PKK NTB Boyong Prestasi Di Jambore Nasional

Tertib Administrasi, PKK Provinsi Juara 1 Tingkat Nasional, ungguli Jawa Timur dan Jawa Tengah

JAKARTA.lombokjournaal.com — Jambore PKk Nasional Tahun ini terasa istimewa, karena untuk pertama kalinya PKK Provinsi NTB meraih penghargaan Juara 1 tingkat Nasional.  Provinsi NTB memboyong tiga prestasi pada  Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-45 dan Jambore  Nasional 2017.

Penghargaan atas prestasi tersebut diterima langsung Ketua TP PKK NTB,Hj. Erica Zainul Majdi pda malam puncak acara HKG dan Jambore Nasional di ballroom hotel Mercure, Ancol Jakarta, Selasa (3/10).

PKK NTB berhasil membawa pulang Penghargaan Pakarti Utama 1 atas capaian desa Montong Are, Kabupaten Lombok Barat, sebagai juara 1 tingkat Nasional  Pelaksana terbaik  kategori Tertib Administrasi.

Dari 34 provinsi se-Indonesia, Provinsi NTB berhasil mengungguli Provinsi Jawa Tengah (Kab. Purbalingga) yang menduduki posisi juara 2  dan Provinsi Jawa Timur (Kab. Ngawi ) sebagai juara 3.

Piagam penghargaan dan hadiah berupa uang tunai senilai Rp.22 .000.000 secara simbolis diserahkan langsung oleh Ketua Umum PKK, Erni Guntarti Tjahyo Kumolo kepada Hj Erica Zainul Majdi bersama Ketua TP PKK Lombok Barat, Khairatun Fauzan Khalid.

Di samping kategori tertib administrasi itu, penampilan kontingen TP PKK NTB dengan baju adat dari tiga suku yang ada di NTB saat  Parade Budaya Nusantara juga berhasil meraih juara 1 kategori ketepatan waktu dan juara harapan 1 pada lomba make up.

Hj. Erica mengatakan, penghargaan ini adalah contoh kerjasama yang baik antara TP. PKK Propinsi NTB dengan TP. PKK Kabupaten Lombok Barat, yang patut ditiru dan diteladani.

Apresiasi khusus  dari Hj Erica disampaikan kepada TP. PKK Kabupaten Lombok Barat yang diketuai Ibu Khairatun Fauzan Khalid. Lobar tahun lalu juga berhasil mendapatkan juara harapan 2 lomba halaman asri, teratur indah dan nyaman (hatinya PKK) pada Jambore Nasional.

Kepada  Khairatun yang mendampinginya menerima penghargaan dari Ketua Umum PKK itu, Hj. Erica berpesan untuk bisa terus merawat hal-hal baik yang sudah dicapai.

Selain pengumuman lomba -lomba dan penyerahaan penghargaan, pada malam puncak jambore, Ketua Umum TP PKk Juga menyematkan Pin Penghargaan Adhi Bhakti bagi anggota TP PKK/kader PKK, yang secara terus menerus aktif dalam pengabdian pada Gerakan PKK selama 25 tahun, 15 tahun dan 10 tahun.

AYA/Hms




Busana Adat NTB Semarakkan Parade Nusantara Jambore PKK 2017

Di tengah keanekaragaman adat dan budaya, diharapkan Indonesia tetap bersatu

Hj Erica Zainul Majdi

lombokjournal.com — Busana adat dari tiga suku di NTB, yaitu Sasak, Samawa dan Mbojo berpartisipasi menyemarakkan Parade Nusantara Jambore Nasional PKK Tahun 201, yang digelar di sepanjang pelataran parkir Hotel Mercure Ancol, Selasa (03/10)

Kader PKK kebanggaan NTB ini terlihat serasi lengkap dengan yiel-yiel timnya yang kompak, tampil setelah kontingen Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.

Ketua TP PKK provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi hadir dan menyaksikan langsung penampilan kontingen kader TP. PKK NTB tersebut.

Parade Budaya Nusantara digelar serangkaian dengan Jambore Nasional PkK 2017 diikuti 34 provinsi se-Indonesia. Pembukaan parade secara resmi oleh ketua umum TP KK, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, ditandai pelepasan balon udara.

