Ibu Berperan Tanamkan Semangat Bela Negara

Sangat penting peran seorang Ibu dalam memberikan pendidikan bela bangsa dan cinta tanah air pada anak.

MATARAM.lombojjournal.com — Hj. Erica Zainul Majdi, Ketua TP. PKK Provinsi NTB, menegaskan peran penti ibu merupakan salah satu tolak ukur baik dan buruknya pada baik/buruknya kaum perempuan di suatu negara bergantung.

“Tugas para ibu di NTB adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai tersebut dari entitas yang paling kecil yaitu keluarga,” ungkap istri Gubernur NTB dua periode itu, saat membuka acara Sosialisasi Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) Tahun 2017 di Aula TP. PKK Provinsi NTB, Selasa (29/8/17).

Menurutnya, ibu adalah madrasah pertama dan utama dalam menanamkan nilai nilai baik kepada anak- anak, termasuk semangat cinta  bangsa dan cinta tanah air.

Diharapkannya, Indonesia menjadi tanah yang damai, bukan menjadi tanah peperangan.

“Dan itu semua tak lepas dari tanggung jawab para ibu,” tegasnya, sembari mengingatkan kepada peserta agar hasil dari sosialisasi ini akan dapat diamalkan dan ditularkan.

Sebelumnya, Ketua Pokja I, Hj. Muhsinatin Mahali Fikri dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh masyarakat dan organisasi wanita di NTB tentang kesadaran bela negara.

“Insya Allah program-program yang dimiliki TP. PKK NTB bertujuan baik dan kami berharap bisa dilaksanakan dengan baik pula” ungkapnya.

Selanjutnya, Pasi Komsos Korem 162/Wira Bhakti, Kapten Inf Hardani, yang juga turut menjadi Narasumber menyampaikan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tugas guru saja tetapi tugas kita semua (orang tua dan masyarakat).

Acara yang bertajuk “Dengan Semangat Bela Negara Kita Bangun Karakter Bangsa Untuk Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan” dihadiri pula oleh, Wakil Ketua I PKK Provinsi NTB, Hj. Syamsiah M. Amin, Wakil Ketua IV PKK Provinsi NTB, Hj. Rimbun Rosiady Sayuti, jajaran anggota PKK lima kabupaten/kota di pulau Lombok, Kepala Bakesbangpoldagri, Drs. H. L. Syafi’i, Kepala BPMPD Provinsi NTB.

Hadir sebagai narasumber, Kepala Bakesbangpoldagri Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Syafii, yang memaparkan, salah satu faktor penyebab melemahnya karakter dan jati diri bangsa adalah melemahnya nasionalisme.

Hal itu dipicu oleh menipisnya jiwa sosial dan toleransi umat beragama. Sehingga berdampak pada meningkatnya konflik antar masyarakat, terkikisnya rasa hormat, budi pekerti serta pemahaman akan makna yang terkandung dalam nilai-nilai luhur yang ada pada kearifan lokal (local wisdom).

Usai penyampaian materi oleh para narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berbagai pertanyaan terkait dilontarkan kepada narasumber. Diskusi hangat penuh pesan moral terutama bagi kaum perempuan pun mewarnai acara tersebut.

Pada acara yang diikuti oleh Para Pengurus dan ibu – ibu anggota berbagai Organisasi wanita se- NTB tersebut, Hj. Erica mengajak menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Hal ini dimaksudkannya  memberi teladan sekaligus menggugah  kesadaran semua pihak akan pentingnya semangat bela negara.

“Anak-anak masa kini relatif tidak mengenal lagu-lagu wajib nasional, seperti Indonesia Pusaka,” tuturnya.

AYA

 




Ibu-ibu PKK Dilatih Membuat Oleh-oleh Khas Lokal

Ibu-ibu PKK harus bisa memanfaatkan peluang bisnis lokal terkait berkembangnya sektor pariwisata di Nusa Tenggara Barat

MATARAM.lombokjournal.com – Majunya sektor pariwisata dimanfaatkan dengan menggali peluang bisnis lokal. Untuk mendukung sektor pariwisata, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB mengadakan pelatihan ketrampilan bagi ibu ibu dan para Kader PKK.

Pelatihan meliputi membuat Oleh-Oleh lokal, berupa pangan olahan lokal  maupun industri kerajinan rakyat yang unik dan bercorak tradisional, serta kreasi lokal lainnya.

