Perempuan di Balik Pandemi Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com

Ada peran perempuan yang sangat besar saat pandemi Covid-19 berlangsung.

Saat tatanan hidup normal baru mulai berlaku, dan semua hal mulai terpusat di rumah. Perempuan memiliki posisi strategis dalam memberikan proteksi, edukasi, dan menjadi penenang keadaan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat menjadi pembicara kunci dalam Webinar dalam rangka memperingati Hari Kartini Nasional dan Hari Bumi, Rabu (28/04/21).

Mengankat tema “Perempuan Berkarya di Tengah Pandemi”, webinar tersebut diselenggarakan oleh, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia, dan Pemerintah Provinsi NTB.

“Perempuan punya peran besar dalam pandemi Covid-19 ini, memproteksi, mengedukasi, dan menenangkan keadaan,” jelas Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub.

Menurut Wagub, peran perempuan sangat besar dalam melewati pandemi Covid-19 jika mau berkolaborasi dari mana Saja. Terutama dari rumah yang menjadi bagian terkecil masyarakat.

Perempuan dapat mengedukasi anggota keluarganya tentang penerapan 5M, yakni Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Hal yang sangat simple, tapi diperlukan edukasi yang konsisten dan hal tersebut dapat dilakukan oleh perempuan.

Sementara itu narasumber yang lain, Ida Ayu Okta Suwati S, ST., M.Sc  menjelaskan, perempuan menjadi mahluk yang paling mudah beradaptasi saat pandemi Covid-19.

“Sifat perempuan mudah beradaptasi dan fleksibel. Pandemi harus kita lewati dengan berani seperti kata Ibu Wagub. Kita tangguh tapi kita butuh moment untuk tangguh,” jelasnya.

BACA JUGA:

Menurut Dosen Tehnik Sipil Universitas Mataram tersebut, keterampilan perempuan banyak yang lahir karena pandemi Covid-19.

Dari mulai membantu melewati masa krisis masker, para perempuan menjahit masler dari rumah masing-masing. Ditambah saat anak dan suami harus sekolah dan bekerja di rumah, para perempuan mendadak menjadi chef di rumah masing-masing.

“Di belakang kita melewati masa pandemi ini ada perempuan fleksibel dan mudah beradaptasi di baliknya,” kata Okta Suwati.

novita

diskominfotikntb




Tri Tito Karnavian Serahkan Bantuan Masker di Desa Malaka

PEMENANG.lombokjournal.com

Ketua Umum Tim PKK, Tri Tito Karnavian serahkan masker bantuan dari Yayasan Hope Indonesia untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Penyerahan bantuan dari Ketua Tim PKK dan Yayasan Hope Indonesia berupa 6000 pieces masker, 200 pieces Masker PKK, 50 pieces Masker Oose secara simbolis kepada perwakilan Lansia, Bumil, Ibu dan Balita, Kader PKK Desa Malaka.

Bupati H Djohan Sjamsu

Penyerahan itu dilakukan Tri Tito Karnaian saat melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) sekaligus meresmikan Posko Terpadu PPKM Covid-19 di Kantor Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Minggu (24/04/21).

Tri menyatakan rasa bangga, bahagia dan penghargaan atas penerimaan dari Pemda, para kader PKK Desa Malaka yang menunjukkan Lombok Utara kaya potensi.

Menurutnya, kunker ini penting adanya sebagai Ketua Umum, untuk bisa melihat dari dekat kegiatan serta mendapatkan masukan.

Kunker tersebut didampingi Ketua Umum Tim PKK Provinsi NTB, Niken Saptarini Widiawati, Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu SH, beserta Ketua Tim Penggerak PKK KLU, Hj Galuh Nurdiyah, Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan beserta istri dan tamu undangan lainnya.

BACA JUGA: 

Hadir pula Kapolres Lotara AKBP Feri Jaya Satriansyah SH, Dandim 1606/Lobar Kolonel Arm Gunawan S Sos MT, Kadis Kesehatan dr H Lalu Bahrudin, Camat Pemenang Suhadman SSos Kades Malaka H Akmaludin Ichwan SAP MM, Country Director Hope Indonesia Lily Salim, Senior Advisor HOPE Indonesia Charles Ham serta Program Director Slamet Simamora.