Di hadapan 1700 kader dari seluruh Indonesia, istri Menteri Dalam Negeri RI itu mengatakan, Parade budaya merupakan salah satu wahana pemersatu bangsa.

“Di tengah keanekaragaman adat dan budaya, Indonesia harus tetap bersatu, dan ibu-ibu bisa turut menjadi pemersatu,” ujarnya.

Dikatakannya,, Jambore yang rutin dilakukan oleh PKK ini merupakan wujud apresiasi atas kerja keras dan sukarela para kader PKK.

“Seluruh kader PKK harus bahagia. Di sinilah kita memberi penghargaan dan kebahagiaan bagi para ibu kader kebanggaan PKK,” ungkap Erni.

Ia berharap melalui rangkaian acara Jambore, para kader dapat saling berbagi ilmu serta bertukar pikiran, serta memetik hal-hal positif.

AYA/Hms

 




PKK NTB Ikuti Jambore Nasional Kader PKK

Dipamerkan pengelolaan “sampah rumah tangga”, kreativitas dari bahan-bahan yang tidak terpakai, menjadi sesuatu yang punya nilai jual.

MATARAM.lombokjournal.com — Wakil Ketua I TP PKK Provinsi NTB , Hj. Syamsiah M.Amin menghadiri kegiatan Jambore Nasional Kader PKK tahun 2017, di ballroom Hotel Mercure, Ancol Jakarta, Senin (2/10). Kegiatan yang dibuka Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi tersebut sekaligus untuk memperingati Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-45 tahun 2017.

Sejak tahun 1997 sampai tahun 2017, Jambore Kader PKK dilaksanakan secara nasional, meski provinsi juga melaksanakannya.  Pemotongan pita tanda dibukanya pameran kerajinan dari bahan-bahan tak terpakai,  dilakukan Ketua Umum TP PKK, Erni Gundarti Tjahjo Kumolo.

Pameran ini merupakan rangkaian dari kegiatan Jambore Nasional PKk tahun 2017.

Ketua Umum PKK menyebut pameran ini sebagai salah satu upaya mendukung pengembangan  kreativitas Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), demi meningkatkan kesejahteraan keluarga.
ia menekankan pentingnya meningkatkan UP2K, karena merupakan salah satu dari 10 program PKK.

UP2K ini modalnya paling simple dan murah yakni dengan mengelola “sampah rumah tangga”, bahan-bhan yang seringkali tidak terpakai, menjadi sesuatu yang punya nilai jual.  Dari 34 provinsi yang turut berpartisipasi pada pameran, tentu memiliki kekhasannya masing-masing.

Syamsiah yang didampingi Wakil Ketua IV TP PKk Provinsi NTB, Hj Ikhsanti Komala Rimbun, sempat berdialog dengan pengusaha dan pengrajin.  Dialog itu terjadi saat berkeliling meninjau  pameran produksi dalam negeri yang diikuti seluruh provinsi dan pelaku usaha di sekitar Jabodetabek, di pelataran ballroom hotel Mercure, Ancol Jakarta.

Saat meninjau pameran itu, Syamsiah tertarik berbagai aksesoris yang dipamerkan, buah karya pengusaha dan pengrajin dari 34 provinsi se Indonesia. Seperti perhiasan berbahan dasar mutiara yang dirancang apik menjadi kalung, gelang, bros, hingga peniti cantik.

Ketua BKOW Provinsi NTB itu juga meninjau stand yang menjual berbagai produk makanan olahan, kerajinan seperti tas dan berbagai peralatan rumah tangga berbahan dasar anyaman, hingga produk tenun khas nusantara.

AYA/Hms




Erica, ‘Jangan Percaya Penitipan Anak”

Kasus-kasus kejahatan dan kekerasan pada anak, justru dilakukan oleh orang yang dipercaya oleh orang tua untuk menitipkan anak-anaknya

MATARAM.lombokjournal.com —  Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi mengingatkan, jangan mudah percaya untuk menitipkan anak.  Hal itu dikatakannya, saat membuka Training of Trainer Parenting dan Pendewasaan Usia Pernikahan DWP Provinsi dan DWP Kab./Kota se- Provinsi NTB,  di Hotel Santika, Kota Mataram, Rabu (13/9),

Hj. Erica berpesan kepada para orang tua agar tidak terlalu mudah percaya kepada orang lain, terlebih menyangkut  anak-anak kita.