“Pelatihan keterampilan tersebut merupakan salah satu program pokok PKK dari Ketua TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi. Itu menjadi kegiatan prioritas Pokja III tahun anggaran 2017,” kata Wakil Ketua I Tim   Penggerak PKK- NTB, Hj. Syamsiah M. Amin, saat membuka pelatihan di Aula TP. PKK Prov. NTB, Rabu (23/8).

Pelatihan ketrampilan itu meliputi pengolahan pangan lokal dan membuat tas dari bahan tali kur untuk Kader-Kader TP. PKK (Pokja III) Kabupaten/Kota Se-NTB. Majunya sektor pariwisata yang mendasari  pentingnya penyelennggaraan pelatihan tersebut.

Hj Syamsiah mengatakan, berkembangnya sektor pariwisata tentu bukan hanya membuka ruang bisnis ekonomi kreatif skala besar.Wisatawan yang berkunjung sering lebih membutuhkan sesuatu yang khas atau unik dari daerah yang dikunjungi. Misalnya makanan atau industri kreatif kecil- sebagai  oleh-oleh dari bahan khas lokal.

Ia mengajak para kader PKK se-NTB memanfaatkan peluang bisnis tersebut, dengan turun ke masyarakat memberi pelatihan dan motivasi, untuk mengembangkan industri kerajinan sesuai potensi yang tersedia di daerah masing-masing.

“Pangan olahan itu tidak hanya yang berasal dari hasil pertanian tetapi juga dari hasil laut,” ujarnya.

Para peserta pelatihan diharapkan benar-benar menyimak dan mendengar informasi yang diberikan narasumber. Hj. Syamsiah mengatakan, kreasi dalam mengelola bahan pangan lokal tidak harus yang aneh-aneh, cukup yang sederhana tetapi bisa menarik wisatawan.

“Saya melihat ibu-ibu disini sudah bagus dalam hal kreasi, tetapi masih butuh peningkatan,” ujarnya.

Hj Syamsiah yang juga Ketua BKOW Prov. NTB menjelaskan, perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran usaha kecil dan menengah. Mengelola bahan pangan lokal dan kerajinan tangan seperti membuat tas dari tali kur merupakan salah bentuk usaha kecil yang bisa dilakukan ibu-ibu di rumah.

menurutnyai, ada 2 kendala yang dialami pengusaha kecil di NTB. Prtama menyangkut soal kemasan,  dan kedua adalah pemasaran.

Ia menghimbau kepada Dinas/Instansi terkait perlu menyediakan mesin pengemas bagi pengusaha kecil yang belum memiliki mesin tersebut.

“Untuk rasa, makanan lokal kita sudah baik dan terjamin dari penggunaan bahan pengawet. Kita hanya kurang dalam pengemasan,” ujarnya.

Hj.Syamsiah berharap kemasan produk olahan khas lombok tercantum logo halal, tanpa bahan pengawet, dan tercantum nama daerah penghasil makanan tersebut.

Ketua Pokja III Budi Utami Soegeng selaku Ketua Panitia, sebelumnya  melaporkan tujuan pelatihan adalah untuk mendukung program pemerintah dalam pemanfaatan bahan pangan lokal dan pemanfaatan limbah.

Pelatihan ini diikuti oleh 35 orang untuk pengolahan pangan lokal dan 30 orang untuk pembuatan tas dari bahan tali kur.

AYA




PKK Lobar Masuk Nominasi Lomba Tertib Administrasi PKK Tingkat Nasional

Hasil lomba diharapkan mampu menginspirasi masyarakat dalam membangun kesejahteraannya

MATARAM.lombokjournal.com —   Program PKK Kabupaten Lombok Barat programnya dinilai didukung sistem dokumentasi dan tata kelola adiministrasi  yang baik.  Sehingga  terpilih bersama 4 daerah lainnya di Indonesia sebagai nominator, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Purbalingga, Ngawi dan Gorontalo.

Atas keberhasilan tersebut, PKK NTB dikunjungi Tim Verifikasi Lomba Tertib Administrasi PKK Tingkat  Nasional Tahun 2017, di Aula Gedung Tim Penggerak PKK Provinsi NTB di Jalan Pendidikan Mataram, Senin 21/8-2017.

Tim Verifikasi melakukan penilaian lanjutan untuk menentukan predikat juara I Nasional, atau PKK paling tertib Administrasi Tingkat Nasional tahun 2017.