Tim Penggerak PKK jadi mitra pemerintah dari tingkat pusat hingga desa membantu program-program pemerintah, khususnya program pelayanan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat.

Melayani ibu-ibu hamil, anak balita untuk mendapatkan akses makanan bergizi. Urgen dari semuanya, terjaminnya kesehatan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak balita.

“Saya ingat pada saat yang lalu, hadir sebagai anggota Bhayangkari membantu para anggota Bhayangkari, perempuan dan balita, yang terdampak gempa yang berada di pengungsian serta memberikan sedikit bantuan, hingga bagaimana pemulihan terhadap dampak yang luar biasa gempa. Bagaimana merasakan kehidupan masyarakat dengan kondisi seadanya tinggal di pengungsian,” tuturnya.

Akibat dampak yang luar biasa, setidaknya berdampak terhadap anak-anak di pengungsian membutuhkan perhatian lebih.

“Anak-anak adalah generasi yang akan membangun daerah dan negara ke depan. Karena di tangan merekalah, kita titipkan negara Indonesia, sebagai manusia yang sehat yang kuat, bisa bersaing dengan negara-negara lain,” tandasnya.

Secara nasional, masih terjadi penularan Covid-19, dan beberapa daerah terjadi peningkatan kasus. Banyak rumah sakit over kapasitas mengakibatkan pasien ditempatkan di luar ruangan seperti yang terjadi di India.

“Semestinya kita bijaksana memikirkan ini, disiplinlah menggunakan masker. Mari bersama mendukung tidak hanya nasional tapi seluruh dunia dengan disiplin protokol kesehatan. Sehari-harinya tetap memakai masker menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan adalah cara kita memutus mata rantai penyebaran Covid-19, agar semua kembali normal,” urainya.

Bupati Djohan menyampaikan, Lombok Utara merupakan daerah yang kaya potensi wisata seperti wisata pantai, wisata gunung, wisata desa dan lain sebagainya, sehingga dengan kehadiran Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat menjadikan semangat membangun daerah.

Desa Malaka, satu desa dari 43 desa yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Kabupaten pemekaran termuda 13 tahun yang lampau, mekar dari Kabupaten Lombok Barat.

BACA KELUARGA:

Bupati Djohan berterima kasih atas kehadiran Ketua Umum Tim Penggerak PKK yang dapat menjadi pemacu semangat Tim Penggerak PKK Kabupaten bersama-sama membangun daerah Lombok Utara.

Setelah meresmikan Posko Terpadu PPKM, bersama Bupati Lombok Utara beserta rombongan meninjau langsung Poskesdes, dan Rumah Isolasi Mandiri didampingi juga oleh Ketua Tim PKK Provinsi NTB, Ketua TP PKK KLU, dengan tetap mematuhi Prokes Covid-19.

wld




Ketum TP PKK : Kesehatan Keluarga Yang Utama

Pelayanan Posyandu di tengah pandemi bagi ibu, anak dan remaja adalah sarana terdepan mencapai kesehatan keluarga lebih eksklusif

KLU.lombokjournal.com

Ketua Umum TP PKK, Tri Tito Karnavian mengatakan bahwa saat ini yang mendesak bagi kita (TP PKK) adalah kesehatan masyarakat terutama keluarga. Bagi TP PKK, pelayanan Posyandu di tengah pandemi bagi ibu, anak dan remaja adalah sarana terdepan mencapai kesehatan keluarga lebih eksklusif. Hal ini disampaikan Tri Tito Karnavian saat mengunjungi Posyandu Desa Malaka, Lombok Utara, Sabtu (24/04).

“Apalagi, program unggulan Posyandu Keluarga di NTB, pelayanannya makin diperluas bagi anggota keluarga lain dan masyarakat secara umum”, ujar bu Tri Tito.

Sementara itu, Ketua TP PKK NTB, Hj Niken Zulkieflimansyah menambahkan bahwa saat ini Posyandu Keluarga yang sudah tersistem dan terkoneksi melalui aplikasi dan mempunyai basis data terpusat sangat membantu dalam strategi kesehatan.