” Sebab data menunjukkan bahwa kasus-kasus kejahatan dan kekerasan pada anak justeru dilakukan oleh orang yang dipercaya oleh orang tua untuk menitipkan anak-anaknya”, ujar Hj. Erica  yang  hadir didampingi  Ketua BKOW Prov. NTB HJ. Syamsiah M. Amin.

Proses pendidikan yang baik penting dalam membangun keluarga yang berkualitas sehingga  melahirkan generasi yang sehat dan cerdas. Karena itu, mendidik anak butuh perhatian dan dukungan baik orang tua, lembaga pendidikan maupun lingkungan sekitar.

Erica mengajak para ibu di NTB dapat memastikan tontonan terbaik yang harus dinikmati oleh anak-anak.

“Pastikan anak-anak menonton tayangan yang mendidik, yang sesuai dengan nilai-nilai luhur ajaran agama, yang membentuk akhlaq mulia dan didampingi oleh orang tua,” ujarnya.

Dalam proses pendidikan, para orang tua harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan guru anak-anak agar bisa saling menjaga dan saling memantau. Selain itu, kepada seluruh masyarakat juga diingatkan agar lebih waspada terhadap predator anak.

“Karenanya, mendidik anak itu tidak bisa sendirian, harus ada kebersamaan antara orangtua dan guru,” tuturnya.

Sembari mengutip tulisan Hillary Clinton dalam bukunya yang menyebutkan: it takes a villages to raise a child artinya bahwa untuk mengasuh satu anak saja, itu tidak hanya membutuhkan dukungan dari keluarga saja, namun juga membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar.

“Kalau anak mau baik kita harus berbagai ilmu dengan orang tua dan ligkungan lain yang baik” tambah Hj. Erica

Lebih lanjut Hj.Erica menyampaikan penghargaan atas kiprah dan kerja nyata DWP Provinsi NTB selama ini dalam  mendukung dan mengambil fungsi yang tepat dalam melengkapi urusan-urusan bidang kewanitaan di NTB.

Ke depan, diharapkannya DWP Provinsi NTB dapat mengambil peran lebih dalam mengatasi berbagai upaya peningkatan gizi di NTB.

“Alhamdulillah angka gizi buruk di NTB sudah turun, tapi saya titip untuk dididik dan diajari perempuan NTB bagaimana agar anak-anak dan keluarganya cukup gizi,”harapnya.

Menurutnya, perempuan NTB perlu diperkenalkan bagaimana dan apa itu makanan bergizi. Serta makanan berbahaya yang mengandung pengawet dan pewarna. Juga perlu diingatkan para ibu untuk menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan untuk mencapai kesehatan.

Tidak bosan  pula dalam setiap  kesempatan Hj. Erica meminta agar kita para orang tua lebih peka terhadap perubahan perilaku anak.

“Pantau perubahan pada perilaku anak jika dia biasanya ceria kemudian termenung manarik diri itu patut untuk diwaspadai “, ujar Hj. Erica berbagi ilmu.

Sebelumnya Ketua DWP Provinsi NTB Hj. Ihsanti Komala Rimbun Rosiady menyampaikan, TOT ini dilaksanakan bertujuan, agar terwujud ibu-ibu dharmawanita sebagai trainer parenting yang handal. Juga meningkatkan pemahaman terkait pendewasaan usia pernikahan dan mensosialisasikannya di tengah masyarakat

TOT kali ini diikuti oleh 30 orang peserta, masing-masing kabupaten/kota mengirimkan  2 orang wakilnya ditambah dengan peserta dari pengurus DWP Provinsi. Peserta akan mengikuti TOT tersebut selama dua hari, tanggal 13-14 September 2017.

Hadir dalam kesempatan tersebut, nara sumber dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI, Ibu Liska Prasetya dan jajaran pimpinan dari DP3AP2KB Prov. NTB, serta Ketua-ketua unit DWP Prov. NTB se Kab./Kota se – NTB.

