Cerita Rakyat yang Terserak Penting Diaktualisasikan 

Tim Ekspedisi Mistis PDIP dan Mi6 menganggap penting aktualisasi Cerita Rakyat yang terserak, agar warisan budaya kuno leluhur tetap terjaga.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan Mi6 melihat ada kecendrungan kuat keanekaragaman khasanah warisan budaya tradisional  para Leluhur Lombok/Sasak banyak terdiaspora // terserak //menjadi rangkaian cerita rakyat menjadi pengetahuan terbatas pada sub kultur kedatuan. 

Hal ini karena rangkaian Folklore itu hanya  terkomunikasikan pada lingkup tatanan sosial  komunitas budaya/tradisi terdekat. 

BACA JUGA: Bank Indonesia NTB Paparkan Sistem Pembayaran QRIS

Selain itu kuat dugaan tidak meluasnya cerita rakyat karena  kurang masifnya ‘syiar’ keluar kedatuan, selain terkendala  alat transportasi yang terbatas serta tehnologi yang belum berkembang.

Penting aktualisasi cerita rakyat        penting untuk ektualisasi cerita rakyat untuk menjaga warisan leluhur

“Akibatnya masing-masing sub kultur budaya kedatuan  tersebut memiliki awiq-awiq atau peraturan adat yang khas  pada setiap wilayahnya,” ujar Ketua Tim Ekspedisi Mistis, H Ruslan Turmuzi melalui Siaran Pers, Rabu (06/07/22) . 

Menurut Ruslan Turmuzi, kajian ini berdasarkan informasi dan temuan cerita rakyat yang berkembang d isetiap desa/dusun yang ditelusuri oleh Tim Ekspedisi Mistis terhadap Petilasan yang dituturkan oleh masyarakat setempat. 

“Tim Ekspedisi Mistis menyakini, di balik beragamnya cerita rakyat maupun temuan petilasan yang dibeberapa wilayah merupakan rangkaian peninggalan budaya leluhur  yang saling berkaitan satu sama lain,” ujarnya. 

Ruslan melanjutkan, misalnya mitos kedatuan benue yang diduga kuat ada di Dasan Lekong, Lombok Tengah, berdasarkan bukti bukti artefak temuan warga bisa jadi menjadi poros utama kebudayaan Suku Sasak yang tertua, sebelum munculnya kedatuan yang lain atau kerajaan Sasak. 

“Dilihat dari corak dan bentuk artefak yang ditemukan seperti mata uang yang bercorak rare, tembikar, guci, mata tombak, beras hitam, dan lain lain, mengisyaratkan usia peninggalan petilasan kedatuan benue tergolong sangat tua,” tuturnya. 

Ruslan berharap untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya leluhur tersebut pemerintah perlu melakukan ekskavasi secara menyeluruh untuk mengungkap misteri temuan-temuan artefak kuno tersebut. 

“Setidaknya dengan ekskavasi tersebut peninggalan warisan leluhur suku sasak tidak sebatas menjadi cerita rakyat,” ungkapnya. 

Aktualisasi Foklor yang Terserak

Sementara itu Direktur Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6 , Bambang Mei Finarwanto menegaskan, Tim Ekspedisi Mistis akan terus ungkap dan telusuri sisi lain Mitologi atau Cerita Rakyat yang terserak agar  Kebudayaan Kuno Leluhur bisa diaktualisasikan dan diketahui oleh publik dalam spektrum yang lebih meluas. 

Hal ini penting agar generasi sekarang tidak terealinasi ataupun kehilangan rekam jejak epik heroik para Leluhur dalam mewariskan budaya dan petilasan untuk anak cucunya. 

“Dengan mengungkap aktivitas sejarah Leluhur Suku Sasak yang terdiaspora dalam beragam folklor tersebut, Tim Ekspedisi Mistis ingin mengaktualisasikan dari sisi berbeda agar budaya lokal tersebut tidak hanya menjadi cerita rakyat pada lingkup yang terbatas,” ujar lelaki yang akrab disapa Didu. 

BACA JUGA: Gubernur NTB Tegaskan Pentingnya Pengendalian Inflasi

Selanjutnya Didu mengatakan, Tim Ekspedisi Mistik juga akan terus membuka tabir mitos dan misteri yang tidak terpecahkan menjadi pengetahuan baru untuk pencerahan dan edukasi. 

“Harus diakui , dari sekian kisah folklor yang berkembang saat ini, secara logika banyak yang tidak masuk akal. Disinilah urgensi menggabungkan  disiplin ilmu sains dan non sains ( metafisika ) dalam mengambil konklusi akhir sebagai kompromi dalam menyikapi fenomena yang belum terpecahkan,” ujar Didu. ***