“Saya berharap makin banyak Posyandu Keluarga yang bersertifikasi meski dalam pelayanan tidak hanya bagi anggota TNI Polri tapi juga masyarakat umum agar pelayanan kesehatan makin terjamin”, ujar Bunda Niken.

Bantuan 12 ribu Masker

Ketum TP-PKK Tri Tito Karnavian melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam kunjungannya dengan didampingi Bunda Niken, Tri Tito mendatangi Posyandu Batalyon TNI 742 Gebang, Posyandu Kemala Polres Mataram dan Posyandu Desa Malaka, Lombok Utara.

Dalam kunjungan ini Tri Tito juga menyalurkan bantuan masker dari Yayasan Hope Indonesia. Dari satu juta masker, TP PKK Provinsi NTB akan memperoleh bantuan sebanyak 12 ribu masker, tumbler dan timbangan bayi.

BACA JUGAKetum TP PKK Pusat Apresiasi Revitalisasi Dasawisma di NTB

Selain pentingnya kesehatan keluarga sebagai imunitas, Tri Tito menyadari, penggunaan masker masih dirasa sulit dilakukan bagi sebagian orang karena kurangnya pengetahuan soal manfaat penggunaan masker pada masa pandemi. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sosialisasi protokol kesehatan, terutama penggunaan masker.

Tri juga menekankan tentang pentingnya sosialisasi dalam pengelolaan sampah masker sekali pakai. Menurut Tri, jangan sampai limbah masker sekali pakai mencemari lautan NTB yang indah. Apalagi, potensi wisata yang cukup tinggi membuat NTB menjadi salah satu destinasi wisata.

BACA JUGA: Tri Tito Karnavian Serahkan Bantuan Masker di Desa Malaka

“Kita semua adalah pejuang Covid 19. Maknanya, agar kita semua berupaya segera keluar dari pandemi dan kembali sejahtera”, tutupnya.

jm




Ketum TP PKK Pusat Apresiasi Revitalisasi Dasawisma di NTB

Revitalisasi Dasawisma oleh tim penggerak PKK Provinsi NTB dapat mempercepat terwujudnya pembentukan keluarga sejahtera

LOBAR.lombokjournal.com

Semangat merevitalisasi program Dasawisma di Provinsi NTB mendapat apresiasi dari Ketua Umum TP PKK, Tri Tito Karnavian. Program Dasawisma adalah program kerja PKK mulai dari pusat sampai ke desa-desa, berupa kelompok ibu-ibu dari 10 kepala keluarga (KK) yang melakukan aktivitas bermanfaat bagi keluarga. Terutama dalam bidang meningkatkan ketahanan keluarga, baik ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Ketua Umum TP PKK, Tri Tito Karnavian menyerahkan bantuan 12.000 masker pada Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widiyawati

“Saya sangat bangga mendengar bahwa semangat Ibu Hj. Niken menggalakkan program revitalisasi Dasawisma di NTB menunjukkan progres yang bagus,” ungkap Ketua Umum TP PKK, Tri Tito Karnavian saat rakor bersama pengurus TP PKK se-NTB di Ball Room Hotel Katamaran Senggigi, Jumat (23/04).

Menurut istri Mendagri itu, seiring berjalannya waktu dan dipengaruhi oleh pergeseran sosial serta budaya, membuat keberadaan Dasawisma di desa-desa jarang diketahui oleh masyarakat luas. Sehingga tugas dan tanggung jawab kelompok ibu-ibu itu dalam membentuk ketahanan keluarga yang lebih baik tidak berjalan dengan semestinya.

“Untuk itu, dengan adanya program revitalisasi Dasawisma yang terus digenjot oleh tim penggerak PKK Provinsi NTB dapat mempercepat terwujudnya program-program yang mengarah pada pembentukan keluarga sejahtera,” harapnya.

Dengan semangat menggalakkan revitalisasi program Dasawisma di setiap desa-desa diharapkan dapat ikut membantu pemerintah dalam menekan angka stunting atau gizi buruk yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang memiliki dampak yang cukup komplek, terutama dampak kesehatan bagi anak-anak yang rentan terhadap stunting.

“Kita harus betul-betul perhatikan bagaimana menurunkan angka stunting di setiap daerah. Begitu juga dengan masalah kematian bayi dan ibu hamil,” harap Ketum TP PKK.