Ketua Tim Penggerak PKK NTB, Hj. Erica M.Zainul Majdi bersama Wakil Ketua I, Hj. Syamsiah Muh. Amin dan didampingi  pengurus lainnya, menyambut hangat kunjungan Tim Verifikasi Lomba tersebut,.

Di hadapan Tim Verifikasi  Nasional,  Hj. Erica menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terpilihnya PKK NTB diwakili Kabupaten Lombok Barat dalam nominasi 5 besar nasional.

Menurutnya, dengan masuknya PKK NTB sebagai salah satu nominator terbaik nasional, akan memberikan kesempatan kepada pengurus dan kader-kader PKK Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-NTB belajar lebih banyak. Karena akan dibimbing  langsung oleh tim verifikasi pusat.

“Kita sudah tidak sabar mendapatkan ilmu dan pendampingan dari ibu-ibu tim pusat,” ujar Hj. Erica.

Hj Erica mengatakan, administrasi dapat diibaratkan sebagai  jantung dari suatu organisasi. “Program-program organisasi akan dapat berjalan dengan baik, bila didukung tata kelola administrasi yang baik,” tuturnya.

Seluruh jajaran TP PKK NTB diajaknya memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap administrasi PKK.

“Verifikasi ini bukan hanya untuk melihat tertibnya saja, tetapi juga menilai kelengkapannya dan akuntabilitasnya,” terang Hj. Erica mengingatkan jajarannya.

Pada kesempatan sama, Dra Hj. Nursula anggota tim verifikasi menyampaikan, Ketua umum PKK Pusat bercita-cita, agar setiap lomba yang dilaksanakan di jajaran PKK,  mampu memberi sesuatu yang bernilai strategis dan menginspirasi dalam melahirkan karya-karya yang lebih besar  bermanfaat bagi masyarakat luas.

Lebih lanjut ditegaskannya, semua daerah atau PKK yang masuk nominasi 5 besar nasional, termasuk PKK NTB dan Kabupaten Lobar sesungguhnya sudah menjadi pemenang.

Tapi untuk menentukan urutan juara dari kelima nominator tersebut, diperlukan  Verifikasi lanjutan, yakni untuk mencocokkan laporan dengan kondisi di lapangan.

“Kalau sudah menang atau masuk nominasi, harus lebih baik ke depannya karena akan menjadi contoh atau perhatian dari seluruh PKK di Indonesia,” pesan Hj. Nursula.

AYA/Hms




PKK Diajak Kuatkan Semangat ‘Fastabiqul Khairat’

Penting terus memupuk kekompakan dan persatuan dalam mewujudkan program program pemberdayaan perempuan dan keluarga yang sejahtera.

MATARAM.lombokjournal.com — Ketua TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Erica  Zainul Majdi mengajak segenap jajaran PKK dan Organisasi Wanita di Nusa Tenggara Barat menyalakan semangat fastabiqul khairat.

“Mari kita tanam dan nyalakan semangat fastabiqul  khairat di jiwa setiap insan PKK dan Wanita untuk satu tujuan, memajukan NTB melalui pemberdayaan perempuan,” ajak Hj. Erica saat menghadiri Halal Bi Halal TP. PKK Prov. NTB di Aula TP. PKK Prov. NTB, di Mataram, Kamis (3/8/).

Fastabiqul khairat merupakan ajakan `berlomba-lombalah berbuat kebajikan’. Kebajikan yang dimaksud pasti kebaikan yang sesuai dengan perintah Allah.

“Pengabdian dalam pelaksanaan program program PKK diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat,” katanya. Ditambahkan, seluruh organisasi perempuan di NTB ini memiliki satu tujuan, memajukan NTB melalui pemberdayaan perempuan.

Kekompakan mencapai tujuan itu tidak lepas dari prinsip fastabiqul khairot, yang terus dipegang oleh kader PKK dalam melaksanakan tugasnya.

Halal Bi Halal yang mengangkat tema Dengan Silaturrahim Kita Teguhkan Kebersamaan tersebut dihadiri oleh Ketua BKOW Prov. NTB Hj. Syamsiah M. Amin dan Ketua Dharma Wanita Prov. NTB Hj. Ikhsanti Komala Rimbun Rosiady.

Kegiatan halal bi halal itu juga diisi ceramah Dr. H. Zaidi Abdad, MA, yang mengatakan, rasa kebersamaan yang kuat adalah kunci mengatasi berbagai masalah.