AYA




Erica: Media Sosial Harus Dimanfaatkan Untuk Kegiatan Produktif

TP PKK Provinsi NTB selenggarakan bimbingan teknis yang menjawab tantangan perempuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga yang dihadiri kader PKK kabupaten/kota se NTB

MATARAM.lombokjournal.com –  Media sosial  (medsos) yang hampir dimiliki tiap orang, seperti tweeter, facebook, instagram dan lainnya, harus diarahkan kepada hal-hal yang produktif.

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi mengajak jajaran PKK Provinsi dan Kabupaten Kota se-NTB FC memanfaatkan Sosmed untuk kepentingan positif.

“Gunakan sosmed untuk menggali ilmu mengenai apa yang ibu-ibu akan buat, apa yang bisa ibu-ibu kreasikan untuk dapat menambah pendapatan keluarga,” himbau Erica saat memberikan pengarahan pada acara Bimbingan Teknis Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Bagi Pengelola Dan Pengurus TP PKK kab/kota se NTB di aula PKK NTB, Selasa (12/9).

Kalau penggunaan positif, Sosmed sangat membantu mempromosikan barang atau produk.  Terlebih lagi, prospek penjualan online ini dinilainya sangat bagus. Bahkan jumlah transaksi melalui online semakin tinggi dan diminati, mengalahkan transaksi langsung.

Kepada peserta Bimtek, Hj. Erica berpesan, agar ilmu yang diperoleh dalam bimtek dibagi kepada rekan-rekan yang lain. Dengan ilmu tersebut, makin banyak perempuan di NTB yang memiliki pengetahuan guna meningkatkan pendapatan keluarga.

“Ilmu tentang apa yang sebaiknya diproduksi, kecermatan membaca peluang usaha, bagaimana memasarkan produk, termasuk manajemen administrasinya,” jelasnya.

Selain mampu memanfaatkan medsos, para ibu menurut Hj. Erica, harus pandai mengambil peran manajerial rumah tangga. Kebiasaan yang seringkali terjadi kepada para ibu adalah lupa mencatat pengeluaran di setiap bulannya.

“Mencatat pengeluaran itu diperlukan untuk menghindari pengeluaran yang tidak terduga yang pada akhirnya menimbulkan kebingunan bagi para ibu,” kata Erica.

Hj. Erica yang juga Ketua Dekranasda NTB berbagi tips, bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Menurutnya, sebaiknya para ibu sudah menyusun perencanaan akan dialokasikan kemana uang tersebut. Termasuk harus ada pos anggaran yang dialokasikan untuk tabungan.

Tentu  urusan rumah tangga beda lagi dengan pengelolaan bisnis atau usaha, yang dibutuhkan manajemen yang baik. Dalam bisnis dibutuhkan ketelitian menghitung modal dan kebutuhan usaha yang direncanakan.

Termasuk juga, mampu menominalkan berapa jumlah gaji untuk diri sendiri, sebagai bentuk kompensasi untuk waktu mendidik anak yang berkurang, waktu istirahat, waktu sosialisasi yang berkurang akibat usaha tersebut.

“ Ibu-ibu, dituntut pandai mengatur strategi, bagaimana agar bisa meningkatkan pendapatan dalam rumah tangga, tanpa membuang waktu mengasuh putra-putri tercinta di rumah,” kata Erica.

Kegiatan bimbingan teknis dihajatkan menambah pengetahuan ibu-ibu kader, agar pandai dan cermat membuka peluang usaha untuk menambah pendapatan keluarga. Ketua Pokja IV, Hj Komala Rimbun sebelum membuka bimtek berharap kegiatan ini dapat menjadi majelis ilmu yang bermanfaat bagi seluruh kader PKK di Provinsi NTB.

AYA




Erica Kampanyekan Wira Usaha, Sebab Banyak Anak Muda Cita-citanya PNS

Tantangan bagi Dekranasda NTB, yaitu lemahnya mental usaha khususnya bagi anak muda yang cita-cita jadi PNS, tidak tertarik menekuni usaha di industri kreatif

MATARAM.lombokjournal.ccom —   Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi menegaskan, Dekranasda NTB bersinergi baik dengan pemerintah daerah maupun stakeholder lainnya, mendorong peningkatan mental wirausaha di kalangan generasi muda dan masyarakat NTB.