BACA JUGA:

Dalam kesempatan itu juga, Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widiyawati Zulkieflimansyah menyampaikan, PKK dengan salah satu programnya yaitu Dasawisma menjadi bagian yang penting yang harusnya mendapat perhatian khusus. Program tersebut diharapkan mampu untuk dapat memberdayakan kelompok PKK hingga ke kelompok terkecil, dengan harapan mampu melahirkan generasi yang tangguh.

“Revitalisasi Dasawisma adalah salah satu upaya kita untuk membantu pemerintah dalam menangani penyebaran pandemi Covid-19 dan dapat semakin meningkatkan ketahanan keluarga di tengah wabah. Alhamdulillah, kita akan selalu mendukung dan mengapresiasi program revitalisasi Dasawisma dari pusat,” ungkap Bunda Niken.

Menurut Bunda Niken, program Dasawisma memiliki potensi yang sangat besar sebagai benteng ketahanan keluarga di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, TP PKK provinsi hingga ke kabupaten kota sudah mengaktifkan kembali Dasawisma di NTB sudah mencapai 1.600 lebih kelompok Dasawisma.

“Kami menyadari bahwa 10 program pokok PKK yang sangat bagus ini tidak akan sampai ke keluarga-keluarga di pelosok tanpa adanya kelompok dasawisma yang baik,” ujarnya.

Bunda Niken mengatakan, kegiatan sosialisasi program revitalisasi Dasawisma kepada pengurus PKK tingkat kabupaten dan kota terus diperkuat. Sehingga memiliki pemahaman yang sama mengenai pentingnya dasawisma dibentuk dan diaktifkan kembali.

Mengingat revitalisasi Dasawisma sangat relevan dengan program revitalisasi posyandu yang terus digencarkan oleh pemerintah Provinsi NTB saat ini. Dengan demikian, maka TP PKK NTB mempunyai modal yang cukup untuk segera melaksanakan program revitalisasi Dasawisma di tingkat provinsi hingga ke desa-desa.

“Insyaallah, teman-teman TP PKK NTB akan lebih semangat lagi untuk memperdayakan Dasawisma agar membantu pemerintah dalam meningkatkan ketahanan keluarga dan menangani Covid-19,” ujarnya.

Dalam rakor tersebut, Ketua Umum TP PKK, Tri Tito Karnavian juga menyerahkan bantuan 12.000 masker yang diterima langsung oleh Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widiyawati. Juga turut dihadiri oleh kepala Dinas P3AP2KB, Dinas Pemdidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB serta seluruh perwakilan TP PKK kabupaten kota se-NTB.

Manikp@kominfo




Pernikahan Pangkal Peradaban

lombokjournal.com

Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pengurus Pusat MATAKIN, XS Budi S Tanuwibowo mengungkapkan, dalam agama khonghucu pernikahan adalah pangkal peradaban manusia.

Sehingga pernikahan dilakukan bagi pasangan yang telah dewasa/siap karena akan mempengaruhi generasi yang dihasilkan.

Tentu anak yang dihasilkan dari orang tua yang memang telah dewasa/siap secara fisik, mental bahkan ekonomi akan lebih mampu mengatasi tantangan zaman yang selalu berubah.

“Mempelai yang sudah cukup umur/dewasa akan lebih mampu mengatasi permasalahan pernikahan,” ujar Budi.

Biro Perempuan dan Anak Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Ridayani mengatakan, perlindungan anak merupakan bagian dari Tritugas gereja dan melekat pada jati dirinya.

Gereja juga berfungsi untuk mengoptimalkan perlindungan anak melalui pelayanan gereja sebagai wujud kontribusi menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.

Ketua Wanita WALUBI Jakarta, Wie Lie menuturkan perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami– istri. Tujuannya, membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia sesuai dengan Dhamma.

 

“Perkawinan anak di bawah umur menjadi suatu masalah yang harus kita kurangi bahkan dihentikan karena sudah tidak sesuai kaidah berumah tangga yang sehat, harmonis, dan sejahtera,” ujar Wie Lie.

Prinsipnya nilai – nilai agama tidak menganjurkan adanya perkawinan anak karena ajan melahirkan generasi yang lemah dan tidak berkualitas.