“Ada tiga hal dalam membangun kebersamaan, pertama membangun keimanan dan ketaqwaan, kedua membangun pendidikan, dan ketiga membangun ekonomi,” ujar Zaidi Abdad.

Keimanan dan ketaqwaan adalah segala perbuatan yang dilakukan di dunia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

“Kenalkan anak-anak tentang  hakikat keimanan dan ketaqwaan sejak dini agar anak-anak kita kelak memiliki moralitas dan akhlak yang baik,” himbaunya.

AYA

 

 

 




Pelatihan Media Untuk Mengawal Isu Gender

Media diharapkan dapat mengawal masalah gender

Loteng.lombokjpurnal.com – Pelatihan Pengarus Utamaan Gender (PUG), PP dan PA bagi SDM Media di Provinsi NTB, dibuka Kepala DP3AP2KB ( Dinas pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan pengendalian penduduk keluarga berencana) Hj. Hartina MM, di Hotel Golden Palace, Sabtu (29/7).

Pelatihan tersebut diselenggarakan atas kerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) bekerjasama dengan PWI Pusat. Penyelenggaraan pelatihan berlangsung hingga Minggu (30/7), yang diikuti 30 orang peserta baik wartawan maupun mahasiswa jurusan Jurnalistik di NTB.

“Pelatihan Pengarus Utamakan Gender Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bagi Media di NTB sangat penting, sehingga Media dapat mengawal masalah Gender di daerah ini dengan baik,” kata Hj Hartina.

Wartawan senior Kompas (1984-2015), Maria Hartiningsih, ebagai fasilitator pelatihan menyampaikan materi tentang Merebut Ruang Geder dan Media, dan Ketua Bidang daerah PWI pusat Atal S. Depari t sebagai fasilitor dengan materi Kode Etik Jurnalistik Penulisan Perempuan dan Anak.

Maria menguraikan, problem gender baik yang terjadi di Indonesia maupun di luar Negeri. Gender adalah kesamaan hak antara perempuan dan laki-laki, yang membedakan adalah kodratnya yaitu perempuan melahirkan dan menyusui.

“Gender tidak lagi oposisi tapi sudah beragam yang lebih terkait dengan relasi kuasa yang tidak seimbang,” katanya.

Menurutnya, isu Gender tidak hanya menyangkut perspektif perempuan tapi ada perspektif lain, yaitu yang kuat harus membantu yang lemah. Kalau relasi kuasnya timpang, maka kita tidak bisa melaksanakan demokrasi substansial yaitu menghargai hak dan martabat manusia.

Ketua Bidang Daerah PWI Pusat Atal S Depari dalam paparannya mengunngkapkan, Kode etik jurnalis ( KEJ ) merupakan panduan moral dan etika profesi wartawan dalam menjalankan kegiatan jurnalisme , mencari, memperoleh, memiliki , menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi (6 M).

Dikatakannya, Pelanggaran KEJ yang paling banyak mencampurkan fakta dan opini sebanyak 40 persen, disusul mengungkap identitas korban 38 persen, mengandung informasi cabul dan sadis 21 persen dan mengungkap identitas pelaku sebanyak 1 persen.

Ada banyak kode etik juralistik yang bisa menjadi pedoman para wartawan yakni kode etik jurnalistik 2016 yang disahkan Dewan Pers. Kode etik  yang khusus memberikan perhatian pada perempuan dan anak di pasal 4 yang berbunyi ” Wartawan indonesia tidak membuat berita bohong , fitnah, sadis dan cabul.”

Serta pasal 5 yang berbunyi ” wartawan indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. Dimana identitas adalah sebuah data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak korban.”

AYA

 




PKK NTB Tekankan Program Yang Dipahami dan Mengubah Cara Pandang Masyarakat

Jajaran PKK NTB ditekankan menyusun program kegiatan di masing-masing kelompok kerja (POKJA), lebih memprioritaskan program yang membumi.

MATARAM.lombokjournal.com — Ketua TP PKK NTB, Hj Erica Zainul Majdi menegaskan perlunya masing-masing  kelompok kerja (POKJA), menyusun program yang mampu mengubah cara pandang masyarakat.

“Apa pun bentuk program tersebut, yang terpenting adalah program  dapat dipahami dan mampu mengubah cara pandang masyarakat menjadi lebih baik,” katanya saat memimpin rapat pleno PKK NTB, Senin (17/7) di Pendopo Gubernur NTB di Mataram.

