Da’wah Virtual Sekjen PBNU, Melawan Hoax dan Fitnah

Sekjen PBNU, DR Ir H Ahmad Faizal Zaini bicara da’wah virtual untuk melawan hoax dan fitnah di dunia maya bersama Kopdar Netizen Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kota Mataram.

MATARAM.lombokjournal.com – Da’wah virtual digalakkan di kalangan keluarga besar NU, sebab saat ini diperlukan literasi menghadapi media sosial. “Kita dalam situasi yang sangat memerlukan literasi menghadapi informasi di media sosial melalui jejaring internet,” kata Sekjen PBNU, H Ahmad Faizal Zaini saat bicara di hadapan aktivis nitizen keluarga besar NU di Aula UNU di Mataram, Senin (13/2)sore.

Sekjen PBNU, DR Ir H Ahmad Faizal Zaini

 

 

 

 

Indonesia yang terbuka memudahkan masuknya Ideologi transnasional baik melalui Timur Tengah maupun belahan bumi lainnya, melalui jejaring informasi.  Besarnya jumlah pengguna internet di Indonesia, terutama media sosial, mempercepat merebaknya ideologi transnasional itu.

Sejalan dengan itu, kini berkembang dan menguat politik identitas keagamaan. “Politik identitas keagamaan itu berkembang di kelas menengah di perkotaan,” kata Helmy.

Problemnya, saat kalangan kelas menengah itu haus siraman spiritualitas keagamaan, kalangan NU kurang mengisinya. Akibatnya, ideologi transnasional itu mendapat siraman propaganda keagamaan dari kalangan radikal.

“Selama ini mereka lebih canggih, lebih percaya diri dan lebih kreatif dalam memanfaatkan teknologi informasi (untuk menyebarkan ideologi),” jelas Helmy.

Menurut Helmy, tantangan kalangan aktivis nitizen NU adalah meningkatkan dakwah ‘tradisional’ ke dakwah virtual yang menjangkau publik lebih luas.  Dengan demikian, sekali dakwah bisa diikuti ratusan ribu follower.  “Dakwah virtual efeknya lebih dasyat,” tegas Helmy.

Diharapkannya, para Tuan Guru atau ulama sepuh perlu didampingi untuk menyebarkan dakwahnya. Lombok punya banyak local wisdom yang dakwah-dakwahnya perlu ditangani secara kreatif dan disebarkan melalui jejaring informasi.

Ketrampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi akan melawan hoax dan fitnah yang saat ini berkembang di media sosial.  Sasaran hoax dan fitnah itu juga menimpah ulama NU.

“Cara melawannya, selain tidak menshare hoax, fitnah kemudian menghapusnya, juga harus punya kreativitas memanfaatkan media sosial,” kata Helmy.

Dialog yang diakhiri dengan ppembacaan ikrar Kopdar NU Kota Mataram itu dihadiri Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa NTB, HL Hardian Ervani, dan kalangan Banser NTB serta pemuda NU.

Rr