Rr

Baca : 1 / 2 / 3 / 4 / 5

Baca awal: Perkawinan Anak Merupakan Pelanggaran Hak Anak




Agama Berperan Agar Perkawinan Dipersiapkan Dengan baik

lombokjournal.com

Dari lembaga agama katholik, Sekretaris Eksekutif Komisi Keluarga KWI, RD Yoh Aristanto HS menuturkan setiap agama atau lembaga agama mempunyai cara pandang yang berbeda mengenai perkawinan dan batas usia untuk menikah.

Namun mempunyai tujuan yang sama yaitu kebaikan dari pasangan yang menikah dan keluarga yang dibangun.

“Perlu di bangun sebuah pemahaman bahwa perkawinan tidak hanya realitas hukum. Yang lebih utama adalah panggilan orang beriman. Untuk “membentuk ikatan perjanjian perkawinan” yang satu dan selamanya,” katanya.

Lembaga agama berperan tentang pentingnya hidup perkawinan yang dipersiapkan dengan baik, demi kebaikan suami ister.

“Keluarga yang dibentuk dan meningkatkan peran orang tua dalam mengambil keputusan untuk menikahkan anak-anak di bawah usia minimal,” ujar RD Yoh Aristanto.

Baca Hal : 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / Pernikahan Pangkal




Gerakan Nasional Pendewasaan Usia Perkawinan

lombokjournal.com

Ketua Bidang Perempuan Remaja dan Keluarga MUI, Prof. Amany Lubis mengatakan, gambaran umum tentang pernikahan usia anak di Indonesia dengan segala dampaknya, merupakan tantangan dan pekerjaan ruma (PR).

Baik bagi pemerintah dan masyarakat, tidak terkecuali para ulama, yang menjadi rujukan umat dalam berbagai permasalahan.

Sinergi antara ulama dan umara dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat perkawinan yang belum istitho’ah, melalui Gerakan Nasional Pendewasaan Usia Perkawinan.

Ini penting untuk Peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia sangatlah penting dan strategis.

Perkawinan Anak di Maroko

“Ulama sangat perlu berperan dalam ikhtiar pendewasaan usia perkawinan melalui pendidikan dan dakwah kepada masyarakat, khususnya orang tua dan anak-anak yang rentan menjadi korban perkawinan usia anak lantaran berbagai sebab,” kata Amany.

Menurut Prof Amany, sebagai penerus para nabi dalam melakukan pendidikan dan dakwah, para ulama perlu mengenali penyebab dan akar masalah dari masalah perkawinan usia anak ini. Sehingga solusi pencegahan dilakukan sesuai dengan masalahnya.

Sekedar contoh, perkawinan usia anak yang disebabkan oleh pergaulan bebas tentu perlu dicegah dengan penanaman nilai-nilai agama, pengendalian diri dan akhlak mulia yang diterapkan dalam kehidupan di keluarga, lembaga pendidikan, maupun masyarakat.

“Perkawinan usia anak yang disebabkan oleh kemiskinan keluarga perlu dicegah dengan edukasi bagi orang tua untuk tidak menjadikan kemiskinan sebagai alasan mengawinkan anak karena itu justru berpotensi melestarikan kemiskinan dan menurunkan kualitas genarasi,” ujar Amany.

Baca Hal : 1 / 2 / 3 / 4 / 5Agama berperan

 

 

 

 




Agama Sering Jadi Legitimasi Perkawinan Anak

lombokjournal.com

Agustina Erni menyebut beberapa faktor penyebab terjadinya perkawinan anak, salah satunya adalah dari sisi agama.

“Agama masih sering dijadikan legitimasi atau alat pembenaran atas praktik perkawinan anak, dengan dalih menghindari perzinahan, faktor ekonomi si anak, perjodohan, dan kehamilan yang tidak diinginkan,” kata Erni.

Dikatakannya, perlu keterlibatan para pemuka agama yang ada Indonesia (Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu) untuk berperan aktif bersama dengan umatnya dalam pencegahan perkawinan anak.

Dan menindaklanjuti kebijakan, isu perkawinan anak dan peran aktif keterlibatan pemuka agama dan jajarannya dalam melakukan pencegahan perkawinan anak.