Hal itu diungkapkannya saat hadir di Kantor Dekranas “Rumah Kriya Asri” Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Jumat siang (8/9-2017).

Di “Rumah Kriya Asri” Istri Gubernur NTB itu memaparkan program kerja Dekranasda Provinsi NTB sebagai bagian dari penjurian Dekranas Award Pembina Teladan Tahun 2017.

Menurut Hj Erica, tantangan terbesar untuk Dekranasda NTB saat ini adalah masalah mindset atau sikap mental, yakni rendahnya mental berwira usaha.

“Cita–cita pertama anak-anak NTB, menjadi PNS. Sehingga jiwa enterpreuner menjadi kurang berkembang,” katanya.

Lebih lanjut, Hj. Erica memaparkan,  pendapatan NTB dari sektor pemerintahan hanya 6 persen. Sedang pendapatan dari industri kreatif mencapai 12,5 persen. Hal ini mendorong istri Gubernur NTB tergerak mengkampanyekan enterpreunership atau kewirausahaan.

Dekranasda NTB mempunyai program go to school, program go to campus. “Para pengrajin yang jelas-jelas berhasil, pendapatannya tinggi, punya nama di nasional maupun di internasional, didorong dan dilibatkan untuk memotivasi anak–anak agar nemiliki mental wirausaha yang baik,” ujar Erica Zainul Majdi menjelaskan salah satu program Dekranasda NTB.

Secara rutin, Dekranasda NTB juga mengundang wirausahawan muda yang sukses. Tahun 2016, Dekranasda NTB bekerja sama dengan 3 desainer Indonesia membawa tenun lombok menuju New York Fashion Week.

Tahun 2017, Dekranasda NTB menggandeng Sari Ayu dalam hal warna kosmetik bertema Lombok dan Tambora.

Selain itu Erica Zainul Majdi menjabarkan, target Dekranasda NTB tiap tahun harus ada headline Kompas tentang kepala negara memakai tenun NTB.

Target itu terpenuhi, pada tahun 2016 Presiden Jokowi datang pada perayaan (Hari Pers Nasional) HPN 2016, kemudian di tahun 2017 pada pembukaan MTQ Nasional.

“Ini merupakan pelajaran berharga buat kami, karena sekarang jika orang mencari tenun, mereka bilangnya ‘TENUN JOKOWI’ dan ini sangat strategis,” ujar Erica bersemangat.

AYA/Hms

 




Lewat Organisasi Wanita, Tangkal Kekerasan Terhadap Anak

Tindakan bullying atau penindasan dengan kekerasan sudah alama ada, tapi sekarang bullying terjadi di tingkat anak sekolah, pelakunya berperilaku semena-mena yang berdampak buruk terhadap motivasi belajar anak

Peserta seminar

MATARAM.lombokjournal.com — Organisasi Wanita di NTB untuk solid dan semakin diajak kompak melakukan upaya pencegahan dan menangkal bullying dan kekerasan terhadap anak.

“Sebab itu dapat mempengaruhi dan merusak mental anak anak kita,” ujar Ketua BKOW Provinsi NTB, Hj. Syamsiah M. Amin di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur Provinsi NTB, Rabu (30/8).

Ia menyambut baik atas pelaksanaan seminar “sosialisasi kepemimpinan wanita, pencegahan bullying terhadap anak, perdagangan orang/traffiking dan penyalahgunaan narkoba” yang diadakan oleh organisasi-organisasi wanita di NTB.

Ditegaskannya, organisasi wanita merupakan mitra kerja pemerintah sekaligus pendukung program pembangunan. Sebab organisasi wanita di NTB merupakan perpanjangan tangan yang tidak jauh beda dengan organisasi besar lainnya.

“Saya rasa semua organisasi wanita punya program masing-masing yang sasarannya kepada masyarakat”, ucapnya.

Penyelenggaraan seminar, organisasi wanita di NTB tetap kompak dan solid, walaupun terdapat banyak perbedaan tapi dapat menjadikan perbedaan tersebut sebagai motivasi dan evaluasi untuk mempererat tali silaturrahmi.

