat dan Hipertensi yang mengakibatkan saraf di organ tubuh saya tidak berfungsi dan saya tidak bisa berjalan seperti biasa,” tutur Djahri saat ditemui Tim Jamkesnews di kediamanannya Rabu (22/05)
Setelah 2 minggu dirawat di RSUP NTB, Djahri diperbolehkan pulang dan harus rutin kontrol setiap minggu ke Poli Saraf. Kakek dengan 2 orang cucu ini merasa tenang karena telah memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sehingga biaya pengobatan tidak menjadi beban untuk anak dan istrinya.
Djahri mengaku bersyukur sekali dalam keadaan sakit seperti ini, ia tidak perlu merepotkan keluarga untuk memikirkan biaya berobat yang harus rutin dikeluarkan setiap minggu.
“Ini semua karena saya sudah memiliki Kartu JKN-KIS, dengan demikian anak dan istri saya bisa fokus merawat saya di rumah dan memberi semangat serta mendoakan kesembuhan saya. Kalau saya tidak punya Kartu JKN-KIS, berapa banyak biaya yang harus kami keluarkan untuk berobat, sementara kami juga masih harus memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambah Djahri.
Di akhir perbincangan Djahri mengucapkan banyak terima kasih kepada Program JKN-KIS yang telah menjamin semua biaya pengobatannya sampai dengan saat ini.
Djahri juga mengucapkan terima kasih kepada tim dokter yang telah merawatnya dan memberikan layanan yang terbaik kepada peserta JKN-KIS tanpa membeda-bedakan layanan yang diberikan kepada pasien lainnya.
ay/yn/JAMKESNEWS
Narasumber : Djahri