Rapat pleno membahas evaluasi dan progres pelaksanaan program/kegiayan triwulan I dan II serta pembahasan program/kegiatan TP PKK NTB. triwulan III tahun 2017.

Saat itu Hj. Erica lebih banyak mendengarkan laporan pelaksanaan dan progres kinerja dan rencana program masing-masing pokja.

Beberapa program PKK yang akan dilaksanakan pada triwulan ketiga itu,  antara lain program ‘Bebas Iva’  di seluruh kab/kota se-NTB, sosialisasi  gizi yang melibatkan kader di Kabupaten/kota serta sosialisasi pengelolaan limbah rumah tangga. Program tersebut berada dalam wilayah kerja pokja IV.

Untuk kelompok kerja III, pada triwulan sebelumnya telah menggelar pelatihan pembuatan pupuk pestisida di 10 Kabupaten/kota, sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman pangan keluarga.

Program itu dilaksanakan melalui kerjasama kemitraan dengan Dinas Ketahanan Pangan dan BPTP. Sedangkan untuk triwulan ini, akan melaksanakan sosialisasi dan pelatihan pengolahan pangan lokal, pelatihan pembuatan tas dengan tali kur.

Untuk pokja II dan I masing masing akan melaksanakan monitoring dan evaluasi PAUD se-NTB,  dan secara rutin melakukan Pembinaan majelis ta’lim di seluruh Kabupaten/kota di NTB.

Hj. Erica mengapresiasi komitmen tinggi dan kinerja  ibu- ibu PKK tersebut. Namun ia juga menekankan, akan lebih baik lagi jika dalam melaksanakan sebuah program, para kader PKK dapat memberi contoh langsung kepada masyarakat.

Untuk gerakan cuci tangan pakai sabun  dalam rumah tangga misalnya, akan dapat berjalan maksimal jika ibu, sosok yang menjadi panutan bagi anak anak, dapat memberi contoh terlebih dahulu kepada anak anaknya.

“Kalau mau anak-anak mencuci tangan pakai sabun,maka ibunya dulu yang harus melakukan, pasti akan ditiru oleh sang anak,” jelasnya.

Pada saat itu Hj Erica juga berharap agar pelaksanaan program tahun 2017 dapat terus ditingkatkan. “Semoga di tahun 2017 ini kerja sama kita semakin lancar, kita semakin kompak,”tutupnya.

Rapat Pleno tersebut dihadiri wakil Ketua I, Hj. Syamsiah M.Amin, Wakil Ketua II Hj. Ikhsanti Komala Rimbun, serta seluruh anggota dan pengurus dari keempat POKJA tersebut.

AYA




Aktivis Desa Perlu Pahami Perlindungan Hak Anak

Aktivis desa penting menyadari perlunya melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi

MATARAM.lombokjournal.com —  Perlindungan hak anak butuh kepedulian masyarakat, karena itu harus memiliki wawasan pemenuhan hak-hak dasar anak.

Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Syamsiah M. Amin menyampaikan hal itu, saat membuka pelatihan aktivis desa dalam Pengembangan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di NTB tahun 2017, yang berlangsung di Hotel Grand Legi Mataram, Kamis (13/7).

Kerjasama DP3AP2KB dengan Tim Penggerak PKK Provinsi NTB itu bertujuan memperkuat kelembagaan masyarakat didesa/Kelurahan.  Setelah mengikuti pelatihan diharapkan menjadi agen perubahan untuk mencegah dan membangun norma anti kekerasan , serta meningkatkan kemampuan anak-anak melindungi diri dari praktik kekerasan.

Gerakan ini merupakan inisiatif masyarakat dari berbagai unsur, seperti toga, toma, todat, BPD, karang taruna, kader desa, PKK desa, pemerhati anak, aparat desa dan perwakilan anak yang ada.

“Gerakan ini, bukanlah pekerjaan ringan. Dibutuhkan dukungan kompetensi kader dan anggota masyarakat yang terlibat di dalamnya, agar mampu berperan sebagai penggerak dan penggugah kesadaran masyarakat,” ujar Hj  Syamsiah.

Ia mengajak peserta pelatihan benar-benar menjadi pelaku perubahan melalui pendidikan dan perlindungan anak dari berbagai aspek. “Pembangunan nasional tidak akan bisa berjalan secara optimal apabila kekerasan terhadap anak masih terus terjadi,” tegasnya.