Dijelaskannya, tindakan ‘bullying’ atau penindasan sama dengan ‘human traffiking’. Karena itu, Ketua BKOW NTB ini berharap agar organisasi wanita memberi pemahaman kepada para calon TKW.

“Beri pemahaman, bahwa tidak harus bekerja keluar negeri. Bisa saja berjualan kecil-kecilan disini, untuk meningkatkan ekonomi keluarga, yang penting ada kemauan,” tambahnya.

Sebelumnya Dr. Stella Utomo selaku Ketua Panitia melaporkan, seminar ini akan berlangsung dari tanggal 30 Agustus 2017 sampai dengan 2 September 2017 dan dihadiri oleh ibu-ibu GOW (Gabungan Organisasi Wanita) kabupaten/kota se-NTB. Acara ini merupakan program BKOW tahun 2017.

Dikatakannya, perilaku bullying merupakan perbuatan yang menjadi masalah nasional dan internasional, yakni anak-anak generasi muda penerus bangsa mengalami kekerasan di usia muda. Lain halnya dengan trafikking atau perdagangan orang yang beda tipis dengan pengiriman TKW ilegal.

Dengan seminar ini, ilmu yang diperoleh dapat diteruskan ke organisasi wanita yang tergabung dalam BKOW.

Turut hadir sekaligus membuka acara tersebut, Staf Ahli Bidang Sosial Kemasyarakatan, Drs. H. Imhal. Dalam sambutannya, ia mengatakan atas nama pemerintah provinsi NTB menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas terlaksananya kegiatan ini.

“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini akan lahir masukan-masukan, rekomendasi yang bisa disampaikan ke pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan seluruh masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi mengatasi permasalahan ini,” ujarnya.

AYA

 




Ika Asmi Susanti, Menggabungkan Kerajinan Batok dan Ketak

Kerajinan batok dan ketak menghasilkan asesoris, tas jinjing, tempat minum hingga lampu hias

Kerajinan gabungan batok dan ketak (Foto: AYA)

MATARAM,lombokjournal.com — Masyarakat NTB maupun wisatawan tak asing lagi dengan kerajinan ketak khas Lombok. Begitu juga dengan kerajinan batok kelapa yang mulai berkembang di pasaran industri kerajinan NTB.

Hal inilah yang membuat salah satu pemilik Bale  Creative di Mataram mempunyai ide menggabungkan Kerajinan batok dan ketak tersebut.Ide ini dituangkan oleh Ika Asmi Susanti, pemilik Bale Creative saat ditemui di Majeluk, Mataram, Selasa (29/8).

Ika menuturkan, ide ini muncul saat ia berada di Pulau Jawa. Saat itu ia melihat kerajinan batok kelapa, lalu muncul ide menggabungkan kerajinan ketak yang sudah ada di NTB. Yang diketahui bahwa Kerajinan ini belum ada di NTB bahkan Indonesia.

“Saya beri nama kerajinan Batket (batok dan kelapa)agar mudah diingat,” ungkapnya.

Ia mulai membuat kerajinan tersebut sejak 1,5 tahun lalu. Ika tak menemukan kesulitan membuat kerajinan ini. Terutama dari segi bahan baku, karena melimpah dan juga murah.

” untuk kerajinan Batket ini saya mulai dari 1,5 Tahun yang lalu,” ucapnya.

Harga Batok kelapa hanya seharga Rp 60 ribu per karung. Sedangkan ketak sendiri bisa didapatkan seharga Rp 25 ribu per bungkul.

“Sejauh ini Prospeknya kerajinan dari Batok klapa dan ketak ini sangat bagus karena unik, begitu juga nilai jualnya,” sambung Ika.

Kerajinan yang dia buat ini kini sudah mulai  dikenal masyarakat NTB. Ia mengaku sudah  beberapa kali menyertakan kerajinan Batket dalam galeri pameran.

Selain itu, ia juga menjualnya melalui online. Pembelinya pun tak hanya dari NTB, namun juga dari luar. Salah satunya seperti dari daerah Sulawesi.