“Kami apresiasi dan berterima kasih kepada para narasumber dari 6 lintas agama yang nantinya bersama anggotanya dari seluruh Indonesia dapat menjadi Agen Pelopor dan Penggerak yang membantu pemerintah dalam upaya penyelamatan anak dari praktik perkawinan anak,” ujarnya.

Melalui dialog secara virtual itu, Erni  yakin akan ada perspektif baru yang lebih progresif, dan berpihak dalam perlindungan anak, khususnya menurunkan angka perkawinan anak.

“Ini untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing ke depan,” imbuh Erni.

 Baca Hal : 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / Gerakan Nasional




Perkawinan Anak Merupakan Pelanggaran Hak Anak

lombokjournal.com —

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA)  melakukan upaya advokasi dan sosialisasi pencegahan perkawinan anak.

Perkawinan anak merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak anak.

Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA, Agustina Erni menuturkan, perkawinan anak termasuk pelanggaran terhadap hak dasar yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak (KHA).

Khususnya  anak perempuan, kelompok anak yang lebih rentan terhadap perkawinan anak.

Dalam Diskusi Interaktif Pencegahan Perkawinan Anak dalam Pandangan Lintas Agama secara virtual, Rabu (21/04/21), Agustina Erni menyampaikan arahan Presiden terkait permasalahan perkawinan anak.

“Presiden telah memberikan arahan kepada Kemen PPPA untuk menangani permasalahan perkawinan anak yang dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Secara tegas RPJMN menargetkan penurunan angka perkawinan anak dari 11,21% pada tahun 2018 menjadi 8,74% pada akhir tahun 2024. Perkawinan anak pun menjadi Prioritas Nasional yang dimandatkan kepada kami,” ujar Erni dikutip dari kemenpppa.go.id, Rabu (21/04/21).

BACA JUGA: Menteri PPPA Apresiasi Perda Pencegahan Perkawinan Anak di NTB

Cc

Baca Hal : 1 / 2 / 3 / 4 / 5 /  Agama Jadi Legitimasi




Wagub NTB: Perempuan ”Agent of Change” Kelestarian Bumi

Dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, hampir seluruh aktivitas perempuan bersinggungan dengan lingkungan dan sumber daya alam

MATARAM.lombokjournal.com

Perempuan dapat menjadi “Agent of Change” atau Agen Perubahan untuk melestarikan bumi. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah saat membuka Seminar Internasional Bertajuk “Perempuan dan Bumi” yang digelar Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram, Kamis 22 April 2021.

Ummi Rohmi – sapaan akrab beliau – menjelaskan, perempuan dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga sering memanfaatkan alam sebagai elemen pemenuh kebutuhan hidup. Hubungan perempuan dengan lingkungan hidup sangat dekat dan sangat intim. Dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, hampir seluruh aktivitas perempuan bersinggungan dengan lingkungan dan sumber daya alam.

Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah

Masih dalam nuansa Hari Kartini dan Hari Bumi, Ummi Rohmi melanjutkan, terkadang Pemanfaatan yang tidak bertanggung jawab dan bahkan kerusakan pada sumber daya alam ini, terjadi akibat kemiskinan dan keterbelakangan kaum perempuan dalam memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

Ketidaktahuan kaum perempuan terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan sehingga tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya telah merusak lingkungan.

BACA JUGA:

“Sebagai media edukasi pertama dan utama bagi keluarganya, perempuan bisa berperan sebagai agent of change, harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan tentang pemeliharaan alam. Hal ini dapat dilakukan mulai dari lingkungan terkecil. Mulai dari diri sendiri dan keluarga,” jelas wakil gubernur perempuan pertama NTB tersebut.

Oleh karena itu, Ummi Rohmi berharap melalui seminar internasional yang digelar dengan protokol kesehatan covid-19 yang ketat, ini, baik perempuan maupun laki-laki dapat menyadari bahwa kaun perempuan mampu menjadi aktor strategis di dalam pembangunan. Termasuk dalam melestarikan bumi.

“Karena sifat alamiah perempuan sebagai pemelihara, pembentuk karakter dan pejuang tidak hanya bagi keluarganya, tapi juga untuk pembangunan secara nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera,” tandasnya.

novita@diskominfotikntb