Ceramah Tarawih di Masjid Istiqlal Jakarta, TGB Ingatkan Wasiat Al Qur’an
Taqwa merupakan pembicaraan inti dalam Islam, taqwa merupakan wasiat Allah yang berulang-ulang disebut dalam Al Qur’an
JAKARTA.lombokjournal.com – Di hadapan jamaah shalat tarawih di mesjid Istiqlal Jakarta, Kamis (8/6) malam, Gubernur TGH M Zainul Majdi yang akrab dipanggil TGB (Tuan Guru Bajang) menekan pentingnya taqwa.
“Pembicaraan tentang taqwa adalah pembicaraan yang paling inti dalam Islam. Karena taqwa merupakan wasiat dari Allah yang berulang-ulang disebut dalam Al-Quran, dengan beragam konteks,” kata TGB di depan ribuan jamaah shalat tarawih yang memadati masjid terbesar di Indonesia itu.
Berkali-kali soal taqwa ini juga diingatkan Nabi Muhammad SAW menjadi pedoman hidup kaum muslim. Bahkan ditegaskan TGB, buku-buku para ulama dan khotbah-khotbah dari guru-guru kita, penuh tentang bahasan-bahasan tentang taqwa kepada Allah SWT.
“Kita harus bisa memanfaatkan ketaqwaan agar bisa menjadi bekal untuk bahagia dunia dan akhirat. Karena sebaik-baik bekal adalah taqwa kepada Allah,” katanya.
TGB menggunakan ibarat pohon dan tumbuh-tumbuhan. Dikatakannya, untuk menghasilkan buah yang manis dan lezat, diperlukan dari tanah yang subur.
“Buah yang manis dan lezat itu adalah taqwa. Sedangkan tanah yang subur adalah hati seorang manusia yang dipenuhi keimanan,” katanya.
Berdasarkan ibarat yang sederhana ini, TGB mengingatkan unsur yang paling penting yang jadi perhatiann untuk mendapatkan buah taqwa adalah tanahnya (hati). Menurutnya, hati manusia telah dipenuhi iman oleh Allah, tinggal manusia harus merawatnya.
Memupuk iman dengan cara senantiasa bersyukur dan bersabar, apapun cobaan yang kita hadapi.
“Jangan terlalu senang atas nikmat, dan jangan pula terlalu susah atas sesuatu yang menimpa kita,” katanya.
Selain menegaskan pentingnya taqwa, TGB juga mengingatkjan agar umat Islam jangan berlebihan memuji diri sendiri. “Sebaliknya, juga berlebihan memuji orang lain,” ujar TGB.
Sebab Allah mengingatkan dalam Al Qur’an, janganlah kalian memuji-muji diri kalian, apalagi mengaku orang yang lebih baik dan bertaqwa dari orang lain.
“Dan juga jangan berlebihan memuji orang lain,” kata TGB.
Dalam ceramah itu TGB menyampaikan ungkapan, jika kita terlalu berlebihan memuji
orang lain, sesungguhnya kita telah memotong lehernya. Allah mengajarkan kita untuk mengapresiasi semua mahluk, dengan meletakkan segala sesuatu pada proporsinya.
“Apa yang kita ketahui dan merupakan bagian dari diri kita, kita persaksikan. Sedangkan sesuatu yang bukan merupakan bagian dari diri kita dan tidak kita ketahui hakekatnya, jangan coba-coba untuk masuk di dalamnya,” katanya.
Menurut TGB, moderasi, proporsionalitas dan menghindari yang berlebih-lebihan dalah bentuk ketaqwaan.
Nabi Muhammad tidak hanya mengajarkan manusia untuk tidak berlebih-lebihan dalam hal beribadah. Tapi juga dalam menghadapi kehidupan yang di dalamnya terdapat perbedaan pendapat.
“Dinamika sosial budaya merupakan bagian dari masyarakat yang luas dan majemuk,” kataTGB.
AYA
TGB memberikan ceramah shalat tarawih di Masjid Istiqlal Jakarta.(Foto/Humas Pemprov)