“Bahkan Oktober ini kita akan ikut pameran di Jakarta,” akunya.

Hasil kreasi kerajinan Batket beragam. Mulai dari tas jinjing, tempat minum, aksesoris, hingga lampu hias. Kisaran harganya pun beragam. Tergantung ukuran dan lama pengerjaan kerajinan Batket.

Untuk tas dihargai dari Rp150 ribu hingga Rp400 ribu. Sedangkan lampu hias mulai dari harga Rp 75 ribu hingga Rp 150 ribu.

“Modalnya murah namun biaya pengerjaannya yang mahal,” pungkasnya

AYA

 




Ibu Berperan Tanamkan Semangat Bela Negara

Sangat penting peran seorang Ibu dalam memberikan pendidikan bela bangsa dan cinta tanah air pada anak.

MATARAM.lombojjournal.com — Hj. Erica Zainul Majdi, Ketua TP. PKK Provinsi NTB, menegaskan peran penti ibu merupakan salah satu tolak ukur baik dan buruknya pada baik/buruknya kaum perempuan di suatu negara bergantung.

“Tugas para ibu di NTB adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai tersebut dari entitas yang paling kecil yaitu keluarga,” ungkap istri Gubernur NTB dua periode itu, saat membuka acara Sosialisasi Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) Tahun 2017 di Aula TP. PKK Provinsi NTB, Selasa (29/8/17).

Menurutnya, ibu adalah madrasah pertama dan utama dalam menanamkan nilai nilai baik kepada anak- anak, termasuk semangat cinta  bangsa dan cinta tanah air.

Diharapkannya, Indonesia menjadi tanah yang damai, bukan menjadi tanah peperangan.

“Dan itu semua tak lepas dari tanggung jawab para ibu,” tegasnya, sembari mengingatkan kepada peserta agar hasil dari sosialisasi ini akan dapat diamalkan dan ditularkan.

Sebelumnya, Ketua Pokja I, Hj. Muhsinatin Mahali Fikri dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh masyarakat dan organisasi wanita di NTB tentang kesadaran bela negara.

“Insya Allah program-program yang dimiliki TP. PKK NTB bertujuan baik dan kami berharap bisa dilaksanakan dengan baik pula” ungkapnya.

Selanjutnya, Pasi Komsos Korem 162/Wira Bhakti, Kapten Inf Hardani, yang juga turut menjadi Narasumber menyampaikan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tugas guru saja tetapi tugas kita semua (orang tua dan masyarakat).

Acara yang bertajuk “Dengan Semangat Bela Negara Kita Bangun Karakter Bangsa Untuk Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan” dihadiri pula oleh, Wakil Ketua I PKK Provinsi NTB, Hj. Syamsiah M. Amin, Wakil Ketua IV PKK Provinsi NTB, Hj. Rimbun Rosiady Sayuti, jajaran anggota PKK lima kabupaten/kota di pulau Lombok, Kepala Bakesbangpoldagri, Drs. H. L. Syafi’i, Kepala BPMPD Provinsi NTB.

Hadir sebagai narasumber, Kepala Bakesbangpoldagri Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Syafii, yang memaparkan, salah satu faktor penyebab melemahnya karakter dan jati diri bangsa adalah melemahnya nasionalisme.

Hal itu dipicu oleh menipisnya jiwa sosial dan toleransi umat beragama. Sehingga berdampak pada meningkatnya konflik antar masyarakat, terkikisnya rasa hormat, budi pekerti serta pemahaman akan makna yang terkandung dalam nilai-nilai luhur yang ada pada kearifan lokal (local wisdom).

Usai penyampaian materi oleh para narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berbagai pertanyaan terkait dilontarkan kepada narasumber. Diskusi hangat penuh pesan moral terutama bagi kaum perempuan pun mewarnai acara tersebut.

Pada acara yang diikuti oleh Para Pengurus dan ibu – ibu anggota berbagai Organisasi wanita se- NTB tersebut, Hj. Erica mengajak menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Hal ini dimaksudkannya  memberi teladan sekaligus menggugah  kesadaran semua pihak akan pentingnya semangat bela negara.

“Anak-anak masa kini relatif tidak mengenal lagu-lagu wajib nasional, seperti Indonesia Pusaka,” tuturnya.