Sebelumnya, Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB Hj. Hartina, MM melaporkan, sasaran pelatihan kader bukan pegawai DP3AP2KB Kabupaten/Kota.

“Setelah pelatihan para peserta akan kembali ke desa/kelurahan masing-masing untuk bergabung dengan masyarakat dalam melakukan aksi-aksi perlindungan anak secara terpadu,” katanya.

Tidak hanya di desa/kelurahannya sendiri, tapi diharapkannya menyebar ke desa atau kelurahan lainnya yang belum  mendapat pelatihan.

AYA

 

 

 

 

 

 




PKK Sumbawa Dinilai Peka Merespon Masalah Masyarakatnya

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi memuji kepekaan para kader PKK Sumbawa dalam menyikapi beragam permasalahan masyarakatnya.

SUMBAWA.lombokjournal.com – Pujian gubernur itu diungkapkan sebagai respon positif berbagai masukan dari para kader PKK Kabupaten Sumbawa, saat mengadakan Silaturahmi dengan  Ketua  TP PKK dan  para kader PKK Kabupaten Sumbawa di Pendopo  Bupati Sumbawa,  Sabtu (8/7). Gubernur ke Kabupaten Sumbawa dalam rangkaian Road show dan kunjungan kerja.

Gubernur Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang datang bersama Ketua TP PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi,  mendengar usul dan solusi yang ditawarkannya untuk mengatasi berbagai permasalahan anak dan perempuan NTB.

“Diskusi ini menunjukkan,  kader PKK memiliki kepekaan yang hebat untuk mengahadapi masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat,” ungkap gubernur.

Sebelumnya Ketua TP. PKK Provinsi NTB melaporkan, kader PKK Kabupaten sumbawa merupakan salah satu yang terbaik di NTB.  Terbukti dari157 desa di Kabupaten Sumbawa, jarang terjadi pernikahan dini dan gizi buruk.

Keberhasilan tersebut menurutnya merupakan bentuk  dukungan terhadap pemerintah sekaligus keberhasilan sepuluh program pokok PKK.

“Teruskan apa yang telah dilaksanakan, jangan sampai kendor beribadah dan berdakwah melalui PKK,” ajak Hj. Erica

Saat dibuka kesempatan kepada ratusan ibu-ibu Kader PKK menyampaikan aspirasinya, Sri Komaryatun perwakilan kader dari Desa Kreke mengusulkan untuk dibangunkan gedung sederhana untuk posyadu, dan wadah pertemuan para kader.

“Kita juga ingin diberikan sosialisasi kampung KB untuk menambah pengetahuan kami,” tambah Sri.

Ada juga yang menginginkan pelatihan-pelatihan.  Terutama pelatihan cara penangan anak dan remaja putus sekolah yang di desa masing-masing.

Mengenai gedung Posyandu dan perlengkapannya, menurutTGB ,sebenarnya tidak membutuhkan  dana yang terlalu besar. Namun untuk merealisasikannya, apakah regulasi dana desa yang besar hingga sekitar satu milyar dapat digunakan membangun gedung posyandu.

Sebagai solusi awal, gubernur mewacanakan penggunaan fasilitas masjid untuk pelayanan posyandu. “Mari kita mengoptimalkan peran dan fungsi masjid. Saya yakin dengan kesepakatan bersama masyarakat dengan kepala Desa, semua bisa dilaksanakan,” tuturnya.

Mengenai pelatiahan dan sosialisasi, SKPD terkait yang juga hadir seperti Kepala BP3AKB dan Kepala Dinas kesehatan, diperintahkan menindaklanjuti memprogramkan pelatihan dimaksud.

Terkait putus sekolah, gubernur menyarankan penyiapan mekanisme agar para kader dapat menyampaikan laporan pengaduan secara cepat dan terintegrasi secara berjenjang.

AYA

 

It cardiform can be used as a topping, filling, or flavoring agent in different treats.




Program “Tancap Gas” PKK, Dukung Ketahanan Pangan

Memanfaatan lahan pekarangan dengan “tanam cabe integrasi unggas” disingkat “Tancap Gas” yang dikembangkan warga Desa Srading Kecamatan Moyo ilir Kabupaten Sumbawa, bisa mendukung ketahanan pangan.