AYA

 




Ibu-ibu PKK Dilatih Membuat Oleh-oleh Khas Lokal

Ibu-ibu PKK harus bisa memanfaatkan peluang bisnis lokal terkait berkembangnya sektor pariwisata di Nusa Tenggara Barat

MATARAM.lombokjournal.com – Majunya sektor pariwisata dimanfaatkan dengan menggali peluang bisnis lokal. Untuk mendukung sektor pariwisata, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB mengadakan pelatihan ketrampilan bagi ibu ibu dan para Kader PKK.

Pelatihan meliputi membuat Oleh-Oleh lokal, berupa pangan olahan lokal  maupun industri kerajinan rakyat yang unik dan bercorak tradisional, serta kreasi lokal lainnya.

“Pelatihan keterampilan tersebut merupakan salah satu program pokok PKK dari Ketua TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi. Itu menjadi kegiatan prioritas Pokja III tahun anggaran 2017,” kata Wakil Ketua I Tim   Penggerak PKK- NTB, Hj. Syamsiah M. Amin, saat membuka pelatihan di Aula TP. PKK Prov. NTB, Rabu (23/8).

Pelatihan ketrampilan itu meliputi pengolahan pangan lokal dan membuat tas dari bahan tali kur untuk Kader-Kader TP. PKK (Pokja III) Kabupaten/Kota Se-NTB. Majunya sektor pariwisata yang mendasari  pentingnya penyelennggaraan pelatihan tersebut.

Hj Syamsiah mengatakan, berkembangnya sektor pariwisata tentu bukan hanya membuka ruang bisnis ekonomi kreatif skala besar.Wisatawan yang berkunjung sering lebih membutuhkan sesuatu yang khas atau unik dari daerah yang dikunjungi. Misalnya makanan atau industri kreatif kecil- sebagai  oleh-oleh dari bahan khas lokal.

Ia mengajak para kader PKK se-NTB memanfaatkan peluang bisnis tersebut, dengan turun ke masyarakat memberi pelatihan dan motivasi, untuk mengembangkan industri kerajinan sesuai potensi yang tersedia di daerah masing-masing.

“Pangan olahan itu tidak hanya yang berasal dari hasil pertanian tetapi juga dari hasil laut,” ujarnya.

Para peserta pelatihan diharapkan benar-benar menyimak dan mendengar informasi yang diberikan narasumber. Hj. Syamsiah mengatakan, kreasi dalam mengelola bahan pangan lokal tidak harus yang aneh-aneh, cukup yang sederhana tetapi bisa menarik wisatawan.

“Saya melihat ibu-ibu disini sudah bagus dalam hal kreasi, tetapi masih butuh peningkatan,” ujarnya.

Hj Syamsiah yang juga Ketua BKOW Prov. NTB menjelaskan, perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran usaha kecil dan menengah. Mengelola bahan pangan lokal dan kerajinan tangan seperti membuat tas dari tali kur merupakan salah bentuk usaha kecil yang bisa dilakukan ibu-ibu di rumah.

menurutnyai, ada 2 kendala yang dialami pengusaha kecil di NTB. Prtama menyangkut soal kemasan,  dan kedua adalah pemasaran.

Ia menghimbau kepada Dinas/Instansi terkait perlu menyediakan mesin pengemas bagi pengusaha kecil yang belum memiliki mesin tersebut.

“Untuk rasa, makanan lokal kita sudah baik dan terjamin dari penggunaan bahan pengawet. Kita hanya kurang dalam pengemasan,” ujarnya.

Hj.Syamsiah berharap kemasan produk olahan khas lombok tercantum logo halal, tanpa bahan pengawet, dan tercantum nama daerah penghasil makanan tersebut.

Ketua Pokja III Budi Utami Soegeng selaku Ketua Panitia, sebelumnya  melaporkan tujuan pelatihan adalah untuk mendukung program pemerintah dalam pemanfaatan bahan pangan lokal dan pemanfaatan limbah.

Pelatihan ini diikuti oleh 35 orang untuk pengolahan pangan lokal dan 30 orang untuk pembuatan tas dari bahan tali kur.

AYA