SUMBAWA.lombokjournal.com —  Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi  atau TGB selaku pembina PKK mengapresiasi langkah kreatif para kader PKK dan ibu-ibu yang mampu mengembangkan program inovatif dalam penguatan keluarga,  yakni program “Tancap gas”, sangat produktif dalam menunjang ketahanan pangan Keluarga.

Itu diugkapkan TGB usai melaksanakan silaturahmi dan dialog dengan para Kader PKK Kabupaten Sumbawa di Pendopo Bupati Sumbawa, Sabtu  (8/7) siang. TGB bersama Hj. Erica Zainul Majdi  kemudian meninjau secara langsung pemanfaatan lahan pekarangan.

Hj. Erica selaku  Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB dalam Kunjungannya di Desa Srading juga memuji inovasi yang dilakukan PKK setempat.

Sebelumnya, dalam berbagai pertemuan dengan kader PKK serta forum-forum Organisasi Perempuan lainnya, selalu mengingatkan tiga hal penting sebagai pilar menguatkan keluarga. Pertama, memanfaatkan pekarangan yang kosong dengan menanam tanaman pangan.

Kedua, membudayakan hidup bersih dan sehat dengan membiasakan anak-anak dan keluarga kita mencuci tangan pakai sabun. Dan ketiga,  mengawasi dan mendampingi anak anak kita agar tidak menyaksikan adegan dewasa yang dapat merusak mental dan karakter generasi bangsa.

Selain cabe, juga menanam sayuran sayuran dan dengan memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk kandang, membuat tanaman pekarangan tersebut tumbuh subur dan tampak asri.

Gubernur TGB didampingi istri disambut antusias ratusan warga, sangat menikmati panorama pekarangan Masyarakat  Desa Srading yang indah. Di sela- sela kunjungan mendadak tersebut, tidak disia-siakan warga  untuk  menjalin dialog dengan Gubernur yang juga ulama tersebut.

Kepada Gubernur dan Ketua Tim PKK Provinsi NTB, warga berharap supaya ada pembinaan secara lebih intens terhadap kelompok masyarakat, terutama untuk pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan secara lebih produktif.

Atas permintaan itu, TGB langsung memenuhinya, seraya meminta Dinas Ketahanan Pangan NTB untuk lebih intens menjalankan program yang menyentuh warga.

AYA




Kontribusi Nyata PKK, Menguatkan Pendidikan dan Kesejahteraan Keluarga

Basis PKK  dimulai membangun keluarga kuat, yang akan menciptakan lingkungan kuat, dan kemudian akan membangun bangsa yang kuat

SUMBAWA BARAT.lombokjournal.com –  Saat road show di Pulau Sumbawa, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang didampingi Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi, menyebbut PKK sebagai pioner mewujudkan generasi cerdas dan berkarakter.

“PKK memiliki kontribusi kuat mewujudkan generasi yang cerdas dan berkarakter,” kata gubernur saat silaturahim bersama kader  PKK se- KSB, Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat serta muslimat NW KSB, Jumat (7/7) malam di Pendopo Bupati Sumbawa Barat.

Kontribusi PKK paling nyata dan dirasakan masyarakat, yaitu di bidang penguatan pendidikan keluarga dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Basis utama PKK adalah membangun keluarga yang kuat,” tegasnya.

Dari keluarga yang kuat akan lahir lingkungan yang kuat, dan pada gilirannya akan membangun bangsa yang  kuat, ungkapnya.

Seluruh Kader  PKK dipesan, agar menggali pengetahuan untuk menjadi ibu yang baik. Anak-anak generasi penerus bangsa yang lahir saat ini, mengahadapi tantangan ke depan jauh lebih besar.

“Tantangannya besar sekali, sehingga filter yang paling kuat adalah pendidikan dari orang tua,” tegas gubernur.

Pada kesempatan yang sama, Ketua TP PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi mengapresiasi PKK KSB yang memberikan sumbangsihnya menguatkan keluarga NTB.

“PKK KSB seringkali mewakili NTB di lomba tingkat Nasional,” ungkap Hj. Erica.

Erica mengingatkan tiga hal penting sebagai pilar menguatkan keluarga. Pertama, memanfaatkan pekarangan yang kosong dengan menanam tanaman pangan. Kedua, membudayakan hidup bersih dan sehat dengan membiasakan anak-anak dan keluarga kita mencuci tangan pakai sabun.

Dan ketiga , mengawasi dan mendampingi anak anak kita agar tidak menyaksikan adegan dewasa yang merusak mental dan karakter generasi bangsa